Anda di halaman 1dari 17

BANK DARAH RUMAH SAKIT

UNIT TRANSFUSI DARAH


PMI

UNIMUS
2019
PENGERTIAN

Pelayanan darah = pelayanan kesh yg manfaatkan


darah manusia dng tujuan kemanusiaan
Unit/Pelayanan transfusi darah = perencanaan,
pelestarian donor darah, penyedia darah, distribusi
dan pemberian darah kepada pasien.
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) = unit pelayanan
RS yg b’tanggung jawab atas ketersediaan darah
untuk transfusi yg aman, berkualitas & jumlah
cukup (Permenkes 83 / 2014). BDRS = unit
pelayanan ditetapkan oleh Direktur RS & dapat
mjd bag lab RS.
PENGERTIAN

BDRS didirikan & dikelola oleh RS berkewajiban


menyimpan darah yg telah diuji saring oleh UTD PMI &
melakukan uji cocok serasi berdasarkan perjanjian
kerjasama antara UTD PMI dan RS.    

Fungsi BDRS = pelaksana dan pj pemenuhan


kebutuhan darah untuk transfusi di RS sebagai bagian
dari pelayanan RS secara keseluruhan  menyimpan
darah dan mengeluarkan bagi pasien yang memerlukan
darah. PMI wajib membantu pendirian Bank Darah
Rumah Sakit yg dikelola oleh RS.
ALUR KERJA

UTD menyerahkan darah ke BDRS yang telah


diserologi terhadap Hepatitis B, Hepatitis C, Sifilis
dan HIV.
Petugas BDRS lakukan Crossmatch (uji silang serasi)
Darah yang sudah diproses/uji silang serasi, diambil
oleh perawat ruangan untuk ditransfusikan kepada
pasien yang namanya sesuai tercantum dalam
formulir permintaan darah
Bila darah yang dibutuhkan belum segera digunakan
maka perawat ruangan menitipkan kembali ke
BDRS.
TUGAS BDRS
Menyiapkan SPO (Standart Prosedur Operasional) setiap kegiatan
Merencanakan kebutuhan darah di RS bersangkutan.
Menerima darah dari UTD yg memenuhi syarat uji saring & golda.
Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
Memantau persediaan darah harian/mingguan.
Melakukan pem golda ABO & Rhesus pada darah donor & resipien
Melakukan uji silang serasi
Melakukan rujukan uji silang serasi ke UTD secara berjenjang
Menyerahkan darah yg cocok ke petugas RS yg berwewenang
Melacak penyebab terjadinya reaksi transfusi
Meningkatkan pengetahuan & keterampilan petugas BDRS  diklat
Melaksanakan pendataan untuk ↑ mutu pelayanan transfusi darah
Melakukan pencatatan, dan pelaporan.
STANDAR PELAYANAN BDRS

 Standart pelayanan bank darah rumah sakit mengacu pada 4P


1.  Pengamanan
2.  Penyimpanan
3.  Pencocokan
4. Pendistribusian

Ketenagaan
a. Dokter telah  dilatih bidang transfusi darah (min 80 j).
b. Pelaksana teknis lab = Paramedis Teknologi Transfusi 
Darah (PTTD) / analis terlatih di bidang transfusi darah (min
120 jam)
c. Tenaga administrasi / pekarya.
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

Upaya pelayanan kesehatan td kegiatan mulai


pengarahan & pelestarian donor, pengambilan
darah, pencegahan penularan penyakit,
pengamanan, pengolahan darah, pendistribusian
darah, penyimpanan darah, pemeriksaan golda & uji
silang serasi serta pemberian darah kepada resipien.
Setiap kegiatan harus sesuai Standar Prosedur
Operasional (SPO).
Kegiatan distribusi darah dilakukan oleh petugas
dengan menggunakan coolbox & sesuai SPO.
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

Peraturan Pemerintah No.18/1980  PMI sebagai satu-


satunya organisasi yg ditugaskan melaksanakan kegiatan
transfusi darah.
Target : memenuhi kebutuhan darah yg bermutu, aman dan
mencukupi serta harga terjangkau 165 Unit Transfusi
Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan
Daerah Tingkat II.
Jumlah darah sekitar 0,47% dari jumlah penduduk, idealnya
jumlah darah yg tersedia berkisar 1% dari jumlah penduduk.
Darah diperoleh dari sumbangan donor darah sukarela
maupun donor darah pengganti.
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

Pelayanan transfusi darah aman  prinsip yaitu :


a. Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan
memenuhi kriteria sebagai donor darah resiko rendah
(low risk donor).
b. Proses pengamanan, pengolahan & penyimpanan
serta BHP sesuai standar.
c.   Distribusi dilakukan dengan rantai dingin (sistem
distribusi tertutup).
d.  Pemakaian rasional, indikasi & pemilihan
komponen berdasarkan analisa medis yg tepat.
DONOR DARAH

Orang yg memberikan darah scr sukarela untuk tujuan


transfusi darah bagi orang lain yg membutuhkan.

Syarat donor darah :


Sehat jasmani dan rohani.
Usia 17-65 tahun.
Berat badan minimal 45 kg.
Temperatur tubuh : 36,6 – 37,5°C (oral)
Tekanan darah sistolik 100-170 & diastolik 70-100.
Denyut nadi : Teratur, 50 – 100 kali/ menit
Hb 12,5 g/dl - 17 g/dl.
Interval donor min 12 minggu/3 bln & maks 5 X/thn.
DONOR DARAH

Kondisi kesehatan yg tidak boleh donor darah


Menderita penyakit jantung dan paru-paru
Menderita kanker
Hipertensi
Diabetes mellitus
Sedang atau pernah menderita hepatitis B atau C
Mengidap atau berisiko tinggi HIV/AIDS
Mempunyai penyakit sifilis
Memiliki kecenderungan perdarahan tidak normal
Menderita epilepsi atau kejang
Memakai narkoba
Kecanduan alkohol
DONOR DARAH

MANFAAT DONOR DARAH


Memeriksakan kesehatan berkala 3 bulan sekali
seperti tensi, Lab Uji Saring (HIV, Hepatitis B, C,
Sifilis dan Malaria).
Mendapat piagam penghargaan sesuai jumlah
menyumbang darahnya antara lain 10, 25, 50, 75,
100 kali.
Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya
Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah.
Merupakan bagian dari ibadah.
BLOOD SCREENING (UJI SARING)

Merupakan salah 1 tahap dalam pengelolaan darah


oleh PMI untuk mendapatkan darah yang aman . SK
Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII /1992 ttg
kewajiban pem HIV pada darah donor.

Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) melakukan uji


saring 4 penyakit menular = syphilis, hepatitis B & C
dan HIV/AIDS. Bila ada donor darah yg dicurigai
terinfeksi, dirujuk ke UTDP untuk test ulang darah
donor tersebut.
KONSELING DONOR DARAH

UTD PMI melakukan pre dan post konseling untuk


hasil pem darah yang positif Sifilis, Hepatitis B & C.
Pre konseling = sebelum pem, donor diberi penjelasan
& mendapat persetujuan melalui Inform Consent = jika
hasil reaktif maka darah tidak digunakan transfusi.
Post Konseling = setelah hasil pem darah donor
dinyatakan positif, maka diadakan pemanggilan ybs
melalui pos. Untuk kasus HIV dipanggil langsung.
Diberitahukan ybs untuk tidak menjadi donor darah
sampai hasil pem negative pada sifilis
Tidak menjadi donor darah untuk selamanya bagi
pengidap HIV dan Hepatitis B & C.
PROSES PENYEDIAAN DARAH

Donor dicatat  seleksi donor darah sukarela dng resiko


rendah  anamnesa = bukan resiko tinggi penyakit yg
ditularkan melalui transfusi, pemeriksaan fisik serta
pem kadar Hb. Bila calon donor sehat pada saat itu 
pengambilan darah donor & ditampung dalam kantong
darah sesuai kebutuhan (single, double, triple / quad
bag) sebanyak 250/350cc & << (5 -10cc) sebagai sampel
untuk pem golda ABO, Rhesus dan uji saring Infeksi
Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) = sifilis,
Hepatitis B, Hepatitis C, Anti-HIV dll sesuai kebutuhan.
Daerah prevalensi malaria tinggi dapat + pem malaria.
PROSES PENYEDIAAN DARAH

Kantong darah & tabung sampel diberi kode yg sama.


Sementara pem dilakukan, kantong darah dikarantina.
Setelah hasil pem didapat  pencatatan dan tindak
lanjut = dimusnahkan bila hasil reaktif dan disimpan /
pemisahan komponen bila non reaktif.

Penyampaian darah ke RS harus dilakukan  oleh petugas


UTD atau BDRS dengan menggunakan coolbox, sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan dengan
berita acara penyerahan.

Anda mungkin juga menyukai