Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANDANGAN ISLAM TERHADAP TRANFUSI DARAH

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Pendidikan Program Profesi Dokter Stase Baitul Insan Khamil
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh :
Mokh Syaifulloh G.K, S.Ked
J500100009

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

MAKALAH
PANDANGAN ISLAM TERHADAP TRANFUSI DARAH

Diajukan Oleh :
Mokh syaifulloh G.K, S.Ked

J500100009

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan ProfesiFakultas


Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari

November2015

Pembimbing
dr. Rochmadina Suci Bestari, M. Sc

(.................................)

Disahkan Ketua Program Profesi :


dr. D. Dewi Nirlawati

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

(.................................)

DAFTAR ISI
Halaman judul..........................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................5
Bab 2 Pembahasan
A. Konsep Transfusi darah
Pengertian Transfusi Darah..........................................................................6
Macam-macam Transfusi Darah..................................................................6
Cara Mentranfusikan darah..........................................................................7
Resiko Melakukan Transfusi Darah.............................................................9
Transfusi Darah menurut Hukum Indonesia................................................9
B. Transfusi Menurut Pandangan Islam.................................................................11
Bab 3 Penutup
A.Kesimpulan.............................................................................................16
B. Saran......................................................................................................17
Daftar Pustaka.....................................................................................................18

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 50 tahun terakhir ini, pelayanan transfusi darah di dunia barat
sangat berkembang. Misalnya, United Kingdom National Blood Transfusion
Service baru saja memulai kegiatannya pada saat perang dunia kedua.
Beberapa kemajuan dramatis pada bidang bedah dan kedokteran telah
dimungkinkan akibat tersedianya komponen darah secara luas.
Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada,
namun perlu diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang
tanpa resiko. Transfusi / pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun
yang lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada masa itu pengetahuan tentang pisiologi
dan sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit
sekali. Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami kegagalan.
Dr. Karl Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang
golongan darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini
kecelakaan akibat transfusi tidak lagi membahayakan, tetapi sebaliknya
banyak menolong jiwa manusia dari ancaman kematian karena kehilangan
darah.
Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga
hal, yaitu ;
1.
Penemuan golongan darah oleh Dr. Karl Landsteiner ( ABO ).
Penemuan ini menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering
mengalami kegagalan bila penderita memiliki golongan darah yang
2.

tidak sama dengan pendonornya.


Penemuan suatu zat kimia ( asam citrate ) sebagai zat anti pembeku
darah ( antikoagulan ) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita

3.

diberi darah yang telah dicapur dengan asam sitrat itu.


Ditemukannya pula bahwa penambahan glukosa kedalam darah dapat
memperpanjang hidup sel darah merah diluar tubuh manusia, selama
dalam penyimpanan. Dengan demikian penyimpanan darah beberapa
hari diluar tubuh merupakan cara-cara yang praktis untuk transfusi
darah.

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami bermaksud untuk


menulis tentang transfusi darah dalam pandangan Islam. Serta bagaimana
penggunaan transfusi darah di Indonesia, tentang siapa yang mendukung
maupun menolak, sehingga terjadi silang pendapat tentang transfusi darah.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Menjelaskan pengertian transfusi darah


Menjelaskan macam-macam ransfusi darah
Menjelaskan resiko yang terjadi saat transfusi darah
Menjelaskan hukum transfusi darah di Indonesia
Menjelaskan pandangan Islam tentang transfusi darah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Transfusi darah

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

1. Pengertian Transfusi darah


Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis
produk dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi
darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan
darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah
yang hilang selama operasi.
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat
atau trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang
menderita hemofilia atau penyakit sel sabit mungkin memerlukan transfusi
darah sering. Awal transfusi darah secara keseluruhan digunakan, tapi praktek
medis modern umumnya hanya menggunakan komponen darah.
Pindah tuang
Memindahkan sejumlah cairan (dalam jumlah yang cukup besar) ke
dalam pembuluh darah balik
Tranfusi darah : memindahkan cairan (darah) dari seorang donor
kepada seorang akseptor (resipien)
2. Macam-Macam Transfusi darah
a. Transfusi sel darah merah
Istilah transfusi darah seringkali diartikan secara luas oleh
dokter jika yang dimaksudkan mereka adalah transfusi sel darah
merah. Keluhan terhadap kelemahan linguistik ini adalah bahwa
darah seringkali ditransfusikan tanpa perhatian yang cukup pada
kebutuhan spesifik penderita atau terhadap kemungkinan efek
membahayakan dari transfusi.
b. Transfusi trombosit dan granulosit
Transfusi trombosit dan granulosit diperlukan bagi penderita
trombositopenia yang mengancam jiwa, dan neutropenia yang di
sebabkan karena gagal sumsum tulang.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama
tergantung pada sumber mereka:
1.

'Transfusi homolog, atau transfusi darah yang disimpan


menggunakan orang lain. Ini sering disebut ''Allogeneic
bukan homolog.

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

2.

''Autologus transfusi, atau transfusi menggunakan darah


pasien sendiri disimpan.

Macam-Macam Donor

Donor anggota badan yang bisa pulih kembali (darah, kulit,


sumsum tulang)

Donor anggota badan yang dapat menyebabkan kematian

Donor angota badan yang hanya satu satunya (meskipun tdk


mengakibatkan kematian (lidah, pankreas)

Donor anggota badan yang ada pasangannya (mata, ginjal)

Donor alat reproduksi manusia (sperma, ovum, ovarium,


testis)

Donor anggota badan dari mayat yang berwasiat

3. Cara Transfusi darah


Donor unit darah harus disimpan dalam lemari es untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan memperlambat metabolisme sel. Transfusi harus
dimulai dalam 30 menit setelah unit telah diambil keluar dari penyimpanan
dikendalikan.

Gbr. Kantong darah


Darah hanya dapat diberikan secara intravena. Karena itu
membutuhkan insersi kanula sekaliber cocok.
Sebelum darah diberikan, rincian pribadi pasien dicocokkan dengan
darah untuk ditransfusikan, untuk meminimalkan risiko reaksi transfusi.
Kesalahan administrasi merupakan sumber signifikan dari reaksi transfusi

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

dan upaya telah dilakukan untuk membangun redundansi ke dalam proses


pencocokan yang terjadi di samping tempat tidur.
Sebuah unit (hingga 500 ml) biasanya diberikan selama 4 jam.
Pada pasien dengan risiko gagal jantung kongestif, banyak dokter
mengelola diuretik untuk mencegah overload cairan, suatu kondisi yang
disebut Transfusi Overload Peredaran Darah Terkait atau

taco.

Acetaminophen dan / atau antihistamin seperti diphenhydramine kadangkadang diberikan sebelum transfusi untuk mencegah jenis lain reaksi
transfusi.
Darah ini paling sering disumbangkan sebagai seluruh darah
dengan memasukkan kateter ke dalam vena dan mengumpulkan dalam
kantong plastik (dicampur dengan antikoagulan) melalui gravitasi. Darah
yang dikumpulkan ini kemudian dipisahkan menjadi komponen-komponen
untuk membuat penggunaan terbaik dari itu. Selain dari sel darah merah,
plasma, dan trombosit, produk darah yang dihasilkan komponen juga
termasuk protein albumin, faktor pembekuan konsentrat, kriopresipitat,
berkonsentrasi fibrinogen, dan imunoglobulin (antibodi). Sel darah merah,
plasma dan trombosit juga dapat disumbangkan individu melalui proses
yang lebih kompleks yang disebut apheresis.
Di negara maju, sumbangan biasanya anonim kepada penerima,
namun produk dalam bank darah selalu individual dapat dilacak melalui
siklus seluruh donasi, pengujian, pemisahan menjadi komponenkomponen, penyimpanan, dan administrasi kepada penerima. Hal ini
memungkinkan pengelolaan dan penyelidikan atas penularan penyakit
transfusi diduga terkait atau reaksi transfusi. Di negara berkembang donor
kadang-kadang khusus direkrut oleh atau untuk penerima, biasanya
anggota keluarga, dan pemberian segera sebelum transfusi.
4. Risiko kepada penerima
Ada risiko yang terkait dengan menerima transfusi darah, dan ini harus
seimbang terhadap manfaat yang diharapkan. Reaksi samping yang paling
umum untuk transfusi darah adalah''non-hemolitik demam reaksi transfusi'',

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

yang terdiri dari demam yang menyelesaikan sendiri dan tidak


menyebabkan masalah abadi atau efek samping.
Reaksi hemolitik termasuk menggigil, sakit kepala, sakit punggung,
dispnea, sianosis, nyeri dada, takikardi dan hipotensi.
Produk darah jarang dapat terkontaminasi dengan bakteri, risiko infeksi
bakteri parah dan sepsis diperkirakan, pada 2002, sekitar 1 dalam 50.000
transfusi trombosit, dan 1 dalam 500.000 transfusi sel darah merah.
5. Hukum Transfusi darah Menurut Hukum di Indonesia
Hukum tentang transfusi darah di Indonesia telah di atur dalam
Peraturan pemerintah yaitu:
TRANSFUSI DARAH
(Menurut Peraturan pemerintah Nomor 18 tahun 1980 tanggal 19 April
1980)
Menimbang:
a. Bahwa usaha transfusi darah adalah merupakan bagian dari tugas
pemerintah di bidang pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan suatu
bentuk pertolongan yang sangat berharga kepada umat manusia;
b. Bahwa berdasarkan ilmu pengetahuan dokter, satu-satunya sumber darah
yang paling aman untuk keperluan transfusi darah adalah darah manusia;
c. Bahwa pada waktu ini banyak di selenggarakan usaha transfusi darah
dengan pola yang bermacam-macam, yang dapat membahayakan
kesehatan baik terhadap para penyumbang maupun pemakai darah;
d. Bahwa oleh karena itu perlu di tetapkan Peraturan Pemerintah tentang
transfusi darah;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat(2) Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan lembaran
negara Nomor 2068)
3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 Tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaga Negara Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaga Negara
Nomor 2576)

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran


Negara Tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2580)
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TRANSFUSI DARAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di maksud dengan :
a.

Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada


seorang penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau

b.

kantong plastik;
Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan
pengobatan.

B. Transfusi darah Menurut Agama Islam


a. Hakekat darah

Darah adalah bagian dari badan (anggota badan)

Memindahkan darah berarti memindahkan anggota badan

b. Ayat-ayat di Al-Quran mengenai darah




Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan
menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya.
(Al baqoroh : 173)



Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

10

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi


(daging

hewan)

yang

disembelih

atas

nama

selain

Alloh.(Al Maidah : 3)
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Taala, Allah berfirman:

Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada

kamu apa yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang


terpaksa kamu memakannya (Al-Anam : 119)
c. HUKUM DONOR DARAH
1. Pandangan ulama terdahulu
Pandangan Ulama terdahulu mengenai transfusi darah
yakni memanfaatkan anggota badan adalah haram baik dengan cara
jual beli ataupun dengan cara lainnya.
Memanfaatkan

anggota

badan

manusia

tidak

diperbolehkan. Ada yang beralasan karena :


1.
2.

Najis
Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang benar (AlFatwa Al-Hidayah)
Tidak diperkenankan menjual rambut manusia ataupun

memanfaatkannya. Karena manusia itu terhormat bukan hina (Al


Murghinani)
Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual,
bukan karena najis atau suci, tetapi karena menghormatinya.
Menjualnya berati merendahkannya (Al Kasani)
Menjual air susu wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan
bermanfaat sehingga Alloh memperbolehkkan untuk meminumnya
walaupun tidak dalam keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki,
Hambali dan SyafiI)
Menjual air susu (HARAM). Karena susu adalah bagian
dari anggota badan (Mazhab Hanafi)

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

11

Ulama terdahulu sangat berhati hati dalam hal perlakuan


terhadap anggota badan manusia (manusia merupakan mahluk
terhormat dalam pandangan Islam)
Pada saat itu belum terpikirkan perkembangan Ilmu
kedokteran yang sepesat sekarang.
Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal
Ifta
Hukum

asal

dalam

pengobatan,

hendaknya

dengan

menggunakan sesuatu yang diperbolehkan menurut syariat.


Namun, jika tidak ada cara lain untuk menambahkan daya tahan
dan mengobati orang sakit kecuali dengan darah orang lain, dan ini
menjadi satu-satunya usaha menyelamatkan orang sakit atau lemah,
sementara para ahli memiliki dugaan kuat bahwa ini akan
memberikan manfaat bagi pasien, maka dalam kondisi seperti ini
diperbolehkan untuk mengobati dengan darah orang lain.
2.
Menurut ulama sekarang
a. Mengenai akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara
donor dan resipien
Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan antara
donor dan resipien, adalah bahwa transfusi darah itu tidak
membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara
donor dan resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut
dalam An-Nisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan nasab.
Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya
sekandung, dsb. Karena adanya hubungan perkawinan misalnya
hubungan antara seorang dengan mertuanya atau anak tiri dan
istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya, dan mahram karena
adanya hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang
dengan wanita yang pernah menyusuinya atau dengan orang yang
sesusuan dan sebagainya.

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

12

Serta pada (an-Nisa:24) ditegaskan bahwa selain wanitawanita yang tersebut pada An-Nisa:23 di atas adalah halal dinikahi.
Sebab tidak ada hubungan kemahraman. Maka jelaslah bahwa
transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara
pendonor dengan resipien. Karena itu perkawinan antara pendonor
dengan resipien itu diizinkan oleh hukum Islam.
b. Mengenai Hukum menerima transfusi darah dari non-muslim
Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang
kafir bukan benda najis. Buktinya mereka tetap dibolehkan masuk
ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini, kecuali masjid di
tanah haram. Kalau tubuh orang kafir dikatakan najis, maka tidak
mungkin Abu Bakar minum dari satu gelas bersama dengan orang
kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah, maka kita akan masuk ke
dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.
Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia)
hukumnya suci, termasuk su'ur orang kafir. Maka hukum darah
orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu
bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari
tubuh, saat itu darah itu memang najis. Dan kantung darah tentu
tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung darah itu najis.
Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh
seseorang, maka darah itu sudah tidak najis lagi. Dan darah orang
kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim juga tidak
najis. Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika
seorang muslim menerima transfusi darah dari donor yang tidak
beragama Islam.
c.

Donor darah pada bulan ramadhan

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

13

Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang


untuk menyedekahkan darahnya yang sagat banyak dalam
keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan
Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat
(mendesak), maka dalam keadaan seperti ini boleh baginya
untuk menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah
darurat tadi. Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan
minum. Lalu dia harus mengganti puasanya yang dia
tinggalkan/berbuka.
3.

Syarat Donor dan Transfusi darah Menurut Islam


Syarat Donor dan Transfusi Darah adalah sebagai berikut :
a. Tidak menyebabkan kerusakan (kematian pada diri donor)
b.

Memberikan manfaat (mencegah kerusakan/kematian) pada


akseptor

c.

Donor atau Tranfusi tidak boleh dilakukan bila menyebabkan


kematian pada diri donor (darah diambil terlalu banyak),
meskipun memberikan manfaat kepada resipien.

d.

Donor darah dapat mencegah bahaya yang sudah pasti


(mencegah kerusakan/kematian resipien)

e.

Bahaya yang timbul akibat donor atau transfusi dapat di


perkirakan

f.

Perbedaan kerugian yang terjadi dan manfaat yang diperoleh


jelas (manfaat lebih besar dari kerugian)

g.

Donor darah memberikan manfaat yang sangat besar dan


termasuk mendonorkan anggota badan yang dapat pulih kembali

h.

Pendonor tidak akan mendapat kerugian/kerusakan yang berarti,


bahkan mendapat manfaat.

i.

Tranfusi darah tidak sama dengan memakan darah

j.

Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat diperkirakan dan


dicegah

dengan

adanya

kemajuan

teknologi

dan

ilmu

pengetahuan.

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keterangan yang telah di tuliskan di atas maka dapat di
simpulkan, transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah
berbasis produk dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain.
Transfusi darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti
kehilangan darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk
menggantikan darah yang hilang selama operasi. Macam-macam transfusi
darah yaitu : a. Transfusi sel darah merah
b. Transfusi trombosit dan granulosit
c. Transfusi Homolog
d. Autologus transfusi
Adapun resiko yang dari proses transfusi darah reaksi non-hemolitik
demam reaksi transfusi, dan reaksi hemolitik. Transfusi darah menurut hukum
yang ada di Indonesia adalah segala tindakan memberikan darah kepada
seorang penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau kantong
plastik.
Sedangkan menurut hukum Islam mengenai transfusi darah adalah
seperti yang telah ada dalam Al-Quran pada surat (Al baqoroh : 173) yang
berbunyi :
Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan
menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

15

terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan


tidak pula melampaui batas maka tidak ada dosa baginya.
Dan beberapa pendapat dari kalangan ulama fiqih baik pada masa
lampau atau sekarang, dimana transfusi darah di perbolehkan asal dengan
ketentuan-ketentuan sesuai syariat Islam.

B. Saran
Jangan sampai donor darah menyebabkan pelecehan terhadap
kehormatan manusia, karena jual beli anggota badan seperti donor anggota
badan lain (ginjal, mata dll).

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

16

DAFTAR PUSTAKA
1.

Contreras,marcela.1995.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta:EGC

2.

Al-Hafidz,Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta : AMZAH

3.

http://nezfine.wordpress.com/2011/02/03/transfusi-darah-menurutpandangan-islam/

4.

http://www.news-medical.net/health/What-is-a-Blood-Transfusion%28Indonesian%29.aspx

5.

http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/588.pdf

Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam

17

Anda mungkin juga menyukai