Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


TUAPEJAT – SIPORA UTARA
Jl. Raya Tuapejat KM.9 Telp. (0759)-320655 Fax.0759-320654 No. Kode RS.13.01.0.10 SUMBAR-INDONESIA Kode Pos.25392

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
NOMOR: /PER/DIR/RSUD-KKM/2022

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN BANK DARAH RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI,


Menimbang : a. bahwa, untuk meningkatkan mutu pelayanan Bank Darah di RSUD
Kabupaten Kepulauan Mentawai maka diperlukan pelayanan bank
darah bermutu tinggi.
b. bahwa, agar pelayanan bank darah dapat terlaksana dengan baik perlu
adanya Kebijakan Direktur sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan Bank Darah di RSUD Kabupaten Kepulauan Mentawai
berupa kebijakan, pedoman dan SPO.
c. bahwa, berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan Keputusan Direktur R RSUD Kabupaten Kepulauan
Mentawai tentang kebijakan, pedoman dan SPO pelayanan Bank Darah
rumah sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi
Dan Perizinan Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi
Rumah Sakit;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 tahun 2014
tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, Dan Jejaring
Pelayanan Transfusi Darah;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
KEPULAUAN MENTAWAI TENTANG PEDOMAN PELAYANAN BANK DARAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
DAFTAR ISI

PERATURAN DIREKTUR i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I DEFINISI 1
A. Definisi Transfusi Darah 1
B. Definisi Bank Darah Rumah Sakit 1
BAB II RUANG LINGKUP 2
BAB III TATALAKSANA 3
A. Waktu Pelayanan Bank Darah 3
B. Pendaftaran dan Pencatatan 3
C. Permintaan Darah Dan/Atau Komponen Darah Dari Ruang Rawat 3
D. Penerimaan permintaan darah dan/atau komponen darah serta 4
sampel pasien
E. Penyimpanan Darah dan Komponen Darah 4
F. Penyerahan darah yang diminta pasien 4
G. Prosedur Transfusi darah yang Aman 5
H. Kualitas dan Keamanan Darah 5
I. Crossmatching Dan Tes Kecocokan 6
J. Pengembalian Darah Yang Tidak Terpakai 8
K. Skrining Darah terhadap Beberapa Penyakit Tertentu 8
L. Pencatatan Dan Pelaporan Dari Reaksi Yang Timbul Dari Transfusi 8
Darah.
M. Pengadaan Darah Rutin Dan Darurat. 9
N. Pengelolaan Limbah 9
O. Pemusnahan Darah 10
P. Laporan 10
BAB IV DOKUMENTASI 11
BAB V PENUTUP 13

iv
PEDOMAN PELAYANAN UNIT BANK DARAH RSUD
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

2022

RSUD KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI


Jl Raya Tuapejat Km. 9 Telp. (0759) 320655 Fax. (0759) 320654
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RSUD KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
NOMOR : /PER/DIR/RSUD-KKM/2022
TANGGAL : 1 Maret 2022
PERIHAL : PANDUAN PELAYANAN BANK DARAH RSUD
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

BAB 1
DEFINISI

1. Definisi Transfusi Darah

Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah
penerima (resipien). Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan
kesehatan modern. Transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien apabila dilakukan dengan
benar dan dapat meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan
komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabakan morbiditas dan
mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.
Penyelenggaraan pelayanan transfusi yang bermutu dan aman sangat tergantung
terhadap upaya perbaikan mutu yang dilakukan oleh rumah sakit atau unit transfusi darah
secara terus menerus. World Health Organization dalam Guidelines for Quality Assurance
Programmes for Blood Transfusion Services (1993) memberikan definisi mutu sebagai
pemberian pelayanan atau produk yang teratur dan dapat dipercaya serta sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. World Health Organization telah mengembangkan strategi
untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan risiko transfusi. Strategi tersebut
terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan
darah dari donor sukarela dengan populasi risiko rendah, pelaksanaan skrining terhadap
semua darah donor dari penyebab infeksi serta pelayanan laboratorium yang baik disemua
aspek, termasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen darah, mengurangi
transfusi darah yang tidak perlu dengan penentuan indikasi transfusi darah yang tepat.

2. Definisi Bank Darah Rumah Sakit

Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan
dalam jumlah yang cukup untuk mendukung kualitas pelayanan di rumah sakit.

1
BAB 2
RUANG LINGKUP

Pelayanan transfusi yang aman tergantung pada penyediaan produk darah yang aman,
kecocokan antara darah yang akan diberikan dan pasien yang menerima transfusi, serta
ketepatan indikasi pemberian transfusi. Semua hal tersebut membutuhkan dukungan
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Ketersediaan dan ketaatan terhadap pedoman klinis transfusi
2. Standar Operasional Prosedur
3. Checklist
4. Sumber daya manusia yang berkualitas
5. Dukungan teknologi yang menjamin mutu dan kemanan produk darah.
Ruang Lingkup Pelayanan:
1. Administrasi
2. Melayani permintaan darah
3. Menyimpan persediaan darah
4. Uji Silang Serasi (cross match)
5. Pemeriksaan Serologi Golongan Darah (blood typing)

2
BAB 3
TATA LAKSANA

A. Waktu pelayanan bank darah adalah pelayanan selama 24 jam secara terus menerus.
B. Pendaftaran dan pencatatan
C. Permintaan darah dan/atau komponen darah dari ruang rawat

NO KEGIATAN SYARAT
1 Instruksi permintaan darah 1. Setiap permintaan darah harus disertai dengan formulir
permintaan darah yang telah diisi lengkap dan
ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) disertai sampel darah pasien
2. Permintaan darah persiapan harus dibuat maksimal tiga hari
sebelum rencana pelaksanaan transfusi
3. Permintaan darurat harus dilengkapi dengan alasan
permintaan darurat menggunakan formulir khusus yang
ditentukan Rumah Sakit

2 Pengisian formulir Harus diisi dengan informasi:


permintaan darah yang a. Identitas pasien terdiri dari : nama lengkap (minimal nama
disediakan oleh Rumah depan dan belakang), tanggal lahir, nomor rekam medis,
Sakit jenis kelamin
b. Ruang perawatan
c. Tanggal permintaan dan tanggal rencana transfusi
d. Diagnosis klinis
e. Indikasi transfusi
f. Jenis permintaan (elektif, rutin dan darurat)
g. Kadar hemoglobin atau trombosit pasien
h. Golongan darah pasien
i. Riwayat transfusi sebelumnya
j. Riwayat reaksi transfusi
k. Jenis dan volume komponen darah yang diminta
l. Nama dokter DPJP, dilengkapi tanda tangan DPJP atau
dokter yang meminta m. Nama dan tanda tangan personil
yang mengambil sampel darah.
3 Pengambilan sampel darah Sampel darah pasien untuk pemeriksaan pratransfusi diambil
pasien langsung dari pembuluh darah pasien dan harus ditampung di
dalam tabung tersendiri
4 Penyerahan formulir Formulir permintaan darah diserahkan secara bersamaan
permintaan darah ke BDRS dengan sampel darah pasien ke BDRS oleh petugas ruang
rawat/IGD
5 Penyerahan darah dari 1. Tanggal rencana transfusi
BDRS ke Ruang Perawatan 2. Perawat atau dokter mengkonfirmasi apakah transfusi tetap
berlangsung atau ditunda.
3. Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24 jam, darah dapat
diberikan kepada pasien yang lebih membutuhkan
6 Dokumentasi Harus ada sistem dokumentasi permintaan darah di ruang
perawatan yang disimpan didalam folder rekam medis pasien

3
D. Penerimaan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah serta Sampel Pasien

NO KEGIATAN SYARAT
1 Pengecekan identitas Petugas BDRS harus memeriksa identitas pasien pada formulir
pasien permintaan dan pada label sampel darah
2 Pengecekan sampel darah 1. Petugas BDRS harus memeriksa kondisi sampel.
pasien 2. Jika kondisi sampel tidak layak (lisis, menggumpal, volume
kurang, label tidak sesuai dengan formulir permintaan darah
atau sampel tanpa label) sampel darah dibuang dan harus
dimintakan sampel darah yang baru
3 Pengecekan formulir Apabila formulir permintaan darah tidak lengkap atau tidak
permintaan darah terbaca, formulir permintaan darah dikembalikan ke ruangan

4 Pengecekan usia sampel Pengecekan usia sampel darah


darah
Jenis Sampel Suhu Simpan Max. Usia
Sampel
Darah EDTA 18 – 250C 24 jam
Darah EDTA 40C 3 hari
Serum/Plasma 40C 1 minggu

5 Penyerahan darah dari 1. Pada tanggal rencana transfusi, perawat atau dokter
BDRS ke Ruang Perawatan mengkonfirmasi apakah transfusi tetap berlangsung atau
ditunda.
2. Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24 jam, darah dapat
diberikan kepada pasien yang lebih membutuhkan
6 Dokumentasi Harus ada sistem dokumentasi permintaan darah di ruang
perawatan yang disimpan didalam folder rekam medis pasien

E. Penyimpanan Darah dan Komponen Darah


1. Penyimpanan darah dan komponen darah dilakukan dalam tempat dan suhu optimal
yaitu :
Jenis Darah Suhu Lama Penyimpanan Tempat Penyimpanan
Penyimpanan (0C)
WB (Whole Blood) 2-6 35 hari (antikoagulan CPDA) Blood Bank Refrigerator
PRC (Packed Red Cell) 2-6 35 hari (antikoagulan CPDA) Blood Bank Refrigerator
TC (Trombocyte 20-24 5 hari Platelet Agitator
Concentrate) dan
Trombocyte Apheresis
FFP (Fresh Frozen -30 1 tahun Freezer
Plasma )
Freezer AHF (Anti -30 1 tahun Freezer
Hemofili Faktor)/
Cryopresipitate
WE (Wash Eritrosit)/ 2-6 24 jam Blood Bank Refrigerator
PRC cuci

2. Penyimpanan darah dengan system First In First Out (FIFO)


3. Tersedia SPO penyimpanan darah

F. Penyerahan darah yang diminta pasien


1. Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan DPJP dengan formulir
permintaan.
2. Darah dikeluarkan setelah melalui pemeriksaan crossmatch dengan hasil compatible

4
3. Petugas BDRS RSUD Kab. Kepulauan Mentawai mencocokan dan meneliti identitas
pada formulir permintaan transfusi darah /pengeluaran darah dengan label kantong
darah.
4. Petugas ruangan/perawat meneliti dan mencocokan kembali identitas pada formulir
permintaan transfusi darah /pengeluaran darah dengan label kantong darah.
5. Petugas ruangan/perawat membawa darah yang akan ditransfusikan dari BDRS ke
Ruangan dengan coolbox disertai ice pack.
6. Darah dikeluarkan satu per satu kantong dari Bank Darah kecuali atas permintaan
DPJP.

G. Prosedur Transfusi Darah yang Aman


Proses yang terjadi di rumah sakit adalah dimulai dari diagnosis atau indikasi klinis
yang tepat oleh DPJP, serta penentuan jenis komponen darah yang dibutuhkan. Dokter akan
mengisi formulir permintaan darah yang disiapkan oleh rumah sakit dengan format standar
UTD, ke BDRS disertai dengan sampel darah resipien yang terbaru, selanjutnya petugas
BDRS akan melakukan pemeriksaan golongan darah (ABO dan Rhesus) resipien dan
pemeriksaan konfirmasi darah donor yang ada dalam stock. Selanjutnya dilakukan uji silang
serasi antara darah resipien dan darah donor dari kantong darah yang akan diberikan.
Kantong darah kompatibel akan diserahkan oleh petugas BDRS kepada perawat ruangan
dengan memerhatikan prinsip rantai dingin darah (darah dijaga selalu berada pada suhu 2-
60C) disertai formulir lapaoran yang harus dikembalikan ke BDRS setelah tindakan medis
selesai dilakukan.
Kantong darah yang telah dinyatakan kompatibel tersebut diserahkan kepada perawat
yang diberikan kewenangan melakukan tindakan transfusi darah pada resipien dibawah
pengawasan dokter. Perawat ruangan harus melakukan pemantauan reaksi transfusi,
minimal 15 menit pertama pada setiap pemberian kantong darah yang ditransfusikan. Bila
terjadi reaksi transfusi maka harus segera dilakukan penanganannya sesuai dengan SPO
dan pelaporan kepada BDRS sebagai feedback. Selanjutnya secara berkala unit Bank Darah
RS melaporkan kejadian reaksi transfusi ke UTD pengirim sebagai feedback pelayanan.

H. Kualitas dan Keamanan Darah


Pelayanan darah yang berkualitas adalah pelayanan darah dengan sistem distribusi
tertutup dengan metode rantai dingin sesuai standar, yaitu pelayanan yang dilakukan
seluruhnya oleh petugas kesehatan dan UTD dengan memerhatikan suhu penyimpanan
darah saat didistribusikan. Sistem tertutup ini tidak melibatkan keluarga pasien lagi sebagai
pelaksana distribusi Salah satunya yang sangat memengaruhi kualitas pelayanan darah
adalah sistem distribusi atau transportasi tertutup. Dalam sistem distribusi/ transportasi
tertutup ini darah mulai proses pengambilan dari pendonor baik sukarela maupun
pengganti, skrining di UTD, pengiriman ke Bank Darah Rumah Sakit, pengiriman ke ruang
perawatan serta proses transfusi dilakukan oleh petugas. Dalam sistem distribusi/
5
transportasi darah tertutup ini tidak melibatkan keluarga pasien sebagai pelaksanan
distribusi / transportasi.
Petugas Bank Darah Rumah Sakit bertanggung jawab untuk menjaga agar darah tidak
dikeluarkan dari Bank Darah sebelum siap untuk di transfusikan. Suhu darah harus terjaga
tetap pada suhu 2⁰-6⁰ C saat distribusi/pengiriman darah dan harus menggunakan cool box.
Pelayanan transfusi darah aman harus memenuhi beberapa prinsip yaitu:
 Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi kriteria sebagai donor darah
risiko rendah (low risk donor) terhadap penularan penyakit infeksi menular lewat
transfusi darah.
 Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan penyimpanan serta kualitas bahan habis
pakai sesuai standar.
 Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang berwenang serta mengikuti
standar prosedur operasional (sistem distribusi tertutup).
 Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan komponen berdasarkan analisis
medis yang tepat.

I. Crossmatching Dan Tes Kecocokan


Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknya darah
donor dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah. Tujuan dari pemeriksaan ini
adalah untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan reaksi apapun pada
resipien serta sel-sel darah merah bisa mencapai masa hidup maksimum setelah diberikan.
Uji silang serasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi pada darah
pasien yang akan bereaksi dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun golongan
darah ABO dan Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk melakukan
uji silang serasi. Crossmatch mayor adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan
crossmatch minor adalah serum donor dicampur dengan sel penerima.
1. Cara Kerja Cross Match Dengan Biorad/Diamed Gel Test
a. Buat Sspensi sel pasien dan donor 0.8 - 1%.
1. Masukkan 0,5 ml Dil 2 dengan Dispenser ke dalam tabung
2. Ambil 5 ul (mikroliter) PRC atau 10 ul WB, masukkan ke tabung
3. Campur dan homogenkan suspensi 0,8 – 1%
b. Ambil Liss/Coombs Card, tandai dengan identitas pasien/donor, buka penutup
alumunium. Dengan bantuan mikropipet, masukkan :
• Crossmatch mayor: 50 ul Suspensi Sel Donor + 25 ul Serum Pasien
• Crossmatch minor : 50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum Donor
• Auto Kontrol: 50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum Pasien
c. Masukkan kartu ke Inkubator.
Inkubasi 37º C selama 15 menit (tekan tombol timer 1/2/3)
d. Pindahkan kartu ke sentrifuge

6
Tekan tombol start (sentrifuge selama 10 menit)
e. Baca reaksi secara makroskopis
2. Cara Kerja Direct Coombs Test
a. Buat Suspensi Os 0,8 – 1% (cara sama seperti diatas)
b. Ambil Liss/Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien.
c. Masukkan 50 ul Suspensi Sel Pasien.
d. Putar di sentrifuge (tekan tombol Start)
e. Baca Reaksi
3. Cara Pooling Untuk Inter Cross Donor (Auto Pool)
a. Maksimum pooling untuk 3 kantong darah
b. Cara Pooling:
1. Potong selang pada kantong donor yang akan di pooling
2. Teteskan pada 2 tabung kosong masing-masing sel darah merah donor yang akan
di-pool dan serum/plasma donor yang akan di-pool dengan jumlah yang sama.
3. Homogenkan sel darah merah pada tabung yang berisi pooling sel darah merah
donor, buat suspensi 1% dengan Diluent 2 dengan cara seperti di atas.
4. Lakukan crossmatch seperti biasa
5. Autopool : 50 ul pool Suspensi Sel Donor + 25 ul pool serum Donor
4. Interpretasi Hasil Crossmatch
NO Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan
1 Negatif Negatif Negatif Darah keluar
2 Positif Negatif Negatif Ganti darah
donor/rujuk
3 Negatif Positif Negatif Berikan PRC/Ganti
Darah Donor
4 Negatif Positif Positif Beri PRC bila minor
lebih kecil atau sama
dengan AC/DCT
5 Positif Positif Positif Lihat Ket. No. 5

Keterangan Hasil Crossmatch:


1. Crossmatch Mayor, Minor dan AC = negatif  Darah pasien kompatibel dengan darah
donor  Darah boleh dikeluarkan
2. Crossmtacth Mayor = positif, Minor = negatif, AC = negative  Periksa sekali lagi
Golongan darah pasien apakah sudah sama dengan donor, apabila gol. darah sudah
sama : artinya ada irregular antibody pada serum pasien  Ganti darah donor
kemudian  lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil negatif pada mayor dan
minor. Apabila tidak ditemukan hasil crossmatch yang kompatibel meskipun darah
donor telah diganti maka harus dilakukan skrining dan identifikasi antibodi pada
Serum pasien, dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD terdekat.

7
3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Negatif  Artinya ada irregular
antibody pada Serum/Plasma Donor.  Solusi adalah ganti dengan darah donor yang
lain, lakukan crossmatch lagi
4. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Positif  Lakukan Direct Coombs
Test pada pasien. Apabila DCT positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC
berasal dari autoantibody. Apabila derajat positif pada Minor sama atau lebih kecil
dibandingkan derajat positif pada AC/DCT  darah boleh dikeluarkan. Apabila derajat
positif pada Minor lebih besar dibandingkan derajad positif pada AC/DCT  darah
tidak boleh dikeluarkan  Ganti darah donor kemudian lakukan crossmatch lagi
sampai ditemukan positif pada minor sama atau lebih kecil dibanding AC/DCT
5. Mayor, Minor, AC = positif : Periksa ulang golongan darah pasien maupun donor, baik
dengan cell grouping maupun forward typing, pastikan tidak ada kesalahan golongan
darah. Lakukan DCT pada pasien, apabila positif  bandingkan derajat positif DCT
dengan Minor  apabila derajat positif Minor sama atau lebih rendah dari DCT maka
positif pada Minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut berasal dari autoantibodi.
Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya irregular antibody pada serum
pasien  ganti dengan darah donor baru sampai ditemukan hasil Mayor negatif.

J. Pengembalian Darah Yang Tidak Terpakai


Pengembalian darah ke UTD sesuai kesepakatan dan tertuang dalam PKS/MOU antara
BDRS Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan UTD.

K. Skrining Darah terhadap Beberapa Penyakit Tertentu


Skrining darah adalah pemeriksaan terhadap darah yang akan ditransfusikan kepada
resipien terhadap penyakit menular melalui darah seperti hepatitis B, hepatitis C, HIV dan
syphilis yang sebelumnya darah tersebut telah diperiksa di UTD.
Untuk skrining darah donor yang aman:
1. Pemeriksaan harus dilakukan secara individual (setiap individual bag atau satu unit
plasma) dan tidak boleh dilakukan secara pooled plasma.
2. Jenis pemeriksaan yang digunakan sesuai dengan standar WHO, dalam hal ini
meliputi pemeriksaan atas sifilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV
3. Melakukan uji saring darah terhadap Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD)
dengan metode Rapid Test, dan slide test malaria untuk daerah endemis; Bank Darah
Rumah Sakit Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak melakukan skrining ulang
terhadap darah donor, melakukan screening jika ada permintaan langsung dari pasien.

L. Pencatatan Dan Pelaporan Dari Reaksi Yang Timbul Dari Transfusi Darah.
Reaksi Transfusi adalah reaksi tubuh resipien terhadap darah donor, reaksi transfusi darah
dapat ringan sampai berat, dan dapat berupa reaksi cepat, sedang, dan lambat. Standar
angka kejadian reaksi transfusi adalah <0,01%. Reaksi transfusi dipengaruhi oleh fasilitas

8
skrining pretransfusi dan uji silang serasi yang berkualitas, SDM yang terampil, dan kondisi
pasien yang ditransfusi.
Pencatatan dan pelaporan dari reaksi transfusi yang timbul maka harus:
1. Semua kejadian reaksi transfusi harus dilaporkan ke Bank Darah Rumah Sakit
2. Semua kejadian reaksi transfusi dilaporkan ke kepala BDRS yang selanjutnya
dilanjutkan ke UTD PMI
3. Setiap kejadian reaksi transfuse dilaporkan dalam laporan bulanan kepada direktur
Rumah Sakit
4. Adanya SPO Penanganan, Pencatatan dan Pelaporan Kejadian reaksi transfusi.

M. Pengadaan Darah Rutin Dan Darurat.


1. Permintaan Darah Rutin
a. Permintaan darah ke UTD sesuai kesepakatan dengan UTD dan tertuang dalam
Perjanjian Kerja Sama (PKS)
b. Tersedia SPO
c. Transportasi distribusi darah dengan menggunakan coolbox transportasi yang
disertai dengan icepack.
2. Permintaan Darah Dalam Keadaan Khusus
Permintaan dalam keadaan khusus adalah dalam keadaan keadaan darurat, jika
persediaan darah di BDRS sudah habis sesuai kesepakatan dengan UTD dan tertuang
dalam PKS
1. Permintaan darah diluar perencanaaan rutin, misalanya permintaan dalam bentuk
komponen darah, Rhesus negatif, darah langka dan pada kejadian luar biasa (KLB)
2. Formulir permintaan darah diisi lengkapa dan ditandatangani oleh kepala BDRS
atau petugas yang diberi wewenang oleh kepala BDRS.
3. Tersedia SPO permintaan darah dalam keadaan khusus.

N. Pengelolaan Limbah
Labaratorium kesehatan termasuk laboratorium BDRS dapat menjadi salah satu sumber
penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar
penanganan dan penampungan limbah terdiri dari:
1. Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang memadai, diletakan pada
tempat yang tepat, aman dan hygienis.
2. Pemisahan limbah untuk memudahkan mengenai berbagai jenis limbah yang akan
dibuang dengan cara menggunakan kantong berkode (kode warna).
3. Pengelolaan limbah infektif dengan desinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi atau
insinerasi.

9
O. Pemusnahan Darah
1. Darah yang akan dimusnakan sesuai standar pengelolaan limbah rumah sakit adalah
darah yang kadaluarsa atau rusak.
2. Tersedia SPO pemusnahan darah.

P. Laporan
1. Permintaan rutin dan darurat
 golongan darah
 jenis darah (komponen)
 jumlah (kantong/unit/cc).
2. Stok darah per bulan/minggu.
3. Pengembalian darah yang tidak terpakai
 golongan darah
 jenis darah (komponen)
 jumlah
 nomor kantong/unit.
4. Jumlah darah rusak/expired.
5. Jumlah pemakaian darah
 golongan darah
 jenis darah (komponen)
 jumlah kantong/unit/cc.
6. Jumlah pemeriksaan
 golongan darah
 cross match
 uji saring (screening).
7. Kejadian reaksi transfusi darah
 Jumlah
 nomor kantong/unit darah
 tanggal
8. Response time (penyerahan) permintaan darah

10
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua kegiatan pelayanan transfusi darah di BDRS RSUD Kabupaten Kepulauan


Mentawai harus di dokumentasikan di dalam SPO. Pencatatan harus dibuat dan disimpan
sebagai bukti bahwa persyaratan mutu pelayanan darah di BDRS RSUD Kabupaten
Kepulauan Mentawai telah dipenuhi. Petugas BDRS harus mengerti bahwa semua kegiatan
harus dilakukan dengan ketat sesuai prosedur. Standar prosedur operasional diantaranya
yaitu :
1. SPO Perencanaan Kebutuhan Darah
2. SPO Permintaan Darah ke UTD
3. SPO Penyimpanan Darah/komponen darah
4. SPO Monitoring suhu alat penyimpanan darah
5. SPO Validasi reagen
6. SPO Perawatan alat
7. SPO Cara pemakaian alat
8. SPO Persiapan sampel pemeriksaan
9. SPO Pemeriksaan golongan darah ABO/Rhesus
10. SPO Uji silang serasi  SPO penerimaan sampel dan formulir darah
11. SPO darah titip yang telah dilakukan pemeriksaan uji silang serasi
12. SPO Pengeluaran darah
13. SPO Pengembalian darah
14. SPO Pelacakan reaksi transfusi
15. SPO Pencatatan
16. SPO Pelaporan
17. SPO Rujukan
18. SPO Permintaan darah CITO
19. SPO Kualitas dan Keamanan Darah
20. SPO Darah Incompatible
21. SPO Penanganan limbah infeksius
22. SPO Kewaspadaan universal
Pencatatan di BDRS meliputi:
1. Permintaan darah rutin dan khusus ke UTD
2. Penerimaan darah rutin dan khusus dari UTD
3. Berita acara penerimaan darah dari UTD
4. Dokumentasi permintaan darah dari para klinisi lengkap dengan indikasi, jenis dan
jumlah darah beserta identitas paasien
5. Stok darah di Bank Darah
6. Permintaan darah dari ruangan

11
7. Pemeriksaan golongan darah (ABO/Rhesus) dan uji silang serasi
8. Pengeluaran darah,
9. Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah
10. Darah yang harus dikembalikan ke UTD
11. Kebutuhan darah yang tidak terpenuhi
12. Hasil monitoring dan evaluasi
13. Validasi reagen, kalibrasi alat, pencatatan suhu tempat penyimpanan darah
14. Kejadian reaksi transfusi

12

Anda mungkin juga menyukai