Anda di halaman 1dari 55

SUB TEMA II

Halaman Judul
KAJIAN ETNOMATEMATIKA JEJAHITAN TRADISIONAL BALI
SEBAGAI KONTEKS PEMBELAJARAN DIGITAL MULTIMODAL
PADA MATERI BANGUN DATAR
UNTUK OPTIMALISASI PEMBELAJARAN BERMAKNA
DI MASA DAN PASCA PANDEMI COVID-19

Karya ini Disusun untuk Mengikuti


LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL
INOVASI PENDIDIKAN INDONESIA
IDEA #4

OLEH

IDA BAGUS KADE HENDRA ADI WIRAWAN (1813011017 – 2018)


PUTU WIA ROSITA DEWI (1913011047 – 2019)
KADEK DWIKI JULIANTARA (1713011050 – 2017)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Kajian Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali
Sebagai Konteks Pembelajaran Digital Multimodal
pada Materi Bangun Datar untuk Optimalisasi
Pembelajaran Bermakna di Masa dan Pasca
Pandemi Covid-19
2. Subtema : Strategi dan Solusi dalam Mewujudkan Pendidikan
Berkemajuan.
3. Ketua :
a. Nama Lengkap : Ida Bagus Kade Hendra Adi Wirawan
b. NIM : 1813011017
c. Jurusan : Matematika
d. Universitas : Universitas Pendidikan Ganesha
e. Alamat Rumah : Jalan Dewi Uma Gang Padi Nomor 1 Singaraja
f. No. HP : 08311786520
g. Email : ibhendraadi@gmail.com
4. Anggota : 1) Putu Wia Rosita Dewi
2) Kadek Dwiki Juliantara
5. Dosen Pembimbing :
a) Nama Lengkap : I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd.
b) NIP : 19880617 201404 1 001
c) No. Telp/HP : 085737233710
d) Email : putu.pasek@undiksha.ac.id
Singaraja, 19 Maret 2021
Menyetujui
Dosen Pembimbing Ketua

(I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd) (Ida Bagus Kade Hendra Adi W)
NIP. 19880617 201404 1 001 NIM. 1813011017

ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yang berjudul “Kajian Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali
Sebagai Konteks Pembelajaran Digital Multimodal pada Materi Bangun
Datar untuk Optimalisasi Pembelajaran Bermakna di Masa dan Pasca
Pandemi Covid-19” tepat pada waktunya.
Adapun karya tulis ini bertujuan untuk mengikuti perlombaan lomba karya
tulis ilmiah nasional IDEA#4 yang diselenggarakan oleh Universitas Mataram.
Tentunya dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dorongan dan dukungan dari berbagai pihak. Sebagai rasa
syukur dan hormat penulis maka melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Panitia atau pihak UKM Prima Universitas Mataram yang telah
memberikan wadah untuk menuangkan ide dan mengembangkan
kreativitas.
2. I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi terkait penyusunan
karya tulis.
3. Narasumber yang telah membantu melengkapi kajian karya tulis yang
telah disusun.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu hingga
terselesaikannya karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian karya tulis ini masih sangat
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Singaraja, 19 Maret 2021

Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii
Surat Pernyataan Orisinalitas ................................................................................. iii
Kata Pengantar ....................................................................................................... iv
Daftar Isi.................................................................................................................. v
Daftar Gambar ........................................................................................................ vi
Daftar Tabel .......................................................................................................... vii
Daftar Lampiran ................................................................................................... viii
Abstrak ................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penulisan .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
BAB III METODE PENULISAN ......................................................................... 12
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ........................................................................ 16
4.1 Unsur-Unsur pada Materi Bangun Datar Matematika yang Terdapat dalam
Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali ....................................................... 16
4.1.1 Observasi ......................................................................................... 16
4.1.2 Studi Literatur ................................................................................. 17
4.1.3 Hasil Wawancara ............................................................................ 17
4.2 Integrasi Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali dalam Pembelajaran
Matematika Sebagai Konteks Digital Multimodal ........................................ 20
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1.1 Produk Jejahitan Tradisional Bali ..................................................3
Gambar 2.1 Jejahitan Bali ..................................................................................9
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...........................................................................11
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Kualitatif ..........................................................12
Gambar 4.1 Sikut Bali dan Makna Pengukurannya ............................................18
Gambar 4.2 Bagan Tahapan Multimodal ............................................................21
Gambar 4.3 Konten Materi Teks Ajar Digital ....................................................23
Gambar 4.4 Contoh Konsep Video Kontekstual Bernuansa Etnomatematika ....24
Gambar 4.5 Simulasi Aplikasi Geogebra ...........................................................24

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 4.1 Lembar Analisis Domain ....................................................................16
Tabel 4.2 Unsur-unsur Bangun Datar yang Terdapat dalam Jejahitan Bali .......18

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Dosen Pembimbing dan Peserta


Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 3 Hasil Wawancara dengan Narasumber
Lampiran 4 Materi Teks Ajar Bernuansa Etnomatematika

viii
Kajian Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali Sebagai Konteks
Pembelajaran Digital Multimodal pada Materi Bangun Datar untuk
Optimalisasi Pembelajaran Bermakna di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19
Ida Bagus Kade Hendra A.W, Putu Wia Rosita D, Kadek Dwiki Juliantara
Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Perubahan paradigma atau praktik pembelajaran telah terjadi di masa pandemi
covid-19, seperti learning from home yang menjadikan pembelajaran digital harus
efektif. Pembelajaran matematika secara daring yang efektif dan bermakna
memerlukan pendekatan yang mampu mengakomodasi perbedaan gaya belajar
siswa serta memanfaatkan perkembangan teknologi dan mengintegrasikan nuansa
budaya yang dekat dengan kehidupan siswa. Pendekatan multimodal yang
memanfaatkan fitur-fitur komputer menjadi alternatif untuk mengakomodasi
beragamnya gaya belajar siswa, sedangkan pengintegrasian etnomatematika
jejahitan tradisional yang popular di setiap lapisan masyarakat di Bali menjadi
solusi kebermaknaan matematika bagi siswa. Tulisan ini bertujuan untuk (1)
mengetahui unsur-unsur matematika yang terdapat dalam etnomatematika
jejahitan Bali; serta (2) mengetahui pengintegrasian etnomatematika jejahitan
Bali sebagai konteks pembelajaran digital multimodal. Karya tulis ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan studi literatur, observasi, serta wawancara. Subyek dari penelitian ini
adalah srati banten di Bali, guru, dan siswa SMP. Bentuk-bentuk jejahitan Bali
yang memuat unsur bangun datar adalah taledan, lamak, ituk-ituk, ceniga,
tamiang, ketupat, porosan, dan ketupat sudamale yang berturut-turut berbentuk
persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium sama kaki, lingkaran, belah ketupat,
jajar genjang, dan layang-layang. Pembelajaran digital multimodal berbasis
etnomatematika jejahitan ini disajikan dalam bentuk materi teks digital yang
memuat masalah etnomatematika untuk siswa yang gaya belajarnya visual, video
pembelajaran kontekstual untuk yang auditori, dan simulasi geogebra bernuansa
etnomatematika untuk yang kinestetik. Jadi, pengintegrasian etnomatematika
jejahitan Bali sebagai konteks pembelajaran digital multimodal merupakan solusi
tepat dalam menciptakan pembelajaran mandiri dan bermakna bagi siswa sesuai
dengan gaya belajarnya masing-masing serta mempersiapkan pendidikan
berkemajuan di masa dan pasca pandemi Covid-19.
Kata Kunci: Etnomatematika, Jejahitan Bali, Multimodal, Bangun Datar.

ix
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Perkembangan digital di era globalisasi yang sangat pesat memberikan
dampak pada lahirnya generasi yang dekat dengan teknologi. Generasi tersebut
sering dikatakan sebagai generasi Z. Generasi Z merupakan orang yang lahir pada
periode 1995-2010 sehingga dianggap sebagai angkatan terbaru (Hadion Wijoyo
dkk, 2020). Karakter yang dimiliki oleh generasi milenial tersebut tentu dapat
beradaptasi dengan cepat di perkembangan zaman saat ini, terlebih Hadion
Wijoyo dkk, (2020) mengungkapkan generasi ini memiliki kontribusi besar
mendorong terjadinya revolusi industri 4.0 menuju society 5.0. Kelompok ini
merupakan kelompok masyarakat yang paling mampu mengikuti digitalisasi
industri. Salah satu cara untuk menyiapkan generasi dalam menghadapi era
tersebut adalah pembelajaran formal di sekolah. Konsep ini sangat sesuai dengan
merdeka belajar, dimana proses pembelajaran dalam program merdeka belajar
adalah belajar menggunakan teknologi dan menjangkau informasi dari lingkungan
sekitar (kemdikbud.go.id).
Proses pembelajaran saat ini berubah sejak kebijakan belajar dari rumah
(BDR) diterapkan oleh pemerintah Indonesia terhitung 16 Maret 2020 sebagai
upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19. Belajar dari rumah (BDR) yang
lambat laun kemudian disebut sebagai pembelajaran dalam jaringan (daring)
diartikan sebagai proses pembelajaran yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan
internet dan platform digital serta pendidik dan peserta didiknya terpisah
(kemdikbud.go.id).
Nyatanya, ketika pembelajaran diarahkan ke sistem daring menimbulkan
beberapa permasalahan. Krishnan (2016) mengungkapkan bahwa pembelajaran
matematika secara daring kurang disukai siswa. Lebih dari 50% siswa tidak
menyukainya. Lebih lanjut, (Adijaya, N., & Santosa, L, 2018) mengatakan bahwa
ada tiga permasalahan yang muncul dalam pembelajaran daring, yaitu penggunaan
materi ajar, interaksi siswa, dan suasana belajar. Selain itu, mengkhusus berbicara

1
mengenai matematika, pelajaran ini memberikan informasi yang abstrak dan
banyak siswa menganggap sebagai momok yang seram ditambah bervariasinya
gaya belajar dari siswa. DePorter dalam Widayanti (2013) mengungkapkan bahwa
ada tiga jenis gaya belajar siswa, yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial,
dan gaya belajar kinestetik. Lebih lanjut dijelaskan, siswa dengan gaya belajar
visual belajar melalui apa yang mereka lihat, siswa auditorial belajar melalui apa
yang mereka dengar, dan siswa kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.
Mengetahui gaya belajar siswa dapat mempermudah guru untuk
menyediakan lingkungan yang mendukung dan mempermudah siswa menyerap
informasi secara maksimal. Apabila guru menerapkan pembelajaran yang sesuai
dengan gaya belajar siswa maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
(DePorter, B., Reardon & Nourie, 1999). Pembelajaran yang mampu
mengakomodasi ketiga gaya belajar yang dimaksud terlebih situasi daring saat ini
adalah melalui penerapan pendekatan multimodal.
Pembelajaran dengan pendekatan multimodal adalah proses pembelajaran
yang mengkaji satu topik materi dengan beberapa cara penyajian, didalamnya
terdapat teks atau bahan ajar digital untuk akomodasi gaya belajar visual, video
pembelajaran kontekstual untuk akomodasi gaya belajar auditorial, dan
penggunaan media atau aplikasi pembelajaran untuk akomodasi gaya belajar
kinestetik. Terlebih saat ini kehidupan sangat dekat dengan teknologi sehingga
konsep multimodal memiliki peluang untuk dikembangkan. Aneka fitur video
yang multimodal dalam bentuk animasi, tutorial, video kontekstual dapat
membantu siswa secara signifikan untuk memahami konsep matematika yang
bersifat abstrak, meningkatkan kemampuan komputasi, simbolik, manipulatif,
grafis, dan visualisasi (Sudiarta & Widana, 2019); (Sudiarta & Nugraha, 2019);
(Sukawijaya & Sudiarta, 2018); (Apsari, D. M., & Sudiarta, I. G. P., 2018);
(Sudiarta, & Sadra, 2016) . Siswa menggunakan kemampuan TIK yang
multimodal untuk melakukan perhitungan, menggambar grafik, mengumpulkan,
mengelola, menganalisis dan menafsirkan data, serta bertukar informasi.
Teknologi interaktif multimodal mampu memfasilitasi siswa dalam menyelidiki,
membuat, dan mengkomunikasikan ide, namun tidak akan optimal jika pola
penyajian konten multimodal tersebut kurang memfasilitasi siswa dalam

2
penemuan konsep sesuai konstruktivisme dan pembelajaran yang lebih bermakna.
Kebermaknaan pembelajaran matematika tentunya konten pembelajran mampu
menghadapkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan siswa sendiri.
Salah satu cara membelajarkan ke siswa dalam menemukan konsep secara
bermakna adalah melalui pengenalan budaya yang ada di lingkungan sekitar
dalam proses pembelajaran, yang dalam hal ini melalui pengintegrasian konteks
etnomatematika. Etnomatematika adalah salah satu bentuk pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan budaya lokal dalam pembelajaran matematika
(Arisetyawan & Rahmat, 2014). Masing-masing daerah memiliki budaya khasnya
untuk diperkenalkan sebagai etnomatematika. Bali merupakan daerah yang
terkenal akan keragaman budaya yang dimiliki. Sebagai bentuk upaya
memberikan pengalaman belajar matematika yang bermakna ke siswa adalah
melalui penggunaan nilai budaya yang mudah dijumpai dan dikenal di semua
lapisan masyarakat. Etnomatematika yang dimaksud ialah salah satunya jejahitan
tradisional Bali. Produk budaya jejahitan yang ada di Bali dan matematika dapat
dihubungkan dengan serasi sehingga diharapkan siswa dapat belajar konsep
matematika dan nilai-nilai budaya yang bisa untuk menanamkan karakter baik
pada siswa. Contoh karya jejahitan Bali yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika adalah taledan, ituk-ituk, lamak, porosan, dan lain-lain
yang erat kaitannya dengan materi bangun datar.

Gambar 1.1 Produk Jejahitan Tradisional Bali


Beberapa penelitian terkait etnomatematika mengungkap bahwa ketika
belajar matematika memperhatikan unsur ini dapat meningkatkan domain kognitif
dan afektif siswa. Utami dkk, (2018); Paramartha (2019) menjelaskan bahwa
pembelajaran matematika berbasis etnomatematika dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan membangun karakter positif siswa. Terlebih
nuansa etnomatematika jejahitan Bali ini disajikan dalam bentuk teks ajar digital,
video kontekstual, dan simulasi aplikasi geogebra sehingga penggunaan TIK

3
dapat terus dioptimalkan dalam belajar matematika sesuai dengan tuntutan
pendidikan revolusi industri 4.0 di masa pandemi Covid-19 (Akmal & Santaria,
2020).
Oleh karena itu, untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa selama
pembelajaran matematika secara daring dan menciptakan pembelajaran
matematika yang bermakna ke siswa adalah melalui kajian inovasi pendidikan
berkemajuan di masa dan pasca pandemi Covid-19. Kajian Etnomatematika
Jejahitan Tradisional Bali Sebagai Konteks Pembelajaran Digital
Multimodal pada Materi Bangun Datar untuk Optimalisasi Pembelajaran
Bermakna di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19 diharapkan menjadi solusi
yang tepat menunjang pendidikan berkemajuan, menciptakan suasana belajar yang
efektif, dan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dan domain
lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, adapun permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Apa saja unsur pada materi bangun datar matematika yang terdapat dalam
etnomatematika jejahitan tradisional Bali?
2. Bagaimana pengintegrasian etnomatematika jejahitan tradisional Bali
sebagai konteks pembelajaran digital multimodal pada materi bangun
datar?

1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penulisan
karya tulis ini adalah.
1. Untuk mengetahui unsur-unsur materi bangun datar matematika yang
terdapat dalam etnomatematika jejahitan tradisional Bali.
2. Untuk mengetahui pengintegrasian etnomatematika jejahitan tradisional
Bali sebagai konteks pembelajaran digital multimodal pada materi bangun
datar.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.

4
1. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi mengenai aspek-aspek Etnomatematika dalam hal ini
jejahitan Bali yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran
matematika SMP pada materi bangun datar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Terakomodasinya gaya belajar siswa melalui penerapan pembelajaran
dengan pendekatan multimodal dan memberikan pengalaman belajar
matematika yang bermakna karena menggunakan konten belajar berasal
dari lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Guru
Memberikan wawasan baru untuk mengintegrasikan jejahitan Bali
dalam mengajar materi bangun datar sebagai upaya menciptakan
pembelajaran matematika yang bermakna dan membiasakan diri untuk
memperhatikan seluruh gaya belajar siswanya agar terfasilitasi dengan
baik, salah satunya pengoptimalan pendekatan multimodal dalam
pembelajaran daring.
c. Bagi Sekolah
Memberikan informasi tambahan terkait pengkajian penerapan
pendekatan multimodal dalam mengajar daring untuk kemudian dapat
dikenalkan kepada seluruh guru dalam rangka memfasilitasi seluruh
karakteristik gaya belajar siswa.
d. Bagi Peneliti atau Umum
Memberikan informasi untuk dijadikan kajian pendukung dalam
melakukan penelitian lanjutan ke lapangan baik berupa tindakan kelas
maupun pengembangan dalam mengkaji etnomatematika dan pendekatan
multimodal di pembelajaran daring.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Digital Era Revolusi Industri 4.0 di Masa Covid-19


Di tengah pandemi Covid-19 ini sektor pendidikan mengalami disrupsi
hebat yang mengakibatkan peran guru menjadi lebih berat. Pembelajaran yang
biasanya dilakukan dengan tatap muka secara langsung kini terbatas oleh jarak
dan tempat, segala aktivitas dilakukan secara daring atau via online. Moore Joi &
Krista (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran sistem daring (online) adalah
suatu sistem pembelajaran yang menggunakan jaringan atau sistem internet
sebagai alat penyambung dengan aksesibilitas, fleksibilitas, dan konektivitas, serta
kemampuan untuk mengakses atau menjangkau interaksi pembelajaran lainnya.
Hal ini menuntut dan mengharuskan guru untuk lebih adaptif menghadapi situasi
dan mengikuti perkembangan teknologi dalam penerapan pola pembelajaran
(Harto, 2018). Terlebih di era 4.0 yang menjadi awal dari babak baru dalam
peradaban manusia ditambah dengan adanya wabah Covid-19 yang merupakan
real change yang ditandai dengan penggunaan teknologi informasi di era digital.
Pembelajaran digital di Era Revolusi Industri 4.0 memiliki tantangan
sekaligus peluang bagi lembaga pendidikan. Di Era Revolusi Industri 4.0, sistem
pendidikan diharapkan dapat mewujudkan siswa memiliki keterampilan yang
mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta
ketrampilan komunikasi dan kolaborasi. Ditambah dengan keterampilan mencari,
mengelola dan menyampaikan informasi serta terampil menggunakan informasi
dan teknologi sangat dibutuhkan (Risdianto, 2019).
Guru yang profesional tidak hanya dilihat dari seberapa besar dan
banyaknya materi yang ia ketahui dan kuasai namun bagaimana ia mampu
mentransformasikan ilmu pengetahuan (knowledge), nilai (value) dan kebudayaan
(culture) yang membawa produktifitas tinggi dan kualitas karya yang dapat
bersaing di era milenial ini serta bagaimana siswa mengimplementasikan ilmu
yang telah diberikan (Jannah & Santaria, 2020). Dalam penanganan mutu kualitas
pendidikan era revolusi 4.0 ditengah wabah covid ini guru perlu lebih kreatif lagi

6
dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode atau cara berpikir kritis,
kreativitas, keterampilan komunikasi, dan pendidikan karakter khususnya.
Pendidikan karakter dikhususkan karena karakter atau moral menjadi satu-satunya
ilmu yang tidak dapat diberikan oleh digital atau mesin apa pun, untuk itu
pendidikan karakter atau moral menjadi kunci bagi guru dalam mempertahankan
eksistensi profesi, fungsi dan perannya dalam dunia pendidikan.
2.2 Macam-Macam Gaya Belajar Siswa
Gaya belajar siswa atau modalitas belajar, penting dipahami oleh guru.
Setiap siswa mempunyai kelebihan dan kekurangan, serta preferensi bagaimana
sebuah informasi diproses berbeda pada setiap siswa. Mengetahui gaya belajar
siswa, akan mempermudah guru untuk menyediakan lingkungan yang mendukung
dan mempermudah siswa menyerap informasi secara maksimal (Widayanti,
2013). Ada baiknya, selain mengetahui gaya belajar siswa, guru pun harus tahu
gaya belajar dirinya sendiri agar tidak salah paham menanggapi cara belajar
siswa. Ide dasar untuk menemukan gaya belajar, untuk membantu mempermudah
siswa ketika belajar. Setiap siswa mempunyai cara yang paling mudah untuk
belajar dan untuk menyerap informasi. Tugas guru adalah memaksimalkan gaya
belajar siswa yang paling menonjol dan memperkenalkan gaya belajar lainnya
agar siswa belajar secara maksimal. Ada tiga jenis gaya belajar, yaitu: gaya
belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik (DePorter, B.,
Reardon & Nourie, 1999). Secara sederhana, siswa dengan gaya belajar visual
belajar melalui apa yang mereka lihat, siswa auditorial belajar melalui apa yang
mereka dengar dan siswa kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.
2.3 Pendekatan Pembelajaran Matematika Multimodal
Pendekatan multimodal merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
matematika yang mengarahkan siswa untuk membentuk sendiri pemahaman atau
konsep mereka terhadap mata pelajaran yang dipelajari. Pemahaman atau konsep
yang dihasilkan tersebut dihasilkan melalui beberapa tahap, mulai dari bagaimana
sebuah informasi diproses oleh siswa, dilanjutkan bagaimana informasi yang
diperoleh tersebut dikonstruksi atau dibangun berdasarkan tingkat atau daya
kemampuan berpikir mereka, dan yang terakhir bagaimana informasi yang telah
dikonstruksi tersebut diatur berdasarkan fungsi dan kedudukannya. Dengan kata

7
lain, pendekatan multimodal menjadi suatu pendekatan yang bersifat fleksibel
karena bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana
yang mendukung mata pelajaran, misalnya seperti pemanfaatan kertas bekas
untuk membentuk beberapa bangun ruang, pengenalan berbagai pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkenalkan logika matematika dan
lain sejenisnya (Hamdi, 2013).
Enam strategi pada pendekatan multimodal merupakan bagian penentu hasil
pembelajaran matematika yang diperoleh. Keenam strategi tersebut yakni: (1) real
thing, (2) number, (3) word, (4), diagram (5) story, (6) symbol. Strategi berupa
tahapan atau cara yang ditempuh dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut
dilatarbelakangi dan disesuaikan dengan beberapa tahap perkembangan kognitif
anak. Tahapan tersebut dimulai dari tahap enaktif di mana pemahaman seorang
anak dibentuk berdasarkan wujud konkret dari sebuah benda yang dilihat
sedangkan tahap kedua, yakni tahap ikonik di mana pemahaman seorang anak
dibentuk berdasarkan sketsa atau gambar yang dilihat. Tahap terakhir, yakni tahap
simbolik di mana pemahaman seorang anak dibentuk berdasarkan simbol-simbol
yang dilihat. Berdasarkan ketiga tahapan dari Bruner dan Dienes tersebut,
membuat Woong Khoon Yoong berhasil mengembangkan pendekatan multimodal
(Yee, 2008).

2.4 Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali Pada Materi Bangun Datar


Kaitan antara matematika dengan budaya tertuang dalam etnomatematika.
Etnomatematika adalah suatu irisan antara studi etnografi, etnomodeling dan
matematika itu sendiri. Abiam et al., (2016) menjelaskan bahwa etnomatematika
adalah ilmu angka dan manipulasi yang tertanam dalam budaya masyarakat.
Konsep geometris seperti persegi, persegi panjang, lingkaran, garis lurus, sudut,
garis sejajar dan tegak lurus dan garis simetri tertanam dalam budaya seperti tikar,
rumah, jebakan ikan, dan sebagainya.
Kajian mengenai etnomatematika juga telah sampai pada budaya Bali.
Beberapa diantaranya yakni Suryanatha, N. & Apsari, R (2013) mengkaji konsep
modulo yang terdapat pada sistem pemberian nama orang di Bali. Puspadewi &
Putra (2014) juga telah mengkaji etnomatematika yang ada pada kerajinan
anyaman di Bali serta kaitannya dalam pembelajaran. Unsur-unsur matematika

8
yang dapat dipelajari pada kerajinan anyaman antara lain konsep pengubinan,
konsep garis-garis sejajar, dan sudut. Selain yang telah disebutkan, salah satu
unsur budaya Bali yang lain tak kalah menariknya adalah jejahitan Bali.
Jejahitan merupakan hasil dari proses mejejahitan. Secara konsepsional
“majejahitan” sebagaimana diungkapkan oleh Agung Mas Putra (1985: 4)
merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan bentuk-bentuk dari potongan bahan
dedaunan seperti “busung” (daun kelapa yang masih muda atau janur), “selepan”
(daun kelapa yang masih hijau), “ron” (daun enau yang masih hijau), “ambu”
(daun masih muda yang berwarna putih) dan “ental” atau rontal (daun dari pohon
ental masih muda dan memlalui proses pengeringan).
Jenis jejahitan Bali sangatlah beraneka ragam, dari yang sederhana sampai
yang rumit. Jejahitan sederhana seperti tamas, ituk-ituk, ceper, taledan sedangkan
contoh jejahitan yang rumit seperti sampian pajegan, lis, sampian jerimpen yang
mana masing-masing daerah mungkin memiliki nama yang berbeda (Rahayu,
2018). Berikut merupakan beberapa ilustrasi dari jejahitan sederhana.

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Gambar 2.1 Jejahitan Bali

Beberapa jejahitan sederhana di atas memiliki relasi yang kuat dengan


materi bangun datar. Seperti (1) serupa dengan persegi, (2) serupa dengan
segitiga, (3) serupa dengan trapezium, (4) serupa dengan persegi panjang, (5)
serupa dengan belah ketupat, dan (6) serupa dengan layang-layang. Selain itu
masih banyak jejahitan lainnya yang membentuk bangun datar yang dapat
dijumpai dalam kehidupan di Bali. Paramartha (2019), apabila etnomatematika
jejahitan Bali diintegrasikan dalam pembelajaran maka dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan menumbuhkan karakter positif siswa dalam
belajar matematika. Dengan kata lain, etnomatematika jenis ini memiliki manfaat
yang besar ketika diimplementasikan dalam pembelajaran matematika terlebih
situasi daring seperti sekarang.

9
2.5 Penelitian yang Relevan
Sebagai penunjang dalam kajian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu
yang relevan dengan masalah dikaji.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kadek Rahayu Puspadewi dan I Gusti Putu
Arya Wulandari (2018) yang berjudul “Etnomatematika Jejahitan Bali”,
dalam penelitian yang menyasar ibu-ibu PKK ditemukan bahwa terdapat
beberapa bentuk jejahitan yang memiliki kesesuaian dengan bangun datar.
Relevansi dengan kajian ini adalah sama-sama membahas jejahitan Bali
tetapi kajian ini melihat adanya potensi ketika diterapkan dalam
pembelajaran matematika secara daring.
2. Penelitian yang dilakukan oleh I Gede Lanang Paramartha (2019) yang
berjudul “Penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Etnomatematika”, dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa LKS
berbasis etnomatematika memberikan manfaat bahwa meningkatnya
kemampuan pemecahan masalah dan menumbuhkan karakter positif siswa
dalam pembelajaran matematika. Relevansinya dengan kajian ini adalah
sama-sama membahas tentang integrasi etnomatematika Bali dalam
pembelajaran matematika namun kajian ini lebih membahas tentang
jejahitan Bali dijadikan bahan ajar digital multimodal dalam pembelajaran
daring.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Purwoko, Nugraheni, dan Nadhilah (2020)
yang berjudul “Analisis Kebutuhan Pengembangan E-Modul Berbasis
Etnomatematika Produk Budaya Jawa Tengah”, dalam penelitian ini
ditemukan hasil bahwa sangat perlu dikembangkan e-modul berbasis
etnomatematika budaya Jawa Tengah dalam pembelajaran. relevansinya
dengan kajian ini adalah sama-sama membahas tentang potensi
etnomatematika untuk dijadikan bahan ajar digital namun kajian ini
berfokus pada jejahitan Bali dengan menjadikannya sebagai konteks.

10
2.6 Kerangka Berpikir
Adapun paradigma berpikir dari kajian yang dilakukan adalah
digambarkan seperti pada bagan berikut.

Gaya belajar siswa beragam


Input Proses
dan siswa kurang merasakan
manfaat belajar dalam
kehidupan sehari-hari sehingga
berpengaruh pada kualitas
pembelajaran daring seperti Mengeksplor nilai
sekarang. matematika yang
terdapat pada
jejahitan Bali
Melakukan studi literatur, untuk diterapkan
observasi, dan wawancara dalam
untuk mencari tahu potensi pembelajaran
integrasi jejahitan Bali pada matematika dan
salah satu materi matematika dijadikan konteks
untuk dijadikan konteks digital multimodal.
pembelajaran digital.

Pembelajaran matematika dengan


Output mengintegrasikan nilai jejahitan
Bali sebagai konteks
pembelajaran digital multimodal
pada materi bangun datar.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


Kajian ini diawali dengan tujuan untuk mengakomodasi seluruh gaya belajar
siswa yang beragam dalam pelaksanaan pembelajaran dan memberikan
pengalaman belajar bermakna bagi siswa, terkhusus pada pembelajaran
matematika secara daring. Memfasilitasi gaya belajar yang bermacam adalah
melalui pendekatan multimodal dan menciptakan pembelajaran bermakna salah
satunya melalui mengaitkan materi dengan nilai budaya yang sudah populer di
semua lapisan masyarakat. Kajian etnomatematika jejahitan tradisional bali
sebagai konteks pembelajaran digital multimodal pada materi bangun datar untuk
optimalisasi pembelajaran Bermakna merupakan solusi tepat untuk menciptakan
pendidikan berkemajuan di masa dan pasca pandemi Covid-19.

11
BAB III
METODE PENULISAN
BAB III METODE PENULISAN

3.1 Metode Penulisan


Penulisan karya tulis ilmiah ini mengikuti pendekatan kualitatif. Metode
kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data terkait etnomatematika jejahitan
tradisional Bali dan potensi pengintegrasian dalam menunjang pembelajaran
matematika secara digital dan bersifat multimodal. Berikut merupakan tahapan
penelitian kualitatif menuruf Spradley (Wijaya, 2018).

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Kualitatif


Garis putus-putus merepresentasikan bahwa fokus yang luas dan sempit
terjadi secara serentak, tetapi dengan pemfokusan yang lebih besar pada satu atau
beberapa tahap penelitian yang lain.
Dalam rangka memperoleh informasi tersebut, peneliti melakukan studi
dokumen, observasi, dan wawancara pada narasumber yang dipilih serta
mendokumentasikan hasil wawancara baik secara audio-visual maupun catatan
hasil wawancara.

12
3.2 Subyek dan Tempat Penelitian
Subyek penelitian adalah narasumber yang dapat memberikan informasi
dan penjelasan mengenai masalah yang diteliti. Dalam hal ini subyek penelitian
yaitu srati banten yang ada di Bali dengan maksud mengetahui macam-macam
jejahitan Bali dan unsur yang terkandung. Subyek penelitian yang kedua yaitu
beberapa guru matematika jenjang SMP di Kota Singaraja, dengan maksud
memperoleh informasi tentang proses pembelajaran matematika secara daring
yang telah berlangsung dan diskusi singkat mengenai etnomatematika. Subyek
yang ketiga adalah beberapa siswa jenjang SMP kelas VII di Kota Singaraja,
dimintai pendapat tentang pengetahuan dan respon apabila etnomatematika
jejahitan diterapkan dalam pembelajaran. Ketiga subyek tersebut dipilih secara
acak untuk memperkuat kajian yang dilakukan.
3.3 Obyek Penelitian
Obyek yang menjadi kajian dalam tulisan ini adalah bentuk-bentuk
jejahitan Bali yang mengandung unsur matematika khususnya pada materi
bangun datar dan potensi pengintegrasiannya sebagai konteks digital multimodal
dalam optimalisasi pembelajaran matematika yang bermakna.
3.4 Prosedur Penulisan
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur
penelitian kualitatif sebagai berikut.
1. Tahap Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan di lapangan dan di luar lapangan.
Pertama adalah melakukan penelitian di luar lapangan, yaitu dengan studi
literatur, menemukan masalah umum untuk dikaji, tujuan umum kajian, dan
dilanjutkan dengan eksplorasi menyeluruh tentang masalah tersebut di
lapangan.
2. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi masalah dan informasi yng
diperoleh dari tahap penelitian pendahuluan, menguncupkan masalah, memilih
masalah kajian, menentukan tujuan penelitian, menyiapkan instrumen dengan
studi literatur atau dokumentasi, dan diskusi dengan dosen pembimbing.

13
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan penelitian di lapangan untuk
menghimpun data mendukung kajian yang diangkat. Adapun kegiatan dalam
tahap ini adalah memilih subyek penelitian yang sesuai kriteria, memilih
lokasi penelitian, serta mengumpulkan data berupa catatan lapangan,
rekaman audio, serta foto atau video hasil dari proses observasi dan
wawancara.
4. Tahap Analisis Data
Tahapan ini terdiri dari analisis data selama di lapangan dan analisis data
setelah di lapangan. Selama di lapangan, analisis data dilakukan secara
berkelanjutan oleh peneliti serta subyek penelitian terhadap data yang
diperoleh. Setelah keluar lapangan, analisis data dilakukan secara
komprehensif oleh peneliti serta pembimbing sebagai ahli untuk melihat
potensi dari kajian yang dilakukan. Terakhir dilanjutkan dengan tahap
penyusunan laporan.
3.5 Sumber Data
Sumber data dalam kajian ini terdiri dari dua, yaitu data utama (data
primer) dan data sekunder (Suharsimi, 2006). Data sekunder diartikan sebagai
data yang diperoleh dari sumber bacaan, hasil studi, jurnal, artikel dan dokumen-
dokumen. Data sekunder dalam kajian ini adalah menelaah berbagai pustaka
untuk mengetahui karakteristik jejahitan Bali dan bangun datar untuk mengetahui
korelasi yang ada. Selain itu, menelaah pula pendekatan pembelajaran multimodal
dan potensi pengintegrasiannya dalam pembelajaran matematika.
Data primer diartikan sebagai data yang dapat diperoleh secara langsung
dari tempat penelitian. Sumber data yang diperoleh dari tempat penelitian, berasal
dari proses observasi dan wawancara dengan subyek penelitian secara tatap muka
dan online. Hasil wawancara dan observasi dengan srati banten, guru, dan siswa
SMP bertujuan untuk mendukung temuan yang dilakukan pada studi literatur.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada karya tulis ini dilakukan dengan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting), sumber data primer, dan lebih banyak pada

14
observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth
interview), dan dokumentasi (Sugiyono, 2018).
1. Observasi
Metode observasi digunakan untuk menggali data atau informasi berupa
fakta yang sebenarnya di lapangan dengan cara yang ilmiah untuk
mendapatkan data yang akurat.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan suatu peristiwa yang sudah terjadi, dapat
berupa tulisan, gambar, video, rekaman suara, atau karya monumental dari
seseorang. Dokumentasi dapat menjadi pelengkap data penelitian setelah
melakukan observasi dan wawancara.
3. Wawancara
Wawancara mendalam diperlukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden memberikan jawaban
secara luas. Pertanyaan diarahkan pada mengungkapkan kehidupan
responden, konsep, persepsi, peranan, kegiatan, dan peristiwa yang
berkenaan dengan fokus yang diteliti.
3.7 Analisis Data
Pengolahan data-data yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini adalah
teknik analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan metode untuk
menyelidiki obyek dari permasalahan yang tidak dapat diukur dengan angka-
angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Metode ini bisa diartikan sebagai
metode yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Data yang telah didapatkan dari berbagai sumber rujukan
dideskripsikan secara jelas dan rinci pada bagian telaah pustaka. Semua data yang
diperoleh baik dari sumber dokumentasi, maupun pengamatan akan dikorelasikan
guna menghasilkan gagasan baru. Gagasan baru yang dihasilkan akan dipaparkan
secara jelas dan dideskripsikan secara rinci sesuai dengan kebutuhan dan masalah
yang telah diuraikan pada rumusan masalah sebelumnya (Sugiyono, 2009).

15
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1 Unsur-Unsur pada Materi Bangun Datar Matematika yang Terdapat


dalam Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali
Setelah dilakukan studi literatur dan dokumentasi dari berbagai data
sekunder, diperoleh bentuk jejahitan Bali yang memiliki keterkaitan dengan
karakteristik materi matematika, yaitu bangun datar. Penelitian ini diawali dengan
melakukan eksplorasi guna mencari tahu mengenai etnomatematika apa saja yang
terdapat pada jejahitan Bali, baik dari proses pembuatannya ataupun dari bentuk
jejahitan itu sendiri. Dalam rangka mendukung kajian yang dilakukan juga
dilakukan tahap observasi dan wawancara dari berbagai narasumber, terdiri dari
srati banten, guru matematika, dan siswa SMP kelas VII.

4.1.1 Observasi
Observasi terhadap proses pembelajaran matematika secara daring
didapatkan bahwa guru menjelaskan materi ke siswa cenderung mengikuti
alur buku teks, tidak ada sentuhan menyisipkan nilai budaya dalam
pembelajaran sehingga kurang memberikan pengalaman belajar bermakna
bagi siswa. Tim juga melakukan pendekatan ke beberapa siswa untuk
mengetahui apakah siswa mengenal bentuk jejahitan tersebut dan
menanyakan adakah ide yang terlintas ketika melihat jejahitan Bali. Rata-rata
siswa mengetahui nama dari jejahitan dan mengetahui fungsinya secara
budaya dikarenakan sering mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya sampai disitu, tim juga melakukan observasi kepada srati
banten (tokoh agama) untuk mengetahui hal dasar yang ada pada jejahitan
Bali atau biasa disebut analisis domain. Diperoleh hasil seperti tabel berikut.
Tabel 4.1 Lembar Analisis Domain
Rincian Hubungan
No. Domain
Domain Semantik
Digunakan sebagai alat untuk
Adalah
1 Bahasa mempermudah perhitungan dalam
sikut
pembuatan jejahitan Bali

16
Rincian Hubungan
No. Domain
Domain Semantik
Kebiasaan yang bersifat non formal yang
Sistem Suatu
2 digunakan dalam pembuatan jejahitan
Pengetahuan kebiasaan
banten tradisional Bali
Aturan yang berlaku pada pembuatan
Aturan
Jejahitan banten tradisional Bali yang
3 Sistem Religi yang
jika dilanggar dipercaya akan
berlaku
memberikan dampak yang buruk

Domain di atas memiliki keterkaitan ketika diterapkan dalam proses


pembelajaran matematika di kelas. Hal ini sesuai yang diungkap oleh
Widyantini (2021), etnomatematika diterapkan dalam pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

4.1.2 Studi Literatur


Setelah dilakukan studi terhadap beberapa literatur, didapatkan hasil
bahwa terdapat banyak bentuk jejahitan Bali yang memiliki karakteristik
mirip dengan bangun datar. Puspadewi (2018); Paramartha (2019)
mengungkapkan bahwa bangun datar yang ada pada jejahitan Bali adalah
persegi, persegi panjang, segitiga, trepesium sama kaki, layang-layang, belah
ketupat, jajar genjang, dan lingkaran. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan
oleh Budiarti (2019), bahwa jejahitan Bali memiliki banyak kaitan pada
materi matematika. Selain bangun datar, juga dapat digunakan pada materi
geometri seperti translasi, rotasi, refleksi, dan dilatasi.

4.1.3 Hasil Wawancara


Berdasarkan studi literatur dan observasi yang dilakukan ditemukan
banyak bentuk jejahitan memiliki unsur bangun datar. Sebagai upaya untuk
memperkuat kajian dilakukan wawancara dengan salah satu tokoh agama
yang berkecimpung di bidang mejejahitan. Hasil wawancara didapat dari
kegiatan wawancara yang melibatkan satu orang srati.
“Pada saat melakukan pembuatan jejahitan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu mengenai kesucian baha-bahan yang digunakan karena
berkaitan dengan sembah bakti yang kita persembahkan, kemudian
selanjutnya kita harus memperhatikan sikut yang sesuai dengan jenis

17
jejahitan yang dibuat. bagaimana ketulusan kita pada saat membuat banten
juga sangat penting.
Menurut beliau, langkah yang digunakan dalam pembuatan banten
yang terdiri dari berbagai macam jejahitan harus memiliki ukuran yang sama
atau kerap disebut dengan sikut (ukuran yang digunakan sebagai acuan)
misalnya untuk tamas ajengan digunakan sikut 2 langkat (1 langkat jejahitan
merupakan jarak antara ujung ibu jari dengan ujung jari tengah). Kemudian
potongan janur disesuaikan dengan sikut pertama sehingga memiliki ukuran
yang sama. Setelah semua janur dipotong kemudian direkatkan dengan semat
(lidi kecil dari bambu) di mana ujungnya saling menyatu dan bersilangan
sehingga tengah-tengahnya menjadi satu. Lakukan hal ini terus sampai
menyerupai lingkaran. Begitu juga untuk jejahitan yang lain seperti ceper,
aled, tamiang dan lainnya.

Gambar 4.1 Sikut Bali dan Makna Pengukurannya

Berdasarkan observasi, studi literatur, dan wawancara dapat disimpulkan


unsur-unsur bangun datar matematika yang terdapat dalam jejahitan Bali seperti
yang tersaji pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Unsur-unsur Bangun Datar yang Terdapat dalam Jejahitan Bali

Implementasi
No. Etnomatematika Konsep Matematika
Pembelajaran
Ceper Mengidentifikasi unsur-
unsur persegi, menentukan
1 keliling, luas, simetri lipat
dan putar

18
Ituk-ituk Mengidentifikasi
unsur-unsur segitiga,
menentukan keliling, luas,
2 simetri lipat dan putar
pada segitiga.

Lamak Mengidentifikasi unsur-


unsur persegi panjang,
menentukan keliling, luas
3 persegi panjang, simetri
lipat dan putar.

Ceniga Mengidentifikasi
unsur-unsur trapesium
sama kaki,
4 menentukan keliling
dan luas, menentukan
simetri lipat dan putar
pada trapesium
Tamiang Mengidentifikasi unsur-
unsur lingkaran,
menentukan keliling
5 dan luas, menentukan
simetri lipat dan putar
pada lingkaran.

Ketupat Mengidentifikasi unsur-


unsur belah ketupat,
menentukan keliling, luas,
6
simetri lipat dan putar
pada belah ketupat.

Ketupat Sudamale Mengidentifikasi unsur-


unsur layang-layang,
7 menentukan keliling, luas,
simetri lipat dan putar
pada layang-layang.
Porosan Mengidentifikasi unsur-
unsur jajar genjang,
menentukan keliling, luas,
8 simetri lipat dan putar
pada jajar genjang.

19
4.2 Integrasi Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali dalam
Pembelajaran Matematika Sebagai Konteks Digital Multimodal
Setelah proses eksplorasi etnomatematika pada jejahitan Bali, materi
bangun datar kelas VII adalah salah satu materi yang sesuai untuk diintegrasikan
dengan etnomatematika pada jejahitan Bali dan dijadikan sebagai konteks
pendekatan multimodal. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhadap
guru matematika yang mengajar di kelas tersebut terkait dengan bagaimana
diterapkannya etnomatematika pada jejahitan Bali dan kesesuaian dengan
kurikulum yang diterapkan pada pembelajaran, serta bagaimana skenario
pembelajaran yang sesuai agar pembelajaran dapat berjalan kondusif dan siswa
juga dapat merasakan manfaat dari diintegrasikannya etnomatematika pada
jejahitan Bali dalam pembelajaran. Beberapa siswa masih belum begitu
mengetahui adanya matematika yang bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
terlebih pada budaya yang dimilikinya tetapi tahu persis tentang jejahitan.
Ditambah lagi sejak diberlakukannya pembelajaran jarak jauh siswa kurang
tertarik menyimak materi dan mengerjakan tugas secara tidak maksimal. Hal ini
tentu berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa dan domain lainnya.
Hasil observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan
mengintegrasikan etnomatematika yang terdapat pada jejahitan Bali menunjukkan
hasil yang cukup baik serta respon yang positif sehingga pembelajaran yang
dilakukan diharapkan mampu memberikan dampak yang positif bagi siswa itu
sendiri. Melalui pembelajaran berbasis multimodal ini menekankan integrasi
etnomatematika jejahitan Bali dalam pembelajaran siswa melalui enam tahapan
serta yang terpenting dengan multimodal dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar
siswa, baik yang cenderung visual, auditorial, maupun kinestetik.
Enam tahapan yang menjadi dasar dibentuknya pendekatan multimodal
memberikan gambaran jika proses penguatan keyakinan diri siswa memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran matematika. Dengan kata lain, keyakinan diri
yang ada di dalam diri siswa semakin membantu mereka memaknai dan
memahami materi matematika yang diberikan. Penjelasan tersebut semakin
terlihat ketika keenam strategi yang berupa tahapan pelaksanaan pendekatan
multimodal dijelaskan secara spesifik berdasarkan aplikasinya di lapangan.

20
Berikut ini ilustrasi alur tahapan multimodal menurut Wong Khom Yoong (Yee,
2008).

Real Thing

Number Word

Diagram
Story

Symbol

Gambar 4.2 Bagan Tahapan Multimodal


Strategi pertama berupa tahap yang dikenal dengan istilah real thing. Real
thing merupakan tahap pengenalan materi atau konsep kepada siswa. Pada tahap
tersebut para guru berusaha membangun persepsi dan pamahaman siswa dengan
memberikan contoh konkret yang berkaitan dengan materi pembelajaran
matematika yang dibelajarkan. Salah satu materi yang ada dalam matematika
adalah geometri. Geometri yang dikhususkan di sini adalah bangun datar. Guru
dapat memberi contoh nyata dengan benda-benda di lingkungan sekitar. Guru
dapat memberi contoh dengan jejahitan Bali sebagai etnomatematika berkearifan
lokal. Dengan menggunakan jejahitan Bali sebagai contoh konkret awal
pengenalan. Dengan menggunakan contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari
seperti jejahitan Bali, diharapkan siswa lebih memahami dan mengingat dengan
baik bangun ruang tersebut. Jejahitan Bali sendiri memiliki banyak jenis dan
bentuk yang dapat menjadi pembelajaran pada bangun datar. Misalnya jejahitan
tamas yang menyerupai lingkaran, jejahitan ceper yang dapat menjadi contoh
persegi dan persegi panjang, dan jejahitan lamak yang di dalamnya terdapat
bangun persegi, segitiga, persegi panjang, lingkaran, dan segi empat. Selain
memberikan contoh konkret dari wujud materi yang dimaksud, guru bisa
mengarahkan pemahaman siswa dengan mempergunakan strategi manipulasi
bentuk.

21
Kedua, yakni tahap yang dikenal dengan istilah number yang merupakan
tahap dimana siswa atau peserta didik diarahakan dengan diberikan tugas
mengenal bilangan atau untuk menghitung, baik penjumlahan, pengurangan,
perkalian, maupun pembagian. Intinya yakni ada instruksi lanjutan setelah tahap
real thing berupa pengenalan langsung objek atau materi yang dimaksud dengan
menguji tingkat pemahaman siswa dengan berbagai bentuk soal atau tugas yang
berkaitan dengan matematika. Contohnya siswa dapat menghitung jumlah persegi
panjang yang membentuk sebuah jejahitan ceper.
Tahap yang ketiga adalah word yakni tahapan dimana siswa diarahkan
untuk bisa mengkomunikasikan berbagai materi yang ditemukan dalam
pembelajaran matematika. Kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan stiap
bagian dari soal matematika yang diberikan memberikan gambaran tingkat
pemahaman mereka terkait dengan materi yang telah diberikan. Tahap ini akan
sangat membantu siswa di dalam mendeskripsikan dan mengkomunikasikan serta
menangkap apa yang dimaksud dari sebuah contoh permasalahan matematika.
Siswa bisa menjelaskan secara lugas misalnya pada sesuatu jejahitan terdapat
bangun datar apa saja yang membentuk jejahitan tersebut
Keempat adalah tahap diagram pada tahap ini guru juga dapat
mengarahkan siswa untuk memvisualisasikan atau membuat gambar berupa
diagram berdasarkan data dan angka yang diberikan untuk menguatkan
pemahaman mereka terkait konsep penjumlahan ataupun pengurangan.
Pelaksanaan tahapan ini akan membantu siswa mengembangkan kemampuan
verbal mereka terkait dengan kesesuaian data dan angka berdasarkan diagram
yang telah dibuat. Dalam tahap keempat ini dibutuhkan kemantapan tahapan
sebelumnya agar diagram yang dihasilkan sesuai dengan perintah atau soal yang
ditemukan.
Story merupakan tahap kelima dimana siswa diasah kemampuan berpikir
logisnya dengan memamntapkan penalaran mereka dari contoh yang diberikan.
Dalam tahap ini, akan terlihat jelas jika matematika tidak hanya berhubungan
dengan angka secara langsung melainkan juga dapat berupa rangkaian cerita yang
menyimpan unsur-unsur soal matematis yang harus dipecahkan dengan rumus
yang bersifat matematis pula. Kondisi ini menjadi sebuah keterangan penting jika

22
matematika memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan sehari-hari dan
memiliki sifat realistis seperti ilmi-ilmu lainnya. Dari sini matematika dapat
menjadi ilmu yang bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Terakhir yakni tahap symbol dimana siswa dituntun untuk mengenal dan
memahami manipulasi simbol-simbol matematika yang ada. Kondisi tersebut
dibutuhkan untuk mengarahkan dan meningkatkan kompetensi siswa di dalam
memahami dan mengembangkan berbagai rumus matematika berdasarkan
pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri. Pemahaman yang matang pada
konsep ini menjadi tingkat kematangan terkahir yang akan memeprmudah siswa
memecahkan berbagai masalah matematika yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari terlebih dalam proses pembelajaran
Pengintegrasian etnomatematika dengan pendekatan multimodal melalui
materi teks digital yang membuat pembelajaran etnomatematika dalan jejahitan
Bali, video materi pembelajaran etnomatematika jejahitan Bali dan simulasi
penggunaan aplikasi geogebra yang bernuansa etnomatematika. Menjadi lebih
interaktif jika teks digital diberikan kepada siswa dengan gaya belajar visual,
video pembelajaran untuk siswa dengan gaya belajar audiovisual, dan simulasi
geogebra untuk latihan siswa dengan gaya belajar kinestetik. Desain materi teks
digital, video pembelajaran kontekstual, dan simulasi geogebra seperti gambar
berikut.

Gambar 4.3 Konten Materi Teks Ajar Digital

23
Gambar 4.4 Contoh Konsep Video Kontekstual Bernuansa Etnomatematika

Gambar 4.5 Simulasi Aplikasi Geogebra


Kajian etnomatematika pada proses pembuatan jejahitan sangat
mendukung pelaksanaan pembelajaran matematika. Etnomatematika Jejahitan
Bali dapat digunakan sebagai bahan apersepsi dalam pembelajaran di kelas
terutama pada materi geometri. Pemanfaatan budaya dalam pembelajaran
matematika juga diungkap oleh Arya (2016), menyatakan bahwa salah satu upaya
untuk mencapai kompetensi yang diperlukan oleh siswa dalam pembelajaran
matematika adalah penerapan pembelajaran yang memanfaatkan budaya yang
berkembang di sekitar lingkungan siswa. Lebih lanjut disimpulkan bahwa untuk
memperkaya konten matematika siswa harus diberdayakan melalui
pengintegrasian konten matematika dan budaya yang sesuai dengan pengalaman
hidup mereka sehingga dapat mengarah pada keberhasilan belajar mereka. Oleh
karena itu, integrasi etnomatematika jejahitan Bali sebagai konteks digital
multimodal menjadi solusi yang tepat untuk menciptakan pendidikan berkemajuan
di masa seperti saat ini. Tentunya melalui pendekatan multimodal yang mampu
mengakomodasi seluruh gaya belajar siswa dan etnomatematika yang
memberikan pengalaman belajar bermakna bagi siswa saat belajar matematika.

24
BAB V
PENUTUP
BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kajian studi literatur dan didukung dengan data yang
diperoleh saat observasi dan wawancara sehingga dapat disusun simpulan seperti
berikut ini.
1. Bentuk-bentuk jejahitan Bali yang memuat unsur bangun datar adalah
taledan, lamak, ituk-ituk, ceniga, tamiang, ketupat, porosan, dan ketupat
sudamale yang berturut-turut berbentuk persegi, persegi panjang, segitiga,
trapesium sama kaki, lingkaran, belah ketupat, jajar genjang, dan layang-
layang. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran mulai dari
mengetahui karakteristik dan sifat-sifat masing-masing bangun,
menentukan keliling dan luas, hingga menentukan simetri putar dan lipat
pada bangun tersebut.
2. Pengintegrasian pendekatan pembelajaran digital multimodal berbasis
etnomatematika jejahitan Bali disajikan dengan beberapa cara untuk
mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa, seperti materi teks digital
yang memuat masalah etnomatematika untuk siswa yang gaya belajarnya
visual, video pembelajaran kontekstual untuk yang auditori, dan simulasi
geogebra bernuansa etnomatematika untuk yang kinestetik. Konten materi
yang bernuansa etnomatematika dimaksudkan untuk menciptakan
pengalaman belajar bermakna bagi siswa ketika belajar matematika.
5.2 Saran
Terkait dengan pengintegrasian etnomatematika yang terdapat pada
jejahitan Bali dalam pembelajaran, disarankan pada penelitian selanjutnya untuk
dapat membawakan nilai-nilai matematika lain yang terdapat pada jejahitan Bali
atau nilai-nilai matematika yang terdapat pada banten suci Bali yang lainnya pada
materi pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran matematika. Sehingga
dapat menambah referensi pendidik untuk membawakan materi pembelajaran
secara lebih nyata dan berdampak pada terciptanya pembelajaran bermakna .

25
DAFTAR PUSTAKA

Abiam, P., Abonyi, O., Ugama, J., Okafor, G. (2016). Effects Of


Ethnomathematics-Based Instructional Approach On Primary School Pupils’
Achievement In Geometry. Ebonyi State University, Nigeria.
Adijaya, N., & Santosa, L, P. (2018). Persepsi Mahasiswa dalam Pembelajaran
Online. Wanastra, 10(2), 105–110.
Agus Suryanatha, N. & Apsari, R, A. (2013). Etnomatematika : Ketika
Matematika Bernafas Dalam Budaya.
Apsari, D. M., Sudiarta, I. G. P., & Suharta, G. P. (2018). The Effect of Blended
Learning Using Tutorial Video towards Problem Solving Ability Reviewed
of Students’ Logical Intelligence. International Journal of Science and
Engineering Investigations, 7(79), 166–169., 166–169.
Arisetyawan, A., Suryadi, D., Herman, T., & Rahmat, C. (2014). Study
Ethnomathematics : A Lesson of Baduy Culture. International Journal of
Education and Research, 2(10), 681–688.
DePorter, B., Reardon, M. & S.-, & Nourie, S. (1999). Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan oleh
Ari Nilandri. 2000. Bandung: Kaifa.
Hadion Wijoyo, Indrawan, I., Cahyono, Y., Handoko, A. L., & Santamoko, R.
(2020). Generasi Z & Revolusi Industri 4.0 Penulis (1st ed., Issue July).
Banyumas: CV. Pena Persada.
https://www.researchgate.net/publication/343416519_GENERASI_Z_REVO
LUSI_INDUSTRI_40
Harto. (2018). Tantangan Dosen PTKI Di Era Industri 4.0. JURNALTATSQIFP
ISSN: 1829-5940 Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan, E ISSN:
2503-4510, 16(1 Juni).
Jannah Akmal, Miftahul, & Santaria, R. (2020). Mutu Pendidikan Era Revolusi
4.0 di Tengah Covid-19. Journal of Teaching Dan Learning Research, 2(2),
1–12. http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/JTLR/article/view/1415
Krishnan, S. (2016). Students’ Perceptions Of Learning Mode In Mathematics.
Malaysian Online Journal of Educational Sciences, 4(2), 32–41.
Moore Joi & Krista. (2011). E-Learning, online learning, and distance learning
environments: Are they the same? Internet and Higher Education. 129–135.
Paramartha, I. G. L. (2019). Penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika
Berbasis Etnomatematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah dan Membangun Karakter Positif Siswa. Matematika. Universitas
Pendidikan Ganesha.
Puspadewi, R. K. & Putra, N. I. G. P. (2014). Etnomatematika Di Balik Kerajinan
Anyaman Bali. Jurnal Matematika FMIPA, Universitas Udayana Denpasar,
2.
Risdianto, E. (2019). ANALISIS PENDIDIKAN INDONESIA DI ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0. 1.
https://www.academia.edu/38353914/Analisis_Pendidikan_Indonesia_di_Era
_Revolusi_Industri_4.0.pdf
Sudiarta, I. G. P., & Nugraha, D. G. A. P. (2019). Increasing conceptual
understanding and procedural fluency on teaching polyhedrons using blended
learning strategy: A case study on 8 th grader of SMP N 1 Sukawati. Journal
of Physics: Conference Series, 1321, 022112. https://doi.org/10.1088/1742-
%0A6596/1321/2/022112 %0A
Sudiarta, I. G. P., & Sadra, I. W. (2016). Pengaruh Model Blended Learning
Berbantuan Video Animasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Pemahaman Konsep Siswa. 49(No.2), 48–58. Jurnal Pendidikan Dan
Pengajaran,.
Sudiarta, I. G. P., & Widana, I. W. (2019). Increasing mathematical proficiency
and students character: Lesson from the implementation of blended learning
in junior high school in Bali. Journal of Physics: Conference Series, 1317,
012118. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1317/1/012118
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
Sukawijaya, I. M. G., & Sudiarta, I. G. P. (2018). Developing blended learning
environment to improve learning performance and self-reliance for junior
high school students. Journal of Physics: Conference Series, 1040, 012030.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1040/1/012030
Utami, R. Esti., Nugroho, A. Andri., Dwijayanti, Ida., & Sukarno, A. (2018).
Pengembangan E-Modul Berbasis Etnomatematika untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah. Pendidikan Matematika. Universitas
PGRI Semarang.
Widayanti, F. D. (2013). Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam
Kegiatan Pembelajaran Di Kelas. Erudio Journal of Educational Innovation,
2(1). https://doi.org/10.18551/erudio.2-1.2
Wijaya. (2018). Analisis Data Kualitatif Model Spradley. Research Gate, March,
1–9. https://www.researchgate.net/publication/323557072
Yee, L. P. (Ed. ). (2008). Teaching secondary school mathematics a resource
book second edition. Singapore. Mc Graw-Hill.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Dosen Pembimbing dan Peserta
1. Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd.
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP 198806172014041001
5. NIDN 0017068802
6. Tempat dan Tanggal Lahir Bangli, 17 Juni 1988
7. Email pasek.suryawan@yahoo.co.id
8. Nomor Telepon/HP 085737233710
9. Alamat Kantor Jalan Udayana Nomor 11 Singaraja
10. Nomor Telepon 0362-25072
11. Lulusan yang dihasilkan S1 = 40 orang, S2 = 0, S3 = 0
12. Mata kuliah yang diampu 1. Workshop Alat Peraga Matematika
2. Manajemen Pendidikan
3. Belajar dan Pembelajaran
4. Wawasan Kependidikan
5. Geometri Ruang
6. Geometri Transformasi
7. Metode Statistika
8. Matematika Keuangan dan Program Linier

B. Riwayat Pendidikan
Program: S1 S2
Nama PT Undiksha Undiksha
Bidang Ilmu Pendidikan Matematika Pendidikan Matematika
Tahun Masuk-Lulus 2006 -2010 2010-2012
Judul Skripsi/Tesis Implementasi Pembelajaran Pengembangan Perangkat
Resiprok untuk Pembelajaran Matematika
Meningkatkan Pemahaman untuk Model Pembelajaran
Konsep Matematika Siswa Penalaran dan Pemecahan
Kelas VIIG SMP N 5 Masalah Berorientasi Masalah
Singaraja. Terbuka sebagai Upaya
Meningkatkan Aktivitas dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas
VII.
Dosen Pembimbing  Prof. Dr. I Made  Prof. Drs. Sariyasa, M.Sc.
Candiasa, M.Ikom Ph.D.
 Drs. I Nyoman Gita, M.Si  Prof. Dr. I Made Ardana,
M.Pd.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2014 Pengembangan Model Problem Based
Learning dengan Setting Online untuk DIPA
5.450.000,-
Meningkatkan Fleksibelitas dan Efektifitas Fakultas
Perkuliahan Metode Statistika.
2. 2015 Implementasi Model Generatif Berbasis
Kearifan Lokal Berbantuan Video
DIPA
Pembelajaran pada Website Khan Academy 5.450.000,-
Fakultas
untuk Meningkatkan Kemampuan
Pembuktian Matematis Mahasiswa.
3. 2016 Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri
dengan Model Inkuiri Berorientasi DIPA
10.000.000,-
Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Institusi
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa.
4. 2016 Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Masalah Terbuka yang Bernuansa
PDP
Etnomatematika Sebagai Upaya 11.600.000,-
Dikti
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VII
5. 2017 Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Masalah Terbuka yang
Mengintegrasikan Nilai Dasar ANEKA PDP
20.000.000,-
Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Dikti
Representasi Beragam Matematis Siswa
SMP Kelas VII.
6. 2017 Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika BerorientasiPendidikan DIPA
Karakter dengan Model Treffinger Bagi 9.500.000,-
Institusi
Siswa SMA.

7. 2018 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis


Masalah Otentik dengan Pendekatan
Induktif-Deduktif Sebagai Upaya DIPA
8.700.000,-
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Institusi
pada Mata Kuliah Matematika Keuangan
dan Program Linier
8. 2018 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Masalah Kontekstual Berbantuan Software
DIPA
Statistika untuk Meningkatkan Hasil Belajar 14.000.000,-
Institusi
Mahasiswa pada Mata Kuliah Statistika Non
Parametri
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
9. 2019 Pengembangan Media Pembelajaran DIPA 7.750.000,-
Matematika Berbasis TIK dengan Institusi
Pendekatan Saintifik Sebagai Upaya
Mendukung Penerapan Kurikulum 2013
untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas VII

10. 2019 Implementasi Bahan Ajar Berbasis Masalah DIPA 21.000.000,-


Kontekstual Berbantuan Software Statistika Institusi
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statistika
Nonparametrik mahasiswa.

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2014 Pelatihan Perancangan, Pembuatan, dan
DIPA
Penggunaan Alat Peraga Matematika Bagi 5.000.000,-
Fakultas
Guru-Guru SD N 1 Sukadana
2. 2015 Pelatihan Perancangan, Pembuatan, dan
Pengguanaan Alat Peraga Matematika bagi DIPA
5.000.000,-
Guru-Guru SD Gugus III Kecamatan Fakultas
Kubutambahan.
3. 2016 Pembinaan Olimpiade Matematika Bagi DIPA
7.500.000,-
Siswa dan Guru SD N 3 Sambangan Istitusi
4. 2016 Pendampingan Pembuatan Nata de CoCo
DIPA
dan Minyak Hemat Energi Bagi Kelompok 11.500.000,-
Istitusi
Wanita Tani di Desa Petak Kaja.
5. 2017 Pembinaan Olimpiade Matematika Bagi
DIPA
Guru-guru SMP Sekecamatan Tembuku, 8.000.000,-
Istitusi
Kabupaten Bangli.
6. 2017 Pelatihan Perancangan, Pembuatan, dan
Pengguanaan Alat Peraga Matematika pada DIPA
10.000.000,-
Konsep Pecahan bagi Guru-Guru SD Gugus Fakultas
III Kecamatan Sukasada.
7. 2018 Pelatihan Pemanfaatan Media Manipulatif
dalam Pembelajaran Matematika bagi Guru- DIPA
8.070.000,-
Guru SD Gugus II Kecamatan Tembuku Istitusi
Kabupaten Bangli.
8. 2018 Pelatihan Penyegaran Materi Ajar DIPA
8.750.000,-
Matematika Bagi Guru Matematika SMP Istitusi
Pendanaan
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber Jumlah (Rp)
Sekecamatan Tembuku Bangli.
9. 2019 Penyegaran Materi Ajar Matematika bagi DIPA
8.000.000,-
Guru SD Gugus VII Kecamatan Sukasada. Istitusi
10. 2019 PKM Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Matematika SD Gugus VI Kecamatan
DRPM 47.600.000,-
Baturiti melalui Penguatan Kompetensi
Guru, Math Corner, dan Lesson Study.

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir


Volume/Nomor/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Tahun
1. Pengembangan Perangkat Wahana Volume 8/ Nomor 1/
Pembelajaran Matematika untuk Matematika dan April 2014
Model Pembelajaran Penalaran Sains FMIPA
dan pemecahan Masalah (MP3M) Undiksha
Berorientasi Masalah Terbuka
2. The Integration Of Balinese Local Jurnal Volume 50/ Nomor
Wisdom Into The Information Pendidikan dan 1/ April 2017
Technology Supported-Generative Pengajaran
Model. Undiksha
3. Peningkatan Kemampuan Literasi Wahana Volume 11/ Nomor
Matematika Siswa Melalui Matematika dan 1/ April 2017
Penerapan Collaborative Learning Sains FMIPA
Model. Undiksha
4. Peningkatan Kompetensi Siswa Jurnal Widya Volume 6/ Nomor 2/
Berbakat dalam Bidang Olimpiade Laksana Agustus 2017
Matematika Tingkat SD Undiksha
5. Pengaruh Model Pembelajaran Jurnal Volume: 12/ nomor
Kolaboratif Berbantuan Masalah WAHANA 1/ April 2018
Autentik Terhadap Kemampuan Matematika dan
Pemecahan Masalah Matematika Sains
6. Improving Mathematical Jurnal Volume: 51/ Nomor:
Communication Skills Through Pendidikan dan 2/ Juli 2018
the Implementation of Reasoning Pengajaran
and Problem Solving Model
7. The Development of Journal of Volume: 2/ Nomor:
Transformation Geometry Education 2/ Agustus 2018
Learning Medium with Scientific Technology
Approach As Effort to Improve
the Understanding Concept Skill
8. Integrating Ethnomathematics Into IOP Conf. Conf. Series 1040
Open-Ended Problem Based Series: Journal (2018) 012033
Volume/Nomor/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Tahun
Teaching Materials of Physics: Maret 2018
9. Rancang Bangun dan Jurnal Santiaji Volume 9, Nomor 2,
Implementasi Media Pembelajaran Pendidikan, Juli 2019
Matematika Berbasis Lectora
Inspire dengan Pendekatan
Saintifik.
10. Desain Media Manipulatif Jurnal Widya Vol. 8, No. 2,
Pecahan Berbasis Montessori Laksana Agustus 2019
untuk SD Gugus VI Kecamatan
Baturiti
11. Efektivitas Model Pembelajaran Wahana Volume 13/ Nomor
Missouri Mathematics Project Matematika dan 2/ Oktober 2019
Berbasis GeoGebra Terhadap Sains FMIPA
Kemampuan Pemecahan Masalah Undiksha
Siswa
12. The effect of concrete-pictorial- IOP Conf. Conf. Series
abstract learning strategy on Series: Journal 1317(2019) 012007
spatial sense ability. of Physics: Oktober 2019

F. Pemakalah Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir


Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
1. Seminar Nasional Peningkatan Kualitas
FMIPA Undiksha Pembelajaran Melalui Model
Selasa, 7 Desember
Tahun 2015 Generatif Berorientasi
2015 di FMIPA
Kearifan Lokal dalam Tahapan
Undiksha Singaraja
Lesson Study pada Mata
Kuliah Aljabar Linier
2. Seminar Nasional Peningkatan Hasil Belajar
FMIPA Undiksha Mahasiswa Melalui Model 30 Juli 2016
Tahun 2016 Generative Berbasis Kearifan di Inna Grand Bali
Lokal Berbantuan Video Khan Beach Hotel, Sanur
Academy.
3. Seminar Nasional Pengembangan Perangkat Sabtu, 19 November
Riset Inovatif Pembelajaran Berbasis 2016 di Inna Grand
(Senari Ke-4) Masalah Terbuka Yang Bali Beach, Sanusr-
Tahun 2016 Bernuansa Etnomatematika Bali
Sebagai Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas VII
4. IConMNS Tahun Integrating Ethnomathematics Denpasar, 6 dan 7
2017 On Open Problem September 2017, di
Mathematics Textbook For Harris Hotel.
Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
Junior High School Students

5. Seminar Nasional Validasi Perangkat Sabtu, 18 November


Riset Inovatif Pembelajaran Berbasis 2017 di Inna Grand
(Senari Ke-5) Masalah Terbuka yang Bali Beach, Sanusr-
Tahun 2016 Mengintegrasikan Nilai Bali
ANEKA.
6. Seminar Nasional Validitas Bahan Ajar Berbasis Selasa, 9 Oktober
MIPA Tahun Masalah Otentik dengan 2018 di Harris Hotel.
2018 Pendekatan Induktif-Deduktif
7. Seminar Nasional Peningkatan Kompetensi Guru Sabtu, 10 November
Pengabdian SD dalam Pemanfaatan Media 2018 di Prime Plaza
Kepada Manipulatif Matematika Suites.
Masyarakat
(Senadimas) 3
8. IConMNS Tahun The effect of Authentic Denpasar, 30 dan 31
2019 Problem-Oriented Learning Agustus 2019, di
Resources with Maple on Harris Hotel.
Financial Mathematics and
Linear Programing Learning
Outcomes Viewed from Initial
Ability
9. ICIRAD Tahun Mathematic Learning Media Denpasar, 20
2019 Based on Lectora Inspire with September 2019, di
Scientific Approach Inna Grand Bali
Beach, Sanusr-Bali.
10. SENADIMAS PKM Penguatan Kompetensi Baturiti, 27 September
Tahun 2019 Guru SD Gugus VI Baturiti 2019, di Saranam.
Melalui Pendalaman Materi
Ajar Matematika

Singaraja, 28 Maret 2021


Dosen Pembimbing,

I Putu pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd.


NIP. 198806172014041001
2. Ketua Tim
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap Ida Bagus Kade Hendra Adi Wirawan
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi/Jurusan Pendidikan Matematika
4 Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha
5 NIM 1813011017
6 Tempat, Tgl Lahir Masean, 24 Agustus 1999
7 e-Mail ibhendraadi@gmail.com
8 No. Telp/HP 08311786520
9 Status Anggota Tim LKTIN IDEA#4 2021 Ketua

B. DESKRIPSI KEGIATAN YANG PERNAH DILAKUKAN


PKM-KC Media Manipulatif dan Menyenangkan Pembelajaran Aksara
Bali. PMW KINATA RAJA (Kidung, Nari, Tabuh Singaraja). PKM-K
Labu Siam. PKM-K Math Decor.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian identitas diri dan deskripsi kegiatan yang saya buat dengan
sebenarnya untuk Lampiran LKTI IDEA#4.

Singaraja, 28 Maret 2021

Ida Bagus Kade Hendra Adi Wirawan


NIM. 1813011017
3. Anggota 1
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap Putu Wia Rosita Dewi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi/Jurusan Pendidikan Matematika
4 Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha
5 NIM 1913011047
6 Tempat, Tgl Lahir Br. Bunutin, 26 Januari 2001
7 e-Mail wiarositadewi@gmail.com
8 No. Telp/HP 085739472959
9 Status Anggota Tim LKTIN Anggota
IDEA#4 2021

B. DESKRIPSI KEGIATAN 1 TAHUN TERAKHIR


Kegiatan apa saja yang anda lakukan diluar kuliah sejak April 2020
sampai Maret 2021
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengikuti perlombaan ilmiah seperti, karya
tulis ilmiah, essay, mengikuti kompetisi PKM, PMW, KBMI, dan
mengikuti berbagai seminar tentang pendidikan ditengah COVID-19,
mengikuti serangkaian karantina Pemilihan Mahasiswa Berprestasi
(Pilmapres Undiksha) Tahun 2021. Selain mengikuti kegiatan tersebut,
saya juga aktif sebagai anggota bidang I HMJ Matematika dan anggota
bidang I KMHD YBV Undiksha. Aktif juga dalam kegiatan sosial sebagai
pengajar dalam Taman Cerdas Ganesha dan Kakak Asuh Bali

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian identitas diri dan deskripsi kegiatan 1 tahun terakhir ini saya buat
dengan sebenarnya untuk Lampiran LKTI IDEA#4.

Singaraja, 28 Maret 2021

Putu Wia Rosita Dewi


NIM. 1913011047
4. Anggota 2
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap Kadek Dwiki Juliantara.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi/Jurusan Pendidikan Matematika
4 Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha
5 NIM 1713011050
6 Tempat, Tgl Lahir Singaraja, 16 Juli 1999
7 e-Mail kadekdwikijuliantara@gmail.com
8 No. Telp/HP 085959085076
9 Status Anggota Tim LKTIN Anggota
IDEA#4 2021

B. DESKRIPSI KEGIATAN YANG PERNAH DILAKUKAN


Pelatihan Penggunaan Media Flashcard Matematika Bagi Guru Kelas V
Gugus XL di Singaraja Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Siswa. “PARAS DATAR” Alat Peraga Penanaman Konsep
Operasi Bilangan Bulat dan Luas Daerah Bangun Datar. Juara 1 National
Business Plan Competition UI Entrepreneur Series. Juara 1 Mini
Newspaper Tingkat Umum se-Bali. Selain itu, juga memperoleh HAKI
atas Alat Peraga yang dibuat di tahun 2020.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian identitas diri dan deskripsi kegiatan yang saya buat dengan
sebenarnya untuk Lampiran LKTI IDEA#4.

Singaraja, 28 Maret 2021

Kadek Dwiki Juliantara


NIM. 1713011050
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 3. Hasil Wawancara
Wawancara Dengan Narasumber

Peneliti : Om Swastyastu biang, sapunapi caran mekarye Jejahitan Bali?


Minakadi tamas, Ceper miwah sane lianan?

Narasumber : Gus yen caran ngae jejahitan, nak aluh. Misalne yen ngae
tamas apang nyak bunter terus gen jait muncuk-muncukne aji
semat, nyanan tengahne pang nyak pas mase. Nyanan nyak be
dadi tamas ne bunter

Terjemahan
Peneliti : Bagaimanakah cara atau langkah dalam pembuatan jejahitan
Bali? Seperti tamas, Ceper, dan lainnya?

Narasumber : Jika cara membuat jejahitan cukup mudah, misalnya jika


membuat tamas supaya menyerupai lingkaran sempurna maka
ujung (Janur) direkatkan dengan lidi bamboo kemudian
perhatikan tengah dari jejahitan supaya sesuai dengan bentuk
lingkaran.

Peneliti : napike wenten biang pitungan-pitungan sane keanggen


ritatkala mekarya jejahitan Bali?

Narasumber : Ade gus, yen ngae jejahitan bali ade ne madan sikut anggon
ngae mekejang ukurane pang patuh, misalne yen ngae tamas
sikutne harus patuh apang nyak lung bunteranae”

Terjemahan
Peneliti : Apakah ada perhitungan-perhitungan khusus selama proses
pembuatan jejahitan Bali?

Narasumber : Ada, jika membuat jejahitan Bali ada yang namanya sikut yang
digunakan sebagai acuan sehingga memiliki ukuran yang sama,
misalnya jika membuat tamas sikutnya harus sama sehingga bisa
menjadi bentuk yang bulat

Peneliti : Napike wenten kaitane yening bentuk sareng artinyane sane


kasurat ring jejahitan?

Narasumber : Ada, misalne bentuk tamas kan bunter, to simbol kebulatan


tekad, keto mase ane len. Mekejang ngelah arti.
Terjemahan
Peneliti : Apakah ada kaitannya antara bentuk jejahitan dengan makna
atau nilai religius yang terkandung?

Narasumber : Ada, misalnya bentuk tamas kan bulat, itu merupakan bentuk
atau symbol kebulatan tekad. Begitu juga dengan yang lainnya

Wawancara Dengan Guru:


Peneliti : Matematika seperti apa yang anda ketahui berkaitan dengan
pengimplementasian pada kehidupan sehari-hari?

Guru : Matematika Realistik saat ini masih bisa diterapkan dalam


pembelajaran sehari-hari. Dengan mengaitkan lingkungan
sekitar (khususnya budaya) dengan matematika, akan menjadi
topik pembelajaran yang sangat bagus dan menarik untuk
diterapkan dalam pembelajaran.

Peneliti : Pernahkah anda mengaitkan materi dengan menggunakan


matematika yang terdapat pada jejahitan Bali dalam materi
bangun datar seperti lingkaran dalam jejahitan Bali?

Guru : Secara fisik tidak pernah menggunakan alat peraga jejahitan


bali tetapi biasanya pada saat memberikan apersepi materi
bangun datar kadang memberikan contoh seperti ketupat,
tamiang, dll termasuk memberikan kadang memberikan soal
yang bergambar beberapa jejahitan bali

Peneliti : Menurut Anda jika penggunaan matematika terkait jejahitan


Bali ini diterapkan apakah akan bertentangan dengan kurikulum
yang berlaku??
Guru : Tentunya tidak bertentangan. Penerapan etnomatematika
justru mampu mengintegrasikan pembelajaran matematika
dengan pembelajaran lainnya, contohnya dengan pelajaran seni
budaya. Pembelajaran dengan etnomatematika akan membuat
pemahaman siswa lebih baik dan mampu menumbuhkan rasa
cinta terhadap budaya yang dimiliki.

Wawancara dengan Siswa


Peneliti : Sebelumnya Apakah sudah pernah mendengar adanya
pengimplementasian matematika dalam kehidupan sehari-hari?
Guru : Sudah pernah saat SD
Peneliti : Bagaimana pandangan Anda tentang kegiatan belajar yang
melibatkan nilai-nilai matematika yang terdapat pada jejahitan
Bali?
Guru : Sangat menarik namun saya belum tahu lebih dalam

Peneliti : Apakah dengan menerapkan nilai-nilai matematika yang


terdapat pada jejahitan Bali dapat membuat Anda lebih
menyadari peran matematika dalam kehidupan sehari-hari?
Guru : Iya mungkin
Lampiran 4. Materi Teks Ajar Bernuansa Etnomatematika

Anda mungkin juga menyukai