Anda di halaman 1dari 35

RANGKUMAN SISTEM

MATERI MANAJEMEN
MUTU

Dosen Pengampu : Ibu Eva Rusdianah S.KM., M.PH


KELOMPOK 1
Maulina Rahmawati (202207001)
Dhea Chika Oktaviona Jamil (202207002)
Adristi Celyana Putri (202207003)
Amalia Fitriana (202207004)
Andini Hernaningtyas (202207005)
Arvian Hadi Pratama (202207007)
Awalia Helen Ambararoem (202207008)
Betta Adivia Purwanda (202207009)
Desfika Stevania Marantika (202207010)
Fadhya Lintang Nurrahma (202207013)
Rangga Bayu Pamungkas (202207020)
Salsabila Reinsa Novy Nur Fitria (202207022)
Tiara Putri Maharani (202207026)
Yesika Afrilliyanti (202207028)
MATERI 1

KONSEP MANAJEMEN MUTU


PELAYANAN KESEHATAN
Latar Belakang
 Mutu merupakan derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan dalam suatu produk atau
pelayanan yang sesuai dengan segala spesifikasinya. Mutu adalah kesesuaian terhadap
kebutuhan, bila mutu rendah merupakan hasil dari ketidaksesuaian.
 Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat
 Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk
serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi
Syarat pokok pelayanan kesehatan
1. Tersedia (Available) dan 2. Dapat Diterima (Acceptable) 3. Mudah Dicapai (Accessible)
dan Wajar (Appropriate) Syarat pokok ketiga pelayanan
Berkesinambungan
Artinya pelayanan kesehatan tersebut kesehatan yang baik adalah yang
(Continuous)
tidak bertentangan dengan mudah dicapai (accessible) oleh
Artinya semua jenis pelayanan
keyakinan dan kepercayaan masyarakat. PengertiAan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pelayanan kesehatan ketercapaian yang dimaksudkan di
masyarakat tidak sulit yang bertentangan dengan adat sini terutama dari sudut lokasi

ditemukan, serta keberadaannya istiadat, kebudayaan, keyakinan dan pengaturan distribusi sarana
kepercayaan masyarakat, serta bersifat kesehatan menjadi sangat penting.
dalam masyarakat adalah ada
tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan
setiap saat yang dibutuhkan.
kesehatan yang baik.
Syarat pokok pelayanan kesehatan
4. Mudah Dijangkau (Affordable) 5. Bermutu (Quality)
Pengertian keterjangkauan yang dimaksudkan di sini terutama Pengertian bermutu (quality) yang dimaksudkan di sini
dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu
kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan
mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
Tugas Rekam Medis
1. Pengaturan Pasien - pesanan tempat tidur, penjadwalan operasi, sensus, koordinasi
dengan kamar jenazah.
2. Pendistribusian Berkas - pengiriman dan penyimpanan.
3. Kelengkapan - menilai kelengkapan status
4. Pendataan Penyakit - klasifikasi penyakit, pengkodean penyakit
5. Statistik Medik - laporan ke Dinkes, laporan ke lingkungan rumah sakit

Menjaga Mutu Rekam Medik - menjaga agar rekam medik sesuai dengan tujuannya.
Dimensi mutu pelayanan Indikator Mutu
kesehatan Pelayanan (menurut
 Dimensi mutu adalah parameter kualitas suatu
Sabarguna 2004)
produk.
• Profesional
 Dimensi mutu pelayanan kesehatan akan
• Efisiensi
memiliki makna yang berbeda bila dilihat dari sisi
yang berbeda seperti bila dilihat dari sisi pemakai • Keamanan Pasien
jasa pelayanan kesehatan, pemberi layanan
kesehatan, penyandang dana pelayanan
kesehatan, pemilik sarana layanan kesehatan,
dan administrator layanan kesehatan
DIMENSI MUTU PELAYANAN “RATER”
R : Reliability (Kehandalan) A : Assurance (Jaminan)
● Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan ● Karyawan yang menumbuhkan rasa
● Dapat diandalkan dalam menangani masalah percaya para pelanggan
jasa pelanggan ● Membuat pelanggan merasa aman
● Menyampaikan jasa secara benar semenjak sewaktu melakukan transaksi
pertama kali ● Karyawan yang secara konsisten
● Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu bersikap sopan
yang dijanjikan ● Karyawan yang mampu menjawab
● Menyimpan catatan atau dokumen tanpa pertanyaan pelanggan
kesalahan
DIMENSI MUTU PELAYANAN “RATER”
T : Tanggible (Bukti Fisik) E : Emphaty (Empati) R : Responsiveness (Daya
● Peralatan modern ● Memberikan perhatian Tanggap)
● Fasilitas yang berdaya individual kepada para ● Menginformasikan kepada
tarik visual pelanggan pelanggan tentang
● Karyawan yang ● Karyawan yang memperlakukan kepastian waktu
berpenampilan rapi dan pelanggan secara penuh penyampaian jasa
professional perhatian ● Layanan yang segera atau
● Materi-materi berkaitan ● Sungguh-sungguh cepat bagi pelanggan
dengan jasa yang berdaya mengutamakan kepentingan ● Kesediaan untuk membantu
tarik visual pelanggan pelanggan
● Karyawan yang memahami ● Kesiapan untuk merespon
kebutuhan pelanggan permintaan pelanggan
● Waktu operasi (jam kantor)
yang nyaman
MATERI 2

QUALITY ASSURANCE
Menjamin Mutu Pelayanan Manfaat Program
(Quality Assurance)
Jaminan Mutu :
Program menjaga mutu adalah program 1. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan
berlanjut yang disusun secara obyektif
kesehatan
dan sistematis dalam memantau dan
2. Dapat lebih meningkatkan efisiensi
menilai mutu pelayanan menggunakan
peluang yang tersedia untuk pelayanan kesehatan
meningkatkan pelayanan dan 3. Dapat lebih meningkatkan penerimaan
menyelesaikan masalah yang masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
ditemukan. 4. Dapat melindungi pelaksana pelayanan
kesehatan dari kemungkinan gugatan
hukum
Bentuk Program Menjaga Mutu
1.Program Menjaga Mutu d) Akreditasi
b) Perizinan (lisensi)
Prospektif Bentuk lain dari sertifikasi yang
Untuk mencegah pelayanan
 Dilaksanakan sebelum
kesehatan yang tidak bermutu dan nilainya dipandang lebih tinggi
pelayanan kesehatan dilakukan secara bertingkat
berstandarisasi, perlu diikuti dengan
diselenggarakan. sesuai kemampuan institusi
perijinan yang ditinjau secara
berkala. kesehatan.
Langkah-langkah :
a) Standarisasi
Ditetapkannya standarisasi c) Sertifikasi
institusi kesehatan yang Memberikan sertifikat kepada
memenuhi standar yang institusi kesehatan atau tenaga
mencangkup tenaga dan sarana, pelaksana yang memenuhi
untuk menghindari fungsi institusi
persyaratan.
kesehatan yang tidak
memenuhi syarat.
Bentuk Program Menjaga Mutu
4. Program Menjaga Mutu Internal
2. Program Menjaga Mutu Kongruen
Diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan Organisasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan
kesehatan. program menjaga mutu berada didalam institusi yang
menyelenggarakan pelayanan Kesehatan.
Contoh : melakukan tindakan sesuai SOP. Contoh : dibentuk gugus kendali mutu.

3. Program Menjaga Mutu Retrospektif 5. Program Menjaga Mutu Eksternal


Dilaksanakan setelah pelayanan kesehatan Organisasi yang yang bertanggung jawab terhadap
diselenggarakan. menjaga mutu yang berada di luar institusi yang
menyelenggarakan pelayanan Kesehatan.
Contoh : Review rekam medis, Review
jaringan (tissue review), Survei klien (client Contoh : Program asuransi kesehatan , membentuk unit
survey). program menjaga mutu.
MATERI 3
CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMENT
dan
GOOD GOVERNANCE
DEFINISI
 Merencanakan dan melaksanakan peningkatan secara terus menerus dan menyediakan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan yang diharapkan.
 Prinsip dasar yang paling utama adalah sebagai patokan yang mengidupkan proses
dan juga prinsip fokus pada customer.
 Kebutuhan konsumen pada CQI sangat dibutuhkan karena kunci dari mutu konsumen
dan nantinya akan menghasilkan mutu pelayanan.
 Continuous Quality Improvement (CQI) atau disebut juga Perbaikan mutu
berkesinambungan atas kinerja oraganisasi secara menyeluruh hendaknya di jadikan
sebagai patokan tetap dari oraganisasi.
CQI dibagi menjadi beberapa sarana antara lain :

1. Sarana untuk meningkatakan sistem pelayanan individu.


2. Sarana untuk meningkatkan system pelayanan yang diberikan.
3. Sarana untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan oleh masing-masing
dokter
4. Sarana untuk mendidik dokter
Faktor keberhasilan CQI

● Motivasional
● Akreditasi sebagai mekanisme pengaturan
● Kepemimpinan transformasional
● Kerja tim
● Kesempurnaan budaya
Variasi
 Variasi merupakan hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam pelayanan
 Adanya variasi  Suatu perluasan yang menyebabkan proses berbeda dari bentuk asalnya.
 Variasi dari sudut pandang klinis  persoalan mutu relatif pada akses, kesalahan medis
sepeti malpraktek, perkembangan pasien, penempatan sumber daya.
 Variasi dari sudut pandang manajemen organisasi  keefektifan dan hasil-hasil organisasi .

Tujuan CQI : mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi variasi secara tepat.


Perangkat dasar CQI

 Flowchart  rangkaian tindakan yang harus dilakukan


 Fishbone  identifikasi sumber variasi
 Histogram  melihat keberadaan perubahan dalam keberagaman proses
 Analisis regresi
 Run Chart  menentukan keberadaan penyebab khusus
 Diagram kontrol
GOOD GOVERNANCE
 Suatu konsep yang mengacu
kepada proses pencapaian
keputusan dan
pelaksanaannya yang dapat
dipertanggungjawabkan
secara bersama.
Komponen utama dalam good governance

 Pemerintah  Kelompok Usaha  Masyarakat


● DepKes RS,Laboraturium, Toko LSM,IDI,PDGI,IKABI,YAYASAN
● Dinas Kesehatan provinsi Obat,Pbf,Perusahaan Asuransi Pemberdayaan Konsumen
● Dinas Kesehatan Kesehatan,Surveyor,Firma Hukum Kesehatan,Pengacara Dll
kabupaten/kota
● Dan berbagai Lembaga
quasi-pemerintah
Strategi Fungsi Pemerintah dalam
Pengembangan Mutu Sistem Kesehatan

• Sebagai penetap kebijakan dan regulator.


● Menata peran dan tata hubungan antar • Sebagai pemberi dana.
pemain di sektor kesehatan. • Sebagai pelaksana.
● Ada pemegang fungsi kebijakan dan • Pengelolaan SDM.
regulasi.
● Ada pelaku usaha.
● Ada komponen di masyarakat
Peran Dinas Kesehatan Peran Masyarakat
● Penyusun kebijakan ● Aktif menjaga agar mendapatkan
● Pemberi perijinan pelayanan kesehatan yang bermutu
● Pemantau Mutu Pelayanan ● Professional dan Ikatan ahli wajib
● Pemberi dana pelayanan mengikuti peraturan perundangan yang ada
kesehatan dan berkomunikasi dengan masyarakat
● Pemberi pelayanan umum ● Aktif membela masyarakat dalam hal mutu
● Pengelola SDM pelayanan

Peran Pelaku Usaha


● Melakukan kegiatannya dengan
berbasis pada prinsip menjalankan
usaha dengan baik
● Harus patuh pada peraturan
perundangan
● Mempunyai sistem pengendalian
mutu internal
MATERI 4

CLINICAL PRACTICE GUIDELINE DAN


CLINICAL PATHWAY
CLINICAL PRACTICE GUIDLINE (CPG)

Clinical Practice Guidelines (CPG) adalah pernyataan yang dikembangkan secara


sistematis untuk membantu praktisi dan pasien dalam membuat keputusan tentang
perawatan kesehatan yang sesuai untuk kondisi klinis tertentu.

Clinical practice guideline (CPG) dapat menghasilkan tenaga yang professional dengan
komitmen untuk memberikan perbaikan kualitas dalam pengembangan pedoman
praktik klinik.
clinical practice guideline (CPG) dapat memberikan keutungan bagi tenaga medis, pembuat
kebijakan, Lembaga asuransi, perencanaan program Pendidikan berkelanjutan dan
menghasilkan informasi yang berkualitas untuk keputusan pasien.
clinical practice guideline (CPG) juga dapat mencegah penyakit dan memberikan terapi
dengan cara memberikan pedoman tentang praktek klinik yang terbaik melalui pendapat
dari para ahli atau pakar, yang diharapkan outcomenya akan balik.
Evaluasi teknologi dalam CPG bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan yang
berdasarkan bukti ilmiah terbaik dan mempertimbangkan aspek klinis, etis, sosial, dan
ekonomi.
Evaluasi teknologi dalam
CPG dapat memberikan 1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas
pelayanan kesehatan
manfaat bagi praktisi dan 2. Mengurangi variasi dan ketidakpastian
pasien, seperti: dalam praktik klinis
3. Meningkatkan keselarasan antara
kebutuhan kesehatan dan alokasi sumber
daya
4. Meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengambilan
keputusan klinis
CLINICAL PATHWAY (CP)
Clinical pathway adalah alur yang Clinical pathway menyediakan standar Clinical pathway digunakan
menunjukkan secara detail tahap-tahap pelayanan minimal dan memastikan sebagai kendali mutu dan biaya
penting dari pelayanan kesehatan bahwa pelayanan tersebut tidak dalam pelayanan kesehatan.
termasuk hasil yang diharapkan. Contoh: terlupakan dan dilaksanakan tepat Contoh :
waktu. Contoh:
→ Dokter melakukan anamnesis, → Pasien tahu prosedur
pemeriksaan fisik, dan → Pasien mendapatkan penanganan ( langkah – langkah yang akan
pemeriksaan penunjang yang tepat sesuai dengan kondisi diambil ) dan pengeluaran untuk
(misalnya tes darah, rontgen klinisnya. pengobatan dari biaya tindakan
dada, atau swab antigen) untuk sampai dengan hasilnya yang
menegakkan diagnosis. sudah tersusun dengan jelas dan
akurat
CLINICAL PATHWAY (CP)

Tuntutan membuat CP

Semakin meningkatnya tuntutan pelayanan kesehatan bermutu, bebas


dari kesalahan medik, malpraktek, dan terhindar dari bahaya, tuntutan
patient safety, masih tingginya angka disebabkan infeksi, timbulnya
penyakit degeneratif dan penyakit-penyakit baru, serta biaya tinggi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia.
7 TUJUAN UTAMA CP
1. Memilih pola praktek terbaik dari berbagai macam variasi.
2. Menetapkan standar yang diharapkan mengenai lama perawatan dan penggunaan prosedur klinik
yang seharusnya.
3. menilai hubungan antara berbagai tahap dan kondisi yang berbeda dalam suatu proses dan
menyusun strategi.
4. memberikan informasi kepada seluruh staf yang terlibat mengenai tujuan umum yang harus
tercapai.
5. Menyediakan kerangka kerja untuk mengumpulkan dan menganalisa data proses pelayanan.
6. Mengurangi beban dokumentasi klinik.
7. Meningkatkan kepuasan pasien melalui peningkatan edukasi
PROSES PEMBUATAN CP
1. Pembentukan tim penyusun clinical pathway.
2. Identifikasi key players.
3. Pelaksanaan site visit di rumah sakit.
4. Diskusi kelompok terarah.
5. Penyusunan pedoman klinik.
6. Analisis bauran kasus. Dilakukan untuk menyediakan informasi penting baik pada saat sebelum dan
setelah penerapan clinical pathway.Menetapkan sistem pengukuran proses dan outcome.
7. Mendesain dokumentasi clinical pathway.
8. Saat penyusunan dokumentasi perlu mendapatkan ratifikasi dari rekam medis agar sesuai dengan
dokumentasi yang lain.
CPG DAN CP SEBAGAI KENDALI MUTU DAN
BIAYA
CPG penting untuk :

1. Mengurangi variasi praktik CP penting untuk :


klinis. 1. Mendorong komunikasi antar-pengguna
2. Meningkatkan peran audit medis,
2. Mengurangi biaya kesehatan. 3. Mengurangi catatan tertulis (paper-work),
3. Memonitor penatalaksanaan 4. Mengandung informasi finansial,
kasus
4. Mengatasi kesulitan yang CP memiliki peran sangat penting dalam
timbul akibat perkembangan ilmu pengelolaan resiko dan juga dalam
penatalaksanaan klinis .
CONTOH CLINICAL PATHWAY (CP)
1. Symptom 3.Pre Therapy 5. Follow UP
Contoh : Pasien datang ke Contoh : Jika pasien menjalani Contoh : Dokter melakukan
poliklinik dengan menunjukan operasi terlebih dahulu, maka pemeriksaan fisik dan
gejala tidak nyaman pada pasien dirawat di ruang bedah pemeriksaan penunjang
payudara seperti ada benjolan onkologi selama 1-3 hari. (mammografi, USG, MRI, atau
4.Therapy PET scan) untuk menilai
2.Diagnosa Contoh : Jika hasil histopatologi
Contoh: Dokter memberikan menunjukkan tumor bebas atau
konseling dan edukasi kepada tidak ada metastasis aksila, maka
pasien tentang diagnosis, pasien dirujuk kembali ke
prognosis, pilihan terapi, dan poliklinik onkologi untuk
tujuan terapi dilakukan kemoterapi lagi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai