Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KASUS NAMA TERTUKAR PASIEN MENINGGAL KARENA


SALAH OBAT

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Agiska Apriyana (12231038)
2. Danang Suto Aji Jaladara (12231008)
3. Melani Puji Lestari (12231012)
4. Muhammad Ilham Fadilah (12231040)
5. Muhammad Rizqy Hidayatullah (12231025)
6. Naatasya Maharani ( 12231019)
7. Niken Elviani ( 12231031)
8. Randhita (12231026)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES
PERTAMEDIKA 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat dan sebaik mungkin. Makalah kami susun untuk memenuhi nilai dan tugas di
mata kuliah Etika Komunikasi yang membahas tentang khasus pasien meninggal karena
salah obat.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang bermanfaat
dalam pengajaran Etika Komunikasi. Meskipun demikian, kami menyadari bahwa susunan
dan materi yang terkandung dalam makalah ini masih banyak kurangnya. Untuk itu segala
saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
semua.

Jakarta, 22 September 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii


Daftar Isi .................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II Pembahasan............................................................................................................. 6
2.1 Pengertian etika keperawatan ...........................................................................................6
2.2 Prinsip etika keperawatan ..................................................................................................6
2.3 Kronologi ...........................................................................................................................7
2.4 Prinsip yang dilalaikan .......................................................................................................8
PENUTUP ..............................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................9
3.2 Saran .................................................................................................................................9

DAFTAR PUSAKA................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam industri pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan, hal yang sangat penting dalam
mewujudkan kepuasan pelanggan, apalagi hal ini berhubungan dengan hidup mati
seseorang. Di dalam lingkungan yang semakin penuh dengan persaingan, rumah sakit mesti
semakin sadar tentang perlunya memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi
Pasiennya. Salah satu contoh dari pada sektor jasa ialah industri pelayanan kesehatan
misalnya rumah sakit. Dalam industri perawatan kesehatan, rumah sakit menyediakan jenis-
jenis pelayanan yang sama, tetapi mereka tidak menyediakan kualitas pelayanan yang sama.
Sedangkan, pelanggan sekarang lebih cerdas untuk memilih alternatif-alternatif yang
ditawarkan dan meningkatkan tingkat pelayanan yang telah menaikkan harapan mereka.
Dalam industri pelayanan kesehatan, pasien merupakan pelanggan dan ia merupakan bagian
yang sangat penting dalam perkembangan industri kesehatan ini. Pengukuran terhadap taraf
kualitas pelayanan sangatlah penting terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
mendapatkan pasien yang setia. Keuntungan yang sebenarnya bukan datang dari pasien
yang puas saja, melainkan dari pasienyang setia. Pemberian kualitas pelayanan yang buruk
dan mengecewakan pasien merupakan beberapa sebab dari kegagalan. Sehingga,
memenuhi keperluan pasien dan berusaha menjaga pasien merupakan keutamaan dari
organisasi kesehatan.

Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana

rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman dalam upaya mencegah

terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu

tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Depkes

RI,2011). (Salawati & Serikat, 2004). Keselamatan pasien (Patient safety)

adalah prinsip dasar dari perawat kesehatan(WHO) (Mulyana, 2013).

Kesalamatan pasien merupakan sebuah sistem yang membuat asuhan pasien

4
lebih aman. Sistem tersebut terdiri dari asesmen risiko, identifikasi dan

pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar

dari insiden dan tindak lanjut, serta implementasi solusi untuk

meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

1.2 Rumusan masalah

1. Mengidentifikasi pasien minimal dengan dua identitas, misalnya nama dan nomor
rekammedik/ nomor resep. Apoteker tidak boleh membuat asumsi pada saat
melakukan interpretasi resep dokter.
2. Untuk mengklarifikasi ketidak tepatan atau ketidak jelasan resep, hubungi dokter
penulis resep.
3. Dapatkan informasi mengenai pasien sebagai petunjuk penting dalam
pengambilan keputusan pemberian obat

1.3 Tujuan masalah

1. Untuk menghindari kesalahan pengobatan, Apoteker dapat berperan nyata dalam


pencegahan terjadinya kesalahan pengobatan melalui kolaborasi dengan dokter,
pasien, serta tenaga kesehatan lainnya.
2. Untuk mencari tahu siapa yang bersalah pada kasus ini.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Keperawatan


Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat-pasien adalah etika. Etika
berasal dari kata yunani, yaitu ethosyang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika
berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan mengenai hal yang harus
dilakukan.Etika merupakan suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi,
mengorganisasi, menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan
prinsip-prinsip untuk menderteminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang
dihadapi.Etika berbagai profesi ditetapkan dalam kode etik yang bersumber dari martabat
dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Etika
profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
6
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan.Etika profesi keperawatan adalah milik dan
dilaksanakan oleh semua perawat.Semua perawatharus untuk menaati kode etik yang
telah disepakati.Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus
mengambil suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien.Keputusan yang
diambil berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran
etika, hal yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya
sendiri, norma masyarakat, dan standar professional
2.2 Prinsip etika keperawatan
1. Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan
orang lain harus menghargainya.
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan.
3.Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
4.Non-maleficence (tidak merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan
klien semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian transfusi darah.

5.Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.
6.Fidelity (Menepati janji)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain.
7.Confidentiality (Kerahasiaan)

7
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
8.Accountability (Akuntabilitasi)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali.

2.3 Kronologi
Jean Dowd, 68 tahun, meninggal karena kanker dan mendapat pengobatan yang
salah akibat hasil pemeriksaannya tertukar dengan pasien lain. Jean yang sebenarnya
mengalami kanker terminal paru-paru dan perlu mendapatkan penanganan berupa
kemoterapi, justru malah mendapat pengobatan yang salah. Sebagai dokter kanker, Dr.
Roy menjelaskan bahwa diagnosis Jean baru diketahui beberapa bulan sebelum
kematiannya. Akibat pengobatan yang tidak tepat tersebut, Jean menderita efek samping
seperti ruam kemerahan yang berbau serta sakit mulut.
Sebelum masuk rumah sakit, wanita itu mengalami konstipasi yang parah dan
dilarikan ke rumah sakit Derriford. Namun setelah pengobatan berjalan, Dr. Roy
kemudian diberitahu lewat email bahwa hasil tes lab Jean tertukar dengan pasien lain.
Kondisi tersebut membuat Dr. Roy mengambil langkah untuk menghentikan pengobatan
Jean. Akan tetapi, tim dokter masih berupaya untuk melakukan kemoterapi terhadap
penyakit kankernya. Kondisinya yang terus menurun membuat Jean dilarikan ke rumah
sakit, St. Luke's Hospice, sampai akhirnya ia meninggal di sana.
Jadi pihak dari pasien menuntut rumah sakit atas kelalaian
Sanksi yang diberikan
UU Kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 29
1.Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi"
2. Pasal 359 KUHP *bahwa barang siapa karena kesalahannya (kcalpaannya)
menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
atau pidana paling lama satu Lahun"
3.Kelalaian oleh apoteker dalam menjalankan tugas kefarmasian dapat ditarik dalam
klausul perbuatan melawan hokum yang merugikan orang lain. Diatur dalam Pasal
1365 KUHP perdata
"Bahwa setiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugin kepada orang
lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu menggantikan kerugian tersebut
2.4 Prinsip yang dilalaikan

8
Prinsip yang dilalaikan dalam kasus ini yaitu:
1. Integritas moral
Karena merugikan orang lain, seharusnya sebelum memberi obat melakukan cek
ulang secara keseluruhan apa sudah benar sehingga tidak merugikan orang lain.

2. Tanggung jawab
Melakukan pengecekan ulang adalah tanggung jawab tetapi dilalaikan sehingga terjadi
medication error.

3. Kejujuran
Pihak rumah sakit tidak jujur kalo hasil tesnya ketukar dengan pasien lainnya dan
baru memberitahu pada saat jean pindah kerumah sakit St.luke hospice's

Bab lll
Penutup

3.1 Kesimpulan

Pihak rumah sakit melakukan kesalahan dimana hasil pemeriksaan lab milik Jean tertukar
dengan pasien lain Jean seharusnya menjalani kemotrapi untuk penyakit kanker paru
paru nya tetapi ia mendapatkan pengobatan yang salah sehingga memicu efek samping
kepada Jean Setelah pengobatan dijalani, Dr. Roy baru diberitahu pihak Rumah Sakit
melalui email bahwa hasil pemeriksaan Jean tertukar dengan pasien lain Pengobatan
dihentikan namun nyawa Jean tidak tertolong setelah dilarikan ke Rumah Sakit ST. Luke

9
Hospice's Kasus ini dikirimkan ke Rumah Sakit Derriford dan pihak Rumah Sakit
bertanggung jawab atas kasus tersebut

3.2 Saran

Dengan belajar dan memahami etika diharapkan masyarakat dapat berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai etika yang hidup di masyarakat Etika merupakan nilai yang sejatinya
telah melekat pada diri individudu dan sangat dibutuh kan dalam bersosialisasi. lalitu
karena etika akan menjadi jembatan agar-agar terciptanya suatu kondisi yang diinginkan
di dalam kehidupan bermasyarakat Dengan belajar etika diharapkan masyarakat menjadi
lebih harmonis, teratur, teratur, damai dan sejahtera. Dengan belajar etika, kita sebagai
masyarakat menjadusikap kritis dalampergolakan melihat-pandangan moral saat
ini.Dengan belajar etika, kita diharapkan agar-agar kita jangan kehilangan orientasi untuk
mengambil sikap-sikap yang dapat kita pertanggungjawabkan

Daftar pusaka

Modul Ajar Etika Keperawatan

https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+etika+keperawatan+&btnG=#d=gs_qabs&t=1695274246
033&u=%23p%3DaHS1u8qtkwQj

Menilik Etika

https://fkkmk.ugm.ac.id/menilik-etika-dalam-bidang-kefarmasian/

10
8 Prinsip Etika Dalam Keperawatan

11 Maret 2015

https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan/

11

Anda mungkin juga menyukai