TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN BANK DARAH RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
KEPULAUAN MENTAWAI TENTANG PEDOMAN PELAYANAN BANK DARAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
DAFTAR ISI
PERATURAN DIREKTUR i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I DEFINISI 1
A. Definisi Transfusi Darah 1
B. Definisi Bank Darah Rumah Sakit 1
BAB II RUANG LINGKUP 2
BAB III TATALAKSANA 3
A. Waktu Pelayanan Bank Darah 3
B. Pendaftaran dan Pencatatan 3
C. Permintaan Darah Dan/Atau Komponen Darah Dari Ruang Rawat 3
D. Penerimaan permintaan darah dan/atau komponen darah serta 4
sampel pasien
E. Penyimpanan Darah dan Komponen Darah 4
F. Penyerahan darah yang diminta pasien 4
G. Prosedur Transfusi darah yang Aman 5
H. Kualitas dan Keamanan Darah 5
I. Crossmatching Dan Tes Kecocokan 6
J. Pengembalian Darah Yang Tidak Terpakai 8
K. Skrining Darah terhadap Beberapa Penyakit Tertentu 8
L. Pencatatan Dan Pelaporan Dari Reaksi Yang Timbul Dari Transfusi 8
Darah.
M. Pengadaan Darah Rutin Dan Darurat. 9
N. Pengelolaan Limbah 9
O. Pemusnahan Darah 10
P. Laporan 10
BAB IV DOKUMENTASI 11
BAB V PENUTUP 13
iv
PEDOMAN PELAYANAN UNIT BANK DARAH RSUD
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
2022
BAB 1
DEFINISI
Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah
penerima (resipien). Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan
kesehatan modern. Transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien apabila dilakukan dengan
benar dan dapat meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan
komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabakan morbiditas dan
mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.
Penyelenggaraan pelayanan transfusi yang bermutu dan aman sangat tergantung
terhadap upaya perbaikan mutu yang dilakukan oleh rumah sakit atau unit transfusi darah
secara terus menerus. World Health Organization dalam Guidelines for Quality Assurance
Programmes for Blood Transfusion Services (1993) memberikan definisi mutu sebagai
pemberian pelayanan atau produk yang teratur dan dapat dipercaya serta sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. World Health Organization telah mengembangkan strategi
untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan risiko transfusi. Strategi tersebut
terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan
darah dari donor sukarela dengan populasi risiko rendah, pelaksanaan skrining terhadap
semua darah donor dari penyebab infeksi serta pelayanan laboratorium yang baik disemua
aspek, termasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen darah, mengurangi
transfusi darah yang tidak perlu dengan penentuan indikasi transfusi darah yang tepat.
Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan
dalam jumlah yang cukup untuk mendukung kualitas pelayanan di rumah sakit.
1
BAB 2
RUANG LINGKUP
Pelayanan transfusi yang aman tergantung pada penyediaan produk darah yang aman,
kecocokan antara darah yang akan diberikan dan pasien yang menerima transfusi, serta
ketepatan indikasi pemberian transfusi. Semua hal tersebut membutuhkan dukungan
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Ketersediaan dan ketaatan terhadap pedoman klinis transfusi
2. Standar Operasional Prosedur
3. Checklist
4. Sumber daya manusia yang berkualitas
5. Dukungan teknologi yang menjamin mutu dan kemanan produk darah.
Ruang Lingkup Pelayanan:
1. Administrasi
2. Melayani permintaan darah
3. Menyimpan persediaan darah
4. Uji Silang Serasi (cross match)
5. Pemeriksaan Serologi Golongan Darah (blood typing)
2
BAB 3
TATA LAKSANA
A. Waktu pelayanan bank darah adalah pelayanan selama 24 jam secara terus menerus.
B. Pendaftaran dan pencatatan
C. Permintaan darah dan/atau komponen darah dari ruang rawat
NO KEGIATAN SYARAT
1 Instruksi permintaan darah 1. Setiap permintaan darah harus disertai dengan formulir
permintaan darah yang telah diisi lengkap dan
ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) disertai sampel darah pasien
2. Permintaan darah persiapan harus dibuat maksimal tiga hari
sebelum rencana pelaksanaan transfusi
3. Permintaan darurat harus dilengkapi dengan alasan
permintaan darurat menggunakan formulir khusus yang
ditentukan Rumah Sakit
3
D. Penerimaan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah serta Sampel Pasien
NO KEGIATAN SYARAT
1 Pengecekan identitas Petugas BDRS harus memeriksa identitas pasien pada formulir
pasien permintaan dan pada label sampel darah
2 Pengecekan sampel darah 1. Petugas BDRS harus memeriksa kondisi sampel.
pasien 2. Jika kondisi sampel tidak layak (lisis, menggumpal, volume
kurang, label tidak sesuai dengan formulir permintaan darah
atau sampel tanpa label) sampel darah dibuang dan harus
dimintakan sampel darah yang baru
3 Pengecekan formulir Apabila formulir permintaan darah tidak lengkap atau tidak
permintaan darah terbaca, formulir permintaan darah dikembalikan ke ruangan
5 Penyerahan darah dari 1. Pada tanggal rencana transfusi, perawat atau dokter
BDRS ke Ruang Perawatan mengkonfirmasi apakah transfusi tetap berlangsung atau
ditunda.
2. Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24 jam, darah dapat
diberikan kepada pasien yang lebih membutuhkan
6 Dokumentasi Harus ada sistem dokumentasi permintaan darah di ruang
perawatan yang disimpan didalam folder rekam medis pasien
4
3. Petugas BDRS RSUD Kab. Kepulauan Mentawai mencocokan dan meneliti identitas
pada formulir permintaan transfusi darah /pengeluaran darah dengan label kantong
darah.
4. Petugas ruangan/perawat meneliti dan mencocokan kembali identitas pada formulir
permintaan transfusi darah /pengeluaran darah dengan label kantong darah.
5. Petugas ruangan/perawat membawa darah yang akan ditransfusikan dari BDRS ke
Ruangan dengan coolbox disertai ice pack.
6. Darah dikeluarkan satu per satu kantong dari Bank Darah kecuali atas permintaan
DPJP.
6
Tekan tombol start (sentrifuge selama 10 menit)
e. Baca reaksi secara makroskopis
2. Cara Kerja Direct Coombs Test
a. Buat Suspensi Os 0,8 – 1% (cara sama seperti diatas)
b. Ambil Liss/Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien.
c. Masukkan 50 ul Suspensi Sel Pasien.
d. Putar di sentrifuge (tekan tombol Start)
e. Baca Reaksi
3. Cara Pooling Untuk Inter Cross Donor (Auto Pool)
a. Maksimum pooling untuk 3 kantong darah
b. Cara Pooling:
1. Potong selang pada kantong donor yang akan di pooling
2. Teteskan pada 2 tabung kosong masing-masing sel darah merah donor yang akan
di-pool dan serum/plasma donor yang akan di-pool dengan jumlah yang sama.
3. Homogenkan sel darah merah pada tabung yang berisi pooling sel darah merah
donor, buat suspensi 1% dengan Diluent 2 dengan cara seperti di atas.
4. Lakukan crossmatch seperti biasa
5. Autopool : 50 ul pool Suspensi Sel Donor + 25 ul pool serum Donor
4. Interpretasi Hasil Crossmatch
NO Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan
1 Negatif Negatif Negatif Darah keluar
2 Positif Negatif Negatif Ganti darah
donor/rujuk
3 Negatif Positif Negatif Berikan PRC/Ganti
Darah Donor
4 Negatif Positif Positif Beri PRC bila minor
lebih kecil atau sama
dengan AC/DCT
5 Positif Positif Positif Lihat Ket. No. 5
7
3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Negatif Artinya ada irregular
antibody pada Serum/Plasma Donor. Solusi adalah ganti dengan darah donor yang
lain, lakukan crossmatch lagi
4. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Positif Lakukan Direct Coombs
Test pada pasien. Apabila DCT positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC
berasal dari autoantibody. Apabila derajat positif pada Minor sama atau lebih kecil
dibandingkan derajat positif pada AC/DCT darah boleh dikeluarkan. Apabila derajat
positif pada Minor lebih besar dibandingkan derajad positif pada AC/DCT darah
tidak boleh dikeluarkan Ganti darah donor kemudian lakukan crossmatch lagi
sampai ditemukan positif pada minor sama atau lebih kecil dibanding AC/DCT
5. Mayor, Minor, AC = positif : Periksa ulang golongan darah pasien maupun donor, baik
dengan cell grouping maupun forward typing, pastikan tidak ada kesalahan golongan
darah. Lakukan DCT pada pasien, apabila positif bandingkan derajat positif DCT
dengan Minor apabila derajat positif Minor sama atau lebih rendah dari DCT maka
positif pada Minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut berasal dari autoantibodi.
Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya irregular antibody pada serum
pasien ganti dengan darah donor baru sampai ditemukan hasil Mayor negatif.
L. Pencatatan Dan Pelaporan Dari Reaksi Yang Timbul Dari Transfusi Darah.
Reaksi Transfusi adalah reaksi tubuh resipien terhadap darah donor, reaksi transfusi darah
dapat ringan sampai berat, dan dapat berupa reaksi cepat, sedang, dan lambat. Standar
angka kejadian reaksi transfusi adalah <0,01%. Reaksi transfusi dipengaruhi oleh fasilitas
8
skrining pretransfusi dan uji silang serasi yang berkualitas, SDM yang terampil, dan kondisi
pasien yang ditransfusi.
Pencatatan dan pelaporan dari reaksi transfusi yang timbul maka harus:
1. Semua kejadian reaksi transfusi harus dilaporkan ke Bank Darah Rumah Sakit
2. Semua kejadian reaksi transfusi dilaporkan ke kepala BDRS yang selanjutnya
dilanjutkan ke UTD PMI
3. Setiap kejadian reaksi transfuse dilaporkan dalam laporan bulanan kepada direktur
Rumah Sakit
4. Adanya SPO Penanganan, Pencatatan dan Pelaporan Kejadian reaksi transfusi.
N. Pengelolaan Limbah
Labaratorium kesehatan termasuk laboratorium BDRS dapat menjadi salah satu sumber
penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar
penanganan dan penampungan limbah terdiri dari:
1. Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang memadai, diletakan pada
tempat yang tepat, aman dan hygienis.
2. Pemisahan limbah untuk memudahkan mengenai berbagai jenis limbah yang akan
dibuang dengan cara menggunakan kantong berkode (kode warna).
3. Pengelolaan limbah infektif dengan desinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi atau
insinerasi.
9
O. Pemusnahan Darah
1. Darah yang akan dimusnakan sesuai standar pengelolaan limbah rumah sakit adalah
darah yang kadaluarsa atau rusak.
2. Tersedia SPO pemusnahan darah.
P. Laporan
1. Permintaan rutin dan darurat
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah (kantong/unit/cc).
2. Stok darah per bulan/minggu.
3. Pengembalian darah yang tidak terpakai
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah
nomor kantong/unit.
4. Jumlah darah rusak/expired.
5. Jumlah pemakaian darah
golongan darah
jenis darah (komponen)
jumlah kantong/unit/cc.
6. Jumlah pemeriksaan
golongan darah
cross match
uji saring (screening).
7. Kejadian reaksi transfusi darah
Jumlah
nomor kantong/unit darah
tanggal
8. Response time (penyerahan) permintaan darah
10
BAB IV
DOKUMENTASI
11
7. Pemeriksaan golongan darah (ABO/Rhesus) dan uji silang serasi
8. Pengeluaran darah,
9. Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah
10. Darah yang harus dikembalikan ke UTD
11. Kebutuhan darah yang tidak terpenuhi
12. Hasil monitoring dan evaluasi
13. Validasi reagen, kalibrasi alat, pencatatan suhu tempat penyimpanan darah
14. Kejadian reaksi transfusi
12