Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RUMAH SAKIT H.L. MANAMBAI ABDULKADIR


Jl. Lintas Sumbawa – Bima Km 05 Telp.(0371) 2628078 Fax. (0371) 2628099
Sumbawa Besar email : rsudp_disumbawa@yahoo.com KodePos: 84381

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RS. H. L. MANAMBAI ABDULKADIR
NOMOR : / /RSMA/ /
TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN
DARAH

PEDOMAN PELAYANAN DARAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam perkebangan Pelayanan Kesehatan dewasa ini, kebutuhan akan


Pelayanan Darah yang berkualitas, mudah di akses serta dalam jumlah yang
cukup semakin meningkat. Khususnya dalam menurunkan angka kematian ibu
yang masih cukup tinggi di Indonesia, dimana penyebab utamanya antara lain
adalah perdarahan. Selain itu darah transfusi yang aman juga dibutuhkan untuk
penanganan penyakit degeneratif, cedera akibat kecelakaan, serta berbagai
penyakit yang memerlukan transfusi darah untuk pengobatan dan pemulihan
kesehatan.
Dalam mewujudkan Pelayanan Darah yang berkualitas dan mudah di
akses tersebut, maka setiap rumah sakit harus mempunyai persediaan darah
yang siap pakai yang disertai dengan manajemen darah yang baik melalui Unit
Bank Darah Rumah Sakit yang bekerja dengan Unit Transfusi Darah (UTD)
sebagai penyediaan darah transfusi yang aman.
Untuk menjamin pelayanan yang aman, berkualitas, dan berstandar maka
RS H.L.MANAMBAI ABDULKADIR menetapkan Kebijakan Bank Darah yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas di Bank Darah Rumah Sakit.

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
B. Tujuan
 Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan transfusi darah yang aman dengan sistem
distribusi tertutup serta berkualitas, terkoordinasi dan sesuai dengan
standar.
 Tujuan Khusus
Adanya acuan bagi Unit Bank Darah RS H.L.MANAMBAI ABDULKADIR
dalam melaksanakan Pelayanan Darah yang berkualitas (aman, tepat
waktu, efisien, akses mudah, rasional) sebagai pendukung pelayanan
prima rumah sakit.

C. RUANG LINGKUP
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Bedah Sentral
3. Instalasi Kamar Bersalin
4. RRI Penyakit Dalam
5. RRI Bedah
6. RRI Anak
7. RRI Kebidanan
8. RRI Neonatus
9. RRI Utama
10. ICU/ICCU
11. Hemodialisa

D. BATAS OPERASIONAL
1. Perencanaan Kebutuhan Darah dan Pengajuan permintaan darah ke UTD
PMI Kabupaten Sumbawa
2. Penerimaan darah dan penyimpanan darah di Bank Darah Rumah Sakit.
 Dilakukan dalam tempat dan suhu yang optimal

NO JENIS DARAH TEMPAT SUHU


1. Whole Blood Blood Refrigerator 20 c – 60 c
2. Packed Red Cell Blood Refrigerator 20 c – 60 c
(PRC)
3. Thrombocyte Platelet agitator 20 – 24 C
concentrate (TC)
 Penyimpanan dengan sistem First In First Out (FIFO)
 Tersedia SOP penyimpanan darah
3. Penyerahan darah yang diminta pasien
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
 Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter dengan
formulir permintaan (SPDT)
 Darah yang sudah siap ditransfusi diserahkan kepada petugas ruangan
dengan menandatangani formulir penyerahan dan buku ekspedisi.
4. Transportasi darah memenuhi prinsip rantai dingin dan sitem tertutup.
Untuk menjaga kualitas dan keamanan darah di Intalasi Bank Darah RS
H.L.MANAMBAI ABDUL KADIR. Pelayanan darah dilakukan dengan distribusi
tertutup dan dengan metode rantai dingin yaitu pelayanan dilakukan
seluruhnya oleh petugas Rumah Sakit dan UTD PMI dengan memperhatikan
suhu penyimpanan darah dalam blood bank maupun saat didistribusikan.
Keluarga pasien tidak dilibatkan dalam pelaksanaan distribusi.
5. Uji konfirmasi golongan darah pasien dan darah donor
6. Uji cross matching (Uji Silang Serasi)
 Cross matching (Uji Silang Serasi) antara darah donor dengan darah
pasien harus dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibody
dalam darah pasien yang bereaksi dengan darah donor bila
ditransfusikan
 Darah donor yang sudah dilakukan uji silang serasi di beri label yang
berisi
 Nama Pasien
 Tanggal Lahir
 Nomor RM
 Nama Rumah Sakit
 Golongan Darah
 Tanggal darah diambil
 Nomor kantong darah
 Tanggal darah diberikan
 Jenis permintaan darah (WB/Komponen)
7. Identifikasi donor dilakukan oleh Unit Transfusi darah (UTD PMI)
Identifikasi penerima dilakukan oleh Unit Bank Darah Rumah Sakit yang
diambil dari data pada formulir permintaan dan tertulis dalam buku registrasi
Meliputi ;
 Nama Pasien
 Ruang rawat inap
 Nomor RM
 Diagnosa
 Dokter yang meminta/ yang memeriksa
 Jumlah permintaan
 Jenis permintaan (WB/Komponen)
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
 Waktu pengerjaan cross matching
8. Permintaan darah transfusi pada pasien perdarahan hebat mengacu pada
permintaan darah sangat darurat/cito/tanpa uji silang serasi
9. Pengembalian darah yang tidak terpakai
Darah dikembalikan ke UTD PMI apabila :
 Kelebihan stok di BDRS dengan syarat kondisi darah masih aman dan
berkualitas
 Kantong darah kadaluarsa
 Kantong darah bocor
 Selang pada kantong ada yang bocor atau putus
 Darah rusak
 Pengiriman darah tidak sesuai dengan permintaan dari BDRS
 Terdapat masalah pada penulisan label kantong darah (Gol darah,
jenis komponen darah dll)
10. Pencatatan dan Pelaporan dari reaksi yang timbul akibat transfusi darah, bila
terjadi reaksi transfusi yang perlu dicatat adalah :
 Jenis reaksi yang diderita pasien
 Lama waktu antara transfusi dan reaksi yang terjadi
 Jumlah darah yang telah ditransfusikan
Pada Bank Darah tiap bulan melacak ke ruangan – ruangan untuk
mencari data bila ada terjadinya reaksi transfusi dilaporkan kepada
Ka.Unit Bank Darah Rumah Sakit.
11. Pengadaan darah rutin dan langkah
 Pengadaan darah rutin
Pengadaan darah rutin sesuai kesepakatan Unit Pelayanan Darah RS
H.L.MANAMBAI ABDUL KADIR dengan UTD PMI. Tersedia SOP
permintaan darah rutin
 Transportasi distribusi darah dengan menggunakan coolbox
transportasi darah dengan suhu ;

JENIS DARAH SUHU KET


Whole blood (WB) 2 – 60 c
Packed Red Cell (PRC) 2 – 60 c
Fresh Frozen Plasma 1 – 60 c Sudah di thawing
(FFP)
Trombosit Consentrat (TC) 20 – 240 c

 Pengadaan darah langkah

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
Pengadaan darah darurat dilakukan jika persediaan darah yang
diminta tidak ada di Bank Darah RS H.L.MANAMBAI ABDUL KADIR,
pelaksanaannya sesuai kesepakatan dengan UTD PMI Sumbawa.
Hal – hal yang perlu diperhatikan ;
 Jenis permintaan darah misalnya Komponen Darah, Rhesus
Negatif
 Formulir permintaan diisi lengkap dan di tanda tangani oleh
Kepala Instalasi Pelayanan atau petugas yang diberi wewenang
oleh Kepala Instalasi Darah.
 Tersedia SOP darah langka
12. Penanganan Limbah (medis dan non medis) dan pembuangan sampah
 Penanganan Limbah Medis
 Limbah Padat
Ditampung dalam wadah khusus yang dilapisi kantong plastic
kemudian dibawa ketempat pengelolahan limbah untuk di bakar
di insenerator.
 Limbah Cair
Langsung dibuang di wastafel kemudian dialirin air dari keran.
Limbah akan masuk ke Instalasi Pengelolahan Limbah (IPAL)
Cair.
 Penanganan limbah non medis/sampah umum
Sampah non medis ditampung dalam bak sampah non medis yang
dilapisi kantong plastik dibuang setiap hari oleh petugas cleaning
servis.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No 23 tahun 1992 tentang Pokok Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1992 Nomor 100, tambahan Lembaran
Negara Rupublik Indonesia nomor : 3495);
2. Undang – Undang No 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaga
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 443) ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1980 tentang Transfusi Darah
(Lembaga Negara tahun 1980 Nomor 27);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 478/Menkes/Peraturan/IX/1990 tentang
Upaya Kesehatan di Bidang Transfusi Darah ;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang
Standar Bank Darah minimal bidang Kesehatan di Kabupaten Kota.

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
423/Menkes/SK/IV/2007 tentang Kebijakan Peningkatan Kualitas dan Akses
Bank Darah
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2011 tentang
Pelayanan Darah
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor 83 tahun 2014
tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan jejaring
Pelayanan Transfusi Darah.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
10. Peraturan Menteri Kesehatana Republik Indonesia Nomor 92 tahun 2015
tentang Petunjuk Tekhnis Pelaksanaan Program Kerjasama antara
Puskesmas, Unit Transfusi Darah dan RS dalam Pelayanan Darah untuk
menurunkan angka kematian Ibu

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
BAB II
STANDAR PELAYANAN

A. TAHAPAN PENDIRIAN BDRS


 Melakukan analisis kebutuhan pelayanan darah : volume kebutuhan, jenis
komponen
 Melakukan analisis sumber daya ; sarana/prasarana, SDM<prosedur, dll
 Penerbitan SK direktur
 Pengadaan sarana/prasarana ruangan, fasilitas pendukung (listrik, air)
peralatan, SDM
 Pengaturan struktur organisasi, alur pelayanan tariff pelayanan, system
pembayaran/klaim
 Kerjasama/MOU dengan UTD PMI

B. PERENCANAAN KEBUTUHAN DARAH


Cara memperkirakan kebutuhan darah
 Berdasarkan penggunaan sebelumnya ; 1 minggu
 Dihitung berdasarkan komponen

C. TUGAS BDRS
 Merencanakan kebutuhan darah di Rumah Sakit yang bersangkutan
 Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non
reaktif) dan telah di konfirmasi golongan darah
 Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
 Memantau persediaan darah harian/mingguan
 Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah
donor dan darah resepian
 Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah resepian
 Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah
ABO/Rhesus ke UTD secara berjenjang
 Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien pada dokter yang meminta
atau petugas Rumah Sakit yang diberi kewenangan
 Melacak penyebab terjadinya reaksi transfusi darah

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
 Meningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas BDRS dalam
pendidikan dan pelatihan dibidang transfusi darah
 Turun aktif dalam sub komitmen transfusi darah
 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan SDM Rumah Sakit
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan transfusi darah di Rumah
Sakit
 Melaksanakan penelitian praktis untuk peningkatan mutu pelayanan darah
 Melakukan pencatatan dan pelaporan

D. ORGANISASI BANK DARAH


Menjamin seluruh komponen darah yang ditransfusikan aman dan berkualitas
baik
 Tujuannya adalah ;
 Mencegah dan mendeteksi error dalam proses transfusi
 Mengurangi variasi proses yang didapat menyebabkan error
 Meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses
 Merespon kebutuhan costomer, permintaan Leokoreduction
 Memenuhi standar, misalnya Akreditasi

E. MONITORING DAN EVALUASI


 Dilakukan dengan supervisi, laporan pelayanan rutin BDRS, laporan
kinerja semester dan tahunan pemantapan mutu
 BDRS berkewajiban melakukan pembuatan laporan bulanan kepada UTD
PMI tentang setiap kegiatan di Bank Darah yang bersangkutan, meliputi ;
 Kebutuhan, penerimaan dan pemakaian darah
 Reaksi transfusi
 Pemakaian reagensia
 Pemakaian alat – alat
 Pembinaan secara berjenjang dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari ;
1. Tim pusat
2. Tim Provinsi, Kabupaten atau Kota
 Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten atau Kota unit transfusi
darah cabang
3. Balai Laboratorium

F. PENCATATAN DAN PELAPORAN BDRS


BDRS melakukan pencatatan dan pelaporan yang mencakup seluruh
kegiatan dalam penyelenggaraan pelayanan darah di Rumah Sakit

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
 Pencatatan
Pencatatan dilakukan pada setiap tahap kegiatan di BDRS setiap
hari sesuai dengan standar yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dilakukan pelacakan
 Pelaporan
Terdiri dari laporan harian, bulanan, dan triwulan yang dilaporkan ;
 Persediaan darah dan permintaan darah ( jumlah permintaan,
jumlah darah yang diberikan, jenis darah, pengembalian darah
dan alasannya serta darah kadaluarsa )
 Reaksi transfusi
 Alur pelaporan

G. SOP BDRS
Standar Operasional (SOP)
 Merupakan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan di BDRS
 Disusun atau semua tahapan pelayanan
 Disesuaikan dengan perkembangan pelayananan sehingga harus di update
secara periodek
 SOP BDRS RSMA
1. Pemeeriksaan golongan darah metode tabung
2. Pemeriksaan golongan darah metode slide test
3. Pemantauan dan pelaporan reaksi transfusi
4. Pengambilan darah yang tidak jadi dipakai oleh pasien
5. Penyerahan darah yang diminta oleh pasien
6. Pendistribusian darah transfusi sangat darurat/cito/tanpa crossmatch
7. Pengecekan identitas darah donor dan pasien (pra transfusi)
8. Pemasangan kantong darah dan infus sel transfusi
9. Tukar dinas
10. Pengembalian darah ke UTD
11. Respon time Bank Darah
12. Pengembalian darah yang tidak jadi dipakai oleh pasien
13. Uji cocok serasi metode gel tes
14. Pengiriman contoh darah pasien
15. Cuci tangan sesudah dan sebelum bekerja
16. Pengajuan permintaan darah
17. Direct coombs test (DCT)
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
18. Pembuatan suspensi sel darah merah : (2%, 5%, 10%, 40%, 50%)
19. Persiapan pelaksanaan transfusi darah (penyiapan contoh darah)
20. Pencucian suspense sel darah merah pekat
21. Penyimpanan darah donor dalam refrigerator Blood Bank
22. Pemisahan serum plasma dari sel darah merah
23. Mencuci alat gelas lab

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

Standar Ketenagaraan Unit Bank Darah Rumah Sakit, antara lain ;


1. Penanggung jawab / staf medis 1 orang
2. Kepala Unit BDRS 1 orang
3. Pelaksana teknis 16 orang
4. Pelaksana Adminsitrasi / Keuangan 2 orang
5. Tenaga Penunjang
- Tenaga logistik 2 orang
- Bidang pemantauan mutu 2 orang
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Penanggung jawab BDRS paling rendah pendidikan dokter dengan sertifikat
teknis manajemen pelayanan transfusi darah penanggung jawab BDRS
sebagaimana dapat merangkap sebagai staf medis.
2. Staf medis memiliki kualifikasi paling rendah pendidikan dokter dan telah
mendapatkan pelatihan di bidang teknis dan manajerial pengelolaan
pelayanan darah di BDRS.
3. Pelaksana teknis memiliki kualifikasi paling rendah ;
a. Teknisi transfusi darah
b. Tenaga lain dengan latar belakang pendidikan diploma tiga Ahli Teknologi
Laboratorium Medik yang mempunyai sertifikat pengetahuan dan
keterampilan tentang pengelolahan, penyimpanan distribusi dengan
lingkup pekerjaan pada laboratorium uji saring serologi pratransfusi.
4. Tenaga administrasi paling rendah mempunyai keterampilan manajemen data
pencatatan dan pelaporan.
5. Tenaga penunjang lain antara lain tenaga humas, tenaga teknologi informasi,
sopir, dan pekerja sesuai kebutuhan.

B. Tugas dan Fungsi Tenaga Unit BDRS


Uraian tugas dan wewenang
Kepala Unit Bank Darah
 Fungsi:

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
Sebagai pelaksana dan pengembangan pelayanan darah di RS H. L.
Manambai Abdul Kadir, mencakup bidang teknis, kelengkapan logistic, dan
pelaksanaan program pemantauan mutu (PMI).

 Tugas:
1. Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelayanan dan pengembangan
pelayanan darah di RSMA
2. Merencanakan, melaksanakan, mengawasi, dan mengendalikan seluruh
kegiatan pelayanan darah
3. Melacak penyebab terjadinya raksi transfusi
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas BDRS dalam
pendidikan dan pelatihan dibidang transfusi darah
5. Mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan transfusi darah di Rumah
Sakit
6. Meningkatkan mutu pelayanan darah sesuai dengan hasil analisa data,
evaluasi seta perkembangan kebutuhan masyarakat
7. Melaksanakan penelitian praktis untuk peningkatan mutu pelayanan
transfusi darah
8. Melakukan pecatatan dan pelaporan
9. Menyelenggarakan dan memelihara kegiatan administrasi dan pelayanan
10. Menyiapkan SPO setiap langkah kegiatan
11. Mengatur tugas atau dinas jaga dalam tiga shift
12. Merencanakan kebutuhan darah di RS bersangkutan
13. Membuat laporan berkala dan tahunan
14. Memberikan pembinaan kepada semua staf dan karyawan BDRS

 Wewenang:
1. Menentukan keputusan berkenaan dengan kebijakan pelayanan dan
pengembangan bank darah
2. Mengusulkan rencana atau program pengembangan BDRS sesuai
kebutuhan
3. Memberikan teguran dan peringatan kepada staf atau karyawan yang
tidak disiplin dan akan meneruskan kepada Kepala Bidang Penunjang
Medis jika teguran terakhir tidak diindahkan
4. Mengajukan permintaan bahan dan perlengkapan ALKES (logistik)
5. Menolak sampel pemeriksaan rujukan di luar yang tidak layak periksa dan
merekam alasan penolakan
6. Merekam daftar hadir staf, membina dan menjaga disiplin kerja BDRS
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
 Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab kepada kasi Penunjang Medis.

Bidang logitik
 Tugas:
1. Mengawasi stock persediaan reagen, Bahan Habis Pakai, dan Barang-
Barang di BDRS
2. Melakukan pencatatan stock reagen setiap minggu
3. Melakukan permintaan reagen, BHP, dan barang-barang ke PMI dan
Gudang RSMA
4. Mengawasi reagen-reagen yang mendekati masa expired
5. Menghitung jumlah pemakaian bahan dan reagen setiap bulan, membuat
laporan dan memberitahukan kepada kepala BDRS

 Wewenang:
1. Berhak menegur petugas yang tidak memberitahu reagen yang sudah
mendekati masa expired

 Bertanggung Jawab:

Bertanggung jawab kepada kepala BDRS atas kelancaran pelayanan darah di


BDRS.

Bidang Pemantauan Mutu


 Tugas:
1. Memantau kontrol kualitas setiap hari
2. Mengawasi pelaksanaan proses pencatatan suhu
3. Mengawasi pelaksanaan validasi reagen setiap ada pergantian reagen
yang baru
4. Mengawasi proses FIFO pada setiap pengambilan darah untuk
pemeriksaan.

 Wewenang:
1. Berhak menegur setiap petugas yang tidak melakukan kegiatan
pemantapan mutu sesuai SOP
2. Melaporkan petugas pemeriksa yang tidak atau kurang disiplin kepada
kepala BDRS.

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
 Bertanggung Jawab:

Bertanggung jawab kepada kepala BDRS atas kelancaran pelayanan darah di


BDRS

Bidang Teknis
Pelaksana yang mengatur kelancaran pelaksanaan pelayanan darah di BDRS.
 Tugas:
1. Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus
pada kantong darah donor dan darah resipien
2. Mengawasi pemeriksaan uji silang serasi antara darah donor dan darah
resipien
3. Melakukan rujukan bila ada kesulitan uji silang serasi dan golongan darah
ABO/Rhesus ke UTD secara berjenjang
4. Mengawasi proses penyerahan darah yang cocok untuk pasien pada
dokter yang meminta atau petugas rumah sakit yang diberi wewenang
5. Mengawasi pelaksanaan penerimaan darah dari UTD yang telah
memenuhi syarat uji silang (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan
darah
6. Mengawasi proses penyimpanan darah dan memantau suhu simpan
darah
7. Memantau persediaan darah harian/mingguan
8. Membina dan memberikan bimbingan teknis untuk setiap pemeriksaan
9. Melaporkan kepada kepala BDRS jika fungsi alat terganggu, membuat
laporan kerja dan memberitahukan kepada kepala BDRS

 Wewenang:
1. Berhak menegur petugas pemeriksa yang tidak melaksanakan prosedur
kegiatan sesuai SOP
2. Melaporkan petugas pemeriksa yang tidak atau kurang disiplin kepada
kepala BDRS

 Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada kepala BDRS atas kelancaran pelayanan darah di


BDRS

Bidang Administrasi
 Tugas
1. Melakukan pecatatan dan pelaporan
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
2. Menyelenggarakan dan memelihara kegiatan administrasi dan
pelayanan
3. Membuat tugas atau dinas jaga dalam tiga shift
4. Membuat laporan berkala dan tahunan

 Wewenang

Membantu tugas kepaa unit


 Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada kepala unit BDRS
C. Pengaturan Jaga
Unit Bank Darah membuka Bank 24 jam dengan kegiatan sebagai berikut ;
 Shif pagi jam 07.00 – 14.00
 Shif siang jam 14.00 – 20.00
 Shif malam jam 20.00 – 07.00

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

R. III R. II R. III

R. IV

KETERANGAN :
R. I : ADMINSITRASI
R. II : LABORATORIUM
R. III : RUANG KEPALA RUANGAN
R. IV : KAMAR MANDI

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
B. Standar Fasilitas

 PRASARANA BANK DARAH RUMAH SAKIT

N
JENIS KELENGKAPAN BDRS
O
1. Gedung Permanen
2. Ventilasi 1/3 x luas lantai
Suhu 20-240C ( Guidelines for Blood
Center WHO 2010 )
3. Penerangan ( lampu ) 5 watt/m2
4. Air mengalir, barsih 50 L/pekerja/perhari
5. Daya listrik 1300 W
Jaminan supply listrik 24
Jam dengan alat back up
6. Tata ruang
a. Ruang administrasi/loket
penerimaan dan
pendistribusian darah
Luas keseluruhan ± 40 m2
b. Ruang laboratorium dan
penyimpanan
c. Ruang petugas ( ruang
kepala, ruang staf ).
7. Fasilitas pembuangan limbah Sesuai ketentuan peraturan
a. Tempat perundang – undangan tentang
penampungan/pengelola kesehatan lingkungan di rumah
han sederhana limbah sakit
cair/padat
b. System pembuangan
limbah

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
PERSYARATAN MINIMAL PERALATAN DAN BAHAN HABIS PAKAI
BANK DARAH RUMAH SAKIT

NO Jenis Peralatan Jumlah Minimal


1 Peralatan Utama dan Bahan Habis Pakai
A. Penyimpanan
1. Blood Bank 100-150 L ( tergangtung 1

kebutuhan )
2. Medical refrigerator
1
3. Plasma thawing
1
4. Tube sialer elektik
1
5. Headseler
1
6. Serologi centrifuge 12 tube ( uk. Tab
12x75 mm )
2
7. Plasma extractor
1
8. Timbangan
B. Pemeriksaan serologi
Sesuai kebutuhan
1. Golongan darah ABO dan rhesus
Sesuai kebutuhan
pada refisien dan donor ( metode
Sesuai kebutuhan
pemeriksaan cell typing )
Metode pemeriksaan golongan darah :
 Blood Grouping Plate atau
 Tabung reaksi ukuran 12x75 mm 1
 Reagen anti ABO dan rhesus 1
(yang sudah direkomendasikan 1
oleh instansi yang berwewenang)
2. Uji silang serasi
 Metode Gel Tes 1

- ID Incubator 1

- ID Serofuge 4

- Rak untuk lisscomb 2

- Dispenser diluent

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
C. Distribusi
1. Cool box dengan fasilitas 2-5 kantong
2. Cool box untuk transportasi dengan
fasilitas minimal 20 kantong (untuk
kebutuhan di luar pengiriman rutin dari
PMI)

ll Peralatan Penunjang dan Bahan Habis


Pakai
 Rak tabung 2 buah

 Tabung 2000 buah


4 bks, @500
 Yellow tip
2 buah
 Gunting
1 kotak
 Pipet plastic
@2 buah
 Mikropipet uk 5 ul,25 ul,50 ul.
2 buah
 Pean stainlis
2 buah
 Gelas pembilas
10 box
 Object glass 1x jumlah petugas
 Timer 1 box
 Labu semprot 1 buah
 Baskom stainliss steel Sesuai kebutuhan
 Jas laboratorium
 Masker sekali pakai Secukupnya

 Wadah infeksius Secukupnya

 Thermometer pengukur suhu untuk Sesuai kebutuhan

kalibrasi alat rutin secukupnya

 Disinfektan kulit
 Disinfektan peralatan
 Sarung tangan sekali pakai
 NaCL 0.9%

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Permintaan darah dari Bank Darah Rumah Sakit dapat dipenuhi apabila :
 Memakai Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi ( SPDT ) yang telah
disediakan rangkap 4 (empat), yang harus diisi dengan tulisan jelas mudah di
baca.
 Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi (SPDT) harus terisi lengkap sesuai
dengan permintaan darah.
 Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi (SPDT) harus ditandatangani oleh
dokter yang meminta.
 Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi (SPDT) harus disertai dengan
sampel darah, jika keduanya tidak sesuai akan dikembalikan ke ruang
perawatan.
 Sampel darah pasien ;

Jenis sampel Suhu Max usia Jenis Usia


simpan sampel pemeriksaan
Darah EDTA 18 - 25 0c 24 jam Cek golda, ≥ 4 bulan, ˂
crossmatch 4 bulan
Darah EDTA 40 3 hari Cek golda, ≥ 4 bulan, ˂
crossmatch 4 bulan

 Untuk ada atau tidaknya ketersediaan darah, pihak Bank Darah Rumah Sakit
dapat menelpon terlebih dahulu ke UTD PMI Sumbawa untuk informasi
ketersediaan.
2. Permohonan darah diterima petugas BDRS, teliti,terutama mencocokkan
identitas penderita antara Surat Permintaan Darah Untuk Transfusi (SPDT) dan
contoh darah harus sama. Apabila diantaranya ada perbedaan identitas
penderita, maka permohonan itu akan di kembalikan keruangan yang
meminta.Apabila tidak ada masalah, petugas BDRS memenuhi permintaan
tersebut sesuai dengan peraturan yang beraku.
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
3. Proses permintaan darah secara langsung melalui proses uji silang (crossmatch),
pencatatan dan dokumentasi selama 45 menit proses.
4. Sebelum darah diserahkan kepada pemohon, petugas BDRS harus memeriksa
ulang nama pada formulir, label pada kantong darah, serta label kecocokan pada
kantong darah dan nomor kantong darah harus sesuai dengan yang tertera pada
formulir permintaan darah.
5. Pemohon darah menanda tangani bukti penyerahan darah disertai nama jelaas
penerima darah pada formulir permohonan darah, dan disaksikan oleh petugas
BDRS pada saat penyerahan darah tersebut.
6. Setiap permintaan darah yang dalam waktu 3x24 jam sejak menitipkan atatu
tidak diambil, dianggap batal meminta darah. Maka pihak BDRS dan UTD PMI
Sumbawa akan mendistribusikan darah tersebut untuk pasien lain yang
membutuhkan.
7. Setiap permintaan darah yang telah dilakukan pemeriksaan uji silang serasi
(crossmatching) dan batal digunakan akan dikenakan biaya uji silang serasi.
8. Pelaksaan transfusi disertai persiapan pasien dan informed consent.
9. Permintaan darah transfusi pada pasien pendarahan hebat yang diperlukan
untuk uji silang serasi lengkap dengan response time 30 menit, lalu dokter
hendaknya menulis dalam formulir permintaan darah bahwa darah dibutuhkan
segera/cito/sangat darurat tanpa uji silang serasi (cross matching), petugas
BDRS dapat mengeluarkan darah tanpa uji silang serasi dan menulis uji reaksi
compatible belum dikerjakan, hasil uji silang serasi akan disusulkan, jika
incompatible akan segera diberitahukan.
10. Permintaan darah langkah (darah rhesus negative) menggunakan system rujuk
ke UTD PMI
11. Permintaan darah dan penanganan darah incompatible menggunakan system
tertutup ke UTD PMI.
12. Pendistribusian darah dari UTD PMI Sumbawa ke BDRS atau dari BDRS keuang
perawatan memenuhi prinsip rantai dingin dan system tertutup :
a. Rantai dingin adalah upaya mempertahankan suhu darah sehingga darah
tidak mengalami kerusakan fisik dan fungsi.
b. System tertutup adalah transportasi darah dilakukan oleh petugas BDRS
dan UTD PMI dan tidak boleh melibatkan keluarga pasien.
13. Pemantauan dan penelusuran reaksi transfusi meiputi petugas ruangan
perawatan melaporkan dan melakukan pencatatan reaksi transfusi pada formulir
pemantauan reaksi transfusi dan penelusuran reaksi transfusi.
14. Pelaporan dan pencatatan mengacu kepada peraturan yang berlaku.
15. Penanganan limbah umum, padat dan limbah cair.
 Umum : diambil oleh petugas kebersihan dibawa ke TPA
Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir
7
 Padat : diambil oleh petugas kebersihan dibawa ke penampuangan
akhir
dan di bakar di incubator
 Cair : dimasukkan ke wastafel dan dialirkan ke septic tank dan di
lanjutkan ke IPAL Rumah Sakit

BAB VI

LOGISTIK BDRS

Untuk memenuhi kebutuhan darah di BDRS bekerjasama dengan UTD PMI


Sumbawa dengan biaya dari DPA dan RBA BDRS, kebutuhan bahan reagensia, dan
perlengkapan pemeriksaan dianjurkan dengan mengacu pada DPP dan RBA BDRS.

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
BAB VII

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA ( K3 ) DI BDRS

A. KESELAMATAN PASIEN
Untuk menjaga kualitas dan keamanan darah di Intalasi Bank Darah
RSMA, pelayanan darah diakukan dengan distribusi tertutup dan dengan metode
rantai dingin yaitu pelayanan dilakukan seluruhnya oleh petugas Rumah Sakit
dan UTD dengan memperhatikan suhu penyimpanan darah dalam blood bank
maupun saat didistribusikan. Keluarga pasien tidak libatkan dalam pelaksanan
distribusi.

B. KESELAMATAN KERJA
Untuk mencegah resiko gangguan dan keseamatan bagi petugas BDRS maka
perlu diperhatikan :
1. Ruangan
a. Kebersihan
b. Permukaaan meja kerja selalu dibersihkan seteah bekerja dan ketika
terjadi tumpahan bahan.
c. Lantai bersih dan tidak licin da nada sauran pembuangan
d. Suhu ruangan antara 220C – 270C dengan kelembaban nisbi 50 – 70%
e. Udara di dalam ruangan dibuat mengalir searah ( dari ruang bersih ke
ruang kotor )
f. Dinding dicat dengan bahan epoksi, permukaan rata, mudah dibersihkan,
tidak tembus cairan dan tahan terhadap disenfektan
g. Pintu ruangan harus selalu tertutup jika petugas sedang bekerja, mereka
yang tidak berkepentingan dilarang masuk
2. Peralatan
a. Sarung tangan dilepas jika menerima telepon

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
b. Penyimpanan jas laboratorium tidak dalam satu lemari dengan pakaian
yang dipakai di luar ruangan BDRS
c. Diwajibkan memakai sarung tangan selama bekerja
d. Penyimpanan peralatan sesuai dengan standar prosedur operasional
3. System/prosedur :
a. Penggunaan bahan sesuai dengan ukuran
b. Semua SPO yang tersedia harus dilaksanakan dan diperhatikan untuk
mencegah atau meminimalisasi bahaya atau kecelakaan akibat kerja.
c. Limbah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastic sesuai dengan
kode dan warna untuk dikelola
d. Seluruh petugas BDRS harus selalu mencuci tangan setelah menangani
bahan infeksius, dan sebelum meninggalkan ruangan laboratorium
e. Jas lab hanya boleh dipakai di dalam ruangan laboratorium
4. Petugas :
a. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok, menyimpan makanan serta
menggunakan kosmetik di dalam ruangan BDRS
b. Seluruh petugas yang menangani bahan infeksius harus memakai sarung
tangan untuk menghindari penularan kontak langsung dengan specimen
darah

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
BAB VIII
PENUTUP

Demikian pedoman pelayanan Bank Darah Rumah Sakit H.L Manambai


Abdul Kadir disusun untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di
Pada tanggal

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7
KEPUSTAKAAN

- American Academy of Orthopaedis Surgeon (AAOS).(2013). Identifying The High


Risk Patient. http://www.aaos.org news.aaosnow.oct13managing2.asp.

- California Quality Collaborative. Tips for identification of high-risk


patients.http://www.calquality.org.storage/document/meteor/1.1.1TipSheetIdentifi
cationHighRiskPatients.pdf

- Patient-Centered Primary Care Collaborative. (2012). Managing High-Risk


Patient. http://www.pcpcc.org/webinar/managing-high-risk-patient-acos

Pedoman Pelayanan Darah RS.H.L Manambai Abdulkadir


7

Anda mungkin juga menyukai