Anda di halaman 1dari 4

RAPAT PENETAPAN NILAI KRITIS LABORATORIUM

PUSKESMAS PUTUSSIBAU SELATAN

Hari, tanggal :
Pemimpin rapat :
Notulen :
Mc :
Agenda :

1. Pembukaan
2. Pengarahan Kepala Puskesmas
3. Pembahasan nilai hasil kritis
4. Kesimpulan dan rekomendasi

Notulen :

1. Pengarahan dari Kepala Pukesmas :


Nilai kritis laboratorium harus diketahui dan disepakati oleh semua unsur pelaksana
pelayanan. Kemudian ditindaklanjuti dengan SOP pelayanan. Adapun dengan semangkin
berkembangnya ilmu pengetahuan, dasar teori maka nilai kritis ini pun harus dilakukan
pengkajian dan pembahasan ulang agar senantiasa update sesuai dengan pedoman yang
berlaku.
2. Pembahasan nilai hasil kritis
Adapun pembahasan ini dilakukan dengan melibatkan dokter dan paramedis yang lain.
Materi yang dibahas adalah parameter apa saja yang terkatagori sebagai nilai kritis dan
batasan dari masing-masing parameter. Baik batas bawah maupun batas atas, sedangkan
untuk pemeriksaan laboratorium yang tidak memiliki batas (bersifat kualintatif/semi
kualintatif) maka akan ditetapkan kriterian yang dapat mengkatagorikan parameter tersebut
sebagai nilai kritis.
3. Kesimpulan
Dengan ditetapkan nilai kritis yang baru maka nilai kritis yang lama dinyatakan tidak berlaku
lagi.
4. Rekomendasi
Rekomenddasi dari rapat ini adalah :
1. Segera mengesahkan nilai kritis yang telah disepakati
2. Menjalankan SOP terkait nilai kritis
PANDUAN PELAPORAN HASIL KRITIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakan,


mengkonfirmasi diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektifitas terapi dan
munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Dalam melakukan uji laboratorium diperlukan
bahan, seperti : darah lengkap (vena, artery), plasma, serum, urine, feses, sputum, yang
didapat melalui tindakan ivasif dan non invasif.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan angka kualitatif, semi kuantitatif
dan kuatitatif. Angka yang dimaksud kualitatif dinyatakan sebagai nilai positif dan negatif.
Adpun nilai semi kuantitatif dinyatakan sebagai contoh 1+, 2+, 3+, sedangkan angka
kuantitatif berupa angka pasti atau rentang nilai, sebagai contoh nilai hemoglobin wanita
adalah 12-16 g/dL.

B. LATAR BELAKANG
Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan atau
ganguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian dan dan tindakan. Nilai abnrmal
suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai normal
dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh karna itu perlu diperhatikan nilai
rujukan sesuai kondisi pasien. Karena nilai kritis merupakan gambaran keadaan
patofisiologis yang mengancam jiwa dan harus mendapat tindakan, maka Puskesmas
Putussibau Selatan melakukan pelaporan hasil nilai kritis pemeriksaan laoratorium seagai
salah satu indikator utama di Puskesmas.

C. TUJUAN
1. Pasien segera memprloleh tata laksana pengobatan segera sesuai dengan indikasi
yang tepat.
2. Petugas dari unit terkait segera waspada.
DAFTAR NILAI KRITIS YANG WAJIB DILAPORKAN SEGERA

NO PARAMETER NILAI RENDAH NILAI TINGGI SATUAN KETERANGAN


HEMATOLOGI
1 hemoglobin <5 >25,5
2 Lekosit <100 >50.000
3 Trombosit <20.000 >800.000
SEROLOGI
1 HbsAg (+)positif
disertai ikterik
2 Widal >1/320
3 NS1 (+) positif
disertai ikterik
PARASITOLOGI
DAN
BAKTERIOLOGI
1 BTA (+) Positif 3
KIMIA KLINIK
1 Glukosa <45 >500
sewaktu
2 Glukosa puasa <45 >500
3 Glukosa 2 jam <45 >500
PP
Asam urat <2,5 >11
URINALISA
1 Eritrosit (+) 3
2 Nitrit >(+) 2
Menit
Pemeriksaan telur Maksimal 30 menit 40 menit
BTA Maksimal 120 130 menit
menit
HIV Maksimal 20 menit 30 menit Negatif
NS1 Maksimal 20 menit 30 menit Negatif
Dengue IgG/IgM Maksimal 20 menit 30 menit Negatif
HDL Maksimal 5 menit 7 menit <40mg/dL
LDL Maksimal 5 menit 7 menit <100 mg/dL
Trigliserida Maksimal 5 menit 7 menit <200 mg/dL
Sypholis Ab Maksimal 30 menit 40 mnit Negatif

Anda mungkin juga menyukai