LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
NOMOR : / /RSMA/ /
TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN
DARAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. RUANG LINGKUP
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Bedah Sentral
3. Instalasi Kamar Bersalin
4. RRI Penyakit Dalam
5. RRI Bedah
6. RRI Anak
7. RRI Kebidanan
8. RRI Neonatus
9. RRI Utama
10. ICU/ICCU
11. Hemodialisa
D. BATAS OPERASIONAL
1. Perencanaan Kebutuhan Darah dan Pengajuan permintaan darah ke UTD
PMI Kabupaten Sumbawa
2. Penerimaan darah dan penyimpanan darah di Bank Darah Rumah Sakit.
Dilakukan dalam tempat dan suhu yang optimal
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No 23 tahun 1992 tentang Pokok Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1992 Nomor 100, tambahan Lembaran
Negara Rupublik Indonesia nomor : 3495);
2. Undang – Undang No 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaga
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 443) ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1980 tentang Transfusi Darah
(Lembaga Negara tahun 1980 Nomor 27);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 478/Menkes/Peraturan/IX/1990 tentang
Upaya Kesehatan di Bidang Transfusi Darah ;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang
Standar Bank Darah minimal bidang Kesehatan di Kabupaten Kota.
C. TUGAS BDRS
Merencanakan kebutuhan darah di Rumah Sakit yang bersangkutan
Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non
reaktif) dan telah di konfirmasi golongan darah
Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
Memantau persediaan darah harian/mingguan
Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah
donor dan darah resepian
Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah resepian
Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah
ABO/Rhesus ke UTD secara berjenjang
Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien pada dokter yang meminta
atau petugas Rumah Sakit yang diberi kewenangan
Melacak penyebab terjadinya reaksi transfusi darah
G. SOP BDRS
Standar Operasional (SOP)
Merupakan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan di BDRS
Disusun atau semua tahapan pelayanan
Disesuaikan dengan perkembangan pelayananan sehingga harus di update
secara periodek
SOP BDRS RSMA
1. Pemeeriksaan golongan darah metode tabung
2. Pemeriksaan golongan darah metode slide test
3. Pemantauan dan pelaporan reaksi transfusi
4. Pengambilan darah yang tidak jadi dipakai oleh pasien
5. Penyerahan darah yang diminta oleh pasien
6. Pendistribusian darah transfusi sangat darurat/cito/tanpa crossmatch
7. Pengecekan identitas darah donor dan pasien (pra transfusi)
8. Pemasangan kantong darah dan infus sel transfusi
9. Tukar dinas
10. Pengembalian darah ke UTD
11. Respon time Bank Darah
12. Pengembalian darah yang tidak jadi dipakai oleh pasien
13. Uji cocok serasi metode gel tes
14. Pengiriman contoh darah pasien
15. Cuci tangan sesudah dan sebelum bekerja
16. Pengajuan permintaan darah
17. Direct coombs test (DCT)
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
18. Pembuatan suspensi sel darah merah : (2%, 5%, 10%, 40%, 50%)
19. Persiapan pelaksanaan transfusi darah (penyiapan contoh darah)
20. Pencucian suspense sel darah merah pekat
21. Penyimpanan darah donor dalam refrigerator Blood Bank
22. Pemisahan serum plasma dari sel darah merah
23. Mencuci alat gelas lab
Tugas:
1. Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelayanan dan pengembangan
pelayanan darah di RSMA
2. Merencanakan, melaksanakan, mengawasi, dan mengendalikan seluruh
kegiatan pelayanan darah
3. Melacak penyebab terjadinya raksi transfusi
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas BDRS dalam
pendidikan dan pelatihan dibidang transfusi darah
5. Mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan transfusi darah di Rumah
Sakit
6. Meningkatkan mutu pelayanan darah sesuai dengan hasil analisa data,
evaluasi seta perkembangan kebutuhan masyarakat
7. Melaksanakan penelitian praktis untuk peningkatan mutu pelayanan
transfusi darah
8. Melakukan pecatatan dan pelaporan
9. Menyelenggarakan dan memelihara kegiatan administrasi dan pelayanan
10. Menyiapkan SPO setiap langkah kegiatan
11. Mengatur tugas atau dinas jaga dalam tiga shift
12. Merencanakan kebutuhan darah di RS bersangkutan
13. Membuat laporan berkala dan tahunan
14. Memberikan pembinaan kepada semua staf dan karyawan BDRS
Wewenang:
1. Menentukan keputusan berkenaan dengan kebijakan pelayanan dan
pengembangan bank darah
2. Mengusulkan rencana atau program pengembangan BDRS sesuai
kebutuhan
3. Memberikan teguran dan peringatan kepada staf atau karyawan yang
tidak disiplin dan akan meneruskan kepada Kepala Bidang Penunjang
Medis jika teguran terakhir tidak diindahkan
4. Mengajukan permintaan bahan dan perlengkapan ALKES (logistik)
5. Menolak sampel pemeriksaan rujukan di luar yang tidak layak periksa dan
merekam alasan penolakan
6. Merekam daftar hadir staf, membina dan menjaga disiplin kerja BDRS
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab kepada kasi Penunjang Medis.
Bidang logitik
Tugas:
1. Mengawasi stock persediaan reagen, Bahan Habis Pakai, dan Barang-
Barang di BDRS
2. Melakukan pencatatan stock reagen setiap minggu
3. Melakukan permintaan reagen, BHP, dan barang-barang ke PMI dan
Gudang RSMA
4. Mengawasi reagen-reagen yang mendekati masa expired
5. Menghitung jumlah pemakaian bahan dan reagen setiap bulan, membuat
laporan dan memberitahukan kepada kepala BDRS
Wewenang:
1. Berhak menegur petugas yang tidak memberitahu reagen yang sudah
mendekati masa expired
Bertanggung Jawab:
Wewenang:
1. Berhak menegur setiap petugas yang tidak melakukan kegiatan
pemantapan mutu sesuai SOP
2. Melaporkan petugas pemeriksa yang tidak atau kurang disiplin kepada
kepala BDRS.
Bidang Teknis
Pelaksana yang mengatur kelancaran pelaksanaan pelayanan darah di BDRS.
Tugas:
1. Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus
pada kantong darah donor dan darah resipien
2. Mengawasi pemeriksaan uji silang serasi antara darah donor dan darah
resipien
3. Melakukan rujukan bila ada kesulitan uji silang serasi dan golongan darah
ABO/Rhesus ke UTD secara berjenjang
4. Mengawasi proses penyerahan darah yang cocok untuk pasien pada
dokter yang meminta atau petugas rumah sakit yang diberi wewenang
5. Mengawasi pelaksanaan penerimaan darah dari UTD yang telah
memenuhi syarat uji silang (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan
darah
6. Mengawasi proses penyimpanan darah dan memantau suhu simpan
darah
7. Memantau persediaan darah harian/mingguan
8. Membina dan memberikan bimbingan teknis untuk setiap pemeriksaan
9. Melaporkan kepada kepala BDRS jika fungsi alat terganggu, membuat
laporan kerja dan memberitahukan kepada kepala BDRS
Wewenang:
1. Berhak menegur petugas pemeriksa yang tidak melaksanakan prosedur
kegiatan sesuai SOP
2. Melaporkan petugas pemeriksa yang tidak atau kurang disiplin kepada
kepala BDRS
Bertanggung Jawab
Bidang Administrasi
Tugas
1. Melakukan pecatatan dan pelaporan
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
2. Menyelenggarakan dan memelihara kegiatan administrasi dan
pelayanan
3. Membuat tugas atau dinas jaga dalam tiga shift
4. Membuat laporan berkala dan tahunan
Wewenang
A. Denah Ruangan
R. III R. II R. III
R. IV
KETERANGAN :
R. I : ADMINSITRASI
R. II : LABORATORIUM
R. III : RUANG KEPALA RUANGAN
R. IV : KAMAR MANDI
N
JENIS KELENGKAPAN BDRS
O
1. Gedung Permanen
2. Ventilasi 1/3 x luas lantai
Suhu 20-240C ( Guidelines for Blood
Center WHO 2010 )
3. Penerangan ( lampu ) 5 watt/m2
4. Air mengalir, barsih 50 L/pekerja/perhari
5. Daya listrik 1300 W
Jaminan supply listrik 24
Jam dengan alat back up
6. Tata ruang
a. Ruang administrasi/loket
penerimaan dan
pendistribusian darah
Luas keseluruhan ± 40 m2
b. Ruang laboratorium dan
penyimpanan
c. Ruang petugas ( ruang
kepala, ruang staf ).
7. Fasilitas pembuangan limbah Sesuai ketentuan peraturan
a. Tempat perundang – undangan tentang
penampungan/pengelola kesehatan lingkungan di rumah
han sederhana limbah sakit
cair/padat
b. System pembuangan
limbah
kebutuhan )
2. Medical refrigerator
1
3. Plasma thawing
1
4. Tube sialer elektik
1
5. Headseler
1
6. Serologi centrifuge 12 tube ( uk. Tab
12x75 mm )
2
7. Plasma extractor
1
8. Timbangan
B. Pemeriksaan serologi
Sesuai kebutuhan
1. Golongan darah ABO dan rhesus
Sesuai kebutuhan
pada refisien dan donor ( metode
Sesuai kebutuhan
pemeriksaan cell typing )
Metode pemeriksaan golongan darah :
Blood Grouping Plate atau
Tabung reaksi ukuran 12x75 mm 1
Reagen anti ABO dan rhesus 1
(yang sudah direkomendasikan 1
oleh instansi yang berwewenang)
2. Uji silang serasi
Metode Gel Tes 1
- ID Incubator 1
- ID Serofuge 4
- Dispenser diluent
Disinfektan kulit
Disinfektan peralatan
Sarung tangan sekali pakai
NaCL 0.9%
1. Permintaan darah dari Bank Darah Rumah Sakit dapat dipenuhi apabila :
Memakai Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi ( SPDT ) yang telah
disediakan rangkap 4 (empat), yang harus diisi dengan tulisan jelas mudah di
baca.
Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi (SPDT) harus terisi lengkap sesuai
dengan permintaan darah.
Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi (SPDT) harus ditandatangani oleh
dokter yang meminta.
Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi (SPDT) harus disertai dengan
sampel darah, jika keduanya tidak sesuai akan dikembalikan ke ruang
perawatan.
Sampel darah pasien ;
Untuk ada atau tidaknya ketersediaan darah, pihak Bank Darah Rumah Sakit
dapat menelpon terlebih dahulu ke UTD PMI Sumbawa untuk informasi
ketersediaan.
2. Permohonan darah diterima petugas BDRS, teliti,terutama mencocokkan
identitas penderita antara Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi (SPDT) dan
contoh darah harus sama. Apabila diantaranya ada perbedaan identitas
penderita, maka permohonan itu akan di kembalikan keruangan yang
meminta.Apabila tidak ada masalah, petugas BDRS memenuhi permintaan
tersebut sesuai dengan peraturan yang beraku.
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
3. Proses permintaan darah secara langsung melalui proses uji silang (crossmatch),
pencatatan dan dokumentasi selama 45 menit proses.
4. Sebelum darah diserahkan kepada pemohon, petugas BDRS harus memeriksa
ulang nama pada formulir, label pada kantong darah, serta label kecocokan pada
kantong darah dan nomor kantong darah harus sesuai dengan yang tertera pada
formulir permintaan darah.
5. Pemohon darah menanda tangani bukti penyerahan darah disertai nama jelaas
penerima darah pada formulir permohonan darah, dan disaksikan oleh petugas
BDRS pada saat penyerahan darah tersebut.
6. Setiap permintaan darah yang dalam waktu 3x24 jam sejak menitipkan atatu
tidak diambil, dianggap batal meminta darah. Maka pihak BDRS dan UTD PMI
Sumbawa akan mendistribusikan darah tersebut untuk pasien lain yang
membutuhkan.
7. Setiap permintaan darah yang telah dilakukan pemeriksaan uji silang serasi
(crossmatching) dan batal digunakan akan dikenakan biaya uji silang serasi.
8. Pelaksaan transfusi disertai persiapan pasien dan informed consent.
9. Permintaan darah transfusi pada pasien pendarahan hebat yang diperlukan
untuk uji silang serasi lengkap dengan response time 30 menit, lalu dokter
hendaknya menulis dalam formulir permintaan darah bahwa darah dibutuhkan
segera/cito/sangat darurat tanpa uji silang serasi (cross matching), petugas
BDRS dapat mengeluarkan darah tanpa uji silang serasi dan menulis uji reaksi
compatible belum dikerjakan, hasil uji silang serasi akan disusulkan, jika
incompatible akan segera diberitahukan.
10. Permintaan darah langkah (darah rhesus negative) menggunakan system rujuk
ke UTD PMI
11. Permintaan darah dan penanganan darah incompatible menggunakan system
tertutup ke UTD PMI.
12. Pendistribusian darah dari UTD PMI Sumbawa ke BDRS atau dari BDRS keuang
perawatan memenuhi prinsip rantai dingin dan system tertutup :
a. Rantai dingin adalah upaya mempertahankan suhu darah sehingga darah
tidak mengalami kerusakan fisik dan fungsi.
b. System tertutup adalah transportasi darah dilakukan oleh petugas BDRS
dan UTD PMI dan tidak boleh melibatkan keluarga pasien.
13. Pemantauan dan penelusuran reaksi transfusi meiputi petugas ruangan
perawatan melaporkan dan melakukan pencatatan reaksi transfusi pada formulir
pemantauan reaksi transfusi dan penelusuran reaksi transfusi.
14. Pelaporan dan pencatatan mengacu kepada peraturan yang berlaku.
15. Penanganan limbah umum, padat dan limbah cair.
Umum : diambil oleh petugas kebersihan dibawa ke TPA
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
Padat : diambil oleh petugas kebersihan dibawa ke penampuangan
akhir
dan di bakar di incubator
Cair : dimasukkan ke wastafel dan dialirkan ke septic tank dan di
lanjutkan ke IPAL Rumah Sakit
BAB VI
LOGISTIK BDRS
A. KESELAMATAN PASIEN
Untuk menjaga kualitas dan keamanan darah di Intalasi Bank Darah
RSMA, pelayanan darah diakukan dengan distribusi tertutup dan dengan metode
rantai dingin yaitu pelayanan dilakukan seluruhnya oleh petugas Rumah Sakit
dan UTD dengan memperhatikan suhu penyimpanan darah dalam blood bank
maupun saat didistribusikan. Keluarga pasien tidak libatkan dalam pelaksanan
distribusi.
B. KESELAMATAN KERJA
Untuk mencegah resiko gangguan dan keseamatan bagi petugas BDRS maka
perlu diperhatikan :
1. Ruangan
a. Kebersihan
b. Permukaaan meja kerja selalu dibersihkan seteah bekerja dan ketika
terjadi tumpahan bahan.
c. Lantai bersih dan tidak licin da nada sauran pembuangan
d. Suhu ruangan antara 220C – 270C dengan kelembaban nisbi 50 – 70%
e. Udara di dalam ruangan dibuat mengalir searah ( dari ruang bersih ke
ruang kotor )
f. Dinding dicat dengan bahan epoksi, permukaan rata, mudah dibersihkan,
tidak tembus cairan dan tahan terhadap disenfektan
g. Pintu ruangan harus selalu tertutup jika petugas sedang bekerja, mereka
yang tidak berkepentingan dilarang masuk
2. Peralatan
a. Sarung tangan dilepas jika menerima telepon
Ditetapkan di
Pada tanggal