Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


GANGGUAN SISTEM GENITOURINARI

DOSEN PENGAMPU:
Bapak H. Marwansyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3:

DENIA PUTRI P07120123009


ERNI SEPTIA P07120123010
FARAH ILLIYYIN P07120123011

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Gangguan Sistem Genitourinari”.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada kedua orang tua, teman- teman dan
juga semua pihak yang sudah membantu, yang selalu mendukung dan memberikan
kami fasilitas dalam pengerjaan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Metodologi. Selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang penerapan pendekatan asuhan keperawatan pada
sistem genitourinari dengan berfokus pada meningkatkan hasil pasien secara
menyeluruh.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun agar penyusunan makalah selanjutnya bisa menjadi lebih baik. Akhir
kata kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Banjarbaru. Kamis, 28 Maret 2024

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................2

1.3 TUJUAN.................................................................................................................2

BAB II....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN SISTEM GENITOURINARIA................................................3

2.2 GANGGUAN PADA SISTEM GENITOURINARIA......................................4

2.3 ANEMNESA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


GENITOURINA................................................................................................................5

2.4 PENGKAJIAN FISIK HEAD TO TOE SECARA INSPEKSI, PALPASI,


PERKUSI, AUSKULTASI PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
GENITOURINA................................................................................................................7

2.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN, RENCANA KEPERAWATAN,


TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GANGGUAN GENITOURINARIA..........................................10

BAB III.................................................................................................................................11
PENUTUP............................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem genitourinaria adalah salah satu sistem vital dalam tubuh manusia yang
bertanggung jawab atas pembentukan, penyimpanan, dan pengeluaran urine, serta
reproduksi. Gangguan atau penyakit yang terkait dengan sistem ini dapat
memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan kualitas hidup
seseorang. Menanggapi kompleksitas dan pentingnya sistem genitourinaria ini,
perawat memiliki peran yang krusial dalam memberikan asuhan yang holistik dan
berkualitas kepada pasien yang mengalami masalah pada sistem ini.
Asuhan keperawatan pada sistem genitourinaria melibatkan pemahaman
mendalam tentang anatomi, fisiologi, serta patofisiologi organ-organ yang terlibat,
seperti ginjal, kandung kemih, uretra, dan organ reproduksi. Selain itu, perawat juga
harus memahami berbagai macam gangguan atau penyakit yang dapat memengaruhi
sistem ini, mulai dari infeksi saluran kemih, batu ginjal, hingga kanker prostat atau
kanker kandung kemih.
Pentingnya peran perawat dalam asuhan sistem genitourinaria tidak hanya
terletak pada pemahaman tentang aspek medis, tetapi juga pada kemampuan untuk
memberikan perawatan yang empatik, mendukung, dan berorientasi pada kebutuhan
individu pasien. Hal ini meliputi kemampuan dalam melakukan pengkajian
menyeluruh, merencanakan intervensi yang tepat, melaksanakan perawatan dengan
cermat, serta melakukan evaluasi terhadap respons pasien terhadap intervensi yang
diberikan.
Dengan demikian, penelitian dan pengembangan dalam bidang asuhan
keperawatan pada sistem genitourinaria sangatlah penting untuk terus meningkatkan
pemahaman dan keterampilan perawat dalam merawat pasien dengan gangguan atau
penyakit pada sistem ini. Melalui makalah ini, kami akan menggali lebih dalam
tentang peran perawat dalam asuhan sistem genitourinaria, menyoroti tantangan
yang dihadapi, serta strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas
perawatan bagi pasien.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Pengertian sistem Genitourinaria?
2) Gangguan pada sistem Genitourinaria?
3) Anemnesa pada pasien dengan gangguan sistem Genitourinaria?
4) Pengkajian fisik head to toe secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi pada
pasien dengan gangguan sistem Genitourinaria?
5) Menetapkan diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan
dan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem Genitourinaria?

1.3 TUJUAN
1) Memberikan pemahaman tentang sistem Genitourinaria,
2) Menjelaskan berbagai gangguan yang dapat memengaruhi sistem
Genitourinaria.
3) Menguraikan proses anamnesis yang tepat dalam mengevaluasi pasien dengan
gangguan sistem Genitourinaria,
4) Menyajikan pengkajian fisik head to toe secara komprehensif dengan
menggunakan metode inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi pada pasien
dengan gangguan sistem Genitourinaria.
5) Merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan data anamnesis
dan pengkajian fisik pada pasien dengan gangguan sistem Genitourinaria.
6) Menyusun rencana keperawatan yang holistik dan terintegrasi untuk memenuhi
kebutuhan pasien dengan gangguan sistem Genitourinaria.
7) Menetapkan tindakan keperawatan yang tepat dan sesuai dengan rencana
perawatan pada pasien dengan gangguan sistem Genitourinaria.
8) Melakukan evaluasi terhadap hasil intervensi keperawatan yang dilakukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM GENITOURINARIA


Sistem genitourinaria atau urogenitalia terdiri atas sistem organ reproduksi
dan urinaria. Keduanya dijadikan satu kelompok sistem urogenitalia, karena mereka
saling berdekatan, berasal dari embriologi yang sama, dan menggunakan saluran
yang sama sebagai alat pembuangan, misalkan uretra pada pria.
Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah
pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah
suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari
zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Sistem urinaria atau disebut juga sebagai sistem ekskretori
juga merupakan sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urine. Tujuan Sistem perkemihan adalah untuk mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit, mempertahan kan keseimbangan asam basa tubuh,
mengekuarkan sisa-sisa metabolisme zat seperti urea, kreatinin,asam urat dan urin.
Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (air kemih). Urin dibentuk dinefron, Nefron adalah unit terkecil dari
ginjal yang berfungsi menyaring darah dan mengambil kembali zat-zat yang
bermanfaat ke dalam darah. Nefron terdiri dari 3 bagian yaitu tubulus kontortus
proksimal, tubulus kontortus distal dan ductus kolektivus(ductus koligens). Setelah
zat-zat yang bermanfaat diserap maka tersisa zat yang tidak berguna , zat ini jika
dibiarkan akan membahayakan tubuh karena termasuk zat beracun. Oleh karna itu
zat yang dikeluarkan nefron dalam bentuk larutan disebut urin.Proses pembentukan
urin terdiri dari 3 tahap (filtrasi,reabsorpsi,augmentasi).
Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam
organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-
hidup seperti cairan, hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk
sistem reproduksi. Tidak seperti kebanyakan sistem organ, jenis

3
kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan yang
signifikan. Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara dua
individu, yang memungkinkan untuk kemungkinan kebugaran genetik yang lebih
besar dari keturunannya. Sistem reproduksi yang melibatkan organ-organ
reproduksi pada makhluk hidup digunakan untuk berkembang biak atau melakukan
reproduksi, dengan tujuan untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah
Pada manusia normal, organ sistem perkemihan ini terdiri dari ginjal beserta
sistem pelvikalises, ureter, buli-buli, dan uretra. Sedangkan, sistem organ genitalia
atau reproduksi pria terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan penis. Pada umumnya organ urogenitalia terletak di rongga
retroperitoneal dan terlindung oleh organ lain yang berada di sekitarnya, kecuali
testis, epididimis, vas deferens, penis, dan uretra.(Purnomo, 2015).

2.2 GANGGUAN PADA SISTEM GENITOURINARIA


Gangguan genitourinari adalah kondisi yang mempengaruhi sistem
genitourinari, termasuk sistem saluran kemih dan reproduksi. Beberapa bersifat
bawaan, dan yang lainnya didapat di kemudian hari. Ada banyak kondisi
genitourinari. Beberapa penyakit dapat menyerang siapa saja, beberapa lebih umum
atau hanya menyerang orang yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir (AMAB),
dan lainnya hanya mempengaruhi orang yang ditetapkan sebagai perempuan saat
lahir (AFAB).
Gangguan genitourinaria yang umumnya dapat menyerang siapa saja adalah
1. Infeksi saluran kemih (ISK)
2. Batu ginjal
3. Infeksi menular seksual (IMS), seperti HIV, klamidia dan gonore sistitis
interstisial.
Beberapa gangguan genitourinari yang umum terjadi pada penderita AMAB
adalah sebagai berikut:
1. Hiperplasia prostat jinak (BPH)
2. Prostatitis

4
3. Disfungsi ereksi
4. Testis tidak turun
5. Hernia, khususnya hernia inguinalis dan femoralis
Selain itu tedapat juga gangguan genitourinari pada orang AFAB, yaitu sebagai
berikut :
1. Infeksi jamur pada vagina
2. Kista ovarium
3. Fibroid rahim
4. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
5. Endrometrosis
6. Penyakit radang panggul (PID )
7. Sindrom genitourinari menopause (GSM)

2.3 ANEMNESA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


GENITOURINA
HASIL ANAMNESA
1) Identitas Klien
Nama Klien : Tn. S,
Umur : 60 tahun,
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Makassar
Status pernikahan : Kawin
Pekerjaan : Petani,
No. RM : 317587
Tgl masuk RS : 22 – 03 – 2024
Tgl pengkajian : 24 – 03 – 2024
Alamat : Jalan malino
Diagnosa medik : Ruptur Uretra.
Keluhan utama : Nyeri pada saat Berkemih .

5
2) Riwayat keluhan utama
P : Klien menyatakan nyeri pada saat berkemih
Q : Nyeri di rasakan hilang timbul
R : Abdomen bagian kuadran kanan bawah (lumbal kanan)
S : Skala nyeri sedang (6)
T : Nyeri dirasakan pada saat beraktivitas.

3) Riwayat kesehatan sekarang,


a) Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 22 Maret 2024 dengan keluhan
nyeri pada saat BAK. keluhan ini dirasakan 1 minggu sebelum masuk
Rumah Sakit Labung Baji, setelah dilakukan pemeriksaan, klien di
diagnosa dengan penyakit ruptur uretra,
b) Klien mengatakan khawatir dan cemas dengan penyakitnya, kalau nantinya
tidak dapat bekerja dan mencari nafkah untuk keluarganya, faktor-faktor
yang memperberat jika melakukan aktivitas dan yang memperingan jika
beristrahat, karena mengatakan merasa takut pada saat bergerak sehingga
klien takut untuk bergerak dan beraktivitas..

4) Riwayat kesehatan masa lalu.


a) Klien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit.
b) Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
c) Klien tidak pernah mengalami pembedahan.
d) Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan.

5) Keadaan umum klien.


Klien nampak lemah dan cemas, Ekpresi wajah meringis, Penampilan klien
sesuai dengan usianya.
Berat Badan : 68 Kg
Tinggi Badan :170 Cm.

6
Tanda-tanda Vital
TD : 120 / 70 mmHg,
S : 36,5 oC,
N : 72 x/menit,
P : 22 x/menit.

2.4 PENGKAJIAN FISIK HEAD TO TOE SECARA INSPEKSI, PALPASI,


PERKUSI, AUSKULTASI PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
GENITOURINA
Bagian
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Tubuh

 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada


pembengkakan nyeri tekan di tanda suara
Kepala atau deformitas sekitar kepala perkusi abnormal
pada wajah positif pada arteri
karotis

 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak


mata yang massa atau tanda dilakukan
cekung atau mata pembengkaka perkusi auskultasi
Mata
yang terlihat n di sekitar positif pada mata
merah secara mata
tidak wajar

 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak


sekret atau cairan deviasi tanda dilakukan
Hidung yang keluar dari septum atau perkusi auskultasi
hidung nyeri tekan di positif pada hidung
sekitar hidung

7
 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak
kelainan pada nyeri tekan tanda dilakukan
telinga seperti atau massa di perkusi auskultasi
Telinga
pembengkakan sekitar telinga positif pada telinga
atau perubahan
warna

 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada


Mulut dan luka atau pembesaran tanda suara
Tenggoro perubahan warna kelenjar getah perkusi abnormal
kan pada bibir atau bening di positif pada suara
mukosa mulut leher bicara

 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak


pembengkakan nyeri tekan tanda dilakukan
atau tonjolan atau perkusi auskultasi
Leher pada leher pembesaran positif pada leher
kelenjar getah
bening di
leher

 Tidak terdapat  Tidak ada  Kesan  Tidak


retraksi dinding nyeri tekan sonor dilakukan
Dada dada saat pada tulang pada auskultasi
pernapasan rusuk atau semua pada dada
dinding dada daerah

 Tidak terdapat  Tidak ada  Suara  Tidak


distensi abdomen nyeri tekan timpani dilakukan
yang tidak wajar pada normal di auskultasi
Abdomen
abdomen atau seluruh pada
organ-organ abdomen abdomen
di dalamnya

8
 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak
perubahan warna, nyeri tekan tanda dilakukan
deformitas, atau atau massa perkusi auskultasi
Ekstremit
pembengkakan yang teraba di positif pada
as Atas
pada lengan atau sepanjang ekstremitas
tangan lengan atau atas
tangan

 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak


perubahan warna, nyeri tekan tanda dilakukan
Ekstremit deformitas, atau atau massa perkusi auskultasi
as Bawah pembengkakan yang teraba di positif pada
pada kaki atau sepanjang ekstremitas
kaki kaki atau kaki bawah

 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak


pembengkakan, nyeri tekan tanda dilakukan
Sistem
eritema, atau pada daerah perkusi auskultasi
Genitouri
kebocoran pada abdomen positif pada sistem
naria
uretra bawah atau genitourinari
pinggul a

 Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak


deformitas atau nyeri tekan tanda dilakukan
tonjolan yang atau perkusi auskultasi
Punggung mencurigakan pembengkaka positif pada
pada punggung n di sekitar punggung
tulang
belakang
Kulit  Tidak terdapat  Tidak ada  Tidak ada  Tidak
luka, lecet, atau nyeri tekan tanda dilakukan
perubahan warna atau massa perkusi auskultasi

9
yang yang teraba di positif pada kulit
mencurigakan bawah kulit
pada kulit

2.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN, RENCANA KEPERAWATAN, TINDAKAN


KEPERAWATAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN GENITOURINARIA
Diagnosa
N Rencana Tindakan Evaluasi
Keperawat
o. Keperawatan Keperawatan Keperawatan
an
1 Nyeri Akut - Melakukan - Berikan analgesik - Evaluasi
berhubunga pengkajian nyeri sesuai dengan tingkat nyeri
n dengan secara teratur resep dokter untuk pasien setelah
proses dengan mengurangi nyeri pemberian
inflamasi menggunakan - Ajarkan teknik analgesik
pada uretra skala nyeri relaksasi - Monitor
- Membantu klien pernapasan dalam respons klien
dalam menciptakan untuk membantu terhadap teknik
lingkungan yang mengurangi relaksasi dan
tenang dan nyaman kecemasan dan lingkungan
- Edukasi klien ketidaknyamanan yang tenang
tentang pentingnya - Berikan informasi - Evaluasi
istirahat yang tentang manfaat pemahaman
cukup untuk istirahat yang klien tentang
pemulihan cukup terhadap pentingnya
proses istirahat untuk
penyembuhan pemulihan
2 Gangguan - Monitoring output - Bantu klien untuk - Evaluasi
Eliminasi: urine dan tanda- melakukan teknik volume urine

10
Retensi Urin tanda retensi urine buang air kecil yang
berhubunga - Berikan informasi (BAK) yang benar dikeluarkan
n dengan tentang pentingnya dan lengkap oleh klien
gangguan BAK secara teratur - Dorong klien setelah
uretra untuk mencegah untuk minum pemberian
retensi urine cairan yang cukup intervensi
untuk - Monitor tanda-
meningkatkan tanda retensi
produksi urin urine seperti
nyeri abdomen
dan distensi
kandung kemih

3 Ketidak - Lakukan penilaian - Bantu klien dalam - Monitor asupan


seimbangan status nutrisi klien merencanakan dan makanan klien
Nutrisi dan pola makan memilih makanan dan perubahan
Kurang dari yang biasa yang kaya nutrisi berat badan
Kebutuhan - Berikan edukasi tetapi mudah secara teratur
Tubuh tentang pentingnya dikonsumsi - Evaluasi
berhubunga konsumsi makanan - Dorong klien perubahan
n dengan yang sehat dan untuk dalam asupan
hilangnya teratur mengonsumsi makanan dan
nafsu makan makanan kecil dan status nutrisi
akibat nyeri sering untuk klien
dan mengatasi
kecemasan hilangnya nafsu
makan

11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem genitourinaria adalah salah satu sistem vital dalam tubuh manusia
yang bertanggung jawab atas pembentukan, penyimpanan, dan pengeluaran
urine, serta reproduksi. Gangguan atau penyakit yang terkait dengan sistem ini
dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan kualitas
hidup seseorang. Asuhan keperawatan pada sistem genitourinaria melibatkan
pemahaman mendalam tentang anatomi, fisiologi, serta patofisiologi organ-
organ yang terlibat, seperti ginjal, kandung kemih, uretra, dan organ
reproduksi. Pentingnya peran perawat dalam asuhan sistem genitourinaria tidak
hanya terletak pada pemahaman tentang aspek medis, tetapi juga pada
kemampuan untuk memberikan perawatan yang empatik, mendukung, dan
berorientasi pada kebutuhan individu pasien. Sistem genitourinaria atau
urogenitalia terdiri atas sistem organ reproduksi dan urinaria. Sistem sistem
urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
Sistem reproduksi adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerja
sama untuk tujuan reproduksi seksual.
Gangguan genitourinari adalah kondisi yang mempengaruhi sistem
genitourinari. Beberapa bersifat bawaan, dan yang lainnya di dapat di
kemudian hari., Beberapa penyakit yang lebih umum seperti Infeksi saluran
kemih (ISK), Batu ginjal dan Infeksi menular seksual (IMS). Kemudian, hanya
menyerang orang yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir (AMAB) seperti
Hiperplasia prostat jinak (BPH), Prostatitis, Disfungsi ereksi, Testis tidak
turun, dan Hernia. Dan hanya mempengaruhi orang yang ditetapkan sebagai
perempuan saat lahir (AFAB) seperti Infeksi jamur pada vagina, Kista ovarium,
Fibroid rahim, Sindrom ovarium polikistik (PCOS), Endrometrosis, Penyakit
radang panggul (PID) dan Sindrom genitourinari menopause (GSM).

11
DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, A. (2015). Anatomi & Fisiologi Manusia: Sistem Genitourinaria. Yogyakarta:


Deepublish.
National Institute of Child Health and Human Development. (2022). Polycystic Ovary
Syndrome (PCOS).
Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Pelvic Inflammatory Disease (PID).

12

Anda mungkin juga menyukai