Anda di halaman 1dari 7

PENATALAKSANAAN

TRANFUSI DARAH

BY SUGENG UGD

Transfusi darah adalah proses penyaluran darah ke tubuh Anda. Langkah


medis ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Anda ketika tubuh
kekurangan darah.
Banyak manfaat dari transfusi darah. Meski begitu, risiko yang bisa Anda terima pun
tidak sedikit.

Di Indonesia, kegiatan transfusi darah dikelola oleh Palang Merah Indonesia (PMI).
Organisasi ini menghimpun kantong-kantong darah dari para pendonor, kemudian
mendistribusikannya ke rumah sakit atau lokasi-lokasi yang membutuhkan pasokan
darah.
Sebelum didistribusikan, PMI akan melakukan analisis pemeriksaan serologi guna
menguji kelayakan darah agar terbebas dari penyakit. Setelah itu, PMI juga akan
melakukan pemisahan komponen darah yakni sel darah merah, sel darah putih,
trombosit, dan plasma.
Proses transfusi darah biasanya berlangsung satu hingga dua jam tergantung
komposisi darah yang terima dan berapa banyak darah yang Anda butuhkan. Sebelum
transfusi, golongan darah dan status rhesus (Rh) pendonor dan penerima darah akan
dicocokkan terlebih dahulu.

Manfaat Transfusi Darah


Bagi Anda yang mengalami kondisi yang berhubungan dengan kekurangan
darah pasti setuju dengan ungkapan setetes darah begitu berharga. Apa
saja kondisi yang bisa tertolong dengan transfusi darah?
Kekurangan darah akibat melahirkan. Ada beberapa wanita yang
mengalami pendarahan berat atau sering disebut pendarahan
postpartum. Kondisi ini bisa menyebabkan anemia (kekurangan sel

darah merah) dan memicu kematian. Transfusi sel darah merah


dibutuhkan untuk kondisi ini.
Menjalani operasi. Saat operasi Anda mungkin kehilangan banyak
darah yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah.
Infeksi dan luka bakar. Transfusi plasma darah mungkin diperlukan
untuk mengatasi kondisi-kondisi ini.
Menderita kanker. Kanker bisa menurunkan produksi sel darah
merah, sel darah putih, dan trombosit dalam tubuh Anda. Hal itu
diperparah pula oleh obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi.
Obat kemoterapi bisa juga menurunkan produksi darah.
Gagal atau kerusakan hati yang parah. Anda yang menderita gagal
hati mungkin memerlukan transfusi plasma darah. Penderita
kerusakan hati bisa memerlukan transfusi albumin, yaitu protein
darah.
Kelainan darah. Buat Anda yang mengalami kondisi ini dan yang
menjalani pengobatan transplantasi sel induk , mungkin akan
menjalani transfusi sel darah merah dan trombosit.
Pengidap thalasemia. Ini adalah kondisi dimana penderitanya
mengalami gangguan pada hemoglobin dalam sel darah merah . Jika
kondisi sudah parah, penderita mungkin akan memerlukan transfusi
darah secara rutin.
Hingga kini, para ilmuwan sedang berusaha mengembangkan darah
buatan. Namun, sejauh ini belum ada darah buatan yang bisa digunakan
pada tubuh manusia.
Apa Saja Risiko yang Akan Terjadi?
Umumnya jika dilakukan sesuai prosedur, transfusi darah jarang
mengakibatkan komplikasi. Namun tetap ada risiko di balik langkah medis
ini.
Demam. Reaksi demam bisa terjadi dengan cepat selama atau
setelah transfusi dilakukan. Umumnya, ini bukan pertanda serius.
Namun, beberapa reaksi serius ada yang ditandai oleh demam.
Untuk berjaga-jaga, dokter akan menghentikan transfusi untuk
melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Alergi. Ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap
protein atau zat lain dalam darah yang Anda terima. Reaksi ini
biasanya terjadi cepat selama atau setelah transfusi. Anda akan
merasakan gejala-gejala umum, seperti kulit kemerahan dan gatal.
Infeksi. Sebelum mendonorkan darah, setiap orang pasti diperiksa
jika dia menderita infeksi yang mungkin ditularkan melalui darah.
Walau demikian, kadang bisa terjadi kesalahan dan darah yang
terkontaminasi itu lolos pemeriksaan. Contohnya, 1 dari 2,3 juta

transfusi darah terkontaminasi virus HIV dan sekitar 1 dari 350 ribu
terkontaminasi virus hepatitis B.
Cedera paru. Kondisi ketika paru-paru Anda akan meradang dalam
waktu enam jam usai transfusi. Jika peradangan yang terjadi parah,
paru-paru akan kekurangan oksigen. Hal tersebut bisa membuat

Anda sulit bernapas.


Kelebihan cairan. Kondisi ini bisa menyebabkan jantung tidak
mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Sesak napas juga
bisa terjadi akibat paru-paru dipenuhi oleh cairan. Risiko kelebihan
cairan lebih tinggi pada kalangan berumur yang memiliki penyakit
serius seperti penyakit jantung.
Kelebihan zat besi. Transfusi darah bisa memicu kelebihan zat besi
dalam darah Anda. Hal ini bisa berdampak buruk pada hati dan
jantung Anda.
Graft-versus-host disease. Kondisi ini terjadi akibat sel darah putih
yang diterima menyerang jaringan tubuh orang yang menerima
darah. Kondisi ini sering kali berakibat fatal dan menimbulkan gejala
seperti diare, ruam dan demam. Penderita kondisi ini juga mengalami
gangguan pada hati yang bisa diketahui melalui tes fungsi hati.

Aturan Khusus Donor darah


Golongan Darah
Aturan Donor Darah
0
Kebanyak orang mengenali golongan darah ini sebagai golongan draah O.
Namun secara kedokteran, golongan darah ini disebut dengan nama
golongan daral 0.
Golongan darah ini hanya dapat menerima tranfusi darah dari orang yang
miliki golongan darah yang sama.
Sementara, golongan darah ini dapat diterima oleh semua golongan darah.
Sehingga orang yang tidak memiliki golongan darah 0 bisa menerima donor
darah dari orang bergolongan darah 0.
A
Golongan darah A hanya bisa menerima donor darah dari orang yang
memiliki golongan darah A dan 0.
Orang yang bergolongan darah A dapat mendonorkan darahnya kepada
orang lain yang bergolongan darah A dan AB
B
Golongan darah B, memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
golongan darah A, yaitu hanya bisa menerima donor darah dari golongan
darah B dan 0.
Golongan darah B, memberikan donor kepada golongan darah B dan AB.

AB

Golongan darah ini hanya dapat memberikan donor darah kepada orang
dengan golongan darah yang sama.
Tetapi golongan darah ini bisa menerima donor daarah dari semua jenis
golongan darah.

Seiring perkembangan pengetahuan di bidang kesehatan maka pemberian transfusi


darah berkembang kearah yang lebih spesifik. Pemberian transfusi darah hanya
dengan golongan darah yang sama . pemberian dengan metode seperti tabel di
atas dengan perbedaan golongan darah hanya bisa diberikan dengan kondisi
khusus. Contoh kondisi pasien emergency atau pada kondisi bencana alam, dimana
dibutuhkan darah dalam jumlah besar dan cepat.

Transfusi Darah
Transfusi Darah - Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien
yang membutuhkan darah dan/atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena
dengan menggunakan set transfusi.
Pemberian transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah, memperbaiki
kadar hemoglobin dan protein serum. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang kehilangan,
seperti pada operasi besar, perdarahan post partum, kecelakaan, luka bakar hebat, dan penyakit
kekurangan kadar Hb atau kelainan darah
Tindakan transfusi darah juga bisa dilakukan pada pasien yang mengalami defisit cairan atau
curah jantung menurun.
Dalam pemberian darah harus di perhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah melalui
nama pasien, label darah, golongan darah, dan periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak),
homogenitas (bercampur rata atau tidak).
Tujuan Transfusi Darah
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor pembekuan
untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
Alat dan Bahan Transfusi Darah
1. Standar Infus
2. Set Transfusi (Tranfusi Set)
3. Botol berisi NaCl 0,9%
4. Produk darah yang benar sesuai program medis
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alkohol
8. Plester
9. Gunting

10. Kassa steril


11. Betadine
12. Sarung tangan
Prosedur Kerja Transfusi Darah
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah transfusi darah
4. Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).
5. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu
sebelum pemberian transfusi darah
6. Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk
darah : periksa kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan
identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, dan periksa adanya bekuan
7. Buka set pemberian darah
1. Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
2. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off
8. Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
1. Tusuk kantong NaCl 0,9%
2. Isi slang dengan NaCl 0,9%
3. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
4. Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
5. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang filter terisi
sebagian)
6. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl 0,9%
7. Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-selnya tercampur.
Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan yang tersedia dan buka
klem pada slang dan filter terisi darah
9. Cara transfusi darah dengan slang tunggal :
1. Tusuk kantong darah
2. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian
3. Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah
10. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah
11. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap
15 menit selama 1 jam berikutnya
12. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%

13. Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan


14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Anda mungkin juga menyukai