2. Titik Sampel
Titik sampel adalah hasil keluaran yang merupakan bagian dari ruang
sampel. Sebagai contoh, 2 adalah salah satu titik sampel dari pelemparan 1 buah
dadu, dan AAG adalah salah satu titik sampel dari pelemparan 3 keping koin
secara bersamaan. Berdasarkan definisi titik sampel, ruang sampel juga dapat
didefinisikan sebagai himpunan semua titik sampel yang mungkin dari suatu
percobaan.
Contoh soal 1
Dari seperangkat kartu bridge, akan diambil satu kartu secara acak. Tentukan ruang
sampel dan banyaknya anggota ruang sampel dari percobaan tersebut!
Pembahasan:
Dalam seperangkat kartu bridge, ada 4 jenis kartu, yaitu hati, sekop, wajik, dan
keriting. Masing-masing jenis kartu terdiri atas 13 kartu, yaitu dari As sampai King.
Dengan demikian, akan ada 52 kartu sebagai hasil keluaran (ruang sampel).
Perhatikan gambar berikut.
Contoh soal 2
Sekeping koin dari sebuah dadu dilempar secara bersamaan sebanyak satu kali.
Tentukan ruang sampel dan banyaknya anggota ruang sampel dari percobaan tersebut!
Pembahasan:
Kejadian yang mungkin dari pelemparan sekeping koin adalah angka (A) atau gambar
(G), sedangkan kejadian yang mungkin dari pelemparan sebuah dadu adalah 1, 2, 3, 4,
5, atau 6. Dengan demikian, ruang sampel (S) untuk pelemparan sekeping koin dan
sebuah dadu secara bersamaan dapat digambarkan melalui tabel berikut.
Dadu
1 2 3 4 5 6
Koin
A (A,1) (A,2) (A,3) (A,4) (A,5) (A,6)
G (G,1) (G,2) (G,3) (G,4) (G,5) (G,6)
S = {(A,1), (A,2), (A,3), (A,4), (A,5), (A,6), (G,1), (G,2), (G,3), (G,4), (G,5), (G,6)}
Jadi, banyaknya anggota ruang sampel dari percobaan tersebut adalah n(S) = 12.
Contoh lainnya adalah ketika dipilih satu kartu dari 52 kartu, masing-masing kartu
1
memiliki peluang yang sama yaitu 52.
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
0 ≤ 𝑛(𝐴) ≤ 𝑛(𝑆)
0 𝑛(𝐴) 𝑛(𝑆)
≤ ≤
𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆)
↔ 0 ≤ 𝑃(𝐴) ≤ 1
Jadi, kisaran nilai peluang adalah di antara 0 dan 1. Jika 𝑃(𝐴) = 0, kejadian A
merupakan kejadian yang mustahil terjadi. Sementara jika 𝑃(𝐴) = 1 , kejadian A
merupakan kejadian yang pasti terjadi.
Contoh soal 3
Dari seperangkat kartu bridge, akan diambil kartu merah bernomor 10. Tentukan
peluang dari percobaan tersebut!
Seperangkat kartu bridge terdiri atas 52 kartu. Dengan demikian, banyaknya anggota
ruang sampel dari percobaan tersebut adalah n(S) = 52.
𝑛(𝐴) 2 1
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 56 26
1
Jadi, peluang dari percobaan tersebut adalah 26.
Contoh soal 4
Sekeping koin dan sebuah dadu dilampar secara bersamaan sebanyak satu kali.
Hitunglah peluang dari kejadian-kejadian berikut!
Pembahasan:
Ruang sampel untuk pelemparan sekeping koin dan sebuah dadu secara bersamaan
adalah sebagai berikut.
S = {(A,1), (A,2), (A,3), (A,4), (A,5), (A,6), (G,1), (G,2), (G,3), (G,4), (G,5), (G,6)}
a. Misalkan A adalah kejadian munculnya angka pada koin dan bilangan genap pada
dadu. Himpunan kejadian A adalah A = {(A,2), (A,4), (A,6)}, sehingga n(A) = 3.
Dengan demikian, peluang munculnya angka pada koin dan bilangan genap pada
dadu adalah sebagai berikut.
𝑛(𝐴) 3 1
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 12 4
1
Jadi, peluang munculnya angka pada koin dan bilangan genap pada dadu adalah .
4
b. Misalkan B adalah kejadian munculnya gambar pada koin atau mata dadu 3 pada
dadu. Himpunan kejadian B adalah B = {(G,1), (G,2), (G,3), (G,4), (G,5), (G,6),
(A,3)}, sehingga n(B) = 7.
Dengan demikian, peluang munculnya gambar pada koin atau mata dadu 3 pada
7
dadu adalah 12.
d. Kejadian-Kejadian Komplemen
Salah satu konsep penting dalam teori peluang adalah kejadian yang saling
berkomplemen. Komplemen suatu kejadian A, dinotasikan dengan 𝐴𝑐 adalah kejadian
pada ruang sampel selain kejadian A. Dengan demikian, berlaku:
Oleh karena jumlah peluang semua kejadian pada ruang sampel adalah 1,
maka:
Contoh soal 5
Jika peluang siswa SMA gagal dalam ujian adalah 0,0001, berapakah peluang siswa
SMA yang berhasil dalam ujian?
Misalkan A adalah kejadian siswa SMA gagal dalam ujian. Ini berarti, 𝐴𝑐 adalah
kejadian siswa SMA berhasil dalam ujian. Berdasarkan teori komplemen suatu
kejadian, diperoleh:
𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 − 𝑃(𝐴)
= 1 − 0,0001
= 0,9999
e. Peluang Empirik
Peluang empirik adalah peluang yang ditentukan berdasarkan kejadian yang
sudah terjadi atau berdasarkan hasil observasi. Peluang empirik suatu kejadian A
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Contoh soal 6
Pembahasan:
Misalkan A adalah kejadian masyarakat memilih mobil umum saat liburan. Ini berarti,
f(A) = 15. Dengan demikian, peluang kejadian A adalah sebagai berikut.
𝑓𝐴 15
𝑃(𝐴) = = = 0,15
𝑛 100
Nilai peluang tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk persen, yaitu 15%.
Jadi, peluang masyarakat memilih mobil umum saat liburan dari Jakarta ke Bandung
adalah 15%.
Contoh soal 7
Berikut ini adalah distribusi usia CEO perusahaan sukses di negara Afrika Selatan.
Usia Frekuensi
21 - 30 8
31 - 40 9
41 - 50 12
51 - 60 13
61 – 70 19
71 - 80 5
Jika hendak dipilih seorang CEO secara acak, tentukanlah peluang dari kejadian-
kejadian berikut!
Pembahasan:
𝑓𝐵 32
𝑃(𝐵) = = ≈ 0,48
𝑛 66
Jadi, peluang terpilihnya CEO berusia di atas 50 tahun dan di bawah 71 tahun
adalah 0,48.
Selain konsep peluang yang telah kamu pelajari sebelumnya, ada juga konsep
peluang yang melibatkan dua kejadian atau lebih. Misalnya dalam kasus pemilihan
kepala daerah, kamu mungkin ingin tahu apakah kepala daerah yang terpilih adalah
orang kaya atau orang populer atau keduanya? Kemungkinan dari terpilihnya kepala
daerah tersebut adalah sebagai berikut.
Contoh kasus lainnya adalah kamu ingin tahu apakah kepala daerah yang terpilih
laki-laki atau perempuan? Kemungkinan dari terpilihnya kepala daerah tersebut
adalah sebagai berikut.
Jika kejadian A dan kejadian B tidak saling lepas, peluang kejadian A atau B
adalah sebagai berikut.
Contoh soal 8
Berikut ini adalah data sebaran anggota serikat buruh dari 5 kota besar di Indonesia.
Pembahasan:
Diketahui n = 1.297
𝑓𝐴 𝑓𝐵
= +
𝑛 𝑛
314 113
= +
1.297 1.297
427
=
1.297
Jadi, peluang terpilihnya ketua serikat buruh dari kota Bandung atau Padang adalah
427
.
1.297
Contoh soal 9
Dari seperangkat kartu bridge, akan diambil satu kartu secara acak. Peluang
terambilnya kartu bernomor 10 atau kartu berwarna merah adalah...
Pembahasan:
4 26 2
= + −
52 52 52
28
Jadi, peluang terambilnya kartu bernomor 10 atau kartu berwarna merah adalah 52.
2. Aturan Perkalian 2
Jenis kejadian berurutan yang kedua adalah kejadian pertama
berpengaruh terhadap kejadian berikutnya. Sebagai contoh, saat kamu
mengambil 2 kartu berturut-turut dan seperangkat kartu bridge tanpa
pengembalian. Pengembalian kartu pertama tanpa pengembalian akan
berpengaruh pada banyaknya kartu yang tersisa. Artinya, banyak pilihan
pada pengambilan pertama berbeda dengan banyak pilihan pada
pengembalian kedua. Kejadian seperti ini dinamakan sebagai kejadian
tidak saling bebas.
Dari suatu kotak yang berisi 4 bola biru dan 6 bola merah, akan diambil satu bola
sebanyak dua kali secara berturut-turut. Jika bola yang diambil pada pengambilan
pertama dikembalikan, tentukanlah peluang dari kejadian-keadian berikut!
Pembahasan:
a. Oleh karena bola yang diambil pada pengambilan pertama dikembalikan, maka
hasil pengambilan pertama tidak berpengaruh pada hasil pengembalian kedua.
Ini berarti, dua kejadian tersebut saling bebas, sehingga berlaku:
𝑃(𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑟𝑢) = 𝑃(𝑏𝑖𝑟𝑢) 𝑥 𝑃(𝑏𝑖𝑟𝑢)
4 4 16
= 𝑥 = = 0,16
10 10 100
4 4 6 6
= 𝑥 + 𝑥
10 10 10 10
16 36
= +
100 100
52
=
100
Contoh soal 11
Dari suatu kotak yang berisi 6 bola merah dan 5 bola kuning, akan diambil tiga bola
satu per satu tanpa pengembalian. Peluang terambilnya 1 bola kuning dari percobaan
tersebut adalah...
Pembahasan:
Pengembalian tiga bola satu per satu dengan salah satunya bola kuning memiliki 3
kemungkinan, yaitu MMK, MKM, atau KMM. Tiga kejadian ini tidak saling bebas,
karena pengembalian bola sebelumnya berpengaruh pada banyak bola untuk
pengembalian berikutnya. Dengan demikian, diperoleh:
6 5 5 6 5 5 5 6 5
= . . + . . + . .
11 10 9 11 10 9 11 10 9
6 5 5
= 3. . .
11 10 9
5
=
11
5
Jadi, peluang terambilnya 1 bola kuning dari percobaan tersebut adalah 11.
Contoh soal 12
Departemen kepolisian suatu kota melaporkan bahwa tahun 2014 telah terajdi 10
kasus kejahatan. Sementara tahun 2015 telah terjadi 8 kasus kejahatan, dan tahun
Pembahasan:
Pemilihan kasus pertama akan berpengaruh pada kasus kedua, karena banyaknya
kasus pada pemilihan kedua akan berkurang. Ini berarti, pemilihan kasus kejahatan
pertama di tahun 2014 dan pemilihan kasus kejahatan kedua di tahun 2014 merupakan
kejadian tidak saling bebas. Dengan demikian, diperoleh:
10 9 45
= . =
23 22 253
45
Jadi, peluang terpilihnya kedua kasus dari tahun 2014 adalah 253.
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐵|𝐴) =
𝑃(𝐴)
𝑃(𝐵|𝐴) dibaca peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dulu.
Contoh soal 13
Seratus orang siswa ditanya, apakah setuju melakukan study tour ke luar negeri?
Berikut adalah jawabannya.
Pembahasan:
24
= 100
40
100
24
=
40
= 0,6
47
= 100
63
100
47
=
63
= 0,746
Jadi, peluang terpilihnya perempuan dari siswa yang menjawab tidak adalah 0,746.
Contoh soal 14
Pembahasan:
Matematika
m1 m2 m3 m4 m5
Fisika
f1 (f1,m1) (f1,m2) (f1,m3) (f1,m4) (f1,m5) Pilihan
Contoh soal 15
Seorang ahli gizi menyusun menu makan siang dan makan malam untuk pasien
penderita mag di sebuah rumah sakit. Setiap menu harus berisi 1 macam karbohidrat,
protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah. Makanan berkarbohidrat yang
disediakan adalah nasi putih. Protein hewaninya adalah sup ayam dan sup ikan.
Protein nabatinya adalah tempe bacem dan tahu mendoan. Sayurnya adalah kangkung
dan tauge. Buahnya adalah pepaya dan semangka. Tentukan banyak cara menyusun
menu dari makanna-makanan tersebut!
Pembahasan:
Berdasarkan soal, banyaknya pilihan makanan yang disediakan adalah sebagai berikut.
Protein Protein
Karbohidrat Sayur Buah
Hewani Nabati
Banyak Pilihan 1 2 2 2 2
Aturan Perkalian
𝑛1 𝑥 𝑛2 𝑥 … 𝑥 𝑛𝑘 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎
Contoh soal 16
Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 akan disusun bilangan genap yang terdiri atas
3 angka berbeda. Banyak bilangan genap yang dapat disusun adalah...
Pembahasan:
Bilangan yang akan disusun terdiri atas 3 angka. Ini berarti, ada 3 tempat yang
tersedia, yaitu ratusan, puluhan, dan satuan.
2. Aturan Penjumlahan
Prinsip dari aturan ini adalah menjumlahkan banyaknya kemungkinan
cara (pilihan) dari kejadian-kejadian yang tidak terjadi secara bersamaan.
Contoh soal 17
Jabatan ketua OSIS dapat diduduki oleh siswa kelas XI atau kelas XII. Jika siswa
kelas XI terdiri atas 110 orang dan siswa kelas XII terdiri atas 90 orang, tentukan
banyak cara memilih ketua OSIS.
Pembahasan:
Ini berarti terdapat 2 kemungkinan, yaitu 1 siswa kelas XI terpilih sebagai ketua OSIS
atau 1 siswa kelas XII yang terpilih.
Dua kemungkinan ini tidak dapat terjadi secara bersamaan sehingga aturan
pencacahan yang digunakan adalah aturan penjumlahan.
Jadi, banyak cara memilih ketua OSIS tersebut adalah 110 + 90 = 200 cara.
Aturan Penjumlahan
𝑛1 + 𝑛2 + ⋯ + 𝑛𝑘 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎
b. Faktorial
Faktorial merupakan bentuk perkalian bilangan bulat positif berurutan.
Pemahaman terhadap faktorial akan sangat membantu kamu dalam mempelajari
permutasi dan kombinasi.
Definisi Faktorial
𝑛! = 𝑛 𝑥 (𝑛 − 1)𝑥 (𝑛 − 2)𝑥 … 𝑥 3 𝑥 2 𝑥 1
Definisi tambahan:
0! = 1
1! = 1
𝑛!
1. 𝑛 =
(𝑛 − 1)!
2. (𝑎 − 𝑏)! ≠ 𝑎! − 𝑏!
3. (𝑎 + 𝑏)! ≠ 𝑎! + 𝑏!
4. (𝑎 𝑥 𝑏)! ≠ 𝑎! 𝑥 𝑏!
5. (𝑎 ÷ 𝑏)! ≠ 𝑎! ÷ 𝑏!
Contoh soal 18
1 1 12
+ − =⋯
4! 5! 6!
Pembahasan:
1 1 12 6(5) 6 12
+ − = + −
4! 5! 6! 6! 6! 6!
30 + 6 − 12
=
6!
24
=
6!
4𝑥3𝑥2𝑥1
=
6𝑥5𝑥4𝑥3𝑥2𝑥1
1
=
30
1 1 12 1
𝐽𝑎𝑑𝑖, + − =
4! 5! 6! 30
Contoh soal 19
Tentukan banyak cara menyusun 4 buah buku yang terdiri atas buku Biologi (B),
Fisika (F), Matematika (M), dan Sejarah (S) di sebuah rak secara berjajar.
Pembahasan:
Kemungkinan susunan buku Biologi (B), Fisika (F), Matematika (M), dan Sejarah (S)
adalah sebagai berikut.
Contoh soal 20
Pada pemilihan ketua dan wakil ketua RT, muncul 3 kandidat yaitu Aliando, Bondan,
dan Chiko. Tentukan banyak susunan pasangan ketua dan wakil ketua RT yang
mungkin.
Pembahasan:
Dengan menggunakan tabel, diperoleh:
Jadi, banyak susunan ketua dan wakil ketua RT yang mungkin adalah 6 pasang.
3𝑥2𝑥1 3! 3!
6= 3𝑥2𝑥1= = =
1 1! (3 − 2)!
𝑛!
𝑛𝑃𝑟 = 𝑃𝑟𝑛 = 𝑃(𝑛,𝑟) =
(𝑛 − 𝑟)!
Contoh soal 21
Empat buah manik-manik dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru akan
dirangkai menjadi sebuah cincin. Tentukan banyak cara merangkai manik-manik
tersebut!
Pembahasan:
Misalkan:
Manik merah = M;
Manik kuning = K;
Manik biru = B.
(4 − 1)! = 3! = 3 𝑥 2 𝑥 1 = 6 𝑐𝑎𝑟𝑎.
Permutasi Siklis
Banyak cara menyusun n unsur berbeda secara melingkar adalah sebagai berikut.
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (𝑛 − 1)!
𝑛!
𝑛𝑃𝑟1 ,𝑟2,…,𝑟𝑛 =
𝑟1 ! 𝑟2 ! … , 𝑟𝑛 !
Contoh soal 22
Tentukan banyak kata berbeda yang dapat disusun dari huruf-huruf pada kata
MATEMATIKA!
Pembahasan:
Dari 10 huruf (M, A, T, E, M, A, T, I, K, A) terdapat huruf yang sama yaitu 𝑀 =
𝑟1 = 2, 𝐴 = 𝑟2 = 3, dan 𝑇 = 𝑟3 = 2.
Dengan menggunakan permutasi unsur yang sama, diperoleh:
Jadi, banyak kata berbeda yang dapat disusun dari huruf-huruf pada kata
10!
MATEMATIKA adalah 2!3!2!.
Ciri-ciri Permutasi:
Memerhatikan urutan
Kata kunci pada soal cerita: menyusun (dengan setiap posisi
memiliki arti yang berbeda), memilih/mengambil dengan
tujuan/jabatan tertentu.
Kombinasi r unsur dari n unsur yang berbeda (x1, x2, ..., xn) adalah seleksi tak
terurut r anggota dari himpunan (x1, x2, ..., xn). Dengan kata lain, kombinasi r unsur
dari n unsur yang berbeda merupakan subhimpunan dengan r unsur. Banyaknya
kombinasi r unsur dari n unsur yang berbeda dapat dinotasikan sebagai berikut.
𝑛
𝐶𝑟𝑛 ; 𝑛𝐶𝑟 ; 𝐶(𝑛, 𝑟) 𝑎𝑡𝑎𝑢 ( )
𝑟
Contoh soal 23
Pembahasan:
Untuk menentukan banyak kombinasi r unsur dari n unsur yang berbeda, dapat
digunakan teorema berikut.
𝑛!
𝐶𝑟𝑛 =
(𝑛 − 𝑟)! 𝑟!
Dengan menggunakan teorema tersebut, kombinasi 3 huruf dari huruf ABCDE lebih
mudah ditentukan yaitu sebagai berikut.
Diketahui:
r=3
n=5
5! 5!
𝐶53 = = = 10
(5 − 3)! 3! 2! 3!
b. Binomial Newton
Pembahasan:
3
(3𝑝 + (−2)) = 𝐶03 (3𝑝)3−0 (−2)0 + 𝐶13 (3𝑝)3−1 (−2)1 + 𝐶23 (3𝑝)3−2 (−2)2 +
3
Jadi, (3𝑝 + (−2)) = 27𝑝3 − 54𝑝2 + 36𝑝 − 8
c. Hubungan Antarkejadian
1. Definisi Gabungan Kejadian
Gabungan kejadian A dan B yang dinotasikan dengan 𝑨 ∪ 𝑩 adalah
peristiwa terjadinya A saja atau B saja atau dua-duanya terjadi. Gabungan
kejadian ditandai dengan kata “atau”.
2.Definisi Irisan Kejadian
Irisan kejadian A dan B yang dinotasikan dengan 𝑨 ∩ 𝑩 adalah peristiwa
terjadinya A dan B. Irisan kejadian ditandai dengan kata “dan”.
Contoh soal 28
Dua koin ditos dan hasilnya dicatat. Berikut ini dua kejadian yang diselidiki.
Pembahasan:
Ruang sampel dari hasil tos 2 koin adalah S = {(AA), (AG), (GA), (GG)}.
Kejadian 𝑀 :
Peluang kejadian M:
𝑛(𝑀) 3
𝑃(𝑀) = =
𝑛(𝑆) 4
Kejadian N:
𝑛(𝑁) 3
𝑃(𝑁) = =
𝑛(𝑆) 4
Kejadian 𝑀 ∩ 𝑁:
Peluang kejadian 𝑀 ∩ 𝑁:
𝑛(𝑀 ∩ 𝑁) 2 1
𝑃(𝑀 ∩ 𝑁) = = =
𝑛(𝑆) 4 2
Kejadian 𝑀 ∪ 𝑁:
Peluang kejadian 𝑀 ∪ 𝑁:
𝑛(𝑀 ∪ 𝑁) 4
𝑃(𝑀 ∪ 𝑁) = = =1
𝑛(𝑆) 4
𝑃(𝑎 ≤ 𝑋 ≤ 𝑏) = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎
Contoh soal 29
𝑋=𝑥 0 1 2 3
𝑃(𝑋 = 𝑥) 𝑘 𝑘 2 𝑘 2 + 𝑘 3𝑘 2 + 2𝑘
Dengan 𝑘 adalah suatu konstanta. Nilai 𝑘 adalah...
Pembahasan:
∑ 𝑓(𝑥) = 1
𝑥
5𝑘 2 + 4𝑘 − 1 = 0
(5𝑘 − 1)(𝑘 + 1) = 0
1
𝑘= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘 = −1 (tm)
5
1
Jadi, nilai 𝑘 = 5
Contoh soal 30
Sebuah dadu setimbang dilempar dua kali. Dari kedua lemparan itu X menyatakan
angka 4 dan Y menyatakan angka 6, untuk 𝐴 = {(𝑥, 𝑦)|2𝑥 + 𝑦 ≤ 2}, maka 𝑃((𝑥, 𝑦) ∈
𝐴) = ...
Pembahasan:
X = angka 4
Y = angka 6
1 2 3 4 5 6
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
X Total
𝑓(𝑥, 𝑦)
0 1 2 Baris
16 8 1 25
0
36 36 36 36
8 2 10
Y 1 0
36 36 36
1 1
2 0 0
36 36
25 10 1
Total kolom 1
36 36 36
𝐴 = {(𝑥, 𝑦)|2𝑥 + 𝑦 ≤ 2}
Sehingga,
16 8 1 8
= + + +
36 36 36 36
11 11
= =
36 12
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
Kejadian-kejadian komplemen
Oleh karena jumlah peluang semua kejadian pada ruang sampel adalah 1, maka:
Peluang empirik
Aturan penjumlahan
Kejadian saling lepas:
Aturan perkalian
Kejadian saling bebas:
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐵|𝐴) =
𝑃(𝐴)
Aturan pencacahan
Perbedaan antara Peraturan Perkalian dan Penjumlahan
Faktorial
𝑛! = 𝑛 𝑥 (𝑛 − 1)𝑥 (𝑛 − 2)𝑥 … 𝑥 3 𝑥 2 𝑥 1
Sifat-Sifat Faktorial
𝑛!
1. 𝑛 =
(𝑛 − 1)!
2. (𝑎 − 𝑏)! ≠ 𝑎! − 𝑏!
3. (𝑎 + 𝑏)! ≠ 𝑎! + 𝑏!
4. (𝑎 𝑥 𝑏)! ≠ 𝑎! 𝑥 𝑏!
5. (𝑎 ÷ 𝑏)! ≠ 𝑎! ÷ 𝑏!
𝑛!
𝑛𝑃𝑟 = 𝑃𝑟𝑛 = 𝑃(𝑛,𝑟) =
(𝑛 − 𝑟)!
Permutasi Siklis
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (𝑛 − 1)!
𝑛!
𝑛𝑃𝑟1 ,𝑟2,…,𝑟𝑛 =
𝑟1 ! 𝑟2 ! … , 𝑟𝑛 !
Ciri-ciri Permutasi:
- Memerhatikan urutan
- Kata kunci pada soal cerita: menyusun (dengan setiap posisi memiliki arti
yang berbeda), memilih/mengambil dengan tujuan/jabatan tertentu.
Kombinasi
𝑛!
𝐶𝑟𝑛 =
(𝑛 − 𝑟)! 𝑟!
Binomial Newton
1. Banyaknya bilangan ganjil yang terdiri dari 3 angka yang disusun dari angka-angka 2,
3, 4, 6, 7, dan 8 tanpa ada pengulangan angka adalah...
2. Ada lima pasang tamu dalam sebuah pesta. Jika masing-masing tamu belum saling
mengenal kecuali dengan padangannya dan mereka berjabat tangan dengan setiap
orang yang belum mereka kenal, maka terjadi jabat tangan sebanyak...
3. Seorang murid disuruh mengerjakan 10 soal dari 17 soal yang ada. Jika soal-soal yang
bernomor genap wajib dikerjakan, maka banyak cara mengerjakan soal-soal tersebut
adalah...
4. Banyak segitiga yang dapat dibuat dari 7 titik tanpa ada titik yang segaris adalah...
5. Enam kursi melingkari sebuah meja. Kursi tersebut akan diduduki oleh 5 anak terdiri
dari 3 perempuan dan 2 laki-laki. Jika kursi yang kosong diapit oleh anak laki-laki
dan perempuan, maka banyaknya susunan cara duduk adalah...
6. Sebuah kotak berisi 6 bola hitam dan 3 bola merah. Jika diambil 2 bola sekaligus,
maka peluang terambil keduanya jitam adalah...
7. Dari 10 siswa dan 6 siswi akan dipilih orang untuk menjadi anggota OSIS.
Kemungkinan yang terpilih ketiganya siswa adalah...
8. Dua dadu dilempar undi bersama-sama satu kali. Peluang muncul jumlah mata kedua
dadu habis dibagi 5 adalah...
9. Probabilitas seorang sembuh dari suatu penyakit setelah diberi obat tertentu adalah
90%. Jika diambil 6 orang yang terjangkit penyakit tersebut, maka peluang-peluang
sedikitnya 4 orang sembuh adalah...
10. Hasil produksi suatu barang menunjukkan rata-rata produksi barang yang rusak 20%.
Jika dari total produksi diambil 10 barang, maka peluang tepat 3 barang rusak adalah...
https://d14fikpiqfsi71.cloudfront.net/media/W1siZiIsIjIwMTYvMTEvMzAvMDMvMjkvND
kvNmJiNmE3NjQtMGIwMC00Y2NkLTk4MWMtOTU1ZWI5YTI2YzA2L0ZpeF9NYXRL
MTFTMjAtRmluYWwucGRmIl1d.pdf?sha=52daca62531e03dd
https://d14fikpiqfsi71.cloudfront.net/media/W1siZiIsIjIwMTYvMTEvMzAvMTAvNDEvMz
kvNGYyY2YwYzEtYTY2Zi00ZDcwLWFhYzMtZjY1ZjIwMDliYjJlL01hdGhHMTFTMjE
ucGRmIl1d.pdf?sha=5499258bf3367027
https://d14fikpiqfsi71.cloudfront.net/media/W1siZiIsIjIwMTcvMDEvMjUvMDMvNDgvMT
EvMjRmNWI4YmYtYjJhZS00YmI2LTk5NjYtODYxNDAyODc0YTBjL01hdGVtYXRpa2
FLMTFTMTkucGRmIl1d.pdf?sha=b858417b554487a7
Pratiwi, Yuli – Wijayakusuma, Intan. Fokus Pemantapan Materi Bank Soal Full Pembahasan
Matematika. Solo: Genta Smart Publisher, 2016.