BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
A.Latar Belakang...................................................................................................... 3
B.Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
C.Manfaat dan Tujuan.............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 4
A.Definisi Bidan....................................................................................................... 4
B. Istilah Dalam Etik…………………………………………………………………………………………..5
C. Masalah etik moral…………………………………………………………………………………………..6
D. Issue etik ........................................................................................................ 7
E.issue moral .............................................................................................. 8
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 5
A.Kesimpulan..............................................................................................................................
.............................................................................................................5
B.Saran........................................................................................................................................
.............................................................................................................6
Kata pengantar
Puji dan syukur terhadapat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
r a h m a t d a n k a r u n i a n y a k i t a d a p a t m e n y e l e s a i k a n t u g a s e ti k o l e g a l
dalam kebidanan ini.
PENDAHULUAN
Fungsi pengetahuan etik bagi bidan adalah memberikan bantuan yang positif bagi
bidan untuk menghindarkan dari prasangka dalam melakukan pekerjaannya. Etik memliki
dimensi kode etik, yaitu : anggota profesi & klien, anggota profesi & sistem kesehatan,
anggota profesi & profesi kesehatan, sesama anggota profesi
• Menghargai otonomi
• Melakukan tindakan yang benar
• Mencegah tindakan yang dapat merugikan
• Memperlakukan manusia secara adil
• Menjelaskan dengan benar
• Menepati janji yang telah disepakati
• Menjaga kerahasiaan
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya dan
dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi
anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan
laranganlarangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat oleh
anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga
menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.
Kode etik memiliki tujuan, yaitu menjunjung tinggi martabat dan citra profesi, menjaga &
memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian para anggota profesi
dan meningkatkan mutu profesi
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang
memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik
bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam kongres
Nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaannya disyahkan dalam rapat kerja
Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991, sebagai pedoman dalam berprilaku.
Rumusan Masalah
Mengetahui permenkes tentang regristrasi dan praktek bidan
yang meliputi pengertian bidan pelaporan dan regristrasimasa ,aktifpraktek bidan
wewenang bidan pencatatan dan pelaporan pembinaan dan pengawasan ketentuan pidana
ketentuan peralihan tentang surat pengawasan dan ijin praktek bidan.
C.Manfaat dan Tujuan
Untuk memenuhi tugas etika profesi dalam kebidanan serta menambahwawasan mengenai
permenkes tentang registrasi dan praktek bidan.
PEMBAHASAN
A. Definisi bidan
Bidan menurut KepMenkes RI No. 900/Menkes/SK/VII/2002 Seorang perempuan yang telah
mengikuti program pendidikan Bidan & lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
1. Untuk melakukan praktik yang bersangkutan Harus mempunyai Kualifikasi agar
mendapatkan lisensi untuk praktik (IBI) Bidan diakui sebagai seorang professional yang
bertanggung jawab dan akuntabel, bermitra dengan perempuan, praktik berdasarkan bukti.
2 Asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan, persalinan & nifas, memfasilitasi
atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir & anak.
3.Asuhan mencakup upaya pencegahan, mendeteksi adanya komplikasi pada ibu& anak,
memperoleh kegawatdaruratan.
4.Bidan mempunyai peran penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan saja untuk
perempuan yang bersangkutan tetpai untuk keluarga & komunitasnya.
5. Tugas mencakup ANC & persiapan menjadi orang tua serta permasalahan tertentu dari
kesehatan reproduksi perempuan, keluarga berencana & asuhan anak,
6.Dia dapat berpraktek di berbagai tempat meliputi: rumah, masyarakat,pondok bersalin.
klinik, RS atau pelayanan di tempat lainnya.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau
salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan
dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan.
Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan.
Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus
mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan
mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi
yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi
munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu
pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat
dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian
penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam
praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya,
mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang praktek
mandiri menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali
pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.
Sebelum melihat masalah etik yang Mungkin timbul dalam pelayanan kebidanan,
maka ada baiknya dipahami beberapa Istilah berikut ini :
1. Legislasi (Lieberman, 1970) Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban
seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan.
2. Lisensi Pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang
telah diterapkan. Tujuannya untuk membatasi pemberian wewenang dan untuk
meyakinkan klien.
3. Deontologi/Tugas Keputusan yang diambil berdasarkan keserikatan/berhubungan
dengan tugas. Dalam pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas.
4. Hak Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda
dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
5. Instusioner Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilemma etik dari kasus
per kasus. Dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan peraturan yang sama
pentingnnya.
6. Beneficience Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan.
7. Mal-efecience Keputusan yang diambil merugikan pasien
8. Malpraktek/Lalaia o Gagal melakukan tugas/kewajiban kepada klien o Tidak
melaksanakan tugas sesuai dengan standar o Melakukan tindakan yang mencederai
klien o Klien cedera karena kegagalan melaksanakan tugas.
9. Malpraktek terjadi karena.
o Ceroboh o Lupa
o Gagal mengkomunikasikan
Bidan sebagai petugas Kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik yang
berhubungan dengan hukum. Sering masalah dapat diselesaikan dengan hukum, tetapi
belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etik. Banyak hal
yang bisa membawa seorang bidan berhadapan dengan masalah etik.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalm menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah pernyataan itu baik
atau buruk. Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang
berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:
Biasanyan beberapa contoh mengenai isu etik dalm pelayananan kebidanan adalah
berhubungan dengan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Agama / kepercayaan.
2. Hubungan dengan pasien.
3. Hubungan dokter dengan bidan.
4. Kebenaran.
5. Pengambilan keputusan.
6. Pengambilan data.
7. Kematian.
8. Kerahasiaan.
9. Aborsi.
10. AIDS.
11. In Vitro fertilization
Bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalm setiap tindakannya dalam memberikan
asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.
Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang baik dan
buruk yang mempengaruhi siakap seseorang.
Kesadaran tentang adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring
dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dll. Hali ini yang disebut
kesadaran moral.
Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya
dengan pelayanan kebidanan.
1. Kasus abortus.
2. Euthanansia.
3. Keputusan untuk terminasi kehamialn.
4. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari,
seperti yang menyangkut konflik dan perang.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan
pemecahan masalah.
Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau
pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Ketika
mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab profesional,
yaitu:
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian [omission],
disertai ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
3. Konflik moral menurut Johnson adalh bahwa konflik atau dilema pada dasarnya
sama , kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana
sering menyebabkan dilema.
Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Informed Choice
Pengertian Informed Choice
Dari riwayat yang sudah lama berlangsung, petugas kesehatan termasuk bidan
sungkan baik untuk membagikan informasi maupun membuat keputusan bersama dengan
klien. Ini bertentangan dengan aspek hukum dan untuk sikap profesionalisme yang wajib
dan bersusah payah untuk menjelaskan kepada klien semua kemungkinan pilihan tindakan
dan hasil yang diharapkan dari setiap pilihannya.
Sebagai seorang bidan dalam memberikan inform choise kepada klien harus:
Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien, antara lain:
INFORMASI
CHOICE/PILIHAN
KEPUTUSAN
Istilah consent adalah dari bahasa latin yaitu consensio. Kemudian di dalam bahasa
Inggris menjadi consent yang berarti persetujuan izin, memberi izin kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu.
Menurut Culver and Gert, ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu
consent/persetujuan :
1. Sukarela (voluntariness)
2. Informasi (information)
3. Kompetensi (competence)
4. Keputusan (decision)
1. Pilihan (choice) penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan
kebidanan yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya
dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukan “pilihannya sendiri”.
2. Persetujuan (consent) penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan
aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan
bidan. Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien mengerti
perbedaannya sehinggga dia dapat menentukan mana yang disukai atau sesuai
dengan kebutuhannya.
Agar pilihan dapat dipeluas dan menghindari konflik, maka yang harus dilakukan
adalah:
1. Memberi informasi yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias, dan dapat
dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain, sebaiknya tatap
muka.
2. Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan
haknya dan menerima tanggung jawab keputusan yang diambil. Hal ini dapat
diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan sudah memberikan
asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan informasi yang lengkap
tentang dampak dari keputusan mereka.
3. Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan,
mengembangkan sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk
teknis baik di tingkat daerah, propinsi, untuk semua kelompok tenaga pemberi
pelayanan bagi ibu.
4. Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat
ditekan serendah mungkin.
5. Tidak perlu takut akan konflik tetapi menganggapnya sebagai sesuatu kesempatan
untuk saling memberi, dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra
dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran