Anda di halaman 1dari 22

PROYEK REKLAMASI DAN PENDAMPINGAN AKTIVIS KOALISI

DALAM KASUS ANTI REKLAMASI PULAU


LAE-LAE KOTA MAKASSAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar


Sarjana Politik Pada Program Studi Ilmu Politik
Fakultas Ushuluddin Filsafat Dan Politik
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SITI NUR ANNISA


NIM: 30600119095

FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh berbagai

komponen bangsa sebagai wujud dalam mencapai tujuan bernegara. 1

Pembangunan bernegara dapat memberikan keadilan serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya untuk mencapai tujuannya. Secara umum proses

pembangunan dapat dilihat sebagai salah satu keharusan dan senantiasa dianggap

sebagai hal yang positif.2 Untuk itu manusia melakukan berbagai aktivitas

kehidupan dengan memanfaatkan sumber daya alam, yang kemudian dalam

aktivitas ini selalu dilakukan perubahan-perubahan pada ekosistem dan sumber

daya alam.

Perubahan memiliki arti suatu proses menuju peningkatan taraf hidup

setiap manusia yang tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumber daya alam,

sehingga pembangunan menjadi salah satu proses menuju perubahan tersebut.

Seiring dengan pembangunan yang terus berlangsung, terlebih pada Indonesia

dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 200 juta jiwa dapat membawa

dampak yang sangat kompleks terhadap banyak aspek kehidupan masyarakatnya.

Ruang wilayah negara kesatuan republik Indonesia, baik menjadi kesatuan wadah

yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara. Segala yang termasuk

ruang di dalam bumi juga yang menjadi sumber daya adalah karunia Tuhan Yang

1
UU No. 25/ 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
2
Huggan.G and Tiffin.H, Postcolonial Ecocriticsm, Literature, Environment, (New York,
Routledge, 2010) h.8
Maha Esa kepada bangsa Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan dikelola

secara berkelanjutan buat sebesar-besarnya kemakmuran warga yang sesuai

dengan amanat yang terkandung di dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indinesia tahun 1945.3

Kebutuhan akan ruang baik dari pemerintah, perusahaan juga masyarakat

pada umumnya terus bertambah yang terjadi dari tahun ke tahun, yang disebabkan

dari beberapa aspek yakni dengan bertambahnya jumlah penduduk yang

memerlukan ruang untuk beraktivitas hingga meningkatnya pembangunan baik

dari pemerintah maupun perusahaan yang membutuhkan ruang. Masalah ini

menjadi sangat serius di kota-kota besar yang mengalami laju pertumbuhan yang

sangat pesat. Ini terjadi karena tanah sebagai penunjang utama kegiatan

pembangunan terbatas, sementara kebutuhan untuk pengembangan infrastruktur

wilayah pemukiman, industri, dan tempat komersial lain tidak terbatas. Untuk

mengatasi hal-hal tersebut, kota-kota yang memiliki wilayah sempit perlu

melakukan pengembangan wilayah.4

Ketersediaan lahan itu tidak sejalan dengan pembangunan yang terus

dilakukan pemerintah, entah dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

diberbagai wilayah di Indonesia. Ketidakseimbangan antara pembangunan yang

terus dilakukan dengan luas tanah yang tersedia dan kebutuhan penggunaan yang
3
Urip Santoso, Hukum penata Ruang, Airlangga University Press, Surabaya, 2012. h. 1
4
Pengembangan wilayah merupakan rangkaian upaya untuk mencapai suatu
perkembangan sesuai dengan rencana yang diinginkan melalui Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten/Kota. Namun permasalahan dalam melakukan pengembangan wilayah adalah
sumberdaya terbatas, tetapi kebutuhan tidak terbatas. Oleh karena itu harus merencanakan ruang
untuk mempertemukan kebutuhan dan keterbatasan http://bappeda.grobogan.go.id/beritaartikel/42-
rencana-tata-ruang-pacu-pengembangan-wilayah.html. diunduh tanggal 14 Desember
2012. disampaikan Sesditjen Penataan Ruang Ruchyat Deni pada penutupan Pelatihan Kajian
Lingkungan Untuk Pengembangan Wilayah di Bogor (2011).
semakin meningkat sehingga mengakibatkan tanah menjadi yang sangat penting

bagi rakyat Indonesia. Bagi kota-kota yang disekitar wilayah pesisir, salah satu

jalan keluar yang dipilih untuk perkembangan kota adalah dengan melakukan

reklamasi perairan pantai.5 Campur tangan pemerintah adalah salah satu hal yang

mutlak, pemerintah sendiri telah mendapatkan salah satu solusi alternatif dari

pemecah masalah tersebut, yaitu salah satu solusinya dengan melakukan

reklamasi.

Reklamasi adalah salah satu upaya penyediaan lahan untuk berbagai keperluan

kota seperti pemekaran kota, penataan wilayah pantai, pengembangan wisata

bahari dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan meningkatnya populasi manusia

khususnya dikawasan pesisir sehingga menimbulkan berkurangnya lahan akibat

pembangunan. Beberapa aktivitas pembangunan dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan manusia akan ruang yang semakin tinggi, demi memenuhi kebutuhan

ruang, manusia berfikir untuk mencari lahan baru guna menunjang aktivitas.

Dengan banyaknya pihak yang ikut terkait pada proses reklamasi berarti banyak

juga kepentingan yang harus di akomodasi kemudian itu berpotensi dalam

memunculkan permasalahan. Contohnya di kota Manado, pernah dilakukan

reklamasi kemudian itu memiliki masalah.6

Dalam hukum islam, terdapat ada banyak ayat yang membahas tentang

larangan berbuat kerusakan. Hal tersebut bias diartikan sebagai melestarikan

5
UU No. 27/ 2007, tentang Pengelolahan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
6
Sutaryono dan Sarjita, 2008, Alternatif Model Reklamasi Pantai dan Kebijakan Pertanahan,
Jurnal Bhumi, Nomor 24, Desember Tahun 2008. Yogyakarta : STPN Press, Hlm 104
lingkungan dengan baik adalah suatu hal yang penting, dan membuat kerusakan

ialah hal yang dilarang.

Sebagaimana dalam Al;Qur’an disebutkan dalam Q.S. Al-Baqarah Ayat

11, Allah Berfirman:

‫َو ِاَذ ا ِقۡي َل َلُهۡم اَل ُتۡف ِس ُدۡو ا ِفۡى اَاۡلۡر ِۙض َقاُلۡو ۤا ِاَّنَم ا َنۡح ُن ُم ۡص ِلُح ۡو َن‬

Terjemahannya:

Dan bila dikatakan kepada mereka:

“Janganlah berbuat kerusakan di bumi!”. Mereka menjawab:

“Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan

perbaikan”.

Tafsir M. Quraish Shihab:

Dan apabila seseorang yang telah diberi petunjuk oleh Allah berkata kepada

orang0orang munafik. “Janganlah kalian berbuat kerusakan di atas bumi dengan

menghalang-halangi orang yang berjuang di jalan Allah, menyebarkan fitnah dan

memicu api peperangan,” mereka justru mengklaim bahwa diri mereka bersih dari

perusakan. Mereka mengatakan, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang

melakukan perbaikan.” Itu semua adalah akibat dari rasa bangga diri mereka yang

berlebihan.7

Reklamasi sendiri dipercaya bisa menjawab keterbatasan lahan diberbagai

wilayah di Indonesia. Dalam tahap pembangunannya reklamasi sendiri terdapat

7
https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-11#tafsir-quraish-shihab (13 Juli 2023)
beberapa macam pro dan kontra, maupun dampak positif dan dampak negatif dari

beberapa aspek yang disebabkan karena adanya reklamasi tersebut. Sumber daya

alam menjadi salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, sebab itu

harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat dengan

melihat kelestarian hidup sekitar.8 beberapa manfaat dari reklamasi itu yaitu untuk

mengatasi kendala keterbatasan lahan di negara dengan tingkat kepadatan

penduduk yang sangat tinggi yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai lahan

pemukiman, memanfaatkan Kawasan pesisir pantai atau Kawasan berair yang

rusak kemudian menjadi objek wisata dengan pemanfaatan wilayah tersebut.

Mencegah terjadinya erosi berkelanjutan dan mencegah terjadinya banjir. Adapun

beberapa dampak positif yang disebabkan oleh reklamasi tersebut mencakup

aspek ekonoomi yaitu dapat menjadi Kawasan perindustrian serta Kawasan bisnis

sehingga dapat membuka lapangan kerja baru yang lebih banyak. Dengan adanya

tambahan daratan buatan ini berbagai macam kebutuhan yang di khususkan pada

peningkatan keterbatasan lahan yang akhirnya dapat bermanfaat menjadi alam

perkembangan ekonomi daerah tersebut, Peningkatan kesejahteraan warga

sekitarnya juga serta pengurangan kemiskinan dan lainnya. 9 Manfaat lainnya

untuk menghindari perluasan daerah kumuh yang semakin tidak tertata dari

sebuah Kawasan serta perubahan kubadayaan dan menghindari terjadinya konflik

di masyarakat. Proyek reklamasi juga dapat menyebabkan beberapa dampak

negatif yaitu pencemaran laut akibat kegiatan di area reklamasi yang dapat

8
Erwin, Hukum Lingkungan, Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 47
9
Antik Bintari dan Talolo Muara, Op, Cit., h. 139
menjadi penyebab menurunnya keanekaragaman hayati perairan hingga

pendapatan para nelayan yang turun dan tercemarnya air laut di area reklamasi.

Di Indonesia kegiatan reklamasi sudah banyak terlaksana di daerah-daerah

besar seperti contohnya pada provinsi Sulawesi selatan yang tepatnya di pulau lae-

lae kota makassar. Proyek reklamasi pulau Lae-lae yang akhir-akhir ini menjadi

sorotan media karena pembangunannya yang sampai saat ini masih menjadi

perdebatan. Awal mula adanya reklamasi ini pada tahun 2014 yang dimana

pemerintah provinsi Sulawesi selatan memberikan izin reklamasi Center Point Of

Indonesia (CPI) kepada KSO PT Ciputra dengan PT Yasmin Bumi Asri dengan

luas reklamasi 157,23 Hektar. Hasil reklamasi tersebut rencananya dibagi dua

antara pemprov Sulawesi selatan dan KSO PT Ciputra-Yasmin Bumi Asri.

Namun seiring berjalannya pembangunan terdapat kekurangan lahan sehingga

pemerintah provinsi Sulawesi selatan mengeluarkan surat 593.6/5522/BKAD

perihal penetapan lahan pengganti yang pembangunannya akan dipindahkan di

pulau Lae-lae.10

Sejak awal perencanaan proyek reklamasi CPI telah mendapatkan

penolakan dari masyarakat terutama bagi nelayan dipesisir, namun proyek

tersebut tetap dipaksakan berjalan dengan menggusur 43 kepala keluarga nelayan

dan menghancurkan wilayah tangkap komunitas nelayan dipulau Lae-lae. Karena

kesepakatan yang dilakukan oleh Pemprov Sulsel dan KSO PT Ciputra-Yasmin

Bumi Asri ini sama sekali tidak pernah dikonsultasikan kepada masyarakat pulau

lae-lae yang kenyataannya menjadi pihak yang paling terdampak atas segala
10
https://makassar.antarnews.com/berita/481398/warga-pulau-lae-lae-gelar-aksi-tolak-
reklamasi-di-makassar, di akses pada tanggal (10 juli 2023).
kegiatan dipembangunan tersebut. Selain mereka menolak kesepakatan ini karena

tidak pernah dikonsultasikan kepada masyarakat nelayan pulau lae-lae namun juga

wilayah rencana reklamasi ini merupakan daerah tangkap mereka. Ketika

Pemprov Sulsel yang dikawal oleh polrestabes melakukan kunjungan ke lokasi

rencana reklamasi pulau Lae-lae, Sebagai bukti penolakan tegas masyarakat

sehingga melakukan penghadangan kepada rombongan Pemprov Sulawesi Selatan

tersebut.

Sejauh ini berbagai upaya penolakan yang telah dilkakukan warga pulau

lae-lae, seperti aksi tanpa kekerasan yang tergabung dalam Koalisi Lawan

Reklamasi (KAWAL) pesisir yang terdiri dalam Lembaga Bantuan Hukum (LBH)

Makassar, Konsersium Pembaharuan Agraria (KPA), Solidaritas Perempuan (SP)-

Anging Mammiri, Jurnal Celebes, FMN, Walhi Sulsel, LAPAR, PPSS dan PBH

Peradi membentangkan spanduk saat melakukan parade perahu tolak reklamasi di

perairan Pantai Losari, Makassar Sulawesi Selatan. Koalisi Lawan Reklamasi

pesisir juga mangadakan aksi di depan Gedung DPRD Provinsi dan depan kantor

Gubernur Sulawesi Selatan. Dalam aksi yang dilakukan oleh warga pulau Lae-lae

dan dengan KAWAL pesisir meminta agar pemerintah membatalkan rencana

reklamasi Pulau Lae-lae, Menghormati, Mengakui dan melindungi wilayah

tangkap nelayan, cabut pergub wisata bahari, Revisi Perda RT/RW Provinsi

Sulawesi Selatan, Akui identitas nelayan, Pulihkan hak-hak masyarakat pesisir

dan laksanakan Reforma Agraria sejati diwilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 11

11
https://lbhmakassar.org/press-release/aksi-warga-pulau-dan-koalisi-lawan-reklamasi-
pesisir-tolak-reklamasi-pulau-lae-lae/ diakses pada tanggal (10 Juli 2023)
Penelitian ini penting dilakukan karena proyek reklamasi tersebut sangat

kontroversial, oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Proyek Reklamasi dan Pendampingan

Aktivis Koalisi Dalam Kasus anti Reklamasi Pulau Lae-lae kota Makassar”.

B. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Terkait dengan masalah diatas, maka penelitian ini memfokuskan tentang

dampak dari proyek reklamasi terhadap kesejahteraan masyarakat dan bentuk

gerakan sosial aktivis koalisi dalam menolak pembangunan reklamasi pulau Lae-

lae, kota Makassar melalui informan yang diharapkan dapat memberikan

gambaran jawaban dari judul penelitian yang diangkat peneliti.

2. Deskripsi Fokus

Proyek reklamasi pulau Lae-lae dan pendampingan aktivis koalisi dalam

kasus anti reklamasi pulau Lae-lae. Penelitian ini akan lebih fokus di pulau Lae-

lae kota Makassar.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak dari proyek reklamasi terhadap kesejahteraan

masyarakat pulau Lae-lae kota Makassar?

2. Bagaimana bentuk gerakan sosial para aktivis koalisi dalam menolak

pembangunan reklamasi pulau Lae-lae kota Makassar?

D. Kajian Pustaka

Pembahasan mengenai penelitian-penelitian sebelumnya digunakan oleh

penulis sebagai bahan referensi dan acuan saat melakukan penelitian yang
diharapkan mampu memperkaya teori yang penulis gunakan saat penulis

melakukan penelitian. Berikut merupakan format abstrak penelitian sebelumnya

yakni skripsi dan jurnal yang berkaitan dengan judul yang peneliti teliti.

1. Hikmah, Armen Zulham dan Zahri Nasution dalam jurnalnya mengenai

“Reklamasi Teluk Jakarta Dan Perubahan Sosial Pada Masyarakat

Nelayan Di Cilincing Jakarta Utara”. Jenis penelitian ini menggunakan

studi kasus dengan menggunakaan metode kualitatif. Teknik

pengumpulan datanya yaitu menggunakan metode triangulasi untuk

memperoleh kombinasi data yang akurat. Hasil penelitian menuliskan

adanya perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya pembangunan

pulau reklamasi disekitar teluk Jakarta yakni perubahan jenis sumber

pendapatan, perubahan pola aktivitas penangkapan, perubahan struktur

sosial masyarakat nelayan dan perubahan sistem gender.12

2. Yusuf Saepul Zamil, Yulinda Adharani, Siti Sarah Afifah dalam jurnalnya

mengenai “Pembangunan Pulau hasil Reklamasi Teluk Jakarta Dalam

Perspektif Pembaruan Agraria”. Jenis penelitian ini menggunakan

spesifikasi penelitian deskriptif analisis dengan metode pendekatan yuridis

normatif, yaitu netode pendekatan yang menitikberatkan pada penelitian

kepustakaan yang merupakan data sekunder dengan didukung oleh data

primer. Hasil penelitian menuliskan pembangunan reklamasi teluk Jakarta

12
Hikmah, “Reklamasi Di Teluk Jak arta Dan Perubahan Sosial Pada Masyarakat
Nelayan di Cilincing Jakarta Utara”, Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan,
(2018), h. 1
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dalam pembaruan agraria, yakni

pemenuhan kebutuhan tanah kepada masyarakat miskin di ibu kota.13

3. Herry Djainal dalam jurnalnya mengenai “Reklamasi Pantai dan

Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Fisik di Wilayah Kepesisiran Kota

Ternate”. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

tujuan untuk mempelajari proses reklamasi di wilayah kepesisiran kota

Ternate dan mengkaji dampak reklamasi pantai terhadap perkembangan

Kawasan dan perubahan fungsi ruang di wilayah kepesisiran kota

ternate.14

4. Dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Haykal Abdul Ghanie Djamil,

Muhammad Rizki Gumilang, dan Dedi Hantono dengan judul “Dampak

Reklamasi Terhadap Lingkungan dan Perekonomian Warga Pesisir di

Jakarta Utara”. Jenis peneltian yang digunakan adalah penelitian kualitatif

dengan melakukan pendekatan secara deskriptif. Pada akhir penelitian

tersebut ditemukan banyak dampak buruk yang ditimbulkan seperti

kerusakan lingkungan, pengurangan pendapatan dan pencarian para

nelayan di wilayah tersebut.15

5. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andhika, Sandra dengan judul

mengenai “Penerbitan Izin Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta (Ditinjau

dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

13
Yusuf Saepul Zamil, “Pembangunan Pulau Hasil Reklamasi Teluk Jakarta Dalam
Perspektif Pembaruan Agraria, Jurnal Bina Mulia Hukum. (2020), h. 255
14
Herry Djainal, “Reklamasi pantai dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Fisik di
Wilayah Kepesisiran Kota Ternate.
15
Abdul Ghanie Djamil, “Dampak Reklamasi Terhadap Lingkungan dan Perekonomian
Warga Pesisir di Jakarta Utara”, Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, (2022), h. 296
Pengelolahan Lingkungan Hidup Juncto Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Metode penelitian yang digunakan

adalah statute approach dan conceptual approach. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerbitan izin pelaksanaan reklamasi pulau G yang

diberikan kepada PT Muara Wisesa Samudra telah memberikan dampak

kerugian bagi masyarakat pesisir utara Jakarta yang kehilangan mata

pencahariannya dan pelaksaan reklamasi pulau G membahayakan

ekosistem di sekitar Pulau G.16

Selanjutnya adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan adalah meneliti terkait Reklamasi. Adapun yang

membedakan dengan penelitian terdahulu ialah terletak pada lokasi penelitian,

subjek penelitian, teori, maupun fokus kajiannya. Penelitian terdahulu dilakukan

di Teluk Jakarta sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti terfokus di Kota

Makassar. Kemudian mengenai subjek penelitian, penelitian terdahulu subjek

penelitiannya adalah pemerintah sedangkan penelitian peneliti terfokus pada

masyarakat dan aktivis koalisinya.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apa dampak dari proyek reklamasi terhadap kesejahteraan

masyarakat pulau lae-lae kota makassar.

16
Sandra Andika, “Penerbitan Izin Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta (Ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolahan Lingkungan
Hidup Juncto Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang)”, Skripsi,
University of Surabaya, (2020), h. 1
b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk gerakan sosial para aktivis koalisi dalam

menolak pembangunan reklamasi pulau lae-lae kota makassar.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membuahkan hasil dan memberikan

referensi tambahan bagi masyarakat pada umumnya terkait dengan proyek

reklamasi dan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi dan

sebagai sumber informasi dan bahan rujukan bagi mahasiswa khususnya

mahasiswa studi ilmu politik.

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Landasan Teori

Dalam melakukan penelitian mengenai proyek reklamasi dan

pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi pulau Lae-lae kota

makassar, peneliti menggunakan dua teori yang menurut penelliti tepat digunakan
untuk menganalisis fenomena terkait proyek reklamasi pulau Lae-lae. Yang

menjadi dasar peneliti menganggap tepat dua teori ini yaitu berdasarkan dampak

dari proyek reklamasi terhadap kesejahteraan masyarakat pulau lae-lae dan bentuk

gerakan sosial para aktivis koalisi dalam menolak pembangunan reklamasi di

pulau Lae-lae.

1. Teori Pembangunan

Pembangunan mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh dilihat dari

konsep yang statis. Pembangunan juga memiliki orientasi dan kegiatan yang

tanpa akhir. Proses pembangunan adalah suatu perubahan sosial budaya.

Pembangunan menunjukkan adanya suatu proses maju berdasarkan suatu

proses maju sesuai kekuatan sendiri, ketergantungan kepada manusia dan

struktur sosialnya. Pembangunan tidak bersifat top-down, melainkan

tergantung dengan “Innerwill”, proses emansipasi diri. Denagn kata lain

partisipasi aktif dan kreatif dalam proses pembangunan hanya mungkin

terjadi karena proses pendewasaan.17

Kecenderungan globalisasi dan regionalisasi membawa sekaligus

tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan di indonesia. Dalam era

seperti ini, kondisi persaingan antara pelaku ekonomi diperlukan “strategi

berperang” modern untuk memenangkan persaingan dalam lingkungan

hiperkompetitif diperlukan tiga hal (D’Aveni, 1995), yaitu 1) visi terhadap

perubahan dan gangguan. 2) kapabilitas, dengan mempertahankan dan

17
Kumba, “Teori Pembangunan” (Jakarta Selatan: Lembaga Penarbitan Universitas
Nasional: 2019), h. 3-4
mengembangkan kapasitas yang fleksibel dan cepat merespon setiap perubahan.

3) taktik yang mempengaruhi arah dan gerakan pesaing.18

Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk

diperdebatkan. Mungkin tidak ada satu disiplin yang paling tepat mengartikan

kata pembangunan. Namun dari berbagai pandangan yang ada, dapat disimpulkan

tema-tema pokok yang pertama, pembangunan dapat diartikan sebagai salah satu

upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah

kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang

paling manusiawi. Kedua, yaitu terciptanya alternatif yang lebih banyak secara

sah. Yang dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada

keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan. Yang maksudnya menuntut kepada

terciptanya kelembagaan dan hokum yang terpercaya yang mampu berperan

secara efisien, transparan, dan adil. Ketiga, mencapai aspirasi yang paling

manusiawi, yang artinya pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan

masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.19

Oleh karena itu, proses pembangunan terjadi di semua aspek aspek

kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada

level makro (nasional) dan mikro (community/group). Makna penting dari

18
Kumba, “Teori Pembangunan” (Jakarta Selatan: Lembaga Penarbitan Universitas
Nasional: 2019), h. 4-5
19
Kumba, “Teori Pembangunan” (Jakarta Selatan: Lembaga Penarbitan Universitas
Nasional: 2019), h. 5
pembangunan adalah adanya kemajuan atau perbaikan (progress), pertumbuhan,

dan diversifikasi.20

a. Konsep Pembanguan

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan yang menyangkut

berbagai aspek, pemikiran tentang pemikiran modernisasi pun tidak lagi hanya

mencakup bidang ekonomi dan industri, melainkan telah merambah keseluruh

aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,

modernisasi diartikan sebagai proses transformasi dan perubahan dalam

masyarakat yang meliputi segala aspeknya, baik ekonomi, industri, sosial, budaya,

dan sebagainya.

Oleh karena dalam poses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan

yang mengarah pada perbaikan, para ahli managemen pembangunan

menganggapnya sebagai suatu proses pembangunan dimanan terjadi proses

perubahan dari kehidupan tradisional menjadi kehidupan modern, yang pada awal

mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern, menggantikan

alat-alat yang tradisional.21

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan

tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat

menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai

akibat dengan ada nya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa

20
Kumba, “Teori Pembangunan” (Jakarta Selatan: Lembaga Penarbitan Universitas
Nasional: 2019), h. 9
21
Kumba, “Teori Pembangunan” (Jakarta Selatan: Lembaga Penarbitan Universitas
Nasional: 2019), h. 10
pengembangan atau perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari

aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.22

2. Teori Gerakan Sosial.

Gerakan sosial dapat diartikan sebagai suatu bentuk aksi bersama yang

bertujuan untuk melakukan reorganisasi sosial baik yang diorganisir secara rapi

maupun secara cair dan informal. Paham-paham gerakan sosial ini nampaknya

semakin berkembang, terkhususnya apabila merujuk pada gerakan sosial aktivis

koalisi yang memiliki kecenderungan untuk mendampingi masyarakat dalam

membela hak-haknya. Oleh Karena itu, peneliti menggunakan teori gerakan sosial

sebagai pisau analisis dalam proyek reklamasi pulau lae-lae kota Makassar.

1) Pengertian Gerakan Sosial

Gerakan sosial menurut Robert Miesel, diartikan sebagai seperangkat

keyakinan dan tindakan yang terlembagakan yang dilakukan oleh

22
Kumba, “Teori Pembangunan” (Jakarta Selatan: Lembaga Penarbitan Universitas
Nasional: 2019), h. 11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

yang berguna untuk menggambarkan dan menganalisa “Proyek Reklamasi dan

Pendampingan Aktivis Koalisi Dalam Kasus Anti Reklamasi Pulau Lae-Lae Kota

Makassar” sesuai dengan kondisi apa adanya di lapangan saat melakukan

penelitian. Mengenai dampak dari proyek reklamasi terhadap kesejahteraan

masyarakat dan bagaimana bentuk gerakan sosial aktivis koalisi dalam menolak

pembangunan reklamasi pulau lae-lae kota makassar.

Lokasi penelitian yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah pulau

Lae-lae kota Makassar, Sulawesi Selatan.

B. Sumber Data

Untuk menemukan sumber data pada penelitian ini, peneliti akan memulai

dengan melihat proyek reklamasi pulau lae-lae yang sekiranya sejalan dengan

syarat ketetapan sehingga data yang akan diperoleh betul-betul alamiah dan sesuai

dengan fakta lapangan yang kongkrit. Penelitian ini akan menggunakan dua

sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer.
Data primer adalah informasi yang didapatkan oleh peneliti secara

langsung atau dari tangan pertama baik berupa kuesioner ataupun wawancara,

kelompok fokus dan panel.23 Dalam penelitian ini data primer akan dihasilkan dari

hasil wawancara bersama informan secara langsung yang sudah ditentukan oleh

penliti.

2. Data sekunder.

Data sekunder adalah informasi yang diperoleh oleh peneliti dari sumber

atau data yang sudah ada, seperti laporan pemerintah, catatan perusahaan ataupun

data yang diperoleh dari literatur lainnya. 24 Data sekunder yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitiaan ini adalah jurnal, buku, website yang berkaitan dengan

tema penelitian yang akan dilakukan.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan mengadakan wawancara. Menurut Hardani, dkk, wawancara adalah tanya

jawab secara lisan yang dilakukan langsung antara dua individu ataupun lebih.

Pembicaraan melalui dua pihak yakni pewawancara sebagai yang memberikan

pertanyaan, dan yang diwawancarai adalah orang yang memberikan respon

jawaban mengenai pertanyaan yang telah diajukan. 25 Narasumber pada penelitian

ini antara lain: pihak yang bersangkutan atau pihak yang mengetahui proyek

23
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi penelitian sosial. (Surabaya: Media Sahabat
Cendekia, 2019), h. 172.
24
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, h. 172
25
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Yogyakarta: CV. Pustaka
Ilmu, 2020), h. 123.
reklamasi, Lembaga yang tergabung dalam Koalisi Lawan Reklamasi (KAWAL)

pesisir yang terdiri dalam Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar,

Konsersium Pembaharuan Agraria (KPA), Solidaritas Perempuan (SP)-Anging

Mammiri, Jurnal Celebes, FMN, Walhi Sulsel, LAPAR, PPSS dan PBH Peradi.

2. Dokumentasi

Menurut Hardani, dkk, akar kata dari dokumentasi adalah berasal dari kata

dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah cara

mengumpulkan data dengan cara mencatat data-data yang telah ada. Data-data

yang dihasilkan melalui teknik dokumentasi cenderung sebagai data sekunder.

Menurut Sugiono, dokumen adalah catatan kejadian dimasa lampau. Dokumen

bisa berwujud tulisan, karya-karya monumental oleh seseorang ataupuun

berbentuk gambar.26 Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dalam

bentuk data ataupun dokumen dari perusahaan, jurnal, website yang berkaitan.

D. Instrument Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian

ataupun alat bantu dalam melakukan penelitian yakni peneliti sendiri. Menurut

Hardani, dkk, peneliti kualitatif yang merupakan human instrument berfungsi

untuk menentukan fokus penelitian, selanjutnya memilih informan sebagai

sumber data kemudian melakukan pengumulan data, dilanjut dengan menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan dari

temuannya.27 Adapun alat bantu yang akan digunakan dalam melakukan penelitian

ini yaitu camera handphone sebagai alat bantu dokumntasi berupa gambar dalam

26
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, h. 149-150.
27
Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, h. 117.
setiap wawancara, perekam handphone yang berfungsi untuk mendokumentasikan

wawancara Bersama informan dalam bentuk rekaman atau audio, alat tulis seperti

buku catatan dan pulpen.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk menganalisis penellitian kualitatif, peneliti mengumpulkan data

yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan mengenai proyek reklamasi dan

pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti reklamasi pulau lae-lae kota

makassar. setelah data penelitian terkumpulkan selanjutnya peneliti akan

mennggunakan model analisis dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data

tentang proyek reklamasi dan pendampingan aktivis koalisi dalam kasus anti

reklamasi pulau lae-lae kota makassar. Adapun analisis yang dikemukakan Miles

dan Huberman yaitu pertama reduksi data. Kedua, penyajian data. Ketiga,

penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data.

Reduksi data adalah proses merangkum, menyederhanakan, dan

mengorganisasikan hal-hal pokok. Reduksi data ini dimaksudkan untuk

memfokuskan pada data yang dianggap penting, sehingga data yang didapatkan

merupakan data yang valid. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu memilah-

milah jawaban hasil wawancara dari informan agar mendapatkan jawaban yang

sesuai dengan topik permasalahaan yang diangkat oleh peneliti.

2. Penyajian Data.
Penyajian data adalah proses penyusunan sekumpulan informasi setelah

tahap reduksi data. Penyajian data ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengelompokkan data yang valid sesuai dengan pokok permasalahan.

3. Penarikan Kesimpulan.

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari analisis data. Pada

tahap ini peneliti akan mengumpulkan kesimpulan-kesimpulan dann melakukan

verifikasi. Tujuan dari penarikan kesimpulan adalah untuk mencari makna data.

Kesimpulan yang didapat yakni temuan baru yang belum pernah ditemukan

sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai