Anda di halaman 1dari 9

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hemoglobin
1. Pengertian
Hemoglobin merupakan pigmen yang mengandung zat besi
terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi terutama dalam
pengangkutan oksigen dari paru- paru ke semua sel jaringan tubuh.
(Pearce,2009).
2. Tahap Pembentukan Hb
Tahap pembentukan Hb dimulai dalam eritroblast dan terus
berlangsung sampai tingkat normoblast dan retikulosit. Dari
penyelidikan dengan isotop diketahui bahwa bagian hem dari
hemoglobin terutama disintesis dari asam asetat dan glisin.
Sebagian besar sintesis ini terjadi didalam mitokondria. Langkah
awal sintesis adalah pembentukan senyawa pirol, selanjutnya 4
senyawa pirol bersatu membentuk senyawa protoporfirin yang
kemudian berikatan dengan besi membentuk molekul hem,
akhirnya keempat molekul hem berikatan dengan satu molekul
globin. Satu globin yang disintesis dalam ribosom retikulom
endoplasma membentuk Hb. ( Azhar, 2009).
Sintesis Hb dimulai dari suksinil koA yang dibentuk dalam siklus
krebs berikatan dengan glisin yang dipengaruhi oleh enzim asam
aminolevolinat (ALA) molekul pirol. Koenzim pada reaksi tersebut
yaitu piridoksal fosfat (vitamin B6) yang dirangsang oleh
eritropoetin, kemudian empat pirol bergabung untuk membentuk
protoporfirin IX yang kemudian bergabung dengan rantai
polipeptida panjang yang disebut globin yang disintesis di ribosom
membentuk sub unit yang disebut rantai Hb. (Azhar, 2009).
6

Pembentukan Hb dalam sitoplasma terjadi bersamaan dengan


proses pembentukan DNA dalam inti sel. Hb merupakan unsur
terpenting dalam plasma eritrosit. Molekul Hb terdiri dari globin,
protoporfirin dan besi. Globin dibentuk disekitar ribosom
sedangkan protoporfirin dibentuk disekitar mitokondria, besi
didapat dari transferin. Pada permulaan sel , eritrosit berinti
terhadap reseptor transferin. Gangguan dalam pengikatan besi
untuk membentuk Hb akan mengakibatkan terbentuknya eritrosit
dengan sitoplasma yang kecil dan kurang mengandung Hb. Tidak
berhasilnya sitoplasma sel eritrosit berinti mengikat fe untuk
pembentukan Hb dapat disebabkan oleh rendahnya kadar fe untuk
pembentukan Hb dapat disebabkan oleh rendahnya kadar fe dalam
darah. ( Azhar, 2009).
3. Batas kadar Hb
Batas normal kadar Hb untuk seseorang sulit ditentukan karena
se tiap suku bangsa bervariasi, namun WHO telah menetapkan
batas kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin.(Arisman, 2002).
a. Anak usia 6 bulan sampai 6 tahun : 11 gr%.
b. Anak usia 6 tahun sampai 14 tahun : 12 gr%
c. Pria dewasa : 13 gr%
d. Wanita dewasa : 12 gr%
4. Fungsi Hemoglobin
Hemoglobin didalam darah membawa oksigen dari paru- paru
keseluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida
dari seluruh sel. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen
yaitu menerima, menyimpan, dan melepas oksigen didalam sel
otot. Sebanyak lebih dari 80% besi tubuh berada dalam
hemoglobin. Menurut Depkes RI fungsi hemoglobin antara lain :
a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam
jaringan tubuh.
7

b. Mengambil oksigen dari paru- paru kemudian dibawa


keseluruh tubuh.
c. Membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme keparu- paru untuk dibuang.
5. Faktor- faktor yang mempengaruhi kadar Hb
a. Perdarahan
Pada pria dewasa sebagian besar kehilangan darah
disebabkan oleh proses penyakit, sedangkan pada wanita terjadi
kehilangan darah secara alamiah setiap bulan, jika darah yang
keluar selama menstruasi sangat banyak maka akan terjadi
anemia. ( Zarianis, 2006 ).
b. Kecukupan zat besi
Menurut parakkasi , besi dibutuhkan untuk produksi Hb
sehingga anemia zat besi akan menyebabkan terbentuknya sel
darah merah yang lebih kecil dan kandungan Hb yang rendah,
besi juga merupakan mikronutrien esensial dalam
memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen
dari paru- paru kejaringan tubuh untuk pernafasan.(Zarianis,
2006).
Kurang lebih 4% besi dalam tubuh berada sebagai mioglobin
dan senyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan
flavoprotein. Walaupun jumlahnya sangat kecil namun
mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut
dalam transportasi oksigen menerobos sel- sel membran masuk
kedalam sel otot. Sitokrom,flavoprotein dan senyawa
mitrokondria yang mengandung besi lainnya memegang
peranan penting dalam proses oksidasi yang menghasilkan
Adenosin Tri Phosphat yang merupakan molekul berenergi
tinggi, bila tubuh mengalami anemia besi maka terjadi
penurunan kemampuan bekerja.( Zarianis,2006).
8

c. Usia
Semakin bertambah usia manusia maka akan semakin
mengalami penurunan fisiologis semua fungsi organ termasuk
penurunan sum- sum tulang yang memproduksi sel darah
merah. Selain itu kemampuan sistem pencernaan dalam
menyerap zat- zat yang dibutuhkan oleh tubuh terutama dalam
hal ini adalah Fe juga berkurang, sehingga pada orang tua
mudah mengalami penurunan kadar Hb jika terjadi perdarahan
atau ketika melakukan aktivitas berat. (Zarianis,2006).
d. Jenis kelamin
Perempuan lebih mudah mengalami penurunan kadar Hb
dari pada laki- laki, terutama pada saat menstruasi.
e. Penyakit sistemik
Beberapa penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi
kadar Hb yaitu leukimia, thalasemia yang dapat mempengaruhi
sel darah merah yang disebabkan karena ada gangguan pada
sum- sum tulang. (Hofbrand et al, 2005).
6. Cara pemeriksaan kadar Hb
Ada beberapa cara pemeriksaan kadar Hb :
a. Cara Tallquist
Pemeriksaan kadar Hb dengan membandingkan warna merah
dengan menggunakan standar warna kertas talquist.
b. Cara Kalorimetris
1). Metode Sahli (pembentukan Hematin asam)
Prinsipnya Hemoglobin diubah menjadi hematin asam,
kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual
dengan standart dalam alat. Cara ini sering dipakai di
Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi
masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah
seseorang kurang darah.Kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan ini kira- kira 10%. Kelemahan cara Sahli ini
9

adalah hematin asam itu bukan merupakan larutan sejati dan


juga alat hemoglobinometer sukar distandarisasi. Selain itu
tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi
hematin( Anonim, 1989).
2). Fotoelektris (pembentukan cyanmethemoglobin)
Prosedur pemeriksaan cyanmethemoglobin yaitu Hb darah
diubah menjadi cyanmethemoglobin (Hb sianida) dalam larutan
yang berisi kalium sianida. Absorbsi larutan diukur pada
gelombang 540 mm atau filter hijau. Larutan dabkrin yang
dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin,
methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi
cyanmethemoglobin. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium
rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin
dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin kadarnya
stabil dan mudah dibeli. Larutan drabkin terdiri dari natrium
biokarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida
200 mg, aquadest 1000 ml. ( Gandasoebrata, 2006 ).
Cara cyanmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk
penetapan kadar Hb di laboratorium karena sifatnya stabil,
pada cara ini kesalahan yang dicapai kurang lebih 2 %.
( Darma, 2008).
Cara pengukuran :
a). Tabung kalorimeter dimasukkan 5,0 ml larutan dabkrin.
b). Dengan pipet Hb diambil 20 mikro liter darah kapiler.
c). Masukkan darah kedalam tabung.
d).campur isi tabung dengan membalikkan beberapa kali.
e).Bacalah dalam spectrofotometer pada gelombang 540 mm.
10

B. Menstruasi

1. Pengertian menstruasi

Menstruasi merupakan pengeluaran darah yang


berlangsung antara 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang
sekitar 50cc tanpa berkuan darah. (Manuaba,2010).

2. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi pada wanita tidak sama dengan varian


26-32 hari atau 28-35 hari.

Siklus menstruasi terjadi dalam empat fase :

a. Stadium Menstruasi
Stadium ini berlangsung sekitar 3 sampai 5 hari. Darah
keluar bersama lapisan stratum kompakta dan spongiosa dari
endometrium dan menyisakan lapisan strasum basalis setebal
0,5 mm. Jumlah darah menstruasi sekitar 50 ml, dan bersifat
tidak dapat membeku karena tidak mengandung banyak
fermen. Bila terdapat gumpalan darah, menunjukkan
perdarahan menstruasi cukup banyak.
b. Stadium Regenerasi
Stadium ini dimulai pada hari ke empat menstruasi, ketika
luas bekas deskuamasi endometrium ditutup kembali oleh
epitel selaput lendir endometrium. Sel basalis mulai
berkembang, mengalami mitosis, dan kelenjar endometrium
mulai tumbuh kembali.
c. Stadium Proliferasi
Pada stadium proliferasi, pertumbuhan kelenjar lapisan
endometrium lebih cepat dari pada jaringan ikatnya sehingga
berkelok-kelok. Lapisan atasnya, tempat saluran kelenjar yang
tampak lebih padat disebut stratum kompakta, sedangkan
11

lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok, menjadi


lebih longgar disebut “stratum spongiosa”. Stadium
proliferasi berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14, dan tebal
endometrium sekitar 3,5 cm.
d. Stadium Pramenstruasi (sekresi)
Pada stadium regenerasi sampai stadium proliferasi,
endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak saat
ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron yang mempengaruhi stadium sekresi
endometrium. Dalam stadium sekresi, tebal endometrium tetap,
hanya kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan mengeluarkan
sekret. Disamping itu, sel endometrium mengandung banyak
glikogen, protein, air dan mineral, sehingga siap untuk
menerima implantasi dan memberikan nutrisi pada zigot.
Stadium sekresi berlangsung sejak hari ke 14 sampai 28 dan
usia korpus luteum hanya berlangsung 8 hari. Setelah
mencapai usia 8 hari korpus luteum mengalami kematian
sehingga tidak mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron dan menimbulkan iskemia stratum kompakta dan
stratum spongiosa. Stadium iskemia berlangsung sebentar dan
diikuti stadium vasodilatasi pembuluh darah yang
menyebabkan deskuamasi lapisan endometrium dalam bentuk
perdarahan menstruasi. Setelah deskuamasi berlangsung 4 hari,
stadium regenerasi dan siklus menstruasi berulang kembali.
(Manuaba, 2010).

3. Lama menstruasi

Lama menstruasi antara 3-5 hari jumlah darah yang keluar


sekitar 50 ml, bersifat tidak membeku, dan apabila terdapat
gumpalan darah, menunjukkan perdarahan menstruasi cukup
banyak.(Manuaba,2010).
12

C. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi Hb Kadar Hb wanita


dewasa
1. Kehilangan darah secara
kronis ( menstruasi )
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Kecukupan zat besi
5. Penyakit sistemik

Tabel 2.1 Tabel Kerangka Teori

D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo,2005).
Variabel independen Variabel dependen

Lama menstruasi Kadar Hb tenaga


kerja wanita di PT
Usia Primatexco Batang.

Tabel 2.2 Kerangka Konsep

E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep tersebut diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
Ha 1 : Ada hubungan antara lama menstruasi dengan kadar Hb pada
tenaga kerja wanita di PT Primatex-co Indonesia Batang Jateng.
Ha 2 : Ada hubungan antara usia dengan kadar Hb pada tenaga kerja
wanita di PT Primatexco Batang Jateng.
H0 1 : Tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kadar Hb
pada tenaga kerja wanita di PT Primatex-co Indonesia Batang Jateng.
H0 2 : Tidak ada hubungan antara usia dengan kadar Hb pada tenaga
kerja wanita di PT Primatexco Batang Jateng.
13

Anda mungkin juga menyukai