Anda di halaman 1dari 25

KOMPETENSI PROFESIONAL

FLEBOTOMI

Surabaya, 26 pebruari 2016

DEWAN PIMPINAN PUSAT


PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA
Profesi kesehatan adalah pekerjaan
yang memenuhi kriteria :
Mempunyai pendidikan formal untuk
memperoleh pengetahuan, sikap dan
keterampilan (Kompetensi)
Diberikan kewenangan untuk melaksanakan
pelayanan kepada klien maupun tenaga
kesehatan lain
Melaksanakan pelayanan melalui kode etik
dan standar pelayanan yang diakui
masyarakat
UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan

Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi


minimum (Pasal 22 : 1)
Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
(Pasal 23 : 1)
Kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki (Pasal 23 : 2)
UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
 Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 harus memenuhi ketentuan, kode etik
standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional (Pasal 24 : 1)
 Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
ORGANISASI PROFESI. (Pasal 24 : 2)
Analis

Perawat
KOMPETENSI
Bidan

TTD KEWENANGAN ?
Kompetensi seseorang diperoleh dari
pendidikan atau pelatihan
Kewenangan atau authority diperoleh dari
pemerintah atau pemegang otoritas dibidang
tersebut melalui pemberian izin, dan
legalitasnya diatur dalam peraturan perundang-
undangan
Kewenangan hanya diberikan kepada mereka
yang memiliki kemampuan, namun adanya
kemampuan tidak berarti dengan sendirinya
memiliki kewenangan
Kemampuan yang dimiliki seorang tenaga
kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap profesional untuk
menjalankan praktik dan/atau pekerjaan
keprofesiannya (Kemenkes, 2012)
Seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas
di bidang pekerjaan tertentu (Sisdiknas, 2003)
Surat tanda pengakuan terhadap
kompetensi seorang analis kesehatan
untuk menjalankan tindakan plebotomi
setelah lulus uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan oleh PATELKI
cq Komite Nasional Sertifikasi Profesi
Analis Kesehatan
American Cetification Agency (ACA)
American Society of Clinical Pathologists (ASCPi)
National Certification Agency for Medical
Laboratory Personel (NCA)
American Society of Phlebotomy Tehnicians
(ASPT)
National Healthcareer Assosiation (NHA)
National Center for competency Testing (NCCT)
American Medical Technologists (AMT)
KEMAMPUAN SPESIALIS KEMAMPUAN METODIK:
1. Keterampilan dan pengetahuan 1. Mengumpulkan dan
menganalisa informasi
2. Menggunakan instrumen
dengan sempurna 2. Mengevaluasi informasi

3. Mengorganisasikan dan 3. Orientasi tujuan kerja


menangani masalah 4. Bekerja secara sistemik

KOMPETENSI
PROFESIONAL

KEMAMPUAN INDIVIDU KEMAMPUAN SOSIAL


1. Inisiatif 1. Berkomunikasi
2. Dipercaya 2. Bekerja kelompok
3. Motivasi 3. Bekerjasama
4. Kreatif
 Informed consent  Persiapan Pasien
 Prilaku profesional  Prosedur Standar
(Kode Etik)  Quality Assurance
 Hak pasien  Patient Safety

 Building Positive Attitude


 Developing Communication Skill
 Handling Moment of Truth
 Handling Customer Complain
Tanggung jawab hukum  melanggar hukum
atau yang merugikan pasien
Sifatnya pun dapat merupakan kesengajaan
ataupun kelalaian
Pelanggaran hukum dapat berupa tindakan
tanpa persetujuan dengan pasien, pelanggaran
susila, pengingkaran atas janji atau jaminan,
dan lain-lain
Untuk pasien di rumah sakit persetujuan
tindakan kedokteran (informed consent ) yang
berhubungan dengan flebotomi berupa paket
dari pengisian formulir yang akan
ditandatangani antara dokter yang menangani
dengan pihak pasien, saksi keluarga dan saksi
dari rumah sakit dan isi dari persetujuan
tindakan berisi point penting tentang
persetujuan berupa pernyataan.
“Saya sudah mendapat kesempatan untuk bertanya
dan saya sudah mengerti dan puas dengan penjelasan
yang diberikan sehungan dengan pernyataan saya,
disamping itu jika terjadi kecelakaan seperti tertusuk
jarum atau alat tajam pada petugas medis selama
berlangsungnya operasi, saya memberikan izin untuk
mengambil darah pasien untuk tes HIV dan penyakit
lainnya yang penularannya dari darah”.
“Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa saya setuju untuk operasi atau tindakan medis
yang sudah dijalaskan diatas”.
Prinsip etika profesional
Tanggung jawab
 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap
hasilnya.
 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masyarakat pada umumnya.
Keadilan
 Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya
Otonomi
 Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional
memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan
profesinya
Standar etik berisikan norma yang :
 Memekankan kepada tidak membahayakan
kepada setiap orang
 Dilaksanakan sesuai dengan kemampuan
teknik dan aturan yang benar
 Memperhatikan kepada hak-hak pasien
seperti kerahasiaan, peivatisasi informasi
tentang tindakan medis yang diterima dan
tindakan untuk menolak pengobatan (Garza,
2002)
Prilaku profesional seorang Analis
Kesehatan (Kepmenkes No. 370 Tahun
2007 tentang Standar Profesi) : teliti dan
cekatan, jujur dan dapat dipercaya, rasa
tanggungjawab yang tinggi, mampu
berkomunikasi secara efektif, disiplin dan
berjiwa melayani
Prilaku Profesional (Garza, 2002)
 Komitmen tinggi pada pelayanan kesehatan
 Melaksanakan pekerjaan yang benar dan
terukur
 Memiliki dedikasi yang tinggi untuk
mencapai kinerja optimal
 Menjaga kebersihan selama menjalan tugas
profesi
 Bekerja sungguh-sungguh, menyenangkan
dan memuaskan
Tolak Ukur Kinerja Plebotomis
 Tingkat kepatuhan terhadap kebijakan/SOP
 Tingkat kemampuan komunikasi, etika
komunikasi, mendengar, pengendalian
intonasi suara, kemarahan pasien, bekerja
sama dalam melakukan komunikasi melalui
telepon
 Tingkat pemenuhan kepuasan pelanggan
seperti memperpendek waktu pelayanan,
komplikasi dalam melakukan plebotomi
 Tanggung jawab sebagai tenaga profesional
 Pengetahuan tentang terminologi medis
atau laboratorium
 Pengukuran efisiensi dan kualitas jumlah
pengambilan darah yang tidak ada
komplikasi pada periode tertentu, jumlah
spesimen yang ditolak pada waktu tertentu,
angka kultur darah yang terkontaminasi
Manfaat Penilaian Kompetensi (Garza, 2002)
 Memberi umpan balik kinerja flebotomis
 Melakukan identifikasi permasalahan berkaitan
dengan kinerja flebotomis secara dini
 Mempertahankan konsistensi kinerja flebotomis di
laboratorium
 Mengikutsertakan petugas untuk tetap mematuhi
kebijakan dan prosedur
 Peningkatan kualitas
 Mengingatkan petugas hal-hal penting yang sudah
terlupakan
Keterbatasan tenaga kesehatan  kerja lintas
sektor dan fungsi  efisiensi pelayanan
kesehatan
Dibentuk tim kerja misal di ICCU, Pemeriksaan
Gas Darah, POCT, Lab sentral, dll
Pengaturan kerja (RS)  Pasien rawat inap
(Perawat) dan pasien rawat jalan (Analis) 
SOP
Pelatihan lintas sektor dan fungsi  Tim yang
handal
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai