Anda di halaman 1dari 10

NAMA : FITRI RAHMAWATI

NIM : P1337424121208
MATKUL : Etikolegal Dalam Peraktik Kebidanan

KODE ETIK PROFESI KEBIDANAN


Dosen Pengampu : Ibu Khobibah,S.Si.T.,M.Kes

KODE ETIK KEBIDANAN


Merupakan ciri profesi yg bersumber dari nilai2 internal & eksternal dari suatu disiplin ilmu
& merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yg memberikan tuntunan bagi anggota
dalam melaksanakan pengabdian kepada profesinya baik yg berhubungan dengan klien,
keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya sendiri. Kode etik kebidanan
merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yg menuntut bidan melaksanakan praktik
kebidanan baik yg berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat,
profesi dan dirinya.
CIRI CIRI PROFESI
ada beberapa ciri-ciri profesi. Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu sebagai berikut:

 Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
 Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
 Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan
kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih
dahulu ada izin khusus.
 Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
 Pengetahuan & Keterampilan Khusus
 Asosiasi Profesi
 Lisensi
 Kode Etik
 Mengabdi Kpd Masy
 Otonomi
KARAKTERISTIK PROFESI
Pada dasarnya profesi sangat berhubungan dengan pekerjaan, namun tidak semua jenis pekerjaan
merupakan profesi. Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan antara profesi dengan
pekerjaan lainnya, yaitu:
1. Keahlian berdasarkan pengetahuan teoretis, para profesional memiliki pengetahuan
teoretis yang ekstensif dan keahlian dalam mempraktekkan pengetahuan tersebut.
2. Adanya pendidikan yang ekstensif, yaitu proses pendidikan yang cukup lama dengan
jenjang pendidikan yang tinggi bagi profesi yang prestisius.
3. Terdapat ujian kompetensi, yaitu ujian mengenai pengetahuan atau kompentensi di bidang
tertentu, di mana umumnya terdapat syarat untuk lulus tes yang menguji pengetahuan teoretis.
4. Terdapat pelatihan institusional, yaitu suatu pelatihan pelatihan untuk mendapatkan
pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi profesi.
5. Adanya asosiasi profesional, yaitu organisasi suatu profesi yang bertujuan untuk
meningkatkan status para anggotanya.
6. Adanya lisensi, yaitu sertifikasi di bidang tertentu sehingga seorang profesional dianggap
memiliki keahlian dan dianggap bisa dipercaya.
7. Kode etik profesi, yaitu suatu prosedur dari organisasi profesional yang mengatur para
anggotanya agar bekerja sesuai aturan.
8. Adanya otonomi kerja, yaitu pengendalian kerja dan pengetahuan teoretis para profesional
untuk menghindari intervensi dari luar.
9. Mengatur diri, seorang profesional diatur oleh organisasi profesi tanpa adanya campur
tangan pemerintah.
10. Layanan publik dan altruisme, yaitu pendapatan atau penghasilan dari kerja profesi yang
dipertahankan selama berhubungan dengan keperluan masyarakat.
11. Status dan imbalan tinggi, seorang profesional yang sukses akan mendapatkan status yang
tinggi, prestise, dan imbalan yang layak sebagai pengakuan terhadap layanan yang diberikan
kepada publik.

 Systematic Therory
 Authority
 Prestige
 Code Of Ethics
 Professional Culture
 Tujuan Kode Etik
PEDOMAN PERILAKU DARI PENGEMBANGAN PROFESI

 Menjunjung Tinggi Martabat & Citra Profesi


 Menjaga & Memelihara Kesejahteraan Para Anggota
 Meningkatkan Pengabdian Anggota Profesi
 Meningkatkan Mutu Profesi
PENEGAKAN DISIPLIN BIDAN
Kode Etik Profesi Bidan => Suatu Pedoman Dalam Tata Cara & Keselerasan Dalam Pelaksanaan
Pelayanan Profesional Bidan
Ditetapkan Oleh Ibi Melalui Kongres Nasional Th 1988
KODE ETIK KEBIDANAN
Kode etik profesi bidan hanya ditetapkan oleh organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Penetapan harus dalam Kongres IBI. Kode etik profesi bidan akan mempunyai pengaruh dalam
menegakkan disiplin di kalangan profesi bidan. Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun
tahun 1986 dan di sahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988.
dan petunjuk pelaksanaannya di sahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991.
Kode etik bidan Indonesia terdiri atas 7 bab, yang dibedakan atas tujuh bagian:

 Kewajiban Bidan Thd Klien & Masyarakat


 Kewajiban Bidan Thd Tugas
 Kewajiban Bidan Thd Teman Sejawat & Nakes Lain
 Kewajiban Bidan Thd Profesi
 Kewajiban Bidan Thd Diri Sendiri
 Kewajiban Bidan Thd Pemerintah
 Penutup
DIMENSI KODE ETIK

 Anggota Profesi & Klien


 Anggota Profesi & Sistem Kesehatan
 Anggota Profesi & Profesi Kesehatan
 Anggota Profesi & Sesama Anggota Profesi
PRINSIP KODE ETIK

 Menghargai Otonomi
Otonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu autos ( self atau diri sendiri ) dan nomos yang artinya
aturan ( rule). Dengan demikian otonomi mengandung arti mengatur diri sendiri yaitu bebas
dari kontrol pihak lain dan dari perbatasan pribadi. Bidan harus menghormati otonomi pasien
oleh karena itu kita mengenal yang namanya informed consent. Persetujuan penting dari sudut
pandang bidan, karena itu berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk
semua prosedur yang dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari sudut
pandang wanita (pasien) sebagai konsumen penerima jasa asuhan kebidanan. Tujuannya adalah
untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam
manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan
dan keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik internasional bidan yang
dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan
penjelasan dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya.

 Melakukan Tindakan Yang Benar


 Tidak memberikan suntikan pada pasien karena bidan lupa.
 Melakukan intervensi pada klien yang ingin menggunakan alat kontrasepsi
 Seorang bidan menawarkan susu formula kepada seorang ibu yang baru melahirkan.
 Pemanggilan pasien dengan nomor urut yg keliru
 Mencegah Tindakan Yg Dpt Merugikan
 Tidak memberikan suntikan pada pasien karena bidan lupa.
 Melakukan intervensi pada klien yang ingin menggunakan alat kontrasepsi
 Seorang bidan menawarkan susu formula kepada seorang ibu yang baru melahirkan.
 Pemanggilan pasien dengan nomor urut yg keliru.
 Memberlakukan Manusia Adil
Justice atau keadilan merupakan prinsip yang sangat penting. Penting bagi bidan untuk
menjunjung tinggi hak asasi manusia. Bidan memberikan pelayanan dengan kualitas yang baik
pada semua klien tanpa membedakannya.

 Menjelaskan Informasi Dg Benar


 Menjelaskan tanda bahaya ibu hamil pada pasien harus jelas. Misalnya : terjadi
perdarahan, janin tidak bergerak, dan keluar air ketuban secara tiba-tiba.
 Menjelskan hasil pemeriksaan kepada pasien sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
 Menjelaskan kepada pasien tentang alat kontrasepsi secara benar tentang kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi.
 Menepati Janji Yg Disepakati
 Jadwal pelayanan dimulai dan ditutup tetap waktu (kecuali gawat darurat).
 Jika merujuk bidan sanggup mendampingi sampai tujuan.
 Seorang ibu membuat janji untuk melakukan pemeriksaan fisik (ANC).
 Pada 2 minggu yang akan datang pada seorang bidan.
 Tindakan yang akan dilakukan oleh seorang bidan harus sesuai dengan peraturan yang
sebelumnya disepakati melalui inform consent
 Menjaga Kerahasiaan
Berdasarkan Kode Etik Kebidanan salah satu kewajiban bidan terhadap tugasnya adalah
setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien. Contohnya :
a) Hasil pemeriksaan bidan tidak boleh diceritakan kepada siapapun (kecuali
kepentingan hukum).
b) Tempat pemeriksaan dijamin keamananya dari luar atau umum (tidak kelihatan oleh
umum).
c) Bidan tidak boleh membuka rahasia pasien.
d) Bidan tidak boleh menggunakan rahasia pasienya untuk merugikan kepentingan
pasien.
e) Bidan tidak boleh menggunakan rahasia pasienya untuk kepentingan pribadi bidan
atau kepentingan pihak ketiga.
 Beneficience dan Nonmaleficiene
Beneficience berarti berbuat baik . ini adalah prinsip yang mengharuskan bidan untuk
bertindak dengan menguntungkan pasien. Nonmaleficience berarti tidak merugikan pasien. Jika
bidan tidak bisa berbuat baik kepada pasien atau melakukan tindakan yang menguntungkan
pasien, paling tidak bidan tidak merugikan pasien . Beneficience dan nonmaleficience
merupakan keharusan untuk meningkatkan kesehatan klien dan tidak merugikannya. Hal ini
sering bertentangan dengan otonomi. Sebagai contoh. Seorang klien melahirkan bayinya namun
mengalami robekan jalan lahir. Oleh karena itu perlu dilakukan inspeksi khusus pada vulva,
vagina dan serviks dengan menggunakan spekulum . Dan untuk tindakan selanjutnya semua
sumber perdarahan harus diklem ,diikat, dan luka ditutup dengan penjahitan sampai perdarahan
berhenti. Teknik penjahitan memerlukan rekan ,anastesi lokal , dan penerangan yang cukup.
Namun klien tidak ingin jika rekan bidan tersebut ikut membantu. Pertimbangan bidan yaitu
perdarahan akan lebih parah jika tetap dibiarkan. Teman sejawat ataupun asisten perawat tentu
dibutuhkan karena akan sulit jika melakukannya sendiri.
SANKSI PENYIMPANGAN KODE ETIK :
1. Aspek Hukum ( Uu Kebidanan No 4 Tahun 2019)
2. Aspek Etika (Kode Etik Profesi)
3. Aspek Agama.

PENEGAKAN DISIPLIN BIDAN


Kode Etik Profesi Bidan
Suatu Pedoman Dalam Tata Cara & Keselerasan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Profesional
Bidan .Ditetapkan Oleh Ibi Melalui Kongres Nasional Th 1988
KEWENANGAN BIDAN
UU Kebidanan No 4 Tahun 2019 Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan
LINGKUP KEWENANGAN BIDAN => Pelayanan Kesehatan ibu, Pelayanan Kes anak
balita & pra sekolah, Pelayanan Kesehatan Reproduksi & KB
PERAN BIDAN => Sebagai Pelaksana Pelayanan , Sebagai Pengelola Pelayanan ,
Sebagai Pendidik, Sebagai Peneliti
Pengembangan Praktek Kebidanan Berdasarkan Konsep Profesi
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara
mandiri,kolaborasi atau rujukan, Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu
kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan,keluarga dan komunitasnya,
didasari etika dan kode etik bidan.
STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN
Standar Praktek Kebidanan dikembangkan dari Filosofi dan Kode Etik bidan yang
membentuk kerangka fikir dan kerangka kerja bidan dalam melakukan kegiatan
profesionalnya berdasarkan bukti ilmiah.
Aplikasi Konsep Profesi dalam Praktek Kebidanan
 Pelaksanaan Praktek bidan: Praktek Bidan Mandiri - yang didukung dengan
kompetensi sesuai lingkup kewenangan bidan, berbasis bukti ilmiah & dilandasi kode
etik profesi
 Praktek Bidan dengan Kolaborasi, dilaksanakan melalui konsultasi atau kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain atau merujuk sesuai kebutuhan klien
 Praktek Bidan sebagai bagian dari Tim Pelayanan Kes – berperan sesuai lingkup
kewenangan profesinya (Interprofessional Health Care provider).
PENERAPAN KONSEP PROFESI DALAM ASUHAN KEBIDANAN
• Menerapkan filosofi dan Kode Etik bidan sebagai keyakinan dan nilai- nilai profesi
bidan -mempromosikan persalinan normal
• Melaksanakan model asuhan secara independent, kolaborasi dan atau merujuk –
melakukan deteksi dini adanya penyimpangan & kasus risti
• Menggunakan karakteristik asuhan - berfokus pada perempuan, asuhan berkelanjutan,
dan asuhan berbasis bukti ilmiah – upaya preventif, promotif & intervensi sesuai
kebutuhan dan deteksi adanya penyimpangan
• Menerapkan prinsip asuhan - Humanistik, Asuhan Holistik dan Komprehensif –
peka terhadap budaya, no harm and least invasive
• Melaksanakan asuhan sesuai Standar – standar asuhan kebidanan,Standar Operasional
Prosedur, dan standar pendokumentasian, sesuai peraturan per-uu yang berlaku
STANDAR PROFESI
Pedoman yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik /
pekerjaannya, Batasan kemampuan (knowledge, skill dan profesional attitude) minimal,
untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang
dibuat oleh organisasi profesi
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
Pedoman yang harus diikuti dalam menyelenggarakan praktik pelayanan kebidanan yang
dibedakan menurut jenis & strata pelayanan (pelayanan dasar & rujukan)
STANDARD ASUHAN KEBIDANAN
Sebagai acuan dalam pengambilan keputusan dan tindakan sesuai kewenangan dan ruang
lingkup tugas bidan berbasisbukti ilmiah dilandasi etika dan kode etik profesi:
a. Pengkajian
b. Perumusan diagnosa dan atau masalah,
c. Perencanaan,
d. Implementasi,
e. Evaluasi
f. Dokumentasi.
STANDARD OPERATING PROCEDURE (S O P)
Suatu rangkaian tindakan /instruksi langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu proses
tindakan rutin yang tepat sesuai ketentuan yang berlaku pada fasilitas pelayanan kesehatan
- mengacu pada pedoman / standar nasional.
Standard Asuhan Kebidanan
Sebagai acuan dalam pengambilan keputusan dan tindakan sesuai kewenangan dan ruang
lingkup tugas bidan berbasis bukti ilmiah dilandasi etika dan kode etik profesi:
 Pengkajian
 Perumusan diagnosa dan atau masalah
 Perencanaan
 Implementasi
 Evaluasi
 Dokumentasi.
STANDAR I : PENGKAJIAN
• Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,relevan dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
• Kriteria Pengkajian :
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama, riwayat
obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)
3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang
STANDAR II PERUMUSAN DIAGNOSA DAN ATAU MASALAH KEBIDANAN
• Pernyataan estándar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya
secara akurat dan logis untuk menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat
• Kriteria Perumusan Diagnosa & masalah kebidanan :
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan , baik secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan.
STANDAR III : PERENCANAN
• Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang
ditegakkan.
• Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien;
tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif
2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan
evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk
klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya serta
fasilitas yang ada.
STANDAR IV : IMPLEMENTASI
• Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien
dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
• Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien;
tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif
2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan
evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk
klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya serta
fasilitas yang ada.
STANDAR IV : IMPLEMENTASI
• Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien
dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan
• Kriteria:
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-
kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keluarganya (inform consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/ pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
STANDAR V : EVALUASI
• Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat
efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan
kondisi klien.
• Kriteria Evaluasi:
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai
kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
/keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien
STANDAR VI : PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
• Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai
keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
• Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang
tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/buku KIA)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif ; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up dan
rujukan.
STANDAR PRAKTIK BIDAN
o Merupakan Acuan dalam menjalankan praktik dan mengidentifikasi masalah operasional
dalam memberikan pelayanan
o Standar praktik bidan di lengkapi dengan isntrumen audit yg dpt digunakan untuk
evaluasi penerapan standar praktik bidan.
Hasil audit standar praktik bidan digunakan untuk memperbaiki kinerja bidan dan
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
1. Standar Praktik Bidan secara Umum Terdapat 2 standar dalam standar praktikbidan
secara umum.
a. Standar 1 : persiapan Kehamilan, Persalinan, dan Periode Nifas yang Sehat
b. Standar 2 : Pendokumentasian
2. Standar Praktik Bidan Pada Kesehatan Ibu Dan Anak.
Dalam standar ini dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu :
a. Standar Praktik Bidan Pada Pelayanan Ibu Hamil
Terdapat 5 standar dalam standar praktik bidan pada pelayanan ibu hamil,
yaitu
o 1. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
o 2. Standar 4 : Pemeriksaan Antenatal dan Deteksi Dini Komplikasi
o 3. Standar 5 : Pelaksanaan Anemia pada Kehamilan
o 4. Standar 6 : Persalinan Persalinan
o 5. Standar 7 : Pencegahan HIV dari ibu dan ayah
b. Standar Praktik Bidan pada Pelayanan Ibu bersalin
o Standar 8: Penatalaksanaan Persalinan
o Standar 9: Asuhan ibu post partum
o Standar 10: Asuhan ibu dan Bayi selama post natal
Standar praktek Bidan pada kesehatan Anak (5 standar)
o 9. Standar 11: Asuhan segera BBL
o Standar 12: Asuhan Neonatus
o Standar 13: Pemberian imunisasi dasar lengkap
o Standar 14: Pemantauan tumbang bayi, anak balita dan anak prasekolah
o Standar 15: manajemen BBLR
3. Standar praktik kesehatan reproduksi perempuan dan KB ( stdr)
o 14. Standar 16 : Kepro perempuan
o 15. Standar 17 : Konseling dan persetujuan tindakan medis
o 16. Standar 18 : Pelayanan kontrasepsi pil
o 17. Standar 19 : pelayanan kontrasepsi suntik
o 18. Standar 20 : pelayananalat kontrasepsi bawah kulit
(AKBK)/implant
o 19. Standar 21 : Pelayanan IUD / AKDR
4. Standar Praktik Bidan pada kegawat daruratan (10 standar)
o 20. Standar 22 : Penanganan perdarahan dalan kehamilan muda (< 22
mg)
o 21. Standar 23 : Penanganan perdarahan dlm kehamilan (>22 mg)
o 22. Standar 24 : Penanganan Pre eklampsi dan eklampsi
o 23. Standar 25 : Penanganan partus lama/macet
o 24. Standar 26 : Penanganan gawat janin
o 25. Standar 26 : Penanganan gawat janin
o 26. Standar 27 : Penanganan Retensio placenta
o 27. Standar 28 : Penanganan post partum primer
o 28. Standar 29 : Penanganan post partum sekunder
o 29. standar 30 : penanganan sepsis puerperalis
o 30. Standar 31 : penanganan Asfiksia Neonatorum
STANDAR KINERJA BIDAN
Untuk mengukur kinerja bidan yang terkait dengan pelayanan dan asuhan:
 Standar 1: Mutu pelayanan kebidanan
 Standar 2: pendidikan dan Pelatihan
 Standar 3: Penilaian Kinerja Praktek kebidanan
 Standar 4: Kesejawatan
 Standar 5: Etik
 Standar 6: kolaborasi
 Standar 7: Riset
 Standar 8: pmanfaatan sumber daya
 Standar 9: kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan.

Refrensi :
http://wawasankoe.blogspot.com/2019/12/etika-profesi-dan-kode-etik-kebidanan.html
https://www.e-jurnal.com/2013/12/ciri-ciri-profesi.html
https://www.maxmanroe.com/vid/karir/pengertian-profesi.html#:~:text=Ciri%2DCiri
%20Profesi,-Ada%20beberapa%20sifat&text=Terdapat%20keahlian%20atau
%20pengetahuan%20khusus,kegiatan%20pada%20kode%20etik%20profesi.
https://lethaangriyan.blogspot.com/2018/12/prinsip-kode-etik-kebidanan.html

Anda mungkin juga menyukai