Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

MELATIH BERJALAN MENGGUNAKAN KRUK AKSILA

A. KRUK AKSILA
1. Pengertian
Kruk adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu meningkatkan
mobilisasi pasien. Penggunaannya dapat temporer, seperti pada pasien setelah
mengalami kerusakan ligament di lutut. Kruk juga dapat digunakan permanen,
misalnya pada pasien yang mengalami paralisis ekstremitas bawah.
2. Karakteristik dan jenis kruk
Kruk terbuat dari kayu atau logam. Ada dua tipe kruk, pertama kruk Lofstrand
dengan pengatur ganda atau kruk lengan bawah dengan sebuah pegangan tangan
dan pembalut logam yang pas mengelilingi lengan bawah dan yang kedua
adalah kruk aksila yang mempunyai bantalan pada bagian aksila. Pegangan
tangan berbentuk batang yang dipegang setinggi telapak tangan untuk
menyokong tubuh.
Kruk harus diukur panjangnya yang sesuai untuk klien dan harus diajarkan cara
menggunakannya dengan aman, meliputi kestabilan gaya berjalan, naik dan
turun tangga, dan bangkit dari duduk (Potter & Perry, 2005)..

Berbagai Ukuran Kruk Aksila Sepasang Kruk Aksila Lofstrand Kruk

86 | P a g e
PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

Cara Menggunakan Lofstrand Kruk Cara Menggunakan Kruk Aksila

Gbr. Cara duduk dan bangkit, naik dan turun tangga menggunakan kruk aksila

87 | P a g e
PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

Pengukuran kruk meliputi tiga area : tinggi klien, jarak antara bantalan kruk dan aksila,
dan sudut fleksi siku. Pengukuran dilakukan dengan satu dari dua metoda berikut,
dengan klien berada pada posisi supine/ telentang atau berdiri. Pada posisi telentang;
ujung kruk berada 15 cm disamping tumit klien. Tempatkan ujung pita pengukur
dengan lebar 3 – 4 jari (4 – 5 cm) dari aksila dan ukur sampai tumit klien. Pengukuran
pada posisi berdiri, posisi kruk dengan ujung kruk berada 14 – 15 cm dari samping dan
14 – 15 cm di depan kaki klien. Siku harus difleksikan 15 – 30 derajat dengan
menggunakan goniometer. Lebar bantalan kruk harus 3 – 4 lebar jari (4 – 5 cm) di
bawah aksila (Potter & Perry, 2005).

B. PENGGUNAAN KRUK AKSILA


Berdasarkan data yang diperoleh dari Center for injuri research and policy of the
research institute in Nationwide Children’s Hospital, ditemukan lebih dari 15.000
orang mengalami cedera akibat alat bantu jalan yang terjadi di Amerika dan
mengalami peningkatan sampai 23% dalam rentang tahun 1991-2008 (Mc. Kenzie,
2010 dalam Supatmi, 2013). Dampak dari penggunaan kruk yang kurang tepat dapat
menimbulkan cedera dari ringan sampai cedera berat misalnya rasa sakit atau cedera
ringan bagipada beberapa titik di tubuh penggunanya atau bahkan menimbulkan
kecelakaan karena hilangnya kontrol dari pengguna, oleh karena itu penggunaan
harus secara hati-hati.
Perawat memiliki kewajiban untuk membantu pasien dalam penggunaan alat bantu
berjalan ketika klien berada di rumah sakit, setelah menjalani operasi pada bagian
ekstremitas akibat kecelakaan atau kelemahan akibat penyakit sehingga untuk
mobilisasi pasien tersebut harus menggunakan alat bantu berjalan misalnya kruk
ataupun walker.

C. FUNGSI KRUK AKSILA


1. Menciptakan keseimbangan waktu klien berjalan
2. Memberi sokongan sebagian berat badan
3. Merupakan alat bantu berjalan
4. Memberi rasa aman bagi pengguna saat berjalan

88 | P a g e
PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

D. PROSEDUR MEMBANTU PASIEN BERJALAN MENGGUNAKAN KRUK


AKSILA
1. Pengertian
Kruk aksila adalah suatu alat bantu untuk berjalan yang digunakan pada penderita
atau pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada
anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan.
2. Tujuan (Supatmi, 2013) :
a. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
b. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
c. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
d. Meningkatkan rasa percaya diri klien
e. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot
f. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok
g. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
h. Mencegah komplikasi seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

3. Indikasi Penggunaan kruk aksila (Supatmi, 2013)


a. Pasien dengan fraktur ekstermitas bawah
b. Pasien dengan post op amputasi ekstremitas bawah
c. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke

4. Kontra indikasi
a. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37 o Celcius.
b. Penderita dalam keadaan bedrest
c. Penderita dengan post op

5. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk (Supatmi, 2013)


a. Perawat atau keluarga harus memperhatikan keamanan ketika klien akan
menggunakan kruk
b. Monitor keadaan klien saat akan menggunakan kruk dan observasi adanya
keluhan pusing dan kelemahan. Beri waktu istirahat sampai problem benar-
benar hilang.
c. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan
d. Sebelum digunakan, siapkan dan cek dahulu kruk
e. Perhatikan lingkungan sekitar
f. Gunakan WC duduk untuk buang air besar
g. Bila tidak ada WC duduk, gunakan WC biasa dengan kursi yang tengahnya
diberi lubang
h. Jaga keseimbangan tubuh pasien dan perawat
6. Persiapan Pasien
a. Salam teraupetik dengan ramah pada saat bertemu pasien dan keluarga

89 | P a g e
PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

b. Rencana tindakan dijelaskan sampai klien atau keluarga mengerti


c. Rencana program divalidasi kembali
d. Kebutuhan alat dan bahan diidentifikasi
e. Kesiapan klien dikaji ulang

7. Persiapan Alat
a.Kruk aksila
b.Pita pengukur
c.Goniometri
d.Tempat berjalan (lorong rumah sakit, taman yang memiliki tempat latihan
berjalan)
8. Prosedur Kerja :
a. Perawat mencuci tangan
b. Ukur panjang kruk 3 sampai 4 jari lebar dari aksila ke titik 15 cm lateral ke
tumit klien yang sudah standar
c. Posisikan pegangan kruk dengna siku fleksi pada sudut 15 sampai 30 derajat.
Sudut siku harus dipastikan dengan goniometer
d. Yakinkan bahwa jarak antara bantalan kruk dan aksila 3 sampai 4 jari lebarnya
e. Instruksikan klien untuk menggunakan poros berdiri (posisi tripod). Poros
berdiri dibentuk bila kruk ditempatkan 15 cm di depan dan 15 cm di samping
tiap kaki.
f. Ajarkan klien menggunakan salah satu dari empat cara berjalan. Umumnya,
cara berjalan yang diprogramkan telah didapat dari terapis fisik (fisioterapis)
atau dokter.

1) Gaya berjalan empat titik tumpu


a) Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan
b) Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan
c) Langkahkan kruk sebelah kiri ke depan
d) Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan
2) Gaya berjalan tiga titik tumpu
a) Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga
dimajukan, kemudian menyusul kaki yang sehat

90 | P a g e
PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

b) Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola
tadi di ulang lagi.

3) Gaya berjalan dua titik tumpu


a) Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama
b) Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama

4) Swing through atau swing to gait


a) Langkahkan kedua kruk bersama-sama
b) Kedua kaki diangkat diayunkan maju sampai pada garis yang
menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk

91 | P a g e
PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

Gbr. Gaya berjalan menggunakan kruk

92 | P a g e
PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN BANJARBARU
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 3A Banjarbaru 70714 Telp (0511) 4772517

INSTRUMEN CEKLIST OBSERVASI


MELATIH PASIEN BERJALAN MENGGUNAKAN KRUK
N Skor
Indikator Ketercapaian
o 0 1 2
1 Salam terapeutik
2 Perkenalkan diri
3 Menyiapkan peralatan dan persediaan yang dibutuhkan
4 Menjelaskan prosedur dan kontrak waktu
6 Mencuci tangan
7 mengukur panjang kruk 3 sampai 4 jari lebar dari aksila ke titik 15 cm lateral
ke tumit klien adalah standar
8 Memposisikan pegangan kruk dengna siku fleksi pada sudut 20 sampai 25
derajat. Sudut siku harus dipastikan dengan goniometer
9 Memastikan jarak antara bantalan kruk dan aksila 3 sampai 4 jari lebarnya
10 Menginstruksikan klien untuk menggunakan poros berdiri. Poros berdiri
dibentuk bila kruk ditempatkan 15 cm di depan dan 15 cm di samping tiap
kaki.
11
Aj Mengajarkan klien salah satu dari empat cara berjalan yang sudah umum. Cara
berjalan yang diprogramkan biasanya didapat dari terapis fisik atau dokter :
Gaya berjalan empat titik tumpu
a. Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan
b. Langkahkan kaki sebelah kiri ke depan
c. Langkahkan kruk sebelah kiri ke depan
d. Langkahkan kruk sebelah kanan ke depan
Gaya berjalan tiga titik tumpu
a. Kedua kayu penopang dan kaki yan tidak boleh menyangga dimajukan,
kemudian menyusul kaki yang sehat
b. Kedua kruk lalu segera dipindahkan ke muka lagi, dan pola tadi diulang lagi
Gaya berjalan dua titik tumpu
a. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama
b. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama
Swing through atau swing to gait/ gaya berjalan mengayun
a. Langkahkan kedua kruk bersama-sama
b. Kedua kaki diangkat diayunkan maju sampai pada garis yang
menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk
14 Mencuci tangan setelah prosedur selesai dilakukan
15 Mengobservasi respons klien setelah berlatih berjalan
1 Merapikan klien
6
1 Merapikan alat dan bahan
7
1 Salam terminasi
8
1 Mendokumentasikan tindakan dan respons klien.
9
TOTAL SKOR
Nilai 0 = Tidak dilakukan Nilai = Total Skor
Nilai 1 = Dilakukan tetapi kurang 38
Nilai 2 = Dilakukan dengan benar
Nilai : (Nilai < 70 dinyatakan belum kompeten)
Demonstrasi yang ditunjukan oleh peserta: Kompeten Belum Kompeten

93 | P a g e
PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR 2016

Umpan Balik Untuk mahasiswa :

Tanda Tangan Peserta ................................ Tanggal .........................................


Tanda Tangan Penguji ................................. Tanggal .........................................

94 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai