Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya
di seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang
mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal
jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit
jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia
(WHO, 2018). Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah terjadinya
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90
mmHg atau lebih yang dilakukan dalam 2 kali pengukuran pada keadaan
istirahat/tenang dalam kurun waktu lima menit. (Kemenkes RI, 2014).
Data kasus menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015
menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang
hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025
akan ada 1,5 Miliar. Prevalensi penderita Hipertensi di Indonesia menurut
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BalitBanKes) melalui data
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 saat ini sebanyak 34,1% dimana
mengalami kenaikan dari angka sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebanyak
25,8% (Riskesdas Kementerian Kesehatan RI, 2018). Angka prevalensi
hipertensi di Provinsi Jawa Timur masih cukup tinggi bila dibandingkan
dengan angka prevalensi di Indonesia, yaitu sebesar 26,2%. (Dinkes Provinsi
Jawa Timur, 2017). Kasus hipertensi pada tahun 2019 prevalensi di kota blitar
menjadi 40,7% dalam pravelensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter.
(Riskesdas, 2018)
Penyebab pasti hipertensi belum diketahui dengan pasti, namun ada
beberapa faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya hipertensi,
diantaranya adalah stress, kegemukan, merokok, asupan garam yang tinggi,
hiperkolesteroemia, kurang olahraga, genetik, obesitas, kelainan ginjal,
kualitas tidur yang buruk dan salah satunya yang dapat menyebabkan

1
2

terjadinya hipertensi adalah gaya hidup. (Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI, 2014).
Gaya hidup dapat mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang, dan pola
hidup masyarakat. Terjadinya perubahan gaya hidup seperti merokok,
kebiasaan aktivitas fisik, minum kopi, tidak baiknya pola makanan, ketiadak
seimbangan proporsi istirahat, stress dan konsumsi obat-obatan tertentu,
olagraga yang kurang, dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
darah tinggi. Gaya hidup yang tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya
penyakit hipertensi, misalnya; makanan, aktifitas fisik, stress, dan merokok
(Minor Dan Mowen, 2002).selain itu juga berdampak pada pola makan. Pola
makan penduduk yang tinggi di kota-kota besar berubah, di mana fast food,
makanan yang mengandung garam yang tinggi, kaya kolesterol, dan rendah
serat menjadi bagian yang dikonsumsi sehari-hari. Bedasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Solehatul Mahmudah dkk, (2015) tentang "Hubungan
Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
Kelurahan Sawangan Baru". Menunjukkan ada hubungan antara aktivitas fisik
(p = 0,024), asupan lemak (p= 0,008), sebagai faktor resiko yang paling
berhubungan dengan kejadian hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh
Suoth dkk (2014), tentang “Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian
Hipertensi Dipuskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa
Utara”. Diperoleh hasil penelitian menunjukkkan ada hubungan antara
konsumsi makanan (p = 0,004), aktivitas fisik (p = 0,000), stres (p = 0,002),
merokok (p = 0,447), gaya hidup sangat mempengaruhi terjadinya penyakit
hipertensi.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di polinik rumah sakit an-nisaa.
Rumah sakit an-nisaa’ merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
terletak di kabupaten blitar. Di poliklinik rumah sakit an-nissa’ memiliki
pasien dengan kasus terjadinya penyakit hipertensi sebanyak 27 %.
Gaya hidup sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Salah satu
penyakit yang disebabkan oleh perilaku gaya hidup yang tidak baik yaitu
terjadinya penyakit hipertensi. Menurut keterangan dari salah satu pasien yang
ada di pliklinik rumah sakit an-nisaa’ pasien mengatakan sering makan
3

makanan asin, gorengan. Minum minuman yang berkafein tinggi seperti kopi
juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi. Selain itu, kurangnya
aktivitas fisik dan merokok dapat meyebabkan penyakit hipetensi. .
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “
hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di RSU an-nisaa’ blitar”.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang


“Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di RSU An-Nisaa Blitar
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan “Bagaimana hubungan
gaya hidup dengan kejadian hipertensi di RSU An-Nisaa Blitar”

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan
kejadian hipertensi di RSU An-Nisaa Blitar.

1.3 Manfaat Penelitian


1.3.1 Manfaat ilmiah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pengembangan ilmu
pengetahuan, bacaan dan referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.3.2 Manfaat institusi


Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bacaan di perpustakaan IIK
STRADA Indonesia dan menjadi sumber informasi bagi mahasiswa
khususnya mahasiswa fakultas keperawatan.

1.3.3 Manfaat paktis


Manfaat penelitian bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu dan
menambah wawasan megenai penyakiit hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai