Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain adalah untuk
memenuhi salah satu dari sekian kewajiban pada mata kuliah “Keperawatan
Medikal Bedah I” serta merupakan bentuk tanggung jawab langsung penulis pada
tugas yang diberikan. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun
sadar bawasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan dari para pembaca
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, ataupun
seluruhnya. Amiin ya Rabbal ‘alamin.
Wassalalam,
Penulis
MAKALAH..........................................................................................................................................1
REAKSI TRANSFUSI DARAH.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
BAB III..................................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................................15
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian transfusi darah
2. Mengetahui system penggolongan darah
3. Mengetahui reaksi tranfusi darah
Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan
memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Seseorang yang tidak memiliki
faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-.
Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut
memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali
digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang
paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih
dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan
golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan.
Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan
produksi antibodi terhadap antigen Rh (D) yang mengakibatkan hemolisis.
b. Non imunologis
Reaksi transfusi immediate non imunologis disebabkan oleh faktor
eksternal dalam pemberian darah, seperti infeksi bakteri dari pasien,
kontaminasi darah donor, penanganan darah yang tidak tepat, dan
pemberian cairan hipertonik dengan transfusi. Pada kelompok ini tidak ada
reaksi antigen-antibodi. Yang termasuk dalam kelompok ini ialah:
1) Overload Cairan
Overload cairan dapat terjadi ketika darah atau komponennya
diberikan dengan kecepatan melebihi cardiac output pasien (Weinstein,
2000).
2) Emboli Udara
Gejala yang muncul sama seperti kolaps kardiovaskuler, meliputi
sianosis, dispneu, syok, dan terkadang henti jantung (Weinstein, 2000).
3) Keracunan Sitrat
Pasien yag berisiko untuk berkembang menjadi keracunan sitrat atau
deficit kalsium ialah mereka yang mendapat transfusi plasma, whole
blood, trombosit dengan kecepatan melebihi 100 mL/menit, atau lebih
rendah pada pasien dengan penyakit hati. Dimana hati tidak bisa
2. Delayed
Komplikasi ini terjadi setelah beberapa hari, bulan, atau tahun setelah transfusi
dan biasanya merupakan akibat alloimunisasi atau penyakit menular.
a. Imunologis
Yang termasuk dalam kelompok ini ialah:
1) Delayed Hemolytic Reaction
Delayed hemolytic reaction disebabkan oleh antibodi yang terbentuk
sebagai respon terhadap antigen asing. Reaksi ini dikelompokkan
menjadi primer dan sekunder. Reaksi yang primer biasanya ringan dan
dapat terjadi satu minggu atau lebih setelah transfusi. Reaksi yang
sekunder terjadi pada pasien yang sebelumnya terimunisasi melalui
transfusi atau kehamilan (Weinstein, 2000).
1. Berdasarkan Cakupannya
a. Komplikasi Local
Pada proses transfuse darah dapat terjadi suatu komplikasi,
pada komplikasi transfuse darah local dapat terjadi suatu reaksi
atau komplikasi yang meliputi :
- Kegagalan memperoleh akses vena
- Fiksasi vena tidak baik
- Masalah ditempat tusukan
- Vena pecah saat ditusuk, dll
b. Komplikasi Umum
Tidak semua reaksi transfusi dapat dicegah. Ada langkah-
langkah tertentu yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
reaksi transfusi, walaupun demikian tetap diperlukan kewaspadaan
dan kesiapan untuk mengatasi setiap reaksi transfusi yang mungkin
terjadi. Ada beberapa jenis reaksi transfusi dan gejalanya
bermacam-macam serta dapat saling tumpang tindih. Oleh karena
itu, apabila terjadi reaksi transfusi, maka langkah umum yang
pertama kali dilakukan adalah menghentikan transfusi, tetap
memasang infus untuk pemberian cairan NaCl 0,9% dan segera
memberitahu dokter jaga dan bank darah.
Trombositopenia
c) Hiperkalemia
d) Hypothermia
d) Infeksi parasit
e) Infeksi Bakteri
1. Berdasarkan Cakupannya
a. Komplikasi Local
Pada proses transfuse darah dapat terjadi suatu komplikasi,
pada komplikasi transfuse darah local dapat terjadi suatu reaksi
atau komplikasi yang meliputi :
- Kegagalan memperoleh akses vena
- Fiksasi vena tidak baik
- Masalah ditempat tusukan
- Vena pecah saat ditusuk, dll
b. Komplikasi Umum
Trombositopenia
c) Hiperkalemia
d) Hypothermia
j) Infeksi parasit
k) Infeksi Bakteri
3.1 Kesimpulan
Reaksi tranfusi merupakan semua kejadian yang tidak menguntungkan
penderita, yang timbul selama atau setelah transfusi, dan memang
berhubungan dengan tranfusi tersebut. Reaksi sedang-berat biasanya
disebabkan oleh hipersensitivitas sedang-berat, demam akibat reaksi transfusi
non-hemolitik (antibodi terhadap leukosit, protein, trombosit), kontaminasi
pirogen dan/atau bakteri.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah
agar pemeriksaan golongan darah dan trasnfusi darah dilakukan oleh dokter
atau perawat yang terlatih sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sehingga
memininalisir kesalahan yang dapat terjadi.