Anda di halaman 1dari 34

AKUNTABILITAS BIDAN

Wahyuningsih, SST., M.Kes

Prodi S1 Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan


STIKes Estu Utomo Boyolali
Definisi
 Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan
suatu hal yang penting dan dituntut dari suatu profesi,
terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan
jiwa manusia
 Akuntabiltas adalah pertanggung jawaban dan tanggung
gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukan,
sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus
berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based.
 Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum yang
mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.
Tanggung Jawab
 Secara definisi merupakan kesadaran manusia
akan tingkah laku atau perbuatan baik yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
 Bidan bertanggung jawab atas kewenangan
yang sesuai dengan Landasan Hukum atas
pelayanan mandiri yang diberikan dan
berupaya secara optimal dengan mengutamakan
keselamatan ibu dan bayi atau janin
Tanggung Gugat
 Merujuk kepada posisi seseorang atau badan hukum
yang dipandang harus membayar suatu bentuk
kompensasi atau ganti rugi setelah adanya peristiwa
hukum atau tindakan hukum.
 Perbuatan melanggar norma tersebut dapat terjadi
disebabkan: (1) perbuatan melawan hukum, atau (2)
wanprestasi
 Tuntutan Hukum atau tanggung gugat bisa berupa:
1. Tuntutan pidana
2. Tuntutan Perdata
3. Tuntutan Administrasi
Bidan mempertahankan akuntabilitas
profesional dalam askeb dengan cara:

Terhadap diri sendiri

Terhadap klien atau pesan

Terhadap profesinya

Terhadap Institusi

Terhadap masyarakat
Bidan mempertahankan akuntabilitas
profesional dalam askeb dengan cara:
 Terhadap diri sendiri  Terhadap Klien/Pesan
1. Tidak dibenarkan setiap
1. Memberikan
personal melakukan tindakan
yang membahayakan informasi yang akurat
keselamatan status kesehatan berhubungan dengan
pasen.
asuhan kebidanan.
2. Mengikuti praktek kebidanan
berdasarkan standar baru dan 2. Memberikan asuhan
perkembangan ilmu kebidanan
pengetahuan serta teknologi
berdasarkan standar
canggih.
3. Mengembangkan opini
yang menjamin
berdasarkan data dan fakta keselamatan, dan
kesehatan pasen.
Bidan mempertahankan akuntabilitas
profesional dalam askeb dengan cara:
 Terhadap Profesinya  Terhadap Instansi/Organisasi
1. Berusaha  Mematuhi kebijakan dan
mempertahankan, dan peraturan yang berlaku,
memelihara kualitas termasuk pedoman yang
disiapkan oleh institusi
asuhan kebidanan
atau organisasi
berdasarkan standar,
 Terhadap Masyarakat
dan etika profesi.
 Menjaga etika dan
2. Mampu dan mau
hubungan interpersonal
mengingatkan sejawat dalam memberikan
bidan untuk bertindak pelayanan keperawatan,
profesional, dan sesuai atau kebidanan yang
etik moral profesi. berkualitas tinggi
Mutu Pelayanan Kebidanan
 Mutu adalah tingkat
dimana pelayanan
kesehatan pasien
mendekati hasil yang
diharapkan dan
mengurangi faktor-faktor
yang tidak diinginkan
(JCAHO, 1993)
Syarat pelayanan

Tersedia dan berkesinambungan.


•, artinya jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam
masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan

Dapat diterima dan wajar,


•artinya tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat.

Mudah dicapai,
•Artinya untuk mewujudkan pelayanan yang baik, pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting, sehingga
tidak terjadi konsentrasi sarana kesehatan yang tidak merata
Syarat pelayanan

Mudah dijangkau,
•artinya harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan
sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat

Berkualitas,
•yaitu yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang di selenggarakan, yang di satu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan,
dan pihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan
Faktor2 yang mempengaruhi
pelayanan

SDM (Sumber Daya Manusia)

Sarana dan Prasarana

Manajemen
SDM (Sumber Daya Manusia)
 Pemberi jasa layanan langsun (Adminitrator)
Administrator adalah individu atau kelompok yang
secara langsung berinteraksi dengan pelanggan atau
klien dalam memberikan layanan. Administrator
memiliki peran yang sangat signifikan dalam
pengalaman pelanggan dan bagaimana layanan tersebut
dijalankan
Beberapa faktor penting yang terkait dengan
administrator meliputi:

Keterampil •Kemampuan teknis dan profesional dalam memberikan


layanan merupakan faktor kritis. Pemahaman mendalam

an dan tentang layanan yang diberikan, pengetahuan terbaru dalam


bidang tersebut, dan keterampilan komunikasi yang baik
penting untuk memberikan pengalaman positif kepada

Kompetensi
pelanggan

Sikap dan •Sikap ramah, sopan, dan profesional dapat


membuat pelanggan merasa nyaman dan dihargai.
Etika kerja yang baik, seperti menjaga kerahasiaan

Etika
pelanggan dan berperilaku jujur, juga penting untuk
membangun kepercayaan
Beberapa faktor penting yang terkait dengan
administrator meliputi:

Kemampua •Kemampuan untuk mendengarkan dengan baik

n dan mengkomunikasikan informasi dengan jelas


kepada pelanggan penting dalam menghindari
kebingungan dan meningkatkan pemahaman

Komunikasi

•Kemampuan untuk merasakan dan

Empati memahami perasaan dan kebutuhan


pelanggan dapat membuat interaksi lebih
manusiawi dan relevan
SDM (Sumber Daya Manusia)
 Profesional tidak langsung
pengelola layanan memiliki peran dalam pengelolaan
keseluruhan bisnis layanan. Meskipun mereka mungkin
tidak berinteraksi langsung dengan setiap pelanggan,
mereka memiliki dampak besar pada bagaimana layanan
dijalankan dan berkembang.
Pemilik memiliki peran dalam mengawasi kualitas
layanan secara keseluruhan dan memastikan bahwa
standar yang ditetapkan dijaga dengan baik.
Sarana dan Prasarana
Bangunan dan Peralatan
 Fasilitas fisik yang baik dapat meningkatkan
efisiensi operasional, keamanan pasien, dan
pengalaman pelanggan secara keseluruhan:
 Meliputi: Bangunan yang aman dan nyaman,
peralatan medis dan tehnologinya,
Manajemen
Prosedur pelayanan
 Manajemen memainkan peran yang sangat
penting dalam menentukan kualitas pelayanan
kesehatan di fasyankes. Faktor-faktor manajemen
yang baik dapat berkontribusi pada efisiensi
operasional, koordinasi yang lebih baik antara
staf, pengambilan keputusan yang tepat, dan
peningkatan pengalaman pasien
Faktor manajemen yang berpengaruh pada
kualitas pelayanan

 Kepemimpinan yang efektif


Kepemimpinan yang jelas tentang visi dan nilai-nilai
organisasi dapat memberikan arah yang jelas bagi staf
dalam memberikan pelayanan yang konsisten dan
berorientasi pada pasien. Kepemimpinan yang mendorong
inovasi dan pembaruan dalam praktik medis dan
administratif dapat membantu organisasi tetap relevan dan
berkualitas tinggi. Adanya Komunikasi Pasien-Staf yaitu
memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang
prosedur, diagnosa, dan rencana perawatan adalah kunci
untuk memberikan perawatan yang berfokus pada pasien.
Faktor manajemen yang berpengaruh pada
kualitas pelayanan

 Keptuhan hukum
Mematuhi regulasi dan undang-undang yang
berlaku dalam praktik medis, etika, dan
keamanan pasien adalah penting untuk menjaga
integritas dan kredibilitas organisasi.
Dasar Hukum Pelayanan
Kebidanan
Standar Profesi Bidan diatur dalam
KepMenKes RI No. HK.0107/MENKES/320/2020

Di dalamnya mengatur:
Standar Kompetensi
Kode Etik Profesi
KepMenKes RI No.
HK.0107/MENKES/320/2020
 Standar kompetensi bidan yang disusun di atas
merupakan penyempurnaan dari standar
kompetensi bidan dan ruang lingkup praktik
bidan yang pernah tertuang dalam: Kepmenkes
RI No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar
profesi bidan dan Permenkes No. 28 tahun 2017
tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Skema Area Kompetensi Bidan
7 standar Kompetensi Bidan

Etik Legal dan Keselamatan Klien

Komunikasi Efektif

Pengembangan diri dan profesionalisme

Landasan ilmiah praktik kebidanan

Ketrampilan klinis dalam praktik kebidanan

Promosi dan konseling

Manajemen Kepemimpinan
Etik Legal dan Keselamatan
Klien
 Memiliki perilaku profesional.
 Mematuhi aspek etik-legal dalam praktik
kebidanan.
 Menghargai hak dan privasi perempuan serta
keluarganya.
 Menjaga keselamatan klien dalam praktik
kebidanan.
Area Komunikasi Efektif
 Berkomunikasi dengan perempuan dan anggota
keluarganya.
 Berkomunikasi dengan masyarakat.
 Berkomunikasi dengan rekan sejawat.
 Berkomunikasi dengan profesi lain/tim kesehatan
lain.
 Berkomunikasi dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders).
Area Pengembangan Diri dan
Profesionalisme
 Bersikap mawas diri.
 Melakukan pengembangan diri sebagai bidan
profesional.
 Menggunakan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang
menunjang praktik kebidanan dalam rangka
pencapaian kualitas kesehatan perempuan,
keluarga, dan masyarakat.
Area Landasan Ilmiah Praktik
Kebidanan
 Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan asuhan
yang berkualitas dan tanggap budaya sesuai ruang lingkup asuhan:
1) Bayi Baru Lahir (Neonatus).
2) Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
3) Remaja.
4) Masa Sebelum Hamil.
5) Masa Kehamilan.
6) Masa Persalinan.
7) Masa Pasca Keguguran.
8) Masa Nifas.
9) Masa Antara.
10) Masa Klimakterium.
11) Pelayanan Keluarga Berencana.
12) Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Perempuan.
Area Landasan Ilmiah Praktik
Kebidanan
 Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan
untuk memberikan penanganan situasi
kegawatdaruratan dan sistem rujukan.
 Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan
untuk dapat melakukan Keterampilan Dasar
Praktik Klinis Kebidanan.
Area Ketrampilan Klinis dalam
Praktik Kebidanan
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada bayi baru lahir (neonatus), kondisi gawat darurat,
dan rujukan.
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada bayi, balita dan anak pra sekolah, kondisi gawat
darurat, dan rujukan.
 Kemampuan memberikan pelayanan tanggap budaya dalam upaya
promosi kesehatan reproduksi pada remaja perempuan.
 Kemampuan memberikan pelayanan tanggap budaya dalam upaya
promosi kesehatan reproduksi pada masa sebelum hamil.
 Memiliki ketrampilan untuk memberikan pelayanan ANC
komprehensif untuk memaksimalkan, kesehatan Ibu hamil dan janin
serta asuhan kegawatdaruratan dan rujukan.
Area Ketrampilan Klinis dalam
Praktik Kebidanan
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada ibu bersalin, kondisi gawat darurat dan rujukan.
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada pasca keguguran, kondisi gawat darurat dan
rujukan.
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada ibu nifas, kondisi gawat darurat dan rujukan.
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada masa antara.
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif dan
berkualitas pada masa klimakterium.
Area Ketrampilan Klinis dalam
Praktik Kebidanan
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan
komprehensif dan berkualitas pada pelayanan
Keluarga Berencana.
 Kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan
komprehensif dan berkualitas pada pelayanan
kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan.
 Kemampuan melaksanakan keterampilan dasar
praktik klinis kebidanan
Area Kompetensi Kesehatan dan
Konseling
 Memiliki kemampuan merancang kegiatan
promosi kesehatan reproduksi pada perempuan,
keluarga, dan masyarakat.
 Memiliki kemampuan mengorganisir dan
melaksanakan kegiatan promosi kesehatan
reproduksi dan seksualitas perempuan.
 Memiliki kemampuan mengembangkan program
KIE dan konseling kesehatan reproduksi dan
seksualitas perempuan
Area Manajemen dan
Kepemimpinan
 Memiliki pengetahuan tentang konsep kepemimpinan dan
pengelolaan sumber daya kebidanan.
 Memiliki kemampuan melakukan analisis faktor yang
mempengaruhi kebijakan dan strategi pelayanan kebidanan
pada perempuan, bayi, dan anak.
 Mampu menjadi role model dan agen perubahan di masyarakat
khususnya dalam kesehatan reproduksi perempuan dan anak.
 Memiliki kemampuan menjalin jejaring lintas program dan
lintas sektor.
 Mampu menerapkan Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai