Anda di halaman 1dari 89

Oleh

Yasmi, SKp. M.Kep


Manajemen mutu pelayanan keperawatan
I. Pendahuluan
Keperawatan telah banyak mengalami perubahan
dan sedang berada dalam proses yang dinamis untuk
mencapai tindakan profesionalisme murni selama
sepuluh tahun terakhir. Dalam aspek pelayanan
keperawatan, dimana pelayanan keperawatan sebagai
bentuk kegiatan utama dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat belum dapat diwujudkan
sebagai pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Keadan aktual pelayanan keperawatan menunjukkan
bahwa banyak tenaga keperawatan lebih berkonsultasi
dan terlibat dengan pengobatan dan penggunaan
teknologi yang berorentasi medik untuk mengatasi
komplikasi panyakit.
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
agar dapat mencapi tujuan harus berorentasi
keperawatan yang berlandaskan pada teori dan
konsep keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan individu yang sedang mengalami
respon terhadap penyakit dan
pengobatan, sehingga karakteristik dari
peran dan fungsi keperawatan dalam
system pelayanan kesehatan di rumah
sakit dapat terlihat secara jelas, agar
pelayanan keperawatan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan, banyak syarat
yang harus dipenuhi seperti tersedia
(available), wajar (appropriate),
berkesinambungan( continiue), dapat
diterima ( acceptable), dapat di capai (
accessible), dapat diajaku ( affordable),
effisein ( efficient), serta bermutu ( quality)
Semua syarat diatas sama pentinnya, namum pada
akhir-akhir ini, dengan makin majunya ilmu dan
teknologi kesehatan serta baiknya social ekonomi
masyarakat, tampak syarat mutu makin bertambah
penting, hal ini terlihat dalam standar pelayanan rumah
sakit yaitu pada standar 7 tentang evaluasi dan
pengendalian mutu yang berbunyi pelayanan
keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi dengan terus menerus melibatkan
diri dalam program pengedaliaan mutu di rumah sakit.
Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu
faktor penting untuk memenuhi tuntutan akreditasi
rumah sakit yang sedang dikembangkan
Apabila keperawatan yang bermutu dapat
diselenggarakan akan memperkecil resiko penggunaan
kemajuan ilmu dan teknologi sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan dan tuntutan kesehatan masyarakat (health
needs anda demand) yang mangkin hari semakin
meningkat.
Untuk dapat meyelengarakan pelayana keperawatan
yang bermutu banyak upaya yang dapat dilakukan. Jika
upaya tersebut dilaksanakan secara terarah dan
terencana yang dikenal dengan nama program menjaga
mutu (quality assurance program), yaitu suatu upaya
berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam
memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan serta
menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk
memperbaiki mutu pelayanan ( maltas and keller, 1989)
II.Batasan Dan Ruang Lingkup
A. Pengertian mutu
Kata mutu dan kualitas mengadung banyak
difinisi dan makna , orang yang berbeda
mengartikannya secara berlainan . Beberapa
contoh definisi tentang mutu antara lain:
1. Gambaran dan karakteristik menyeleruh dari
barang dan jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
yang ditentukan ( 150-1986)
2. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari
penampilan suatu yang sedang diamati (
Winston Dictionery , 1956)
1. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu
program ( Donabedian , 1980)
2. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari
suatu barang atau jasa yang dihasilkan yang
didalamnya terkandung sekaligus pengertian
akan adanya rasa aman atau terpenuhinya
kebutuhan pengguna barang atau jasa yang
dihasilkan tersebut ( Din Iso 8402.1986)
3. Mutu adalah kebutuhan terhadap standar yang
telah ditetapkan (Crosby, 1980)
6. Mutu adalah siklus peningkatan terus menerus tanpa
henti ( Dr W Edwards Deming) Konsepnya dalah
bottom Up
7. Allenedekania , 2001)
Memenuhi kebutuhan standar yang diinginkan
pelangan
Pelayanan yang diberikan dapat diukur
Baik dari awal sampai dengan akhir , konssiten tidak
buang waktu
Selalu membicarakan kebutuhan pelanggan
Sempurna
Selalu ada peningkatan system pelayanan yang
diberikan
Mengenal siapa pelanggan kita
Dapat menghasilkan dengan alat yang kita punya
Kebutuhan pelanggan selalu berubah
Mutu adalah urusan setiap orang
B. Mutu asuhan keperawatan
Gambaran/tingkat asuhan keperawatan yang diberikan dan
kepuasan pelanggan akan asuhan keperawatan sejalan dengan
perkembangan keperawatan saat ini
C. Jaminan kualitas (quality assurance)
Adalah upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang
memenuhi standar profesional dan dapat diterima oleh klien
D. Menjaga mutu terpadu ( total aquality management)
Adalah upaya memuaskan konsumen dengan melibatkan karyawan
dalam meningkatkan kualitas.
E. Peningkatan mutu berkesinambungan ( continues quality
improvemen) adalah proses yang terus menerus meningkatkan
system pelayanan
F. Program menjaga kendali mutu ( quality contral program)
Suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam
memantau dan menilai pelayanan yang diselengarakan dibanding
standar yang telah ditetapkan serta menyelesaikan masalah yang
ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayana ( multus dan keller,
1989)
Memperkecil kesenjangan antara penampilan yang ditemukan
dengan keluaran yang diinginkan dari suatu system, sesuai dengan
batas-batas teknologi yang dimiliki oleh system tersebut
Upaya terpadu yang mencangkup identifikasi dan penyelesaian
masalah pelayanan yang disenggarakan serta mencari
memanfatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan
mutu ( AHA, 1988)
Diantara pemberi dan penerima jasa pelayanan belum ada
kesepakatan tentang difenisi mutu, yang nampak adalah bila
pemberi jasa ingin menjaga mutu mereka perlu :
1. Menjadi peserta aktif dalam diskusi umum tentang mutu
2. Melihat dari dekat bagaimana cara mereka telah mendefinisikan
tentang mutu
3. Bertanya pada diri sendiri apakah definisi mereka sejalan dengan
apa yagn dibutuhkan pelanggan
4. Mengembangkan pengukuran yang berarti tentang mutu dan
system pengumpulan data yang menunjukan mutu dan nilai
5. Mau megemukakan data tidak hanya pada hasil yang dikumpulkan
saja, tapi juga prosesnya
Dalam memberikan pelayanan kesehatan membutuhkan suatu
perubahan yang fundemental dalam cara memandang sesuatu
dalam pekerjan yagn disebut dengan perubahan dalam peradigma
dengan beberapa perntanyaan yang membantu sebagai berikut :
1. Apakah anda melihat bagaimana pekerjaan anda sesuai dengan
proses-proses pemberian pelayanan dan asuhan?
2. Apakan anda memikirkan tentang apa yang akan terjadi dengan
pekerjaan anda ketika anda menyerahkan ke orang lain?
3. Apakan anda menggunakan data untuk memahami =bagaimana
proses yang anda alami beberapa dari waktu ke waktu?
4. Akhirnya , apakah anda lebih menekankan pada anggaran dari
pada pembentukan perilaku yang konsisten dengan misi, visi dan
nilai-nilai dari organisasi anda?

G. Tujuan
Tujaun program menjaga mutu terbagi dua :
Tujuan antara : Adalah diketahuinya mutu pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada klien
Tujuan akhir adalah : makin meningkatnya mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada klien
Sedangkan tujuan peningkatan mutu secara umum adalah :
1. Memonitor ( mamantau) efisiesi dan efektifitas pelayanan
keperawatan secara sistematis
2. Meningkatkan akontabilitas profesional ( harus ada standar)
3. Memfasilitasi koloborasi interdisiplin
4. Mengelokasikan sumber daya manusia dan material secara efektif
dan efisien ( diperjelas uraian tugas)
5. Membina perubahan untuk mengembangkan praktek
H. Manfaat
1. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan keperawatan
artinya : dapat diselesaikannya masalah keperawatan yang tepat
dengan cara penyelesaian masalah yang benar
2. Dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan keperawatan artinya
: dapat dicegahnya penyelenggaraan pelayanan keperawatan yang
berlebihan dan atau yang dibawah standar
3. Dapat lebih menignkatkan penerimaan masyarakat/ konsumen
terhadap pelayanan keperawatan artinya : pelayanan keperawatan
yang diberikan sesuai tuntutan masyarakat
4. Dapat melindungi pelaksanaan pelayanan keperawatan dari
kemungkinan munculnya gugatan hukum artinya : perawat
berupaya menyelenggarakan pelayanan keperawatan kepada
masyarakat yang terjamin mutunya
I. Syarat
Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, yang dianggap
penting adalah :
1. Bersifat khas
Artinya jelas sasaran tujuan dan tata cara pelaksanaannya serta hal-
hal yang bersifat pokok saja
2. Mampu melaporkan setiap penyimpangan
Artinya kemampuan untuk melaporkan setiap penyimpangan secara
tepat, cepat dan benar
3. Fleksibel dan berorentasi pada masa depan, artinya tanggap
terhadap setiap perubahan
4. Mencerminkan dan sesuai dengan organisasi, artinya disesuaikan
dengan kemampuan
5. Mudah dilaksanakan, artinya dikembangkan program menjaga mutu
yang mandiri, langsung dan oleh yang melaksanakan pelayanan itu
sendiri
6. Mudah dimengerti , artinya tidak berbelit-belit
J. Sejarah Perkembangan Mutu
Industri : Sejak zaman mesir kuno sampai dengan 1930 dengan
adanya british standard institution

Kesehatan :
Jika ditinjau dari sejah perkebangannya, program menjaga mutu
bagi profesi kesehatan, sebenarnya bukanlah merupakan hal yang
baru. Program tersebut sudah dilaksanakan seja lahirnya profesi
kesehatan tersebut, Praktik menjaga mutu pelayanan kesehatan
memang telah dikenal sejak zaman Hammurabi dari babilon sekitar
20 abat sebelum mesehi ( code of Hammurabi). Untuk kemudian
sekitar 25 abad yang lalu, lebih dimantapkan oleh Hippocrates
melalui sumpahnya yang terkenal ( Hippocratic oath)
Untuk pelayanan keperawatan dipelopori oleh Florence nightingale
(1820-1910), dengan melakukan berbagai upaya perbaikan mutu
pelayanan keperawatan. Dalam bukunya Notes on Nursing,
Nightngale memperkenalkan beberapa standar pelayanan
keperawatan, antara lain berupaya untuk selalu menjaga udara
ruang perawatan yang bersih serta melakukan pemantauan secara
rutin keadaan kesehatan pasien yang sedang dirawat
Perkembangan program menjaga mutu , yang pada saat
ini telah merupakan kewajiban administrasi dan bahkan
yuridis , secara khronologis dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Sebelum tahun 1950
Joint committee for consideration of standardization of
visiting nurse pada tahun 1912 menyusun standar
ketenagaan perawat. Pada tahun 1915 disusun oleh
kongres ahli bedah Amerika utara untuk standar
pelayanan bedah. Pada tahun 1917 standar minimum
staf medic rumah sakit. Tahun 1918 standar minimum
sarana rumah sakit dan pada tahun 1946 Hil Burton Act
atau tata laksana perluasan ( termasuk biaya) rumah
sakit di Amerika Serikat
2. Tahun 1950 sampai dengan tahun 1970
Pada tahuan 1950 joint commisisin on the
acredititatiaon of hospital di Amerka Serikat .
Tahun 1952 komisi ini berhasil menyusun
berbagai standar peleyanan, 1953 mulai
dilaksanakan kegiatan akreditasi rumah sakit,
1956 mulai dilaksanakan audit medis tahun 1960
ditingkatkan menjadi review pemanfatan (
utilization review) dan tahun 1970 review
kesejawatan ( peer review)
3. Setelah tahun 1970
Pada tahun 1972 untuk pertama kali diperkenalkan
profesional standar review organization (PRSO) di
Amerika Serika. Pada tahun 1975 diagnostic related
group (DRG) serta outcome audit dan risk management.
Pada tahun 1976 infection contral standard, tahun 1979
quality assurance standar serta 1983 peer review
organization. Pada tahun 1983 diperkenalkan program
peningkatan mutu ( quality improvement program),
program peningkatan mutu berkelanjutan (continous
quality improment program), manajemen mutu terpadu
(total quality management) yang sama dengan program
menjaga mutu ( quality assurance program)

III. Hak Pelanggan / Konsumen


A. Hak konsumen (19 60)
The right to safety
The right to be informed
Tehe right to choose
The right to be heard

B. Walf ( 1974 ) Penjelasan yang diberikan manarik minat pelanggan


(the promosion of the consumers interests)
C. Laucaster dan laucaster ( 1992) Konsumen adalah raja
D. Neufelot dan Gunalmik ( 1994) Konsumen dilindungi dari produk-
produk yang berbahaya
E. Erikson (1993)
Pertangung jawaban organsisi atas tangung jawabnya terhadap
tindakan yang dilakukanya
Antara oteritas, tanggung jawab dan akontabilitas seperti segi tiga
yang saling berhubungan satu dengan lainnya agar efektif dan
efisien
Akontabilitas

Otoritas Tanggung jawab

Otoritas : Hak untuk melakukan tindakan yang tepat


Tangung jawab : penerimaan internal terhadap aktifitas yang
ditugaskan
Akontabilitas : menjawab kinerja pada aktifitas yang ditegaskan dan
hasilnya serta konsekwensinya
IV. Syarat pelayanan berkualitas
1. Pasuruman ( 1985)
Bukti langsung ( tangibles)
Handal ( reliabity)
Tanggap ( responsiveness)
Jaminan ( assurance)
Empathy
2. Maxwell ( 1984)
Access to service
Relevance to need
Effectiveness
Equity ( fair) adil
Sicial acceptability / diterima
Eficency and economi
3. Jcoho ( 1990)
Efficacy/ berguna
Apororiateness/ wajar
Accessibility / dapat dicapai
Acceptability / diterima
Efectiveness / efektif
Eficiency / efisien
Continuit / berkelanjut

IV. Ruang lingkup program menjaga mutu


Kegiatan persiapan
Kegiatan pelaksanaan
1. Kegiatan persiapan
1. Menumbuhkan komitment
2. Membentuk organisasi GKM
3. Pelatihan PMM
4. Menetapkan batas wewenang, tangung jawab, mekanisme
kerja
5. Menetapkan jenis dan ruang lingkup yang pada PMM
6. Memasyarakatkan standard dan indikator
2. Kegiatan pelaksanaan
Menetapkan masalah mutu
Menetapkan penyebab masalah mutu
Menetapkan alternatif cara penyelesaian masalah mutu
Menilai hasil yang dicapai dari pelaksanaan
Menyusun saran tindak lanjut

Berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu


3. Sasaran program menajda mautu
Unsure masukan : tenga , dana , saran
Usnur proses : tindakan-tindakan
Unsur lingkungan : kebijakan , organisasi, manajement
Unsur kelauran : kepauasan, kegagaln
Lingkungan

Imput poses out come


V. Manajemen mutu perpadu
A. Batasan
Sistem menajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorentasi
pada kepuasan pelanggan dengan pelibatan seluruh anggota dalam organisasi (
Santosa , 1992)
Memaksimalkan daya saing orang
Perbaikan terus menerus
Produk, jasa, manusia, proses, lingkungan

B. Karakteristik
Fokus pada pelenggan ( internal dan eksternal)
Obsesi tinggi pada kualitas
Pendekatan ilmiah
Komitmen jangka panjang budaya dan iklim organisasi
Kerja tim
Perbaikan terus menerus
Pendidikan dan pelatihan
Kebebasan terkandali : inovatif terenca
Satu tujuan
Keterlibatan dan peberdayan karyawan
C. Prinsip utama manajement mutu terpadu
Kepuasan pelanggan
Respek pada setiap orang
Manajemen berdasarkan factor
Perbaikan berkesinambungan

D. Kegagalan MMT
Delegasi dan kepemimpinan tidak baik
Team mania
Proses penyebarluasan
Pendekatan terbatas - dogmatis
Harapan tidak ralistik
Empowerment prematur

E. Dimensi kualitas sesuai dengan indikator mutu

F. Sumber kualitas
Program,kebijakan, sikap (komitment)
sistem informasi
desain produk
tenaga terlatih
manajemen vendor (menekan kualitas sebagai sasaran utama)
G. Biaya kualitas
Batasan :biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena
kualitas yang buruk.

Jenis biaya kualitas :


biaya penjegahan
biaya deteksi
biaya internal (kegagalan)
biaya kegagalan eksternal

Pengeluaran biaya nomor 3-4=nol apabila barang /jasa


bermutu/tidak rusak.

Report of poor quality in health care :


1. Laboratorium services
2. parmacautihcal industry
3. Medical devices/perlengkapan
4. Hospital fasiities
Dikarenakan : perbedaan pelayanan kesehatan dan pelayanan
(jasa) lainnya
1. Infined demand but finite resources
2. Indemanding clients with low expectation and little choice
3. Complex custumers
4. The hight intang ibles (caring)
5. Hight professional component in health service
F. Bentuk Program Menjaga Mutu

BETUK PROGRAM MENJAGA MUTU

Prospektif Konkuren Retrospektif


(melihat ke input) (yang sedang berjalan) (ply sdh selesai

Standar masukan Standar proses Program menjaga


dan lingkungan -Team work Mutu retrospektif
-Standardisasi -Peer group -Review record
-Perisinan -Survei kien
-Sertifikasi -Kepuasan
-Akreditasi -Pengetahuan
1.PROGRAM MENJAGA MUTU PROSPEKTIF
Diselenggarakan sebelum pelayanan dilakukan
Perhatian pada standar masukan dan lingkungan
Memantau dan menilai tenaga pelaksana,saran
,dana,kebijakan,organisasi,menajemen institusi kesehatan
Dimanfaatkan dan tercantum dalam banyak peraturan perundang
undangan

Program menjaga mutu prospektif


Jenis:
1. Standardisasi :
Untuk menjamin mutu pelayanan yang diselenggarakan
Izin diberikan hanya kepada institusi pelayanan yang
memenuhi standar/syarat
Mencangkup tenaga,sarana (standar masukan )
2. Lisensi /perizinan:
Institusi yang memenuhi standar belum tentu bermutu
Untuk mencegahnya (pelayanan tidak bermutu ),selain
standarisasi perlu di ikuti perizinan
Perizinan diberikan secara berkala
Bila standar dilanggar, izin dicabut

3.Sertifikasi
Tindak lanjut dari perizinan
Memberikan pengakuan (sertifikat ) kepada institusi kesehatan
atau tenaga pelaksana yang memenuhi persyaratan
Ditijau secara berkala

4.Akreditasi
Nilai akreditasi dipandang lebih tinggi
Dilakukan bertingkat sesuai kemampuan
Ditinjau secara berkala
3.PROGRAM MENJAGA MUTUT KONKUREN

Diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan yang dilakukan


Fokus :standar proses
pelayanan yang diberikan tidak sesuai standar ->tidak bermutu
Sulit dilaksanakan subjektif (sungkan ,tenggang rasa)
Agar objektifpenyelenggaraan dilakukan dengan team kerja:pear
group
Jenis kritical incident
Feed backsegera
Kesempatan memperbaiki tinggi memberi keuntungan bagi klien
3.PROGRAM MENJAGA MUTU RETROSPEKTIF
Dilakukan setelah pelayanan diberikan
Fokus standar keluaran (out come)
Out come dibawah standar tidak bermutu
Kelemahan:tidak langsung,informasi terbatas
Berupa audit dan opini

JENIS:
Audit Rekam Medis
1. Mutu pelayanan dinilai dari rekam medis
2. Catatan dibandingkan dengan standar
3. Dapat dipilah pilah secara khusus =drug usage review,surgical case
review: utilation review

Metoda Pengumpulan Data


1. Audit :
1. Umum digunakan
2. Mengacu standar yang ada
3. informasi terbatas tergantung catatan yang ada (kegiatan perawatan
,respon pasien)
4. Perlu kombinasi cara lain
5. Ideal=audit diberikan selama pelayanan keperawatan diberikan
2.Observasi:
a. Memperhatikan asuhan/pelayanan yang diberikan
b. Data actual yang diberikan sesuai rencana?
c. Dan aut come sesuai dengan keinginan
d. Kelemahan =menyita waktu
e. Insrumen harus jelas mempertahankan konsistensi

3.Interview dan Kuesioner


a. Beri informasi tentang pelayanan yan g diberikan dan hasilnya
b. data sangat berguna bila dikombinasi dengan metode
lainnya.cegah subjektif ingatan,cemas,interpretasi yang mengisi
(pasien,keluarga)

4.Utilation review
a. Pengukuran mutu dikaitkan dengan ganti rugi asuransi
b. Cost-effectiveness
c. Cegah over utilation
VI. INDIKATOR

Indikator lingkungan

Indikator masukan Indikator proses Indikator keluaran

Penyimpangan
Penyimpangan

Masalah mutu yan kep

Penyebab mu;tu pelayanan keperwatan

Indikator
penampilan minimal
Indikator persyaratan minimal
INDIKATOR
1. INDIKATOR PERSYARATAN MINIMAL
Menunjukan pada ukuran terpenuhinya standar masukan,lingkungan
dan proses.
Ukuran dibawah standar #mutu
Indikator masukan
a. Menunjuk pada ukuran terpenuhi tidaknya standar masukan ( tenaga , saran
, keseahatan)
indikataor lingkugnan
b. Menunjuk pada ukuran terpanuhi tidaknya standar lingkungan
c. ( kebijakan , oraganisasi, manajemen )
indikatoar proses
d. Menunjuk pada terpenuhi tidaknya standar presen ( tindakan non
keperawatan keperawatan, medis dll.

2. Indikator penampilan minimal


Menunjuk pada ukuran terpenuhi tidaknya standar penampilan minimal
pelayanan keperawatan yang diselengarakan
Sama dengan indicator keleuran
Jika yang di ukur adalah factor-faktor yang mempengaruhi pelayanan
keperawatan ( penyebab) digunakan idikator persyaratan minimal
Jika yang di ukur adalah mutu pelayanan keperawatan ( akibat ) digunakan
indikator penampilan minimal
Sumber data untuk intervensi
Yang terlihat Aktivitas klinik Sumber informasi

Perawat Intervensi klinik ( jam) Rencana pelayanan


catatan pasien

Konsulen Ronde ruangan dan kesimpulan Catatan pasien


pemulangan ( jam)

Apotik Obata dan kootherapi ( dosis) Catatan pasien


farmasi kldnik ( jam) Catatan apotik

Radiologi Radiografi dan radioteherapi, Catatan pasien


laporan Catatan radiologi

Pekerja sosial Perencanaan pulang ( jam) Catatan pasien


Catatan pekerja sosial
Pelayanan keperawatan bermutu

Kepuasan konsumen

Internal Eksternal

Bagian bagian laian Pasien RS umum


Radiologi Pasien rawat swasta
Patologi fisioterhapi Pekerja social
Tarpi okupasi Perusahan suransi
Terpai wicara RS lain
Catering Penguna pelayanan ( yaysasan
Perawatan gedung , komunitas, pemerintah)
Pengkajian kualitas dari konsumen

Faktor Contoh bermutu Yang tidak bermutu

Access Mudah menemukan jalan Rambu jalan buruk


mudah mencapai Keterbatasan ruang parkir

Competence Staf melakukan tugasnya Perawat tidak mampu


dengan keterampilan dan mengukur kebutuhan cairan
kompetensi pasien

Komunikasi Staf dokter menjelaskan Kurang informasi saat


diagnose dan alternative pasien pertama dirawat
tampa pengobatan (orientasi )

Tangibles Fasilitas fisik yang nyaman dan Barang tidak layak pakai lagi
staf yang responsif
Pemanfaatan hasil survei klien untuk peningkatan mutu pelayanan
keperawatan

1. Survei klien
Tujuan
Mengidentifikasi hasil penampilan pelayanan dari sisi penerima
pelayanan ( konsumen)

Manfaat
1. Meningkatkan efisiensi
2. Meningkatkan performa staf
3. Siap bersaing
Kaitan survei klien dalam program menjaga mutu pelayanan

Hasil survei klien menjadi data untuk perencanaan peningkatan mutu


palayanan
2. Tehnik pengumpulan data survey
Digunakan untuk :
Menetapkan fakta ( pola perilaku)
Menemukan pendapat ( sikap keyakinan kesadaran)
Menafsirkan tindakan atau pendapat ( motivasi dibalik keyakinan)
Keuntungan survey :
Informasi cakupan lebih besar dan murah
Penuhi kebutuhan informasi luas
Relative efisien dan fleksibel
Masalah survey
Ada penyimpangan
Salah paham
Informasi keliru
Bukan jawaban

Bagaimana perubahan status kesehatan dan begaimana tingkat


kepuasan klien tercapai
Tingkat kepuasan klien terhadap :
Pelayanan dan askep yang diterima
Institusi sebagai pelayanan kesehatan
Keadaan fisik termasuk fasilitas
Prosedur peleyanan
Hubungan klien dan tim kesehatan

Tingkat kepuasan klien


Tujuan : meningkatkan kualitas pelayanan melalui kuesioner persepsi pasien

Target :
Pasien menjelang pulang
Pasien kontral pertama
Pasien rawat jalan

Komponen yang dinilai :


Masalah kesehatan yang dialami
Asuhan kep yang diterima
Kecepatan pertolongan
Kondisi kesehatan
Hasil yang dirasakan
Tahap survey klien
A. Persiapan
1. Bentuk tim penanggung jawab kegitan : manager mutu, dll
2. Kembangkan angket
3. Buat indicator untuk angket
4. Uji coba angket
5. Perbanyak angket
6. Tentukan cara pendistribusian angket
7. Tentukan cara pengolahan data
8. Tetapakan anggaran kegiatan
9. Tentukan jumlah sampel contoh yang mewakili sampel

Pengembangan isntrumen ( alat ) pengumpul data


Angket
Hasil angket :
1. Opini
2. Fakta
3. Motif
4. Prilaku
Alasan menggunakan angket
1. Mengumpulkan data
2. membandingkan data
3. Menekan penyimpangan dengan pertanyaan sama

Angke yang baik :


Mudah dipahami
Tidak bermakna ganda
Terfokus
Relevan dengan masalah
Sederhana
Hindari pertanyaan yang memalukan
Hindari pertanyaan yang menuntun
Penetuan sampel

1. Random
Fokus pada jumlah yang ditetapkan
Jenis random ( acak)
a. Terstruktur sistematis penentuannya
b. Tidak terstruktur acak

2. Purposif sampel ( total)


Focus pada waktu
Penetapan jumlahda ta yang dibutuhkan :
Pertimbangan :
Waktu
Biaya

N = 4pq
L2
N1= n
n
1 + /N

N = jumlah sampel awal


P= sifat yagn akan diteliti (%)
Q= 100%-p
L= derajat ketetpan ( 0,05%)
N1 = jumlah sampel sebenarnya
N= jumlah populasi
Pelaksanaan :
Sebarkan angket sesuai kesepakatan
Pastikan angket terisi lengkap
Pandu pengisian angke bila perlu
Kumpulkan keselurhan angket

Kolkulasi data : kuantitatif


Tabulasi distribusi frekwensi
Data jumlah besar : computer
Data jaumlah kecil : manual
Tentukan rentang respon :
Data rerendah
Data tertinggi
Tinggi tendensi setral : mean/ rerata dan standar deviasi

Analisa hasil :
Buat pengelompokan data
Buat distribusi data
Petakan data dalam bentuk garafik , table , dlll
Analisa hasil angket

Imput program m anjamin mutu


Menetapkan masalah mutu pelayanan keperawatan
Langkah-langkah program menjaga mutu

Menetapkan
masalah mutu
Menyusun saran
tindak lanjut

Nilai hasil Menetapkan penyebab


Masalah mutu

Memeriksa

Menetapkan cara
penyelesaian
Melaksanakan Memperbaiki masalah mutu

Merencanakan
Menetapakan masalah mutu pelayanan kesehatan
Tehnik
Curah pendapat / barain straoming technique
Kelompok menimal / minimal garup technique
Kriteria matarik/ cariteria mataraik technique

A. Lingkup pelayanan keperawatan


Karakteristrik pelayanan ( K)
Derajat kesulitan
Derajat ketelitian
Biaya
frekwensi
Peralatan yang digunakan (A)
Kesulitan pemakaian
Kompleksitas pemakaian
Resiko pengunaan
Tenaga pelaksana (T)
Pengetahuan dan keterampilan
Pengalaman
Ketelitian
Tingkat kepatuhan
Penatatan prioritas pelayanan
- Derajat kesulitan Tinggi membahayakan
- Derajat ketelitian Tinggin, acam keselamatan
- Biaya Tinggi hindari pemborosan
- Frekwensi Tinggi pemanfatan

- Kesulitan pemakaian Tinggi kehati-hatian


- Kompleksitas pemakaian Tinggi cegah kesalahan
- Resiko penggunaan
- Pengetahuan dan keterampilan Tinggi, cegah kesalahan
Tinggi cegah kesalah

- Pengalaman Tingigi cega kesalahan


- Ketelitian Tinggi cegah bahaya
- Tingkat kepatuhan Tinggi cegah bahaya
Kriteria matriks
Angkat 5 untuk pelayanan yagn palaiang besar ( penting)
Angka 1 untuk pelayanan yang palaiagn kecil

Nilai pelayanan aliand engan rumus N = 1 + B- C* ( 5-1)


A-C

Lingkup Kriteria Jumlah


No Pelayanan K A T K*A*T
1234 567 891011
1 A 1323 232 2212 441
2 B 2321 134 2131 448
3 B 3422 342 3442 1287
Untuk nilai biaya dan frekwensi ( yang ada datanya ) gunakan rumus diatas
B. Daftar masalah ( 30 menit)
Identifikasi masalh mutu
Curah pendapat pendapat setiap anggota ditulis di lembaran balik
Contoh : banyak perawat tidak tarampil memberikan penyuluhan
kesehatan di ruang rawat gabung
Klasifikasi daftar masalah mutu
a. hidarai duplikasi
b. hindari masalah yang kurang jelas

C. Konfirmasi masalah mutu


Tidak langsung
Pengumpulan data ( wawancara dan kuesioner)
Pengolahan data dan penyajian ( 50% perawat yang diwawancarai
menyatakan setuju bahwa banyak perawat tidak trampil memberikan
penyuluhan kesehatan di ruang rawat gabung)
Interprestasi 50% atau lebih responden setuju ada masalah : menjadi
masalah mutu

Lansung
Retrospektif
Prospektif ( observasi selama periode tertentu)
Macam data : retrospektif, prospektif
Sumber data Primer, sekunder, tersies
Jumlah data sesuai kemampuan biaya menggunakan sample suatu
survey

N = 4pq N = jumlah sampel awal


L2 P= sifat yagn akan diteliti (%)
N1= n Q= 100%-p
n L= derajat ketetpan ( 0,05%)
1 + /N N1 = jumlah sampel sebenarnya
N= jumlah populasi
Pengambilan sampel : random
Pengumpulan data : wawancara, kuesioner, observasi,
peranserta- disesuaikan
Pengolahan data : manual, elektrikal
Penyajian data : tekstuler, tabular, grafikal
Interprestasi data : membandingkan dengan standar, atau
membandingkan dengan batas toleransi 0,05 (5%)

D. Prioritas masalah
a. Konsensus kelompok
Curah pendapat, kelompok nominal
b. Kriteri matriks

-Prevalensi
-Akibat
Pentingnya masalah -Kenaikan jumlah masalah
(P) -Keprihatinan masyarakat
-Keinginan yang tidak terpenuhi
-Iklim politik

Teknologi yang ada Teknologi yang ada


(T)

Sumber daya yagn ada


(man, money , material) Sumber daya yang dimiliki
(T)
Prioritas masalah

Kriteria Juml
ah
Kepentingan T S 1*T*
NO Mis R

P S R PC DU PoC

1 A 5 4 1 2 5 4 4 4 168
2 B 2.3 2 5 1 1 2 2 2 49.2
3 B 1 2 2.3 1 2 1 1 1 10.3
E. Rumusan masalah
Syarat :
Menjawab lima peratanyaan : what , who , where , how much, when
Tidak menyalahkan sesorang atau jalan penyelesaian masalah
Tata bahasa benar, kalimat padat dan singkat
Contoh :
Sebanyak 7% pasien jatuh dikamar mandi di ranap zebra RS boor
selama tahun 1999
Sebanyak 9% pasien Ca mengalami flebitis pada hari kedua setelah
memasangan infuse khemotherapi selama dua bulan ( bulan maret
dan april) 1998 di ranap refles RS mentawai
Terdapat 12% pasien strok mengalami luka dekubitus daerah bokong
selama tahun 1999 di RS Kertapati

Menetapkan penyebab masalah mutu


Setelah menetapkan masalah mutu kita mencari penyebab masalah
mutu, yaitu dengan melihat faktor-faktor yang menyebabkan mengapa
masalah mutu itu muncul
Faktor-faktor yang mengpengaruhi dibedah atas tiga : imput (
masukan), proses serta lingkungan ( environment)
Teknik yang digunakan :
Teknik kesempatan kelompok
Dilanjutkan kajadian data survey

Alat bantu yang digunakan :


Diagram alir ( flow char ) untuk melihat suber masalah ( input, proses , out put)
Diagram tulang ikan untuk mengali daftar penyebab masalah ( sarana, petugas medis,
petugas non-mendis, proses lingkungan)
Jawab pertanyan mengapa untuk tiap kategori dan sub kategori. Munggunakan teknik
curah pendapat.

Konfirmasi penyebab masalah mutu


Daftar penyabab masalah perlu dilakukan konfirmasi apakah daftar tersebut memang
penyebab masalah mutu. Konfirmasi dapat dilakukan secara langsung, jumlah 50%
atau lebih dinyatakan bahwa hal yang diteliti merupakan penyebab masalah mutu.
Pada konfirmasi langsung, jumlah 5% atau lebih dinyatakan sebagai penyebab
masalah mutu

Prioritas penyebab masalah mutu


Semua penyebab masalah mutu yang telah dikonfirmasi disusun untuk menetapkan
proritas penyebab masalah mutu. Hal ini dalakukan karena beberapa keterbatasan
seperti tenaga, waktu dan biaya untuk menyelesaikam masalah mutu pelayanan
keperawatan sehingga penyebab yang menjadi prioritaslah yang didahulukan untuk
penyelesaian masalah mutu.
Penyajian prioritas penyebab masalah
- alat bantu : diagram pareto
Membuat diagaram pareto penyebab masalah disusun secara prioritas

No Penyebab Jumlah % Jumlah %


masalah Kumulatif Kumulatif
1 X 230 31% 230 31%
2 Y 210 28% 440 59%
3 Z 190 25% 630 84%
4 R 100 16% 730 100%
740 100
Jumlah 100%
BUKU CATATAN

PELAKSANA MENJAGA MUTU


PELAYANAN KEPERAWATAN

NAMA RUMAH SAKIT


NAMA TIM PENJAGA MUTU


KETUA :
SEKRETARIS :
ANGGOTA :1..
2..
3
4
5
Intervensi jenis pelayanan keperawatan (curah pendapat)
1. Perawatan luka/colostomy
2. Antenatal care
3. Perawatan tali pusat
4. Perineum hygene
5. Memandakan pasien dewasa
6. Penkes DM/persiapan pulang
7. Menghisap lender
8. Pemberian obat oral/parenteral
9. Pemberian imunisasi
10. Bermain terapeutik

Klarifikasi jenis pelayanan keperawatan (kesepakatan kelmpok /group


decision making).
1. Perawatan luka
2. Perawatan tali pusat
3. Penkes pasien dm
4. Pemberian obat
5. Menerapkan bermain terapeutik
Kriteria matrik pelayanan keperawatan

N Jenis yan Kriteria Jml


o Kep
Karakteristik Peralatan/A Tenaga/T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Perawatan 5 5 3 5 1 4 5 5 5 5 5 3600
luka
2 Perawatan 3 5 1 5 1 2 5 3 3 5 5 1792
tali pusat
3 Pen kes 5 4 1 3 4 4 1 5 5 3 3 1872
Dm
4 Pemberian 2 5 1 5 2 2 5 4 3 5 5 1989
obat
5 Menerapa 5 3 5 4 2 2 2 4 3 3 2 1224
n bermain
T
Prioritas pelayanan keperawatan (berdasarkan hasil matrik)
1. Perawatan luka
2. Pemberian obat
3. Penkes DM
4. Perawatan tali pusat
5. Penerapan bermain terapeutik

MENETAPKAN MASALAH MUTU


DAFTAR MASALAH
Intervensi masalah (apakah input,proses,keluaran)
1. Alat tidak lengkap
2. Tenaga tak terampil
3. Alat tak steril
4. Luka 3 hari perawatan terjadi infeksi
Klarifikasi masalah (hanya yang berupa keluaran)
a. Infeksi
b. LOS tinggi
c. Komplikasi
d. Biaya tinggi
Cara melakukan konfirmasi untuk setiap masalah
N Masalah Cara Hasil Kesimpula
o konfirmasi/lgs/tidak konfirmasi n
Lgs
1 Tingginya kejadian infeksi Langsung obser vasi pada 20 pat pd hari ke 33.3%
luka operasi semua pasien yang di Op 3 Op mengalami masalah
pada bln Nov 2001 infeksi mutu
(N=100)
2 Tingginya rata-rata hari Tdk langsung retros Dari 40 RM 0% masalah
rawat pat post Op ( Op pektif RM dari 100 RM menunjukan X mutu
kecil) hari rawat 7 hari

3 Tingginya angka kejadian Langsung , Obs pada 60 org terjadi 60 %


post Op semua pat yang di Op pd komplikasi masalah
bln Nov 2001 mutu
4 Tingginya biaya rawatan Tdl Lgs RM dan bagian 40 pasien 40 %
karena perpanjangan hari keuganan pd semua pat menunjukan Masalah
rawat Op bln Nov 2001 biaya kenaikan Mutu
biaya perawatan
Catatan :Masalah adalah benar masalh mutu (konfirmasi)bila sama
atau lebih dengan 0,05 pada konfirmasi langsung atau sama dengan
atau lebih 50% pada konfirmasi tidak langsung
Hasil konfirmasi
a.
b.
c.
PRIORITAS MASALAH:
Kriteria matrik

No Masalah Importancy Tekn Resa Jml


yan Kep P S RI PC DU PC ologi ure

1 Infeksi 5 5 5 5 5 5 5 5 750
2 Los Tinggi 4 4 4 3 4 2 2 3 126
3 Komplikasi 4 4 4 4 4 4 3 3 216
4 Biaya tinggi 3 3 3 3 5 5 3 3 189

Prioritas masalah yang dipilih :(satu saja,tertinggi)


Infeksi pada luka Operasi

Rumusan pernyataan masalah


Tingginya angka infeksi pada klien pasca operasi kecil
Menyusun daftar kegiatan dalam bentu diagram alir
Alur kegiatan :
1. Datang kepoli bedah dan mendaftar
2. Pemeriksaan dan rencana operasi
3. Persiapan operasi
4. Orientasi/penyuluhan
5. Persiapan di ok-pre med
6. Operasi-prosedur
7. RR
8. Ruang rawat
9. Persiapan perawatan luka
10. Perawatan luka
11. Discharge plening
12. Pulang
Diagram alir (flow charts)

Awal dan akhir proses keputusan persiapan data

Pasien datang Mendaftar

Periksa Resep Apotik

Rawat Dr Ahli Biaya

Periksa
Pulang

Keputusan
Persiapan Op
Operasi

R. Lama Infeksi Keadaan Pat PUlang


Sumber masalah ada pada urutan ke:
..
Daftar penyebab masalah (diagram tulang ikan )

Klien Perawat Lingkungan


T.Koperatif Pengetahuan Tdk ada sangsi u angka infeksi
Kesadaran ttg kes T.Trampil Manajemen sterilisasi alat/CCSD
SOP
Motivasi
Infeksi
nosikomial
Alat tdk steril Alat T Sesui prosedur
Metode ke luka T adekuasi

masuk Proses
Daftar penyebab masalah yang diperkirakan berperan,ditinjau dari
situasi dan kondisi rumah sakit.

Klarifikasi:
Dari hasil bargening maka diperoleh daftar penyebab masalah
Pengetahuan dan keterampilan perawat (-)----2
alat tdk steril dan tdk lengkap --3
SOP(-)
Manajemen sterilisasi alat /CCSD(-) -1
Metoda perawatan luka tidak adekuasi
Klien tidak kooperatif
Kesadaran tentang kes bagi klien (-)
Cara melakukan konfirmasi untuk setiap penyebab masalah
No Penyebab masalah Cara Hasil kesimpulan
konfirmasi/lsg/tdk lsg konfirmasi

1 Manajemen Diskusi, wawancara, Langsung : Penyebab


sterilisasi alat yang 80%belum mengetahui -Wawancara masalah mutu>
kurang memadai cara sterilisasi yang -Observasi 50% belum
benar, Obs 80% perawat benar
melakukan kesalahan
2 Pengetahuan Tidak lansung melalui 80-% perawat Penyebab
perawat untuk kuesioner belum masalah mutu
pencegahan infeksi memahami >50%
nasokomial belum tentang
memadai pencegahan
infeksi
nosokomial
3 Alat tidak steril Langsung melalui 10% alat yang Penyabab
observasi dipakai pada masalah mutu
Catatan : perawatan luka >5%(10%)
tdk steril
Masalah adalah benar masalah mutu (konfirmasi)bila sama lebih dengan
4 Metoda perawatan Langsung melalui 15% perawat Penyebab
0.05 pada
luka tidakkonfirmasi
adekuat langsung atau sama dengan
observasi atau lebihmasalah
dalam merawat 50 % pada
mutu )
konfirmasi tidak langsung. luka tdk >5%(15%)
Hasil konfirmasi
a. 80 %pengetahuan perawat kurang
b. 80%perawat belum mengetahui cara sterilisasi
c. 15 %perawat tidak menerapkan teknik yang benar
d. 10% alat yang dipakai tidak steril
Prioritas penyebab masalah:
Kriteria matrik

N Masalah yan Importancy Tek Res Jml


o kep penyebab P S R PC D PC no aurc
I U logi e

1 Pengetahuan 4 4 5 3 4 3 4 4 23X4X4=368 I
perawat
2 Menajemen 4 3 4 3 3 3 4 4 20X4X4=320 II
steril
3 Metoda 3 3 4 3 2 3 3 4 18X3X4=216 III
4 Alat steril 3 3 3 2 3 3 3 4 17X3X4=204 IV
Prioritas penyebab masalah :hasil matriks
1.pengetahuan perawatan yang kurang =33,21 %
2.manajemen steril belum memadai=28,85%
3.metoda perawatan luka yang tidak tepat =19,5 %
4.alat perawatan luka tidak steril=18,4%
Visualisasi penyebe=ab masalh :diagram pareto

100%

33.21%
A 28.88%
B 19.50% 18.4%
C D
Penyelesaian masalah mutu pelayanan keperawatan
a. Menentukan target pencapaian

Formula : 1,96= P1 - P2

P1 x Q1 P2 x Q2
+
N1 N2

P1 = data konfirmasi masalah


N1 = N2 = kondisi 100%
Q1 = 100 P1
Q2 =100 m- P2
Yang dicari P2
Contoh :
33% hasil pengukuran suhu tubh di renap penaykait dalam tidak akaurat
( sesuai standr lama pengukuran = 4.5 menit) selama bulan aguastus
1999
P1=33 N1=N2=100 Q1=100-33=67
Q2 = 100-P2 Dicari P2 ..?
Q1 = 100-80 =20
P2=100-P2 P2 dicari
1,96 = 80-P2

80x20 + P2 (100-P2)
100 100

1.962 = ( 80 - P2 )2
1600+100 P2-P22
100
76[1600+100 P2+P2]=60,16-3,76P2+P22
100
60,16+3,76 P22 =6400-160 P2+P22
- 6339,84+163,76-1,0376 P22 =0
- 1,0376 P22 -163,76+6339,84 =0
a b c
P2 = -b+ b2-4a.c =76,24 P2_ + 5812,5 26312,8
2a 2,07

P2 =163,76 + 26817,3 26312,87


2,07
P2 =163,76 _+ 504,43
P2 =163,76 _+ 22,46
2,07

P2 =89,96
P2 =68,26 29, %
Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan keperawatan
Daftar cara penyelesaian masalah ( curah pendapat)
1. Pelatihan tentang infeksi nosokomial ( injop training)
2. Demostrasi teknik sterilisasi alat
3. Pelatihan manajemen luka

No Cara penyelesaian Efektifitas Efisiens Jumlah Priorita


iC MxIxV s
M I V
1 Pelatihan 5 5 5 5 25 1
2 Demostrasi 4 5 4 4 20 2
3 Pel Manejemen luka 4 4 3 4 13 3

M = Magnitude ( besarnya masalah yagn diselesaikan


I = Impotancy ( pentingnya cara penyelesaian masalah)
V = Vulnerability (sensitifitas penyelesaian masalah)
C= Cost ( biaya)

Prioritas penyelesaian masalah ( hasil matrik tertinggi)


Apakah dengan pelatihan tentang infeksi nosokomial dapat menghasilkan
kemapuan perawat dan menurunkan angka infeksi nosokomial
Melaksankan cara penyelesaian masalah
Penyusunan rencan kerja
Judul
Rumusan pernyataan masalah :
- Masih tingginy angka infeksi nosokomial pada klien post operasi kecil
di RS X pada tahuan 2001 dari 100 pasien 33,3% mengalami infeksi
Penyebab masalah :
- Pegnetahuan perawat yang masih kurang (80%) perawat belum
mengetahui tentang pencegahan infeksi nosokomial
Tujuan :
- Menurunkan angka ketidak tahuan perawat dari 80% pada bulan
maret 2001 menjadi 6,826 pada bulan angustus 2001

( menurnkan angka ketidak akuratan pengukuran suhu tubuh dari 33%


pada bulan april 2000 menjadi 20,9% pada bulan juni 2000
Kegiatan:
1. Melaporkan pada pimpinan RS tentang masalah, penyebab serta cara
penyelesaiannya
2. Menyusun rencana kerja pelatihan tentang infeksi nosokomial pada
perawat
3. Melaksanakan pelatihan tentang infeksi nosokomial pada perawat
4. Melakukan praktek dilapangan tentang pengetahuan yang sudah di
peroleh
5. Memantau pelaksanaan kegiatan pelayanan ( perawatan luka) dan
memperbaiki jika salah
6. Menilai hasil kegiatan / hasil yang dicapai
7. Menyusun saran dan tindak lanjut

Waktu dan penetapan program : dibuat pada gantt chart


a. Persiapan = 2 minggu
b. Pelaksanaan = 5 minggu
c. Evaluasi = 1 minggu
Contoh gantt chart

N Kegiatan Pelaksanaan
o
I II III IV V VI VI VII
I I
1 Melapor paa Panitia mutu
pimpinan
2 Menysusn rencana
pelatihan
3 Melakukan
pelatihan
4 Melaskankan
praktek luka
5 Memantau
perawatan luka
6 Menilai hasil yang
dicapai
Anggaran program menjaga mutu pelayanan keperawatan
Persiapan : Rp 500.000
1. Pengetikan proposal
2. Perbanyakan matari
3. Perbanyak tool evaluasi dan print out ..
Pelaksanaan Rp 1500.000
1. Honor nara sumber
2. Konsumsi + snack
3. Fasilitas kegiatan praktek
4. ATS

Evaluasi : Rp 250 000


1. Komplikasi
2. Alat-alat
Kriteria keberhasilan untuk setiap kegiatan

No Kegiatan Metode Kritera keberhasilan


1 Melapor pada pimpinan RS Observasi Laporan kepada pimpinan RS
tentang masalah, penyebab, berhasil dilakukaan dan
serta cara penyelesaian masalah pimpinan menyetujui
mutu
2 Menyusun rencana pelatihan Observasi Rencana pelatihan selesai di
susun
3 Melasanakan pelatihan Observasi Pelatihan dilaksanakan, staf
mempu mencegah infeksi
nosokomial
4 Melaksanakan upaya Observasi Upaya pencegahan infeksi
pencegahan infeksi nosokomial nasokomial berhasil
dilaksanakan
5 Memantau upaya pencegahan Observasi dan Memantau berhasil di
infeksi nosokomial pengumpulan laksanakan, persentase
data penyimpangan menurun
6 Melakukan penilaian dan saran Observasi dan Penialain dan penyusunan
tindak lanjut pengumpulan saran berhasil dilaksankan dan
data persetase infeksi nosokomial
berhasil diturunkan
Perbaikan rencan kerja , perbaikan dan tindakan
No Rencana Kapan pemeriksaan Tindakan
dikerjaka
n Metode Hasil

1 Melapor pada 2-7/4-2001 Observasi Laporan kepada pimpinan Penjelasan


pimpinan RS tentang RS berhasil dilakukaan dan
masalah, penyebab, pimpinan menyetujui
serta cara penyelesaian
masalah mutu
2 Menyusun rencana 2-4/4 2001 Observasi Rencana pelatihan selesai Arikutasi
pelatihan di susun dan
penjelasan
3 Melasanakan pelatihan 16-21/4- Observasi Pelatihan dilaksanakan, Ceramah ,
2001 staf mempu mencegah tanya jawab,
infeksi nosokomial dan diskusi
4 Melaksanakan upaya 23-28/2- Observasi Upaya pencegahan infeksi Praktek
pencegahan infeksi 2001 nasokomial berhasil
nosokomial dilaksanakan
5 Memantau upaya 30/4 s/d Observasi dan Memantau berhasil di Observasi
pencegahan infeksi 19-5 -2001 pengumpulan laksanakan, persentase dan
nosokomial data penyimpangan menurun supervisi
6 Melakukan penilaian 21/5-26/5- Observasi dan Penialain dan penyusunan Observasi
dan saran tindak lanjut 2001 pengumpulan saran berhasil dilaksankan dan
data dan persetase infeksi supervisi
nosokomial berhasil
diturunkan
Lembar pemeriksaan

No Jenis Jml yang Jml Persentase


penyimpanga diamati Penyimpanga
n n
1 Tindakan 100 5 5 5 5% 5% 5% 5% 5%
perawatan

2 Kesterilan alat 100 4 5 3 6 4% 5% 3% 6%


3 Kelengkapn alat 100 4 5 3 6 4% 5% 3% 6%
4 Teknik aseptik 100 5 5 5 5 5% 5% 5% 5%

Tindakan perawatan luka = A


Kriteria alat = 0
Kelengakpan alat = X
Teknik aseptik
Melakukan penilaian prgram dan saran tindak lanjut
a.Metoda penilaian
Metoda penilaian
Observasi % keberhasilan = X2-X3 x 100%
Chack list X1-X0
Kuesioner
Xo= besarnya masalah
X1 = besarnya target (tujuan)
X2 = besarnya pencapaian ( hasil)

Contoh : Contoh :
X0=33% X0= 33,3%
X1 = 20,9% X1 = 5%
X2 = 15,5% X2 = 2%

% keberhasilan = 15,3-33 x 100% % keberhasilan = 2-33,3 x 100%


20,9-33 5-33,3

= 144,6% = -31,3 x100%


-28,3

= 110,6%
Saran tindak lanjut
1. Menyiapkan statergi kumunikasi yang biak/ laporan lengkap,
laporan disampaiakan dan diselesaikan
2. Unit-unit melakankan program mutu
3. Juantinitas program mutu
4. Pembinaan yang berkelanjutan
5. Progaram penegaran kantisik
6. Evaluasi yang konsisten

Melakukan peninalian progaram dan saran tindak lanjut


a. Metoda penilaian
1. Observasi
2. Chack list
3. Kuesioner
Bisa dengan teknik kesepakatan kelompok atau kajian data
b. Hasil penilaian

% keberhasilan = X2-X3 x 100% Contoh :


X1-X0 X0=33%
X1 = 20,9%
Xo= besarnya masalah X2 = 15,5%
X1 = besarnya target (tujuan)
X2 = besarnya pencapaian ( hasil) % keberhasilan = 15,3-33 x 100%
20,9-33

Contoh : = 144,6%
X0= 33,3%
X1 = 5%
X2 = 2%

% keberhasilan = 2-33,3 x 100%


5-33,3

= -31,3 x100%
-28,3

= 110,6%

Anda mungkin juga menyukai