G. Tujuan
Tujaun program menjaga mutu terbagi dua :
Tujuan antara : Adalah diketahuinya mutu pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada klien
Tujuan akhir adalah : makin meningkatnya mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada klien
Sedangkan tujuan peningkatan mutu secara umum adalah :
1. Memonitor ( mamantau) efisiesi dan efektifitas pelayanan
keperawatan secara sistematis
2. Meningkatkan akontabilitas profesional ( harus ada standar)
3. Memfasilitasi koloborasi interdisiplin
4. Mengelokasikan sumber daya manusia dan material secara efektif
dan efisien ( diperjelas uraian tugas)
5. Membina perubahan untuk mengembangkan praktek
H. Manfaat
1. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan keperawatan
artinya : dapat diselesaikannya masalah keperawatan yang tepat
dengan cara penyelesaian masalah yang benar
2. Dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan keperawatan artinya
: dapat dicegahnya penyelenggaraan pelayanan keperawatan yang
berlebihan dan atau yang dibawah standar
3. Dapat lebih menignkatkan penerimaan masyarakat/ konsumen
terhadap pelayanan keperawatan artinya : pelayanan keperawatan
yang diberikan sesuai tuntutan masyarakat
4. Dapat melindungi pelaksanaan pelayanan keperawatan dari
kemungkinan munculnya gugatan hukum artinya : perawat
berupaya menyelenggarakan pelayanan keperawatan kepada
masyarakat yang terjamin mutunya
I. Syarat
Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, yang dianggap
penting adalah :
1. Bersifat khas
Artinya jelas sasaran tujuan dan tata cara pelaksanaannya serta hal-
hal yang bersifat pokok saja
2. Mampu melaporkan setiap penyimpangan
Artinya kemampuan untuk melaporkan setiap penyimpangan secara
tepat, cepat dan benar
3. Fleksibel dan berorentasi pada masa depan, artinya tanggap
terhadap setiap perubahan
4. Mencerminkan dan sesuai dengan organisasi, artinya disesuaikan
dengan kemampuan
5. Mudah dilaksanakan, artinya dikembangkan program menjaga mutu
yang mandiri, langsung dan oleh yang melaksanakan pelayanan itu
sendiri
6. Mudah dimengerti , artinya tidak berbelit-belit
J. Sejarah Perkembangan Mutu
Industri : Sejak zaman mesir kuno sampai dengan 1930 dengan
adanya british standard institution
Kesehatan :
Jika ditinjau dari sejah perkebangannya, program menjaga mutu
bagi profesi kesehatan, sebenarnya bukanlah merupakan hal yang
baru. Program tersebut sudah dilaksanakan seja lahirnya profesi
kesehatan tersebut, Praktik menjaga mutu pelayanan kesehatan
memang telah dikenal sejak zaman Hammurabi dari babilon sekitar
20 abat sebelum mesehi ( code of Hammurabi). Untuk kemudian
sekitar 25 abad yang lalu, lebih dimantapkan oleh Hippocrates
melalui sumpahnya yang terkenal ( Hippocratic oath)
Untuk pelayanan keperawatan dipelopori oleh Florence nightingale
(1820-1910), dengan melakukan berbagai upaya perbaikan mutu
pelayanan keperawatan. Dalam bukunya Notes on Nursing,
Nightngale memperkenalkan beberapa standar pelayanan
keperawatan, antara lain berupaya untuk selalu menjaga udara
ruang perawatan yang bersih serta melakukan pemantauan secara
rutin keadaan kesehatan pasien yang sedang dirawat
Perkembangan program menjaga mutu , yang pada saat
ini telah merupakan kewajiban administrasi dan bahkan
yuridis , secara khronologis dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Sebelum tahun 1950
Joint committee for consideration of standardization of
visiting nurse pada tahun 1912 menyusun standar
ketenagaan perawat. Pada tahun 1915 disusun oleh
kongres ahli bedah Amerika utara untuk standar
pelayanan bedah. Pada tahun 1917 standar minimum
staf medic rumah sakit. Tahun 1918 standar minimum
sarana rumah sakit dan pada tahun 1946 Hil Burton Act
atau tata laksana perluasan ( termasuk biaya) rumah
sakit di Amerika Serikat
2. Tahun 1950 sampai dengan tahun 1970
Pada tahuan 1950 joint commisisin on the
acredititatiaon of hospital di Amerka Serikat .
Tahun 1952 komisi ini berhasil menyusun
berbagai standar peleyanan, 1953 mulai
dilaksanakan kegiatan akreditasi rumah sakit,
1956 mulai dilaksanakan audit medis tahun 1960
ditingkatkan menjadi review pemanfatan (
utilization review) dan tahun 1970 review
kesejawatan ( peer review)
3. Setelah tahun 1970
Pada tahun 1972 untuk pertama kali diperkenalkan
profesional standar review organization (PRSO) di
Amerika Serika. Pada tahun 1975 diagnostic related
group (DRG) serta outcome audit dan risk management.
Pada tahun 1976 infection contral standard, tahun 1979
quality assurance standar serta 1983 peer review
organization. Pada tahun 1983 diperkenalkan program
peningkatan mutu ( quality improvement program),
program peningkatan mutu berkelanjutan (continous
quality improment program), manajemen mutu terpadu
(total quality management) yang sama dengan program
menjaga mutu ( quality assurance program)
B. Karakteristik
Fokus pada pelenggan ( internal dan eksternal)
Obsesi tinggi pada kualitas
Pendekatan ilmiah
Komitmen jangka panjang budaya dan iklim organisasi
Kerja tim
Perbaikan terus menerus
Pendidikan dan pelatihan
Kebebasan terkandali : inovatif terenca
Satu tujuan
Keterlibatan dan peberdayan karyawan
C. Prinsip utama manajement mutu terpadu
Kepuasan pelanggan
Respek pada setiap orang
Manajemen berdasarkan factor
Perbaikan berkesinambungan
D. Kegagalan MMT
Delegasi dan kepemimpinan tidak baik
Team mania
Proses penyebarluasan
Pendekatan terbatas - dogmatis
Harapan tidak ralistik
Empowerment prematur
F. Sumber kualitas
Program,kebijakan, sikap (komitment)
sistem informasi
desain produk
tenaga terlatih
manajemen vendor (menekan kualitas sebagai sasaran utama)
G. Biaya kualitas
Batasan :biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena
kualitas yang buruk.
3.Sertifikasi
Tindak lanjut dari perizinan
Memberikan pengakuan (sertifikat ) kepada institusi kesehatan
atau tenaga pelaksana yang memenuhi persyaratan
Ditijau secara berkala
4.Akreditasi
Nilai akreditasi dipandang lebih tinggi
Dilakukan bertingkat sesuai kemampuan
Ditinjau secara berkala
3.PROGRAM MENJAGA MUTUT KONKUREN
JENIS:
Audit Rekam Medis
1. Mutu pelayanan dinilai dari rekam medis
2. Catatan dibandingkan dengan standar
3. Dapat dipilah pilah secara khusus =drug usage review,surgical case
review: utilation review
4.Utilation review
a. Pengukuran mutu dikaitkan dengan ganti rugi asuransi
b. Cost-effectiveness
c. Cegah over utilation
VI. INDIKATOR
Indikator lingkungan
Penyimpangan
Penyimpangan
Indikator
penampilan minimal
Indikator persyaratan minimal
INDIKATOR
1. INDIKATOR PERSYARATAN MINIMAL
Menunjukan pada ukuran terpenuhinya standar masukan,lingkungan
dan proses.
Ukuran dibawah standar #mutu
Indikator masukan
a. Menunjuk pada ukuran terpenuhi tidaknya standar masukan ( tenaga , saran
, keseahatan)
indikataor lingkugnan
b. Menunjuk pada ukuran terpanuhi tidaknya standar lingkungan
c. ( kebijakan , oraganisasi, manajemen )
indikatoar proses
d. Menunjuk pada terpenuhi tidaknya standar presen ( tindakan non
keperawatan keperawatan, medis dll.
Kepuasan konsumen
Internal Eksternal
Tangibles Fasilitas fisik yang nyaman dan Barang tidak layak pakai lagi
staf yang responsif
Pemanfaatan hasil survei klien untuk peningkatan mutu pelayanan
keperawatan
1. Survei klien
Tujuan
Mengidentifikasi hasil penampilan pelayanan dari sisi penerima
pelayanan ( konsumen)
Manfaat
1. Meningkatkan efisiensi
2. Meningkatkan performa staf
3. Siap bersaing
Kaitan survei klien dalam program menjaga mutu pelayanan
Target :
Pasien menjelang pulang
Pasien kontral pertama
Pasien rawat jalan
1. Random
Fokus pada jumlah yang ditetapkan
Jenis random ( acak)
a. Terstruktur sistematis penentuannya
b. Tidak terstruktur acak
N = 4pq
L2
N1= n
n
1 + /N
Analisa hasil :
Buat pengelompokan data
Buat distribusi data
Petakan data dalam bentuk garafik , table , dlll
Analisa hasil angket
Menetapkan
masalah mutu
Menyusun saran
tindak lanjut
Memeriksa
Menetapkan cara
penyelesaian
Melaksanakan Memperbaiki masalah mutu
Merencanakan
Menetapakan masalah mutu pelayanan kesehatan
Tehnik
Curah pendapat / barain straoming technique
Kelompok menimal / minimal garup technique
Kriteria matarik/ cariteria mataraik technique
Lansung
Retrospektif
Prospektif ( observasi selama periode tertentu)
Macam data : retrospektif, prospektif
Sumber data Primer, sekunder, tersies
Jumlah data sesuai kemampuan biaya menggunakan sample suatu
survey
D. Prioritas masalah
a. Konsensus kelompok
Curah pendapat, kelompok nominal
b. Kriteri matriks
-Prevalensi
-Akibat
Pentingnya masalah -Kenaikan jumlah masalah
(P) -Keprihatinan masyarakat
-Keinginan yang tidak terpenuhi
-Iklim politik
Kriteria Juml
ah
Kepentingan T S 1*T*
NO Mis R
P S R PC DU PoC
1 A 5 4 1 2 5 4 4 4 168
2 B 2.3 2 5 1 1 2 2 2 49.2
3 B 1 2 2.3 1 2 1 1 1 10.3
E. Rumusan masalah
Syarat :
Menjawab lima peratanyaan : what , who , where , how much, when
Tidak menyalahkan sesorang atau jalan penyelesaian masalah
Tata bahasa benar, kalimat padat dan singkat
Contoh :
Sebanyak 7% pasien jatuh dikamar mandi di ranap zebra RS boor
selama tahun 1999
Sebanyak 9% pasien Ca mengalami flebitis pada hari kedua setelah
memasangan infuse khemotherapi selama dua bulan ( bulan maret
dan april) 1998 di ranap refles RS mentawai
Terdapat 12% pasien strok mengalami luka dekubitus daerah bokong
selama tahun 1999 di RS Kertapati
1 Infeksi 5 5 5 5 5 5 5 5 750
2 Los Tinggi 4 4 4 3 4 2 2 3 126
3 Komplikasi 4 4 4 4 4 4 3 3 216
4 Biaya tinggi 3 3 3 3 5 5 3 3 189
Periksa
Pulang
Keputusan
Persiapan Op
Operasi
masuk Proses
Daftar penyebab masalah yang diperkirakan berperan,ditinjau dari
situasi dan kondisi rumah sakit.
Klarifikasi:
Dari hasil bargening maka diperoleh daftar penyebab masalah
Pengetahuan dan keterampilan perawat (-)----2
alat tdk steril dan tdk lengkap --3
SOP(-)
Manajemen sterilisasi alat /CCSD(-) -1
Metoda perawatan luka tidak adekuasi
Klien tidak kooperatif
Kesadaran tentang kes bagi klien (-)
Cara melakukan konfirmasi untuk setiap penyebab masalah
No Penyebab masalah Cara Hasil kesimpulan
konfirmasi/lsg/tdk lsg konfirmasi
1 Pengetahuan 4 4 5 3 4 3 4 4 23X4X4=368 I
perawat
2 Menajemen 4 3 4 3 3 3 4 4 20X4X4=320 II
steril
3 Metoda 3 3 4 3 2 3 3 4 18X3X4=216 III
4 Alat steril 3 3 3 2 3 3 3 4 17X3X4=204 IV
Prioritas penyebab masalah :hasil matriks
1.pengetahuan perawatan yang kurang =33,21 %
2.manajemen steril belum memadai=28,85%
3.metoda perawatan luka yang tidak tepat =19,5 %
4.alat perawatan luka tidak steril=18,4%
Visualisasi penyebe=ab masalh :diagram pareto
100%
33.21%
A 28.88%
B 19.50% 18.4%
C D
Penyelesaian masalah mutu pelayanan keperawatan
a. Menentukan target pencapaian
Formula : 1,96= P1 - P2
P1 x Q1 P2 x Q2
+
N1 N2
80x20 + P2 (100-P2)
100 100
1.962 = ( 80 - P2 )2
1600+100 P2-P22
100
76[1600+100 P2+P2]=60,16-3,76P2+P22
100
60,16+3,76 P22 =6400-160 P2+P22
- 6339,84+163,76-1,0376 P22 =0
- 1,0376 P22 -163,76+6339,84 =0
a b c
P2 = -b+ b2-4a.c =76,24 P2_ + 5812,5 26312,8
2a 2,07
P2 =89,96
P2 =68,26 29, %
Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan keperawatan
Daftar cara penyelesaian masalah ( curah pendapat)
1. Pelatihan tentang infeksi nosokomial ( injop training)
2. Demostrasi teknik sterilisasi alat
3. Pelatihan manajemen luka
N Kegiatan Pelaksanaan
o
I II III IV V VI VI VII
I I
1 Melapor paa Panitia mutu
pimpinan
2 Menysusn rencana
pelatihan
3 Melakukan
pelatihan
4 Melaskankan
praktek luka
5 Memantau
perawatan luka
6 Menilai hasil yang
dicapai
Anggaran program menjaga mutu pelayanan keperawatan
Persiapan : Rp 500.000
1. Pengetikan proposal
2. Perbanyakan matari
3. Perbanyak tool evaluasi dan print out ..
Pelaksanaan Rp 1500.000
1. Honor nara sumber
2. Konsumsi + snack
3. Fasilitas kegiatan praktek
4. ATS
Contoh : Contoh :
X0=33% X0= 33,3%
X1 = 20,9% X1 = 5%
X2 = 15,5% X2 = 2%
= 110,6%
Saran tindak lanjut
1. Menyiapkan statergi kumunikasi yang biak/ laporan lengkap,
laporan disampaiakan dan diselesaikan
2. Unit-unit melakankan program mutu
3. Juantinitas program mutu
4. Pembinaan yang berkelanjutan
5. Progaram penegaran kantisik
6. Evaluasi yang konsisten
Contoh : = 144,6%
X0= 33,3%
X1 = 5%
X2 = 2%
= -31,3 x100%
-28,3
= 110,6%