Anda di halaman 1dari 38

dr.

Djoti Atmodjo
UU 44 / 2009
Tentang Rumah Sakit

Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus
menyelenggarakan tata kelola
Rumah Sakit dan tata kelola
klinis yang baik.

Djoti - Atmodjo
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah
penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit
yang berdasarkan prinsip-prinsip tranparansi,
akuntabilitas, independensi dan responsibilitas,
kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan
fungsi manajemen klinis yang meliputi
kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis,
risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja,
pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil
pelayanan, pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit.
Djoti - Atmodjo
Pasal 13 Ayat 3

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di


Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan Rumah
Sakit, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien
dan mengutamakan keselamatan pasien
Penjelasan Pasal 13 Ayat 3

Yang dimaksud dengan standar pelayanan Rumah Sakit


adalah pedoman yang harus diikuti dalam
menyelenggarakan Rumah Sakit antara lain Standar
Prosedur Operasional, standar pelayanan medis, dan
standar asuhan keperawatan
Yang dimaksud dengan standar prosedur operasional
(SPO) adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah
yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu.
SPO memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh
sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi
SPO memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh
sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi

Pasal 10
Permenkes 1438 / 2010

Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan wajib


memprakarsai penyusunan SPO sesuai dengan jenis dan
strata fasyankes yang dipimpinnya
Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan
tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis
yang baik.

Djoti - Atmodjo
Praktik kedokteran adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi terhadap pasien
dalam melaksanakan upaya kesehatan

( Pasal 1 Ayat 1 UU PK )

Djoti - Atmodjo
Pasal 44

(1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan


praktik kedokteran wajib mengikuti standar
pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
(2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana
pelayanan kesehatan.
(3) Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan peraturan Menteri.
Yang dimaksud dengan “standar pelayanan”
adalah :

Pedoman yang harus diikuti oleh


dokter atau dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik
kedokteran

Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010
Pasal 50

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik


kedokteran mempunyai hak :
a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
b. memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional;
c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya; dan
d. menerima imbalan jasa
Pasal 51

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran


mempunyai kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional serta
kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang
mempunyai keahlian dan kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang
bertugas dan mampu melakukannnya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
Yang dimaksud dengan standar profesi adalah :
batasan kemampuan (knowledge, skill and
proffesional attitude) minimal yang harus
dikuasai oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya pada
masyarakat secara mandiri
yang dibuat oleh organisasi profesi

batasan kemampuan minimal KOMPETENSI


Yang dimaksud dengan standar profesi adalah :
batasan kemampuan (capacity) meliputi
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill),
dan sikap profesional (professional attitude) yang
minimal harus dikuasai oleh seorang individu
untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya
pada masyarakat secara mandiri
yang dibuat oleh organisasi profesi

batasan kemampuan minimal capacity


Yang dimaksud dengan standar prosedur operasional
adalah :
Suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah
yang dibakukan untuk menyelesaikan proses
kerja rutin tertentu.
SPO memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi
pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan
kesehatan berdasarkan standar profesi
UU Praktik
Kedokteran

Pasal 44
? Pasal 50 dan 51

Standar Pelayanan Standar Prosedur


Kedokteran Operasional

Permenkes 1438 Tahun 2010

Djoti - Atmodjo
Permenkes 1438 / 2010

Prinsip Dasar

Ø Standar Pelayanan Kedokteran meliputi


Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
(PNPK) dan SPO
Ø PNPK merupakan Standar Pelayanan
Kedokteran yang bersifat nasional dan
dibuat oleh organisasi profesi serta disahkan
oleh Menteri
BENTUK SPO

Clinical Practice Guideline


Clinical Pathways
Algorithms
Procedures
Protocols
Standing Orders
PENDEKATAN PENGELOLAAN PASIEN
• Diagnosis kerja
• Gejala

Standar pelayanan :

Panduan Praktik Klinis


• Definisi
dapat dilengkapi
• Anamnesis dengan
• Pemeriksaan fisis
Alur klinis
• Kriteria diagnosis
Algoritme
• Diagnosis banding Protokol
• Pemeriksaan penunjang Prosedur
• Terapi Standing order
• Edukasi
• Prognosis
• Kepustakaan
Djoti - Atmodjo
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit

Djoti - Atmodjo
UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang
Rumah Sakit

Pasal 40 :

Dalam upaya peningkatan mutu


pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala
minimal 3 (tiga) tahun sekali

Djoti - Atmodjo
Djoti - Atmodjo
Crosby :
Mutu adalah kepatuhan terhadap
standar yang telah ditetapkan

Djoti - Atmodjo
Leadership and Planning
Design of Clinical and
Managerial Processes
Measure Selection and Data
Collection
Validation and Analysis
of Measurement Data
Gaining and Sustaining
Improvement

24
KEPEMIMPINAN DAN
PERENCANAAN

RANCANGAN PROSES
KLINIS DAN MANAJERIAL
SELEKSI PENGUKURAN DAN
PENGUMPULAN DATA

VALIDASI DAN ANALISIS


DATA PENGUKURAN
MENDAPATKAN DAN
MEMPERTAHANKAN
PERBAIKAN
25
RS merancang sistem dan proses, baik yang baru
maupun modifikasi berdasarkan prinsip perbaikan
mutu.
Begitu proses baru itu diterapkan, RS mengumpulkan
data untuk menilai apakah proses tersebut telah
terlaksana seperti yang diharapkan.

Clinical practice guidelines (pedoman praktik klinis),


clinical pathways (alur klinis), dan/atau protokol klinis
digunakan untuk memandu asuhan klinis (clinical care).

Edisi selanjutnya ke GLD tentang Unit/Departemen


26
v Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola klinis (clinical governance)
agar staf medis dirumah sakit terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi medis.
v Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional
terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan
kepada pasien dengan menggunakan rekam
medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.

Djoti - Atmodjo
Pasal 7
(1) Susunan organisasi komite medik sekurang-
kurangnya terdiri dari:
a. ketua;
b. sekretaris; dan
c. subkomite.
(2) Dalam keadaan keterbatasan sumber daya, susunan
organisasi komite medik sekurang-kurangnya dapat
terdiri dari:
a. ketua dan sekretaris tanpa subkomite; atau
b. ketua dan sekretaris merangkap ketua dan
anggota subkomite.

Djoti - Atmodjo
Untuk mempertahankan mutu dilakukan upaya
pemantauan dan pengendalian mutu profesi
melalui :
memantau kualitas, misalnya morning report,
kasus sulit, ronde ruangan, kasus kematian
(death case), audit medis, journal reading

Djoti - Atmodjo
UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang
Rumah Sakit

Pasal 40 :

Dalam upaya peningkatan mutu


pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala
minimal 3 (tiga) tahun sekali

Djoti - Atmodjo
Crosby :
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
yang telah ditetapkan

2 aspek :
v Organisasi à Unit Kerja
v SDM

Djoti - Atmodjo
Donabedian’s Quality Framework

Structure Process Outcome

Charateristic of What is done to What happens to


institution & the patient the patient
provider
facilities, equipment, refers to all of the interactions changes in health status,
and between patients and providers, behavior, knowledge,
human resources including diagnoses, treatments, satisfaction, and quality
preventive care, and patient of life
education 32
Output /
Input Proses
Outcome

Kebijakan Tatalaksana
pelayanan
Pedoman Pedoman
Pengorganisasian Pelayanan S P O
• Standar ³ Survei kepuasan
SDM ³ Pengukuran Mutu :
• Standar Indikator
Fasilitas Kejadian
³ IKP:
K T D : Sentinel Event
Peraturan dan perundangan
KTC
Pedoman KNC
KPC
SDM TENAGA KESEHATAN
Structure Process Outcome
Resource Transformation Product
Input Proses Output
Output
Outcome
Standar

Standar Profesi

Kompetensi

Kewenangan

Djoti Atmodjo
Pengumpulan
data klinis
Asesmen • Dokter
awal • Perawat Analisis data
--> Dx

Rencana
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN asuhan
HPK
Standar PP 1.
Kebijakan dan prosedur dan undang-
undang dan peraturan terkait mengarahkan
pelayanan pasien yang seragam.
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN – EDUKASI

Pengumpulan Analisis data


data klinis --> Dx

Rencana
asuhan

36
Perawatan pasien yang seragam tercermin dalam hal-hal berikut:
1. Akses ke dan ketepatan untuk perawatan dan pengobatan
tidak bergantung pada kemampuan pasien untuk
membayar atau sumber pembayaran.
2. Akses ke perawatan dan pengobatan yang tepat oleh tenaga
kesehatan yang memenuhi kualifikasi, tidak bergantung pada
hari atau jam.
3. Tingkat kondisi pasien menentukan sumber daya yang
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Tingkat perawatan yang diberikan kepada pasien (misalnya,
perawatan anestesi) sama di seluruh rumah sakit.
5. Pasien dengan kebutuhan keperawatan yang sama menerima
tingkat perawatan yang sebanding di seluruh rumah sakit.

Djoti - Atmodjo
Djoti - Atmodjo

Anda mungkin juga menyukai