Noor Endah U
Cahya Fajriati I
Muhammad Andika W
Identitas Pasien
Nama : An. ZDC
Jenis Kelamin : Perempuan
No. RM : 178xxxx
Usia : 4 tahun 10 bulan
Alamat : Sabrang, Bantul
Bangsal : Cendana 4
Tanggal MRS : 27 Oktober 2016
Anamnesis
Rectal Touche: TMSA dalam batas normal, mukosa licin, ampula tidak
kolaps, STLD (-), feses (+)
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas
O : KU : cukup, CM O : KU : cukup, CM
Status lokalis abdomen : Status lokalis abdomen :
I : distensi, DC (-), DS (-), luka post op I : distensi, DC (-), DS (-), luka post op
kering (+) kering (+)
A : peristaltik (+) A : peristaltik (+)
P : supel (+), NT (-) P : supel (+), NT (-)
P : timpani P : timpani
(BMJ,
Pemeriksaan Fisik
Pyrexia (hingga 38C) dengan tachycardia
Pemeriksaan abdomen:
Nyeri saat di perkusi
Nyeri tekan terlokalisasi di iliaca dextra, terutama di titik McBurney
Rigiditas muskular
Rebound tenderness
Rovsig’s sign (+)
Rectal Touche:
Nyeri tekan, terutama di kanan (sugestif, tetapi bukan diagnostik)
Psoas Stretch Sign (+)
Obturator Sign (+)
(BMJ,
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada tes diagnostik spesifik untuk appendicitis
Urinalysis (untuk mengeksklusi)
Tes Kehamilan (untuk mengeksklusi)
Darah Rutin (WBC pada 80-90% pasien appendicitis memiliki
WBC count di atas 10.000/mm3. Neutrophil >75% predominant
leucocytosis terdapat pada 80-90% kasus appendicitis)
CRP (reaktan fase akut yang dihasilkan hepatosit untuk acute
injury/inflamasi)
USG (transabdominal USG sebagai lini pertama imaging)
CT Scan (jika diduga perforasi)
MRI
(Gomes et al, 2015)
(BMJ,
Skoring: Alvarado Score
Terapi
Terapi definit appendicitis: appendectomy
Appendectomy memiliki angka positif palsu sebesar
10-20%
Antibiotik dapat diberikan dengan target bakteri
gram negative dan anaerob seperti E. coli dan
Bacteroides
Antibiotik tidak dilanjutkan pasca operasi pada
appendicitis non perforasi
Pada appendicitis perforasi antibiotic intravena
diberikan hingga 7-10 hari pasca operasi
Kriteria Pulang
Kondisi umum anak baik dalam hal:
Tidak merasakan nyeri
Status hidrasi baik, urine output 0,5-1 cc/kgBB/jam
Dapat mentoleransi terapi per oral
Tidak ada bukti obstipasi
PERITONITIS
Definisi
Peritonitis adalah keadaan akut abdomen yang sering dijumpai
akibat inflamasi dan infeksi selaput rongga abdomen.
Peritonitis merupakan suatu kumpulan gejala akibat iritasi
peritoneum yang dapat disebabkan oleh bakteri, kimiawi, atau
darah.
Klasifikasi
Tipe Definisi Contohnya
Primer Inflamasi peritoneum difus yang • Peritonitis spontan pada
disebabkan oleh infeksi bakteri akibat anak maupun dewasa
penyebaran secara hematogen maupun • Peritonitis tuberkulosis
limfogen tanpa disertai adanya gangguan
integritas organ dan saluran pencernaan
Sekunder Inflamasi peritoneum difus yang • Perforasi gastrointestinal
disebabkan oleh adanya gangguan • Iskhemia intestinal
integritas organ dan saluran pencernaan • Acute perforation
yang biasanya berkaitan dengan perforasi peritonitis
Tersier Inflamasi peritoneum persistent atau • Peritonitis tanpa dapat
berulang yang terjadi setelah terapi inisial dibuktikan adanya patogen
pada peritonitis sekunder. Biasanya terjadi • Peritonitis karena jamur
pada orang dengan imunokompromised dan
dengan comorbid sebelumnya.
Etiologi peritonitis sekunder
Esophagus Boerhaave syndrome, Malignancy, Trauma (mostly penetrating),
Iatrogenic*
Gaster Peptic ulcer perforation
Malignancy (eg, adenocarcinoma, lymphoma,
gastrointestinal stromal tumor)
Trauma (mostly penetrating), Iatrogenic*
Duodenum Peptic ulcer perforation, Trauma (blunt and penetrating), Iatrogenic*
Billiary duct Cholecystitis
Stone perforation from gallbladder (ie, gallstone ileus) or common
duct, Malignancy, Choledochal cyst (rare)
Trauma (mostly penetrating), Iatrogenic*
Pancreas Pancreatitis (eg, alcohol, drugs, gallstones)
Trauma (blunt and penetrating)
Iatrogenic*
Small Bowel Ischemic bowel
Incarcerated hernia (internal and external)
Closed loop obstruction
Crohn disease
Malignancy (rare)
Meckel diverticulum
Trauma (mostly penetrating)
Large Bowel and Ischemic bowel
appendix Diverticulitis
Malignancy
Ulcerative colitis and Crohn disease
Appendicitis
Colonic volvulus
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic
Uterus, salpinx, Pelvic inflammatory disease (eg, salpingo-oophoritis, tubo-
and ovaries ovarian abscess, ovarian cyst)
Malignancy (rare)
Trauma (uncommon)
Anamnesis
Nyeri abdominal akut yang dieksaserbasi dengan batuk, menekuk
sendi panggul atau gerakan-gerakan yang memanipulasi
abdomen.
Nyeri ada yang terlokalisir sesuai organ yang mendasari, atau
nyeri dapat terasa menyebar ke seluruh area abdomen.
Dapat disertai mual, muntah, anoreksia
Diare/konstipasi
Berkurangnya volume BAK
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital : demam, takikardia, hipotensi, anuria atau
oliguria
Pem. Abdomen :
I : distensi, luka bekas operasi
A : BU hipoaktif atau tidak ada
P : timpani, nyeri
P : nyeri tekan, tenderness, rebound tenderness
Pemeriksaan lain terkait organ yang dicurigai menjadi dasar
penyebab peritonitis.
Royal Cornwall Hospitals, NHS, 2014
Penanganan
penyebab
Mempertahankan fungsi dari sistem organ