Anda di halaman 1dari 14

TEKANAN DARAH

PENGERTIAN:

Tekanan darah adalah ukuran kekuatan yang digunakan jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh. Artinya, tekanan darah berkaitan erat dengan kondisi kesehatan jantung Anda, sehingga
ketika Anda mengecek kesehatan tubuh, tekanan darah Anda juga akan diukur.

Menurut klasifikasi dari American Heart Association, tekanan darah yang normal pada seseorang
berkisar di bawah angka 120/80 mm Hg.

Angka 120 menunjukkan tingkat tekanan saat jantung sedang memompa darah. Jantung memompa
darah untuk dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Angka 120, atau angka atas tekanan darah disebut
sebagai angka sistolik.

Sedangkan pada angka 80, atau angka bawah tekanan darah, itu disebut sebagai angka diastolik. Arti
angka ini adalah jantung sedang istirahat sebentar untuk memompa darah.

Tekanan darah tidak selamanya stabil atau menetap di angka yang itu-itu saja. Angka ini bisa
melonjak naik atau menurun, tergantung pada apa yang sedang Anda lakukan, rasakan atau kondisi
kesehatan saat itu.

Selain normal, tekanan darah juga dikategorikan menjadi beberapa kelompok, yakni:

Tekanan darah rendah. Kondisi yang tergolong tekanan darah rendah atau hipotensi yaitu ketika
berada di bawah angka normal yaitu sekitar 90/60 mm Hg atau lebih rendah.

Tekanan darah tinggi. Tensi darah berkisar antara 120-129 sistolik dan diastolik kurang dari 80 mm
Hg. Orang dengan tekanan darah ini, harus mengontrol gaya hidupnya agar tidak menjadi hipertensi
(kondisi tekanan darah tinggi).

Hipertensi stadium 1. Pada kondisi ini, tensi darah berkisar antara 130-139 sistolik atau diastolik 80-
89 mm Hg. Dokter biasanya akan merekomendasikan perubahan gaya hidup dan mungkin
meresepkan obat penurun tekanan darah, untuk menurunkan risiko penyakit jantung.

Hipertensi stadium 2. Tensi darah berkisar 140/90 mm Hg atau lebih tinggi. Pada kondisi ini, dokter
akan meresepkan kombinasi obat penurun tekanan darah tinggi dan perubahan gaya hidup yang
lebih sehat.

Krisis hipertensi. Saat tensi darah melebihi 180/120 mm Hg, dikategorikan sebagai krisis hipertensi
atau hipertensi emergensi. Biasanya untuk memastikan, dilakukan dua kali pemeriksaan dengan jeda
5 menit. Biasanya, kondisi ini juga diikuti dengan gejala nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, dan
lemas sehingga membutuhkan perawatan dokter segera.

Tekanan darah normal (tensi) berdasarkan usia

Hipertensi pada anak

Angka normal tensi pada setiap orang berbeda-beda. Salah faktornya adalah usia. Berikut ini adalah
batas tekanan darah normal berdasarkan usia seseorang.

Tekanan darah normal pada orang dewasa

Untuk semua orang dewasa, tanpa memandang usia, tekanan darah berdasarkan usia dewasa yang
dianggap normal berkisar 120/80 mm Hg. Jika tekanan darah tidak berada pada batas tersebut,
kemungkinan ada aktivitas, gaya hidup, atau masalah kesehatan tertentu yang dimiliki.

Tekanan darah normal pada bayi dan anak

Anak-anak cenderung memiliki tekanan darah yang lebih rendah ketimbang orang dewasa. Jadi, ini
menunjukkan semakin muda usia seseorang, tekanan darah yang dimilikinya juga semakin rendah.
Pada anak, tekanan darah normalnya berkisar antara:

Pada bayi yang baru lahir, angka sistolik sekitar 60-90 dan angka diastoliknya 20-60 mm Hg.

Pada bayi, angka sistoliknya sekitar 87-105 dan angka diastoliknya 53-66 mm Hg.

Pada bayi usia 1 hingga 3 tahun, angka sistoliknya sekitar 95-105 dan angka diastoliknya 53-66 mm
Hg.

Pada anak usia 3 sampai 7 tahun, angka sistoliknya sekitar 95-110 dan angka doastoliknya 56-70 mm
Hg.

Pada anak usia sekolah, angka sistoliknya 97-112 dan angka diastoliknya 57-71 mm Hg.

Pada anak remaja, angka sistoliknya 112-128 dan angka diastoliknya 66-80 mm Hg.

Tekanan darah normal pada lansia

Pada 2017, pedoman terbaru dari American Heart Association dan organisasi kesehatan lainnya
menurunkan angka untuk diagnosis tekanan darah tinggi menjadi 130/80 mm Hg untuk segala usia.

Semakin bertambahnya usia, tekanan darah cenderung menjadi naik. Itulah sebabnya, pada lansia
mungkin tekanan darahnya melebihi batas angka tekanan darah normal orang dewasa. Dengan
catatan, tekanan darahnya tidak melebihi batas 130/80 mm Hg dan perlu menerapkan gaya hidup
yang sehat.
Tekanan darah normal pada ibu hamil

Pedoman tekanan darah normal untuk ibu hamil sama seperti orang lain pada umumnya, yakni di
bawah 120/80 mm Hg. Jika angkanya melebihi batasan tersebut saat kehamilan belum memasuki 20
minggu, kemungkinan ibu hamil mengalami hipertensi.

Cara mengukur tekanan darah

Alat pengukur tekanan darah digital

Pada lansia dan orang yang memiliki masalah kesehatan yang memengaruhi tekanan darah normal,
cek tensi darah harus dilakukan secara rutin. Tujuannya, untuk mencegah terjadinya hipertensi yang
umumnya tidak menimbulkan gejala dan menjaga tekanan darah tetap dalam batas normal agar
tubuh selalu sehat.

Mengukur tekanan darah bisa dilakukan di klinik, puskesmas, rumah sakit, bahkan di rumah. Nah,
langkah-langkah tes tekanan darah di rumah yang perlu Anda perhatikan meliputi:

Sebelum mengecek tekanan darah, hindari konsumsi minuman berkafein dan olahraga dalam 30
menit sebelumnya. Cobalah untuk merelaksasikan tubuh selama 5 menit dan tenangkan pikiran.

Duduklah di kursi dengan punggung tegak dengan telapak kaki lurus ke bawah, tidak boleh
disilangkan. Tempatkan lengan Anda di atas permukaan yang datar setinggi jantung Anda. Gunakan
manset pengukur dan pastikan dilekatkan di atas lekukan siku.

Lakukan pengecekan tekanan darah secara berulang, misalnya 2 kali dengan jeda waktu 1-5 menit.
Anda bisa lakukan tes tekanan darah pada dua sisi lengan tangan. Pasalnya, tekanan darah lengan
kanan dengan lengan kiri bisa berbeda dan ini menjadi tanda akan terjadi serangan jantung.

Anda bisa mengukur tekanan darah secara rutin dan mandiri ini di waktu yang sama, seperti pagi dan
sore hari. Biasanya, pengecekan tekanan darah rutin dilakukan 2 minggu setelah menjalani
perubahan pengobatan atau selama seminggu sebelum cek kesehatan ke dokter, terutama Anda
yang punya kondisi kesehatan tertentu.

Hal-hal yang memengaruhi tekanan darah normal

Penyakit jantung sakit jantung

Meningkat atau menurunnya tekanan darah kadang tidak diketahui secara pasti penyebabnya.
Namun, kebanyakan orang mengalami perubahan tekanan darah dari angka normal disebabkan oleh
pola makan, gaya hidup, dan kondisi medis yang dimiliki.
Perubahan tekanan darah karena gaya hidup dan pola makan

Meningkatnya tekanan darah bisa terjadi karena Anda minum alkohol terlalu banyak, punya
kebiasaan merokok, atau terlalu berlebihan makan makanan tinggi garam tapi rendah kalium.

Selain itu, jarang olahraga dan memiliki kelebihan berat badan juga bisa meningkatkan tekanan
darah normal. Sementara, turunnya tekanan darah biasanya dikarenakan tidak makan dalam waktu
yang lama atau terlalu lama berbaring (tidak aktif bergerak).

Perlu diketahui bahwa normalnya, tekanan darah akan menurun dengan sendirinya di waktu malam
dan melonjak naik di pagi hari.

Perubahan tekanan darah karena kondisi atau masalah kesehatan tertentu

Pada kasus yang jarang, beberapa kondisi atau penyakit tertentu bisa memengaruhi kadar gula
darah normal, di antaranya:

Mengalami stres yang mungkin menyita pikiran Anda, terutama dalam jangka panjang.

Sudah berusia di atas 64-65 tahun, baik pada pria maupun wanita.

Memiliki penyakit jantung, seperti bradikardia (detak jantung yang sangat rendah), serangan
jantung, penyakit katup jantung, atau gagal jantung bisa membuat tekanan darah rendah.

Penggunaan obat-obatan seperti pil KB, obat flu, dan obat pereda nyeri tanpa resep dokter bisa
meningkatkan tekanan darah. Sementara, tekanan darah bisa menurun ketika Anda menggunakan
antidepresan, obat untuk disfungsi ereksi, dan obat penyakit Parkinson.

Memiliki penyakit diabetes, sleep apnea (gangguan tidur), masalah ginjal dan kelenjar tiroid,
kelainan pembuluh darah juga bisa menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Pada orang yang
memiliki anemia, masalah endokrin, septikemia (keracunan bakteri dalam darah), reaksi alergi
terhadap antibiotik seperti penicilin, serta kekurangan vitamin B12 dan asam folat cenderung
mengalami tekanan darah rendah.

Ibu hamil yang sedang memasuki usia kehamilan di minggu ke-24 juga rentan mengalami tekanan
darah rendah.
FAKTA TEKANAN DARAH

Tekanan darah semua orang berbeda-beda setiap harinya

Tekanan darah adalah kondisi yang tidak berjalan secara pasti, karena akan berubah-ubah. Ini karena
tekanan darah akan bervariasi setiap saat, tergantung pada aktivitas yang Anda lakukan. Olahraga,
perubahan postur (dari duduk ke berdiri), dan bahkan berbicara sekalipun dapat menyebabkan
tekanan pada darah Anda berubah.

Oleh karena itu, fakta tekanan darah yang perlu Anda tahui bahwa umumnya tekanan darah akan
berbeda sesuai waktu pagi, siang atau malam. Menurut Livescience, sebuah penelitian menyebutkan
bahwa tekanan darah yang diukur pada pagi hari dapat melihat adanya masalah kesehatan lebih baik
dibanding jika dilakukan pada malam hari.

Sebenarnya tekanan darah setiap orang akan selalu berubah-ubah. Polanya akan mulai tinggi pada
pagi hingga siang hari kemudian mencapai puncaknya pada sore dan kemudian kembali turun pada
malam hari.

Pola perubahan tekanan pada darah ini sangat berkaitan dengan jam biologis tubuh alias ritme
sirkadian. Jam biologis tubuh mengatur kerja setiap organ tubuh manusia berdasarkan jadwal
tertentu dalam rentang waktu 24 jam atau satu hari.

Jika perbedaan tekanan darah ini terjadi pada Anda, coba ingat kembali apakah Anda memiliki
faktor-faktor risiko berikut.

Merokok dan hobi ngopi. Kebiasaan merokok dan minum kopi bisa membuat risiko tekanan darah
akan meningkat di pagi hari menjadi semakin besar.

Obat-obatan. Beberapa obat-obatan yang Anda konsumsi juga dapat memengaruhi kenaikan
tekanan darah yang kemudian menyebabkan perbedaan tekanan darah. Misalnya pada obat asma,
obat kulit dan alergi, serta obat flu.

Kerja larut malam. Bila Anda sering begadang atau bekerja pada shift malam, ini dapat berperan
menyebabkan perbedaan tekanan darah sehingga pada pagi hari tekanan darah akan meningkat.

Stres berlebihan. Kecemasan maupun stres yang berlebih, seiring berjalannya waktu dapat
menurunkan kinerja sistem jantung dan pembuluh darah Anda sehingga kemudian menyebabkan
masalah tekanan darah permanen.

Memahami cara mengukur tekanan darah

Apabila Anda ingin menjaga agar tekanan darah normal, maka fakta tekanan darah berikutnya yang
penting bagi Anda pahami yaitu kapan dianggap normal dan tidak normal.
Saat tenaga medis mengukur tekanan darah Anda, di alat pengukur tekanan darah akan muncul dua
jenis angka, yaitu sistolik dan diastolik yang dipisahkan dengan garis miring seperti sebuah
pembagian.

Sistolik adalah angka yang ada di “atas” dan diastolik adalah angka yang ada di “bawah”. Sistolik
menunjukan tekanan ketika jantung Anda memompa darah ke seluruh tubuh,. Sementara diastolik
menunjukkan tekanan ketika jantung Anda dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi pengisian
darah ke jantung (di antara ketukan atau detak).

Hipertensi maligna

Jika tekanan darah Anda adalah 120/80, 120 adalah tekanan sistolik dan 80 adalah diastolik. Angka
normal tekanan darah adalah angka atas (sistolik) lebih rendah dari 120, dan angka bawah (diastolik)
yang lebih rendah dari 80. Jadi, angka normal tekanan darah adalah di bawah 120/80.

Sedangkan tekanan pada darah dianggap tinggi (hipertensi) jika angka atas (sistolik) lebih tinggi dari
140 atau jika angka bawah (diastolik) lebih dari 90 dalam dua kali pengukuran. Meski angka tersebut
tidak bisa selalu dianggap hipertensi, namun Anda harus selalu waspada karena angka tersebut
sudah di atas normal.

Apabila angka tekanan darah Anda di antara 120/80 dan 140/90, ini artinya Anda mengalami kondisi
prehipertensi di mana Anda belum memerlukan obat namun perlu waspada terhadap tekanan darah
Anda. Pada kondisi ini Anda harus mulai melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

Mengenal hipertensi atau tekanan darah tinggi

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan pada darah itu sendiri adalah
kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri).
Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang
sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan
daya tahan pembuluh darahnya.

Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter
merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah
ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung
dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.

Tidak hanya itu, stres dan perasaan cemas juga dapat berkontribusi terhadap kenaikan tekanan
darah Anda. Tekanan pada darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan pusing. Sementara
tekanan darah terlalu tinggi mungkin tidak menyebabkan gejala apapun, namun bisa juga memicu
stroke. Tekanan darah yang tinggi dan terjadi secara terus menerus juga dapat menyebabkan gagal
jantung kongestif, gagal ginjal, pengerasan arteri, dan komplikasi lainnya.

Anda akan dipastikan memiliki tekanan darah tinggi saat dokter mendeteksinya dalam pemeriksaan
fisik rutin, karena Anda mungkin tidak memiliki gejala apapun. Karena merasa bahwa tidak ada
sesuatu yang salah dalam tubuhnya, kebanyakan orang mungkin tidak rajin medical check up ke
dokter kecuali Anda merasa sakit. Nah, hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa hipertensi
disebut sebagai “silent killer.”

Bagaimana cara mencegah hipertensi?

Mencegah hipertensi tekanan darah tinggi

Jaga berat badan ideal

Faktanya, orang yang memiliki berat badan berlebih, entah itu overweight atau obesitas mempunyai
2 sampai 6 kali peluang lebih besar mengalami hipertensi. Oleh karena itu, usahakan untuk menjaga
berat badan tetap ideal, karena tak hanya bisa mencegah hipertensi tapi dengan begitu Anda bisa
menurunkan berbagai risiko penyakit lainnya.

Rutin berolahraga

Faktanya, orang yang berolahraga rutin memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah ketimbang yang
tidak melakukan olahraga sama sekali.

Untuk menjaga tekanan pada darah tetap normal, sebaiknya lakukan olahraga selama 2 jam hingga
30 menit per minggu. Tak perlu olahraga yang terlalu sulit, cukup jalan santai, jogging, atau
bersepeda saja sudah dapat mencegah hipertensi.

Stop merokok

Hipertensi adalah salah satu efek samping buruk yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan merokok.
Merokok juga dapat membuat Anda terkena berbagai penyakit kronis seperti stroke, penyakit
jantung, dan serangan jantung. Jadi, hentikan kebiasaan merokok Anda mulai sekarang.

Hindari stress

Stres dapat membuat tekanan pada darah naik sesaat. Namun, jika Anda tidak mengelola stres
dengan baik maka tekanan darah akan terus tinggi dan bisa menimbulkan kondisi hipertensi.
Stres memang wajar terjadi, tapi yang paling penting bagaimana Anda mengelolanya dengan baik.
Lakukan hal-hal yang bisa membuat Anda rileks, seperti mendengarkan musik, meditasi, atau yoga.

Minum obat untuk penderita hipertensi

Obat hipertensi yang biasanya dikombinasikan adalah kelas diuretik, beta blocker, penghambat
enzim engiotensin (ACE inhibitor), angiotensin-II antagonis, dan calcium blocker.

Beberapa contohnya adalah Lotensin HCT yang merupakan kombinasi benazepril (penghambat ACE)
dan Hydrocholorthiazide (diuretik), atau Tenoretic yang dikombinasikan dari atenolol (beta blocker)
dengan chlortalidone (diuretik).

Diuretik sering dimasukkan ke dalam kombinasi obat darah tinggi karena risiko efek sampingnya
yang lebih kecil dan manfaatnya yang mampu meningkatkan efek penurunan tensi darah dari obat
utamanya.

Obat diuretik juga ditambahkan ke obat-obatan tekanan darah untuk mengatasi masalah kelebihan
cairan dalam tubuh yang biasa dialami oleh orang hipertensi.

Berbagai hal yang meningkatkan risiko Anda terkena hipertensi

Tekanan darah tinggi bukanlah penyakit yang berisiko sama bagi semua orang. Pria memiliki risiko
komplikasi yang lebih tinggi daripada wanita dengan tekanan darah yang sama. Orang Afrika dan
orang lanjut usia juga memiliki risiko yang lebih tinggi dari kelompok etnis lain, dan juga lebih tinggi
dari orang-orang yang lebih muda meski ukuran tekanan pada darahnya sama. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya mengontrol hipertensi.

Tekanan darah yang meninggi karena alasan yang tidak diketahui disebut “essential
hypertension”.”Tekanan darah juga dapat meningkat karena proses penyakit lain, seperti kelebihan
hormon tertentu atau penyakit ginjal. Hal ini disebut “hipertensi sekunder” karena terjadi akibat
penyakit lain.

Mengenal hipotensi atau tekanan darah rendah

Hipertensi dan hipotensi

Tekanan darah rendah (hipotensi) adalah kondisi tekanan pada darah yang dihasilkan saat jantung
memompa darah ke seluruh tubuh berada di bawah batas tekanan normal. Saat darah mengalir
melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri.
Tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan
darah. Jika tekanan pada darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal, biasanya disebut
dengan tekanan darah rendah atau hipotensi. Ini juga berarti menandakan bahwa jantung, otak, dan
bagian lain dari tubuh tidak mendapatkan cukup darah.

Beberapa ahli mengatakan bahwa Hipotensi biasanya didiagnosis ketika tekanan pada darah
mencapai 90/60 atau kurang, dan diikuti beberapa gejala yakni pusing, dehidrasi, sulit
berkonsentrasi, mual, kulit dingin dan lembap, napas jadi memburu, kelelahan, merasa sangat haus,
penglihatan kabur, hingga pingsan (hilang kesadaran). Perubahan tekanan pada darah menjadi
rendah secara tiba-tiba juga berbahaya karena bisa berdampak pusing yang hebat, akibat otak gagal
menerima aliran darah yang cukup.

Tekanan darah rendah terkadang diartikan sebagai tanda tidak cukupnya darah yang mengalir pada
otak dan organ vital lainnya, sehingga dapat menyebabkan beberapa gejala seperti:

Kepala pusing atau badan terasa ringan

Pingsan

Penglihatan kabur

Detak jantung lebih cepat dari normalnya dan iramanya menjadi tidak teratur

Merasa kebingungan

Mual atau merasa tidak enak badan

Lemah

Merasa kedinginan

Kulit pucat (pucat karena sakit)

Merasa haus atau dehidrasi (dehidrasi bisa menjadi penyebab tekanan pada darah menurun)

Susah fokus atau berkonsentrasi

Cara mengatasi sekaligus menghindari hipotensi

Beberapa cara yang dapat Anda lakukan:

Meningkatkan asupan cairan

Cairan dapat meningkatkan volume darah dan mencegah terjadinya dehidrasi, yang mana kedua hal
ini sangat penting untuk penanganan hipotensi. Minum minimal 8 gelas per hari ditambah dengan
makanan yang mengandung banyak air seperti sayur dan buah. Lebih banyak cairan akan
meningkatkan volume darah, dan peningkatan jumlah darah akan meningkatkan tekanan di dalam
pembuluh darah arteri.
Meningkatkan asupan natrium (garam)

Natrium merupakan mineral yang tersedia di dalam garam. Selain dalam garam, sayur, buah, dan
minuman olahraga juga mengandung natrium yang bisa menjadi sumber asupan natrium bagi orang
dengan hipotensi. Makanan atau minuman yang mengandung natrium sebenarnya tersedia dalam
berbagai sumber karena kebanyakan jenis makanan memang mengandung garam.

Hindari minuman beralkohol

Alkohol dapat memicu terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan. Semakin banyak cairan yang
hilang dari tubuh, tekanan pada darah Anda juga akan semakin berkurang.

Hindari terlalu lama berdiri

Tidak berdiri terlalu lama dapat mencegah terjadinya tekanan darah menjadi semakin rendah yang
dipengaruhi oleh kondisi syaraf. Ada beberapa orang yang mengalami tekanan darah rendah dengan
jenis orthostatic hypotension.

Pada kondisi ini, orang tersebut ketika berdiri setidaknya 3 menit dapat mengalami penurunan
tekanan darah sistol sebanyak 20 mmHg dan diastol 10 mmHg dibandingkan dengan tekana pada
darah mereka saat duduk atau berbaring. Sehingga, orang yang memiliki tekanan darah rendah
dengan kondisi ini harus mengurangi aktivitas berdiri.

Minum obat-obatan

Terdapat bebebrapa obat-obatan yang dikhususkan untuk kasus tekanan pada darah rendah. Jika
obat-obatan diperlukan prinsip kerja obat tersebut dengan meningkatkan volume darah atau
mempersempit arteri sehingga tekanan di dalam darah akan meningkat karena akan ada lebih
banyak darah yang mengalir melalui ruang yang lebih kecil. Penggunaan obat-obatan ini tentunya
berdasarkan resep dokter.

Umumnya dokter akan meresepkan obat hipotensi yaitu obat vasopressin. Ini adalah obat untuk
mempersempit pembuluh darah agar menyebabkan peningkatan tekanan pada darah. Obat ini
biasanya digunakan untuk kasus hipotensi kritis.

Selain itu ada obat catecholamine yang termasuk dalam obat adrenalin, noradrenalin, dan dopamin.
Obat-obatan ini bekerja memengaruhi sistem saraf simpatetik dan pusat. Catecholamines juga
berfungsi membuat jantung berdetak lebih cepat dan kuat serta menyempitkan pembuluh darah
sehingga berakibat pada peningkatan tekanan pada darah.
Mana yang paling berbahaya, tekanan darah yang tinggi atau rendah?

Sumber: Shutterstock

Mencegah darah tinggi dengan mengetahui mitos hipertensi

Hipertensi dan hipotensi tidak bisa dibandingkan tingkat keparahannya, keduanya sama-sama
berbahaya. Sebab, keduanya sama-sama berisiko menyebabkan komplikasi dalam jangka panjang
dan tentunya memberikan pengaruh buruk pada organ tubuh.

Komplikasi pada hipertensi akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga bisa
terjadi serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal dan kemungkinan penyakit lainnya. Sementara
hipotensi dapat menyebabkan syok (kehilangan cairan atau darah dalam jumlah sangat banyak) yang
tentu mengancam nyawa.

Tentu hidup sehat menjadi pilihan Anda, bukan? Daripada membandingkan; mana yang lebih
berbahaya, sebaiknya Anda menghindari kedua gangguan tersebut. Dilansir dari Healthline, berikut
pedoman untuk menjaga tekanan darah yang sehat seperti:

Jaga berat badan ideal. Untuk memastikan apakah berat badan Anda sudah ideal, cek di kalkultor
BMI

Jaga pola makan sehat dan seimbang.

Istirahat dan olahraga yang cukup.

Berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol.

Rutin mengecek tekanan pada darah dan konsultasi kesehatan Anda ke dokter.

Bagaimana cara menjaga tekanan darah normal?

Perubahan gaya hidup sehat merupakan langkah penting pertama untuk membuat tekanan di dalam
darah tetap normal nan stabil Ahli kesehatan saat ini menyarankan bahwa kita semua harus:

Olahraga minimal 30 menit sehari

Jaga berat badan agar tetap ideal

Kurangi konsumsi sodium (garam)

Tingkatkan asupan kalium

Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari satu atau dua gelas sehari

Konsumsi makanan yang kaya buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak sambil
mengurangi asupan lemak total dan lemak jenuh

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Hipotensi (Tekanan Darah Rendah)

Kesehatan Jantung

Mungkinkah Tekanan Darah Tangan Kanan dan Kiri Berbeda? Apa Penyebabnya?

Ditulis oleh Annisa Hapsari Diperbarui 14/06/2021Ditinjau secara medis oleh dr Tania Savitri

Mungkinkah Tekanan Darah Tangan Kanan dan Kiri Berbeda? Apa Penyebabnya?

Pengukuran tekanan darah yang Anda lakukan di rumah sakit sering kali hanya pada satu lengan
saja. Padahal, pengukuran tekanan darah pada kedua lengan sangat penting, khususnya untuk
penderita tekanan darah tinggi. Lalu, bagaimana jika tekanan darah pada lengan kanan dan kiri
berbeda?

Penyebab tekanan darah kanan kiri berbeda

Pada dasarnya, perbedaan yang tidak terlalu besar pada angka hasil pengukuran tekanan darah pada
lengan kanan dan kiri bukan masalah, selama jaraknya tidak terlalu besar.

Jika kondisi ini terjadi pada anak muda, angka hasil yang berbeda antara lengan kanan dan kiri bisa
terjadi karena otot menekan pembuluh darah arteri pada lengan.

Namun, kondisi ini juga bisa terjadi karena adanya masalah struktural yang menghambat aliran
darah melalui pembuluh darah arteri.

Sementara, pada lansia, kondisi ini tersebut mungkin terjadi karena penyumbatan pembuluh darah
akibat aterosklerosis, stroke, hingga berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya.

Robeknya pembuluh darah aorta atau diseksi aorta juga bisa menyebabkan tekanan darah lengan
kanan dan kiri berbeda, meski hal tersebut masih tergolong jarang.

Kondisi yang berkaitan dengan tekanan darah kanan dan kiri berbeda

Meski begitu, jika hasil pengukuran tekanan darah pada kedua lengan berbeda hingga 10 mmHg
(milimeter raksa), baik pada tekanan darah sistolik maupun diastolik, Anda patut waspada.

Pasalnya, hal tersebut bisa jadi pertanda adanya penyumbatan pembuluh darah arteri pada lengan,
diabetes, atau berbagai masalah kesehatan lainnya.

Sementara itu, jika tekanan darah sistolik pada lengan kanan dan kiri terus menunjukkan angka yang
berbeda hingga 10-15 mmHg, risiko mengalami penyakit pembuluh darah semakin besar.
Bahkan, kondisi tersebut juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan berbagai komplikasi lainnya.
Nah, tekanan darah kanan dan kiri berbeda mungkin saja sebagai pertanda dari salah satu kondisi
berikut:

Penyakit arteri perifer.

Penurunan fungsi kognitif.

Diabetes.

Penyakit ginjal.

Penyakit jantung bawaan.

Jika Anda memiliki perbedaan angka tekanan darah yang cukup besar pada kedua lengan, segera
bicarakan dengan dokter Anda. Lengan dengan tekanan darah lebih tinggi biasanya akan menjadi
tolak ukur pengukuran tekanan darah mendatang.

Cara mengurangi risiko penyakit kardiovaskular

Jika angka pengukuran tekanan darah berbeda antara lengan kanan dan kiri, tentu Anda perlu lebih
berhati-hati. Sebelum terlambat, lebih baik segera atasi kondisi tersebut.

Dengan mengatasi perbedaan angka tekanan darah, Anda juga bisa sekaligus mengurangi risiko
penyakit kardiovaskular yang mengintai, yaitu seperti berikut:

1. Berhenti merokok

Merokok memang sebuah kebiasaan yang tak sehat, bahkan memiliki banyak dampak negatif
terhadap kesehatan. Nah, kebiasaan ini ternyata juga berdampak buruk bagi organ jantung dan
pembuluh arteri.

Segera berhenti merokok jika Anda seorang perokok aktif. Pasalnya, mempertahankan kebiasaan ini
tidak hanya memberikan efek negatif terhadap diri sendiri, tetapi juga kepada orang sekitar.

2. Rutin berolahraga

Daripada merokok, lebih baik mulai berolahraga sebagai cara menjaga kesehatan jantung. Aktif
bergerak dan berolahraga dapat mengurangi risiko Anda mengalami penyakit serius, termasuk
penyakit jantung.
Setidaknya, lakukan olahraga selama 30 menit setiap harinya demi mendapatkan manfaatnya secara
maksimal. Dengan begitu, Anda bisa hidup lebih sehat.

3. Menjaga berat badan ideal

Menurut Harvard Health Publishing, salah satu cara mengatasi tekanan darah pada lengan kanan
dan kiri yang berbeda adalah menjaga berat badan.

Pasalnya, berat badan berlebih, khususnya yang menumpuk pada perut dapat meregangkan organ
hati dan meningkatkan risiko diabetes. Jika berat badan Anda berlebih, cobalah menurunkannya
hingga mencapai angka ideal.

4. Memperbaiki pola makan

Pola makan yang kurang sehat juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami masalah tekanan
darah. Oleh sebab itu, pastikan untuk memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan
sehat.

Anda dapat mengonsumsi buah dan sayuran, gandum, lemak tak jenuh, dan protein nabati.
Sementara, kurangi mengonsumsi daging merah, karbohidrat yang berasal dari nasi putih, kentang,
roti putih, dan minuman manis.

5. Mengurangi asupan alkohol

Jika Anda gemar mengonsumsi alkohol, ini mungkin saat yang tepat untuk menguranginya. Bahkan,
jika perlu, cobalah untuk menghindarinya sama sekali.

Bagi laki-laki, setidaknya minumlah satu atau dua gelas kecil per hari. Namun, wanita memiliki
“jatah” minum lebih sedikit, yaitu satu gelas saja per hari.

6. Mengelola stres

Ada banyak cara untuk mengatasi stres, karena hal tersebut dapat menyebabkan angka tekanan
darah pada lengan kanan dan kiri berbeda.

Nah, setiap orang memiliki caranya masing-masing. Oleh sebab itu, temukan cara yang tepat bagi
Anda. Sebagai contoh, berolahraga, meditasi, menerapkan mindfulness, atau berbagai cara lainnya.

Anda mungkin juga menyukai