Halaman Judul
KAJIAN ETNOMATEMATIKA JEJAHITAN TRADISIONAL BALI
SEBAGAI KONTEKS PEMBELAJARAN DIGITAL MULTIMODAL
PADA MATERI BANGUN DATAR
UNTUK OPTIMALISASI PEMBELAJARAN BERMAKNA
DI MASA DAN PASCA PANDEMI COVID-19
OLEH
SINGARAJA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Kajian Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali
Sebagai Konteks Pembelajaran Digital Multimodal
pada Materi Bangun Datar untuk Optimalisasi
Pembelajaran Bermakna di Masa dan Pasca
Pandemi Covid-19
2. Subtema : Strategi dan Solusi dalam Mewujudkan Pendidikan
Berkemajuan.
3. Ketua :
a. Nama Lengkap : Ida Bagus Kade Hendra Adi Wirawan
b. NIM : 1813011017
c. Jurusan : Matematika
d. Universitas : Universitas Pendidikan Ganesha
e. Alamat Rumah : Jalan Dewi Uma Gang Padi Nomor 1 Singaraja
f. No. HP : 08311786520
g. Email : ibhendraadi@gmail.com
4. Anggota : 1) Putu Wia Rosita Dewi
2) Kadek Dwiki Juliantara
5. Dosen Pembimbing :
a) Nama Lengkap : I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd.
b) NIP : 19880617 201404 1 001
c) No. Telp/HP : 085737233710
d) Email : putu.pasek@undiksha.ac.id
Singaraja, 19 Maret 2021
Menyetujui
Dosen Pembimbing Ketua
(I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd) (Ida Bagus Kade Hendra Adi W)
NIP. 19880617 201404 1 001 NIM. 1813011017
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yang berjudul “Kajian Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali
Sebagai Konteks Pembelajaran Digital Multimodal pada Materi Bangun
Datar untuk Optimalisasi Pembelajaran Bermakna di Masa dan Pasca
Pandemi Covid-19” tepat pada waktunya.
Adapun karya tulis ini bertujuan untuk mengikuti perlombaan lomba karya
tulis ilmiah nasional IDEA#4 yang diselenggarakan oleh Universitas Mataram.
Tentunya dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dorongan dan dukungan dari berbagai pihak. Sebagai rasa
syukur dan hormat penulis maka melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Panitia atau pihak UKM Prima Universitas Mataram yang telah
memberikan wadah untuk menuangkan ide dan mengembangkan
kreativitas.
2. I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi terkait penyusunan
karya tulis.
3. Narasumber yang telah membantu melengkapi kajian karya tulis yang
telah disusun.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu hingga
terselesaikannya karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian karya tulis ini masih sangat
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii
Surat Pernyataan Orisinalitas ................................................................................. iii
Kata Pengantar ....................................................................................................... iv
Daftar Isi.................................................................................................................. v
Daftar Gambar ........................................................................................................ vi
Daftar Tabel .......................................................................................................... vii
Daftar Lampiran ................................................................................................... viii
Abstrak ................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penulisan .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
BAB III METODE PENULISAN ......................................................................... 12
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ........................................................................ 16
4.1 Unsur-Unsur pada Materi Bangun Datar Matematika yang Terdapat dalam
Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali ....................................................... 16
4.1.1 Observasi ......................................................................................... 16
4.1.2 Studi Literatur ................................................................................. 17
4.1.3 Hasil Wawancara ............................................................................ 17
4.2 Integrasi Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali dalam Pembelajaran
Matematika Sebagai Konteks Digital Multimodal ........................................ 20
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Produk Jejahitan Tradisional Bali ..................................................3
Gambar 2.1 Jejahitan Bali ..................................................................................9
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...........................................................................11
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Kualitatif ..........................................................12
Gambar 4.1 Sikut Bali dan Makna Pengukurannya ............................................18
Gambar 4.2 Bagan Tahapan Multimodal ............................................................21
Gambar 4.3 Konten Materi Teks Ajar Digital ....................................................23
Gambar 4.4 Contoh Konsep Video Kontekstual Bernuansa Etnomatematika ....24
Gambar 4.5 Simulasi Aplikasi Geogebra ...........................................................24
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Lembar Analisis Domain ....................................................................16
Tabel 4.2 Unsur-unsur Bangun Datar yang Terdapat dalam Jejahitan Bali .......18
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
Kajian Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali Sebagai Konteks
Pembelajaran Digital Multimodal pada Materi Bangun Datar untuk
Optimalisasi Pembelajaran Bermakna di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19
Ida Bagus Kade Hendra A.W, Putu Wia Rosita D, Kadek Dwiki Juliantara
Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Perubahan paradigma atau praktik pembelajaran telah terjadi di masa pandemi
covid-19, seperti learning from home yang menjadikan pembelajaran digital harus
efektif. Pembelajaran matematika secara daring yang efektif dan bermakna
memerlukan pendekatan yang mampu mengakomodasi perbedaan gaya belajar
siswa serta memanfaatkan perkembangan teknologi dan mengintegrasikan nuansa
budaya yang dekat dengan kehidupan siswa. Pendekatan multimodal yang
memanfaatkan fitur-fitur komputer menjadi alternatif untuk mengakomodasi
beragamnya gaya belajar siswa, sedangkan pengintegrasian etnomatematika
jejahitan tradisional yang popular di setiap lapisan masyarakat di Bali menjadi
solusi kebermaknaan matematika bagi siswa. Tulisan ini bertujuan untuk (1)
mengetahui unsur-unsur matematika yang terdapat dalam etnomatematika
jejahitan Bali; serta (2) mengetahui pengintegrasian etnomatematika jejahitan
Bali sebagai konteks pembelajaran digital multimodal. Karya tulis ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan studi literatur, observasi, serta wawancara. Subyek dari penelitian ini
adalah srati banten di Bali, guru, dan siswa SMP. Bentuk-bentuk jejahitan Bali
yang memuat unsur bangun datar adalah taledan, lamak, ituk-ituk, ceniga,
tamiang, ketupat, porosan, dan ketupat sudamale yang berturut-turut berbentuk
persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium sama kaki, lingkaran, belah ketupat,
jajar genjang, dan layang-layang. Pembelajaran digital multimodal berbasis
etnomatematika jejahitan ini disajikan dalam bentuk materi teks digital yang
memuat masalah etnomatematika untuk siswa yang gaya belajarnya visual, video
pembelajaran kontekstual untuk yang auditori, dan simulasi geogebra bernuansa
etnomatematika untuk yang kinestetik. Jadi, pengintegrasian etnomatematika
jejahitan Bali sebagai konteks pembelajaran digital multimodal merupakan solusi
tepat dalam menciptakan pembelajaran mandiri dan bermakna bagi siswa sesuai
dengan gaya belajarnya masing-masing serta mempersiapkan pendidikan
berkemajuan di masa dan pasca pandemi Covid-19.
Kata Kunci: Etnomatematika, Jejahitan Bali, Multimodal, Bangun Datar.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1
mengenai matematika, pelajaran ini memberikan informasi yang abstrak dan
banyak siswa menganggap sebagai momok yang seram ditambah bervariasinya
gaya belajar dari siswa. DePorter dalam Widayanti (2013) mengungkapkan bahwa
ada tiga jenis gaya belajar siswa, yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial,
dan gaya belajar kinestetik. Lebih lanjut dijelaskan, siswa dengan gaya belajar
visual belajar melalui apa yang mereka lihat, siswa auditorial belajar melalui apa
yang mereka dengar, dan siswa kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.
Mengetahui gaya belajar siswa dapat mempermudah guru untuk
menyediakan lingkungan yang mendukung dan mempermudah siswa menyerap
informasi secara maksimal. Apabila guru menerapkan pembelajaran yang sesuai
dengan gaya belajar siswa maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
(DePorter, B., Reardon & Nourie, 1999). Pembelajaran yang mampu
mengakomodasi ketiga gaya belajar yang dimaksud terlebih situasi daring saat ini
adalah melalui penerapan pendekatan multimodal.
Pembelajaran dengan pendekatan multimodal adalah proses pembelajaran
yang mengkaji satu topik materi dengan beberapa cara penyajian, didalamnya
terdapat teks atau bahan ajar digital untuk akomodasi gaya belajar visual, video
pembelajaran kontekstual untuk akomodasi gaya belajar auditorial, dan
penggunaan media atau aplikasi pembelajaran untuk akomodasi gaya belajar
kinestetik. Terlebih saat ini kehidupan sangat dekat dengan teknologi sehingga
konsep multimodal memiliki peluang untuk dikembangkan. Aneka fitur video
yang multimodal dalam bentuk animasi, tutorial, video kontekstual dapat
membantu siswa secara signifikan untuk memahami konsep matematika yang
bersifat abstrak, meningkatkan kemampuan komputasi, simbolik, manipulatif,
grafis, dan visualisasi (Sudiarta & Widana, 2019); (Sudiarta & Nugraha, 2019);
(Sukawijaya & Sudiarta, 2018); (Apsari, D. M., & Sudiarta, I. G. P., 2018);
(Sudiarta, & Sadra, 2016) . Siswa menggunakan kemampuan TIK yang
multimodal untuk melakukan perhitungan, menggambar grafik, mengumpulkan,
mengelola, menganalisis dan menafsirkan data, serta bertukar informasi.
Teknologi interaktif multimodal mampu memfasilitasi siswa dalam menyelidiki,
membuat, dan mengkomunikasikan ide, namun tidak akan optimal jika pola
penyajian konten multimodal tersebut kurang memfasilitasi siswa dalam
2
penemuan konsep sesuai konstruktivisme dan pembelajaran yang lebih bermakna.
Kebermaknaan pembelajaran matematika tentunya konten pembelajran mampu
menghadapkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan siswa sendiri.
Salah satu cara membelajarkan ke siswa dalam menemukan konsep secara
bermakna adalah melalui pengenalan budaya yang ada di lingkungan sekitar
dalam proses pembelajaran, yang dalam hal ini melalui pengintegrasian konteks
etnomatematika. Etnomatematika adalah salah satu bentuk pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan budaya lokal dalam pembelajaran matematika
(Arisetyawan & Rahmat, 2014). Masing-masing daerah memiliki budaya khasnya
untuk diperkenalkan sebagai etnomatematika. Bali merupakan daerah yang
terkenal akan keragaman budaya yang dimiliki. Sebagai bentuk upaya
memberikan pengalaman belajar matematika yang bermakna ke siswa adalah
melalui penggunaan nilai budaya yang mudah dijumpai dan dikenal di semua
lapisan masyarakat. Etnomatematika yang dimaksud ialah salah satunya jejahitan
tradisional Bali. Produk budaya jejahitan yang ada di Bali dan matematika dapat
dihubungkan dengan serasi sehingga diharapkan siswa dapat belajar konsep
matematika dan nilai-nilai budaya yang bisa untuk menanamkan karakter baik
pada siswa. Contoh karya jejahitan Bali yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika adalah taledan, ituk-ituk, lamak, porosan, dan lain-lain
yang erat kaitannya dengan materi bangun datar.
3
dapat terus dioptimalkan dalam belajar matematika sesuai dengan tuntutan
pendidikan revolusi industri 4.0 di masa pandemi Covid-19 (Akmal & Santaria,
2020).
Oleh karena itu, untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa selama
pembelajaran matematika secara daring dan menciptakan pembelajaran
matematika yang bermakna ke siswa adalah melalui kajian inovasi pendidikan
berkemajuan di masa dan pasca pandemi Covid-19. Kajian Etnomatematika
Jejahitan Tradisional Bali Sebagai Konteks Pembelajaran Digital
Multimodal pada Materi Bangun Datar untuk Optimalisasi Pembelajaran
Bermakna di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19 diharapkan menjadi solusi
yang tepat menunjang pendidikan berkemajuan, menciptakan suasana belajar yang
efektif, dan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dan domain
lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, adapun permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Apa saja unsur pada materi bangun datar matematika yang terdapat dalam
etnomatematika jejahitan tradisional Bali?
2. Bagaimana pengintegrasian etnomatematika jejahitan tradisional Bali
sebagai konteks pembelajaran digital multimodal pada materi bangun
datar?
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penulisan
karya tulis ini adalah.
1. Untuk mengetahui unsur-unsur materi bangun datar matematika yang
terdapat dalam etnomatematika jejahitan tradisional Bali.
2. Untuk mengetahui pengintegrasian etnomatematika jejahitan tradisional
Bali sebagai konteks pembelajaran digital multimodal pada materi bangun
datar.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.
4
1. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi mengenai aspek-aspek Etnomatematika dalam hal ini
jejahitan Bali yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran
matematika SMP pada materi bangun datar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Terakomodasinya gaya belajar siswa melalui penerapan pembelajaran
dengan pendekatan multimodal dan memberikan pengalaman belajar
matematika yang bermakna karena menggunakan konten belajar berasal
dari lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Guru
Memberikan wawasan baru untuk mengintegrasikan jejahitan Bali
dalam mengajar materi bangun datar sebagai upaya menciptakan
pembelajaran matematika yang bermakna dan membiasakan diri untuk
memperhatikan seluruh gaya belajar siswanya agar terfasilitasi dengan
baik, salah satunya pengoptimalan pendekatan multimodal dalam
pembelajaran daring.
c. Bagi Sekolah
Memberikan informasi tambahan terkait pengkajian penerapan
pendekatan multimodal dalam mengajar daring untuk kemudian dapat
dikenalkan kepada seluruh guru dalam rangka memfasilitasi seluruh
karakteristik gaya belajar siswa.
d. Bagi Peneliti atau Umum
Memberikan informasi untuk dijadikan kajian pendukung dalam
melakukan penelitian lanjutan ke lapangan baik berupa tindakan kelas
maupun pengembangan dalam mengkaji etnomatematika dan pendekatan
multimodal di pembelajaran daring.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode atau cara berpikir kritis,
kreativitas, keterampilan komunikasi, dan pendidikan karakter khususnya.
Pendidikan karakter dikhususkan karena karakter atau moral menjadi satu-satunya
ilmu yang tidak dapat diberikan oleh digital atau mesin apa pun, untuk itu
pendidikan karakter atau moral menjadi kunci bagi guru dalam mempertahankan
eksistensi profesi, fungsi dan perannya dalam dunia pendidikan.
2.2 Macam-Macam Gaya Belajar Siswa
Gaya belajar siswa atau modalitas belajar, penting dipahami oleh guru.
Setiap siswa mempunyai kelebihan dan kekurangan, serta preferensi bagaimana
sebuah informasi diproses berbeda pada setiap siswa. Mengetahui gaya belajar
siswa, akan mempermudah guru untuk menyediakan lingkungan yang mendukung
dan mempermudah siswa menyerap informasi secara maksimal (Widayanti,
2013). Ada baiknya, selain mengetahui gaya belajar siswa, guru pun harus tahu
gaya belajar dirinya sendiri agar tidak salah paham menanggapi cara belajar
siswa. Ide dasar untuk menemukan gaya belajar, untuk membantu mempermudah
siswa ketika belajar. Setiap siswa mempunyai cara yang paling mudah untuk
belajar dan untuk menyerap informasi. Tugas guru adalah memaksimalkan gaya
belajar siswa yang paling menonjol dan memperkenalkan gaya belajar lainnya
agar siswa belajar secara maksimal. Ada tiga jenis gaya belajar, yaitu: gaya
belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik (DePorter, B.,
Reardon & Nourie, 1999). Secara sederhana, siswa dengan gaya belajar visual
belajar melalui apa yang mereka lihat, siswa auditorial belajar melalui apa yang
mereka dengar dan siswa kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.
2.3 Pendekatan Pembelajaran Matematika Multimodal
Pendekatan multimodal merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
matematika yang mengarahkan siswa untuk membentuk sendiri pemahaman atau
konsep mereka terhadap mata pelajaran yang dipelajari. Pemahaman atau konsep
yang dihasilkan tersebut dihasilkan melalui beberapa tahap, mulai dari bagaimana
sebuah informasi diproses oleh siswa, dilanjutkan bagaimana informasi yang
diperoleh tersebut dikonstruksi atau dibangun berdasarkan tingkat atau daya
kemampuan berpikir mereka, dan yang terakhir bagaimana informasi yang telah
dikonstruksi tersebut diatur berdasarkan fungsi dan kedudukannya. Dengan kata
7
lain, pendekatan multimodal menjadi suatu pendekatan yang bersifat fleksibel
karena bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana
yang mendukung mata pelajaran, misalnya seperti pemanfaatan kertas bekas
untuk membentuk beberapa bangun ruang, pengenalan berbagai pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkenalkan logika matematika dan
lain sejenisnya (Hamdi, 2013).
Enam strategi pada pendekatan multimodal merupakan bagian penentu hasil
pembelajaran matematika yang diperoleh. Keenam strategi tersebut yakni: (1) real
thing, (2) number, (3) word, (4), diagram (5) story, (6) symbol. Strategi berupa
tahapan atau cara yang ditempuh dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut
dilatarbelakangi dan disesuaikan dengan beberapa tahap perkembangan kognitif
anak. Tahapan tersebut dimulai dari tahap enaktif di mana pemahaman seorang
anak dibentuk berdasarkan wujud konkret dari sebuah benda yang dilihat
sedangkan tahap kedua, yakni tahap ikonik di mana pemahaman seorang anak
dibentuk berdasarkan sketsa atau gambar yang dilihat. Tahap terakhir, yakni tahap
simbolik di mana pemahaman seorang anak dibentuk berdasarkan simbol-simbol
yang dilihat. Berdasarkan ketiga tahapan dari Bruner dan Dienes tersebut,
membuat Woong Khoon Yoong berhasil mengembangkan pendekatan multimodal
(Yee, 2008).
8
yang dapat dipelajari pada kerajinan anyaman antara lain konsep pengubinan,
konsep garis-garis sejajar, dan sudut. Selain yang telah disebutkan, salah satu
unsur budaya Bali yang lain tak kalah menariknya adalah jejahitan Bali.
Jejahitan merupakan hasil dari proses mejejahitan. Secara konsepsional
“majejahitan” sebagaimana diungkapkan oleh Agung Mas Putra (1985: 4)
merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan bentuk-bentuk dari potongan bahan
dedaunan seperti “busung” (daun kelapa yang masih muda atau janur), “selepan”
(daun kelapa yang masih hijau), “ron” (daun enau yang masih hijau), “ambu”
(daun masih muda yang berwarna putih) dan “ental” atau rontal (daun dari pohon
ental masih muda dan memlalui proses pengeringan).
Jenis jejahitan Bali sangatlah beraneka ragam, dari yang sederhana sampai
yang rumit. Jejahitan sederhana seperti tamas, ituk-ituk, ceper, taledan sedangkan
contoh jejahitan yang rumit seperti sampian pajegan, lis, sampian jerimpen yang
mana masing-masing daerah mungkin memiliki nama yang berbeda (Rahayu,
2018). Berikut merupakan beberapa ilustrasi dari jejahitan sederhana.
9
2.5 Penelitian yang Relevan
Sebagai penunjang dalam kajian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu
yang relevan dengan masalah dikaji.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kadek Rahayu Puspadewi dan I Gusti Putu
Arya Wulandari (2018) yang berjudul “Etnomatematika Jejahitan Bali”,
dalam penelitian yang menyasar ibu-ibu PKK ditemukan bahwa terdapat
beberapa bentuk jejahitan yang memiliki kesesuaian dengan bangun datar.
Relevansi dengan kajian ini adalah sama-sama membahas jejahitan Bali
tetapi kajian ini melihat adanya potensi ketika diterapkan dalam
pembelajaran matematika secara daring.
2. Penelitian yang dilakukan oleh I Gede Lanang Paramartha (2019) yang
berjudul “Penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Etnomatematika”, dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa LKS
berbasis etnomatematika memberikan manfaat bahwa meningkatnya
kemampuan pemecahan masalah dan menumbuhkan karakter positif siswa
dalam pembelajaran matematika. Relevansinya dengan kajian ini adalah
sama-sama membahas tentang integrasi etnomatematika Bali dalam
pembelajaran matematika namun kajian ini lebih membahas tentang
jejahitan Bali dijadikan bahan ajar digital multimodal dalam pembelajaran
daring.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Purwoko, Nugraheni, dan Nadhilah (2020)
yang berjudul “Analisis Kebutuhan Pengembangan E-Modul Berbasis
Etnomatematika Produk Budaya Jawa Tengah”, dalam penelitian ini
ditemukan hasil bahwa sangat perlu dikembangkan e-modul berbasis
etnomatematika budaya Jawa Tengah dalam pembelajaran. relevansinya
dengan kajian ini adalah sama-sama membahas tentang potensi
etnomatematika untuk dijadikan bahan ajar digital namun kajian ini
berfokus pada jejahitan Bali dengan menjadikannya sebagai konteks.
10
2.6 Kerangka Berpikir
Adapun paradigma berpikir dari kajian yang dilakukan adalah
digambarkan seperti pada bagan berikut.
11
BAB III
METODE PENULISAN
BAB III METODE PENULISAN
12
3.2 Subyek dan Tempat Penelitian
Subyek penelitian adalah narasumber yang dapat memberikan informasi
dan penjelasan mengenai masalah yang diteliti. Dalam hal ini subyek penelitian
yaitu srati banten yang ada di Bali dengan maksud mengetahui macam-macam
jejahitan Bali dan unsur yang terkandung. Subyek penelitian yang kedua yaitu
beberapa guru matematika jenjang SMP di Kota Singaraja, dengan maksud
memperoleh informasi tentang proses pembelajaran matematika secara daring
yang telah berlangsung dan diskusi singkat mengenai etnomatematika. Subyek
yang ketiga adalah beberapa siswa jenjang SMP kelas VII di Kota Singaraja,
dimintai pendapat tentang pengetahuan dan respon apabila etnomatematika
jejahitan diterapkan dalam pembelajaran. Ketiga subyek tersebut dipilih secara
acak untuk memperkuat kajian yang dilakukan.
3.3 Obyek Penelitian
Obyek yang menjadi kajian dalam tulisan ini adalah bentuk-bentuk
jejahitan Bali yang mengandung unsur matematika khususnya pada materi
bangun datar dan potensi pengintegrasiannya sebagai konteks digital multimodal
dalam optimalisasi pembelajaran matematika yang bermakna.
3.4 Prosedur Penulisan
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur
penelitian kualitatif sebagai berikut.
1. Tahap Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan di lapangan dan di luar lapangan.
Pertama adalah melakukan penelitian di luar lapangan, yaitu dengan studi
literatur, menemukan masalah umum untuk dikaji, tujuan umum kajian, dan
dilanjutkan dengan eksplorasi menyeluruh tentang masalah tersebut di
lapangan.
2. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi masalah dan informasi yng
diperoleh dari tahap penelitian pendahuluan, menguncupkan masalah, memilih
masalah kajian, menentukan tujuan penelitian, menyiapkan instrumen dengan
studi literatur atau dokumentasi, dan diskusi dengan dosen pembimbing.
13
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan penelitian di lapangan untuk
menghimpun data mendukung kajian yang diangkat. Adapun kegiatan dalam
tahap ini adalah memilih subyek penelitian yang sesuai kriteria, memilih
lokasi penelitian, serta mengumpulkan data berupa catatan lapangan,
rekaman audio, serta foto atau video hasil dari proses observasi dan
wawancara.
4. Tahap Analisis Data
Tahapan ini terdiri dari analisis data selama di lapangan dan analisis data
setelah di lapangan. Selama di lapangan, analisis data dilakukan secara
berkelanjutan oleh peneliti serta subyek penelitian terhadap data yang
diperoleh. Setelah keluar lapangan, analisis data dilakukan secara
komprehensif oleh peneliti serta pembimbing sebagai ahli untuk melihat
potensi dari kajian yang dilakukan. Terakhir dilanjutkan dengan tahap
penyusunan laporan.
3.5 Sumber Data
Sumber data dalam kajian ini terdiri dari dua, yaitu data utama (data
primer) dan data sekunder (Suharsimi, 2006). Data sekunder diartikan sebagai
data yang diperoleh dari sumber bacaan, hasil studi, jurnal, artikel dan dokumen-
dokumen. Data sekunder dalam kajian ini adalah menelaah berbagai pustaka
untuk mengetahui karakteristik jejahitan Bali dan bangun datar untuk mengetahui
korelasi yang ada. Selain itu, menelaah pula pendekatan pembelajaran multimodal
dan potensi pengintegrasiannya dalam pembelajaran matematika.
Data primer diartikan sebagai data yang dapat diperoleh secara langsung
dari tempat penelitian. Sumber data yang diperoleh dari tempat penelitian, berasal
dari proses observasi dan wawancara dengan subyek penelitian secara tatap muka
dan online. Hasil wawancara dan observasi dengan srati banten, guru, dan siswa
SMP bertujuan untuk mendukung temuan yang dilakukan pada studi literatur.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada karya tulis ini dilakukan dengan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting), sumber data primer, dan lebih banyak pada
14
observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth
interview), dan dokumentasi (Sugiyono, 2018).
1. Observasi
Metode observasi digunakan untuk menggali data atau informasi berupa
fakta yang sebenarnya di lapangan dengan cara yang ilmiah untuk
mendapatkan data yang akurat.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan suatu peristiwa yang sudah terjadi, dapat
berupa tulisan, gambar, video, rekaman suara, atau karya monumental dari
seseorang. Dokumentasi dapat menjadi pelengkap data penelitian setelah
melakukan observasi dan wawancara.
3. Wawancara
Wawancara mendalam diperlukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden memberikan jawaban
secara luas. Pertanyaan diarahkan pada mengungkapkan kehidupan
responden, konsep, persepsi, peranan, kegiatan, dan peristiwa yang
berkenaan dengan fokus yang diteliti.
3.7 Analisis Data
Pengolahan data-data yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini adalah
teknik analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan metode untuk
menyelidiki obyek dari permasalahan yang tidak dapat diukur dengan angka-
angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Metode ini bisa diartikan sebagai
metode yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Data yang telah didapatkan dari berbagai sumber rujukan
dideskripsikan secara jelas dan rinci pada bagian telaah pustaka. Semua data yang
diperoleh baik dari sumber dokumentasi, maupun pengamatan akan dikorelasikan
guna menghasilkan gagasan baru. Gagasan baru yang dihasilkan akan dipaparkan
secara jelas dan dideskripsikan secara rinci sesuai dengan kebutuhan dan masalah
yang telah diuraikan pada rumusan masalah sebelumnya (Sugiyono, 2009).
15
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1.1 Observasi
Observasi terhadap proses pembelajaran matematika secara daring
didapatkan bahwa guru menjelaskan materi ke siswa cenderung mengikuti
alur buku teks, tidak ada sentuhan menyisipkan nilai budaya dalam
pembelajaran sehingga kurang memberikan pengalaman belajar bermakna
bagi siswa. Tim juga melakukan pendekatan ke beberapa siswa untuk
mengetahui apakah siswa mengenal bentuk jejahitan tersebut dan
menanyakan adakah ide yang terlintas ketika melihat jejahitan Bali. Rata-rata
siswa mengetahui nama dari jejahitan dan mengetahui fungsinya secara
budaya dikarenakan sering mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya sampai disitu, tim juga melakukan observasi kepada srati
banten (tokoh agama) untuk mengetahui hal dasar yang ada pada jejahitan
Bali atau biasa disebut analisis domain. Diperoleh hasil seperti tabel berikut.
Tabel 4.1 Lembar Analisis Domain
Rincian Hubungan
No. Domain
Domain Semantik
Digunakan sebagai alat untuk
Adalah
1 Bahasa mempermudah perhitungan dalam
sikut
pembuatan jejahitan Bali
16
Rincian Hubungan
No. Domain
Domain Semantik
Kebiasaan yang bersifat non formal yang
Sistem Suatu
2 digunakan dalam pembuatan jejahitan
Pengetahuan kebiasaan
banten tradisional Bali
Aturan yang berlaku pada pembuatan
Aturan
Jejahitan banten tradisional Bali yang
3 Sistem Religi yang
jika dilanggar dipercaya akan
berlaku
memberikan dampak yang buruk
17
jejahitan yang dibuat. bagaimana ketulusan kita pada saat membuat banten
juga sangat penting.
Menurut beliau, langkah yang digunakan dalam pembuatan banten
yang terdiri dari berbagai macam jejahitan harus memiliki ukuran yang sama
atau kerap disebut dengan sikut (ukuran yang digunakan sebagai acuan)
misalnya untuk tamas ajengan digunakan sikut 2 langkat (1 langkat jejahitan
merupakan jarak antara ujung ibu jari dengan ujung jari tengah). Kemudian
potongan janur disesuaikan dengan sikut pertama sehingga memiliki ukuran
yang sama. Setelah semua janur dipotong kemudian direkatkan dengan semat
(lidi kecil dari bambu) di mana ujungnya saling menyatu dan bersilangan
sehingga tengah-tengahnya menjadi satu. Lakukan hal ini terus sampai
menyerupai lingkaran. Begitu juga untuk jejahitan yang lain seperti ceper,
aled, tamiang dan lainnya.
Tabel 4.2 Unsur-unsur Bangun Datar yang Terdapat dalam Jejahitan Bali
Implementasi
No. Etnomatematika Konsep Matematika
Pembelajaran
Ceper Mengidentifikasi unsur-
unsur persegi, menentukan
1 keliling, luas, simetri lipat
dan putar
18
Ituk-ituk Mengidentifikasi
unsur-unsur segitiga,
menentukan keliling, luas,
2 simetri lipat dan putar
pada segitiga.
Ceniga Mengidentifikasi
unsur-unsur trapesium
sama kaki,
4 menentukan keliling
dan luas, menentukan
simetri lipat dan putar
pada trapesium
Tamiang Mengidentifikasi unsur-
unsur lingkaran,
menentukan keliling
5 dan luas, menentukan
simetri lipat dan putar
pada lingkaran.
19
4.2 Integrasi Etnomatematika Jejahitan Tradisional Bali dalam
Pembelajaran Matematika Sebagai Konteks Digital Multimodal
Setelah proses eksplorasi etnomatematika pada jejahitan Bali, materi
bangun datar kelas VII adalah salah satu materi yang sesuai untuk diintegrasikan
dengan etnomatematika pada jejahitan Bali dan dijadikan sebagai konteks
pendekatan multimodal. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhadap
guru matematika yang mengajar di kelas tersebut terkait dengan bagaimana
diterapkannya etnomatematika pada jejahitan Bali dan kesesuaian dengan
kurikulum yang diterapkan pada pembelajaran, serta bagaimana skenario
pembelajaran yang sesuai agar pembelajaran dapat berjalan kondusif dan siswa
juga dapat merasakan manfaat dari diintegrasikannya etnomatematika pada
jejahitan Bali dalam pembelajaran. Beberapa siswa masih belum begitu
mengetahui adanya matematika yang bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
terlebih pada budaya yang dimilikinya tetapi tahu persis tentang jejahitan.
Ditambah lagi sejak diberlakukannya pembelajaran jarak jauh siswa kurang
tertarik menyimak materi dan mengerjakan tugas secara tidak maksimal. Hal ini
tentu berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa dan domain lainnya.
Hasil observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan
mengintegrasikan etnomatematika yang terdapat pada jejahitan Bali menunjukkan
hasil yang cukup baik serta respon yang positif sehingga pembelajaran yang
dilakukan diharapkan mampu memberikan dampak yang positif bagi siswa itu
sendiri. Melalui pembelajaran berbasis multimodal ini menekankan integrasi
etnomatematika jejahitan Bali dalam pembelajaran siswa melalui enam tahapan
serta yang terpenting dengan multimodal dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar
siswa, baik yang cenderung visual, auditorial, maupun kinestetik.
Enam tahapan yang menjadi dasar dibentuknya pendekatan multimodal
memberikan gambaran jika proses penguatan keyakinan diri siswa memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran matematika. Dengan kata lain, keyakinan diri
yang ada di dalam diri siswa semakin membantu mereka memaknai dan
memahami materi matematika yang diberikan. Penjelasan tersebut semakin
terlihat ketika keenam strategi yang berupa tahapan pelaksanaan pendekatan
multimodal dijelaskan secara spesifik berdasarkan aplikasinya di lapangan.
20
Berikut ini ilustrasi alur tahapan multimodal menurut Wong Khom Yoong (Yee,
2008).
Real Thing
Number Word
Diagram
Story
Symbol
21
Kedua, yakni tahap yang dikenal dengan istilah number yang merupakan
tahap dimana siswa atau peserta didik diarahakan dengan diberikan tugas
mengenal bilangan atau untuk menghitung, baik penjumlahan, pengurangan,
perkalian, maupun pembagian. Intinya yakni ada instruksi lanjutan setelah tahap
real thing berupa pengenalan langsung objek atau materi yang dimaksud dengan
menguji tingkat pemahaman siswa dengan berbagai bentuk soal atau tugas yang
berkaitan dengan matematika. Contohnya siswa dapat menghitung jumlah persegi
panjang yang membentuk sebuah jejahitan ceper.
Tahap yang ketiga adalah word yakni tahapan dimana siswa diarahkan
untuk bisa mengkomunikasikan berbagai materi yang ditemukan dalam
pembelajaran matematika. Kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan stiap
bagian dari soal matematika yang diberikan memberikan gambaran tingkat
pemahaman mereka terkait dengan materi yang telah diberikan. Tahap ini akan
sangat membantu siswa di dalam mendeskripsikan dan mengkomunikasikan serta
menangkap apa yang dimaksud dari sebuah contoh permasalahan matematika.
Siswa bisa menjelaskan secara lugas misalnya pada sesuatu jejahitan terdapat
bangun datar apa saja yang membentuk jejahitan tersebut
Keempat adalah tahap diagram pada tahap ini guru juga dapat
mengarahkan siswa untuk memvisualisasikan atau membuat gambar berupa
diagram berdasarkan data dan angka yang diberikan untuk menguatkan
pemahaman mereka terkait konsep penjumlahan ataupun pengurangan.
Pelaksanaan tahapan ini akan membantu siswa mengembangkan kemampuan
verbal mereka terkait dengan kesesuaian data dan angka berdasarkan diagram
yang telah dibuat. Dalam tahap keempat ini dibutuhkan kemantapan tahapan
sebelumnya agar diagram yang dihasilkan sesuai dengan perintah atau soal yang
ditemukan.
Story merupakan tahap kelima dimana siswa diasah kemampuan berpikir
logisnya dengan memamntapkan penalaran mereka dari contoh yang diberikan.
Dalam tahap ini, akan terlihat jelas jika matematika tidak hanya berhubungan
dengan angka secara langsung melainkan juga dapat berupa rangkaian cerita yang
menyimpan unsur-unsur soal matematis yang harus dipecahkan dengan rumus
yang bersifat matematis pula. Kondisi ini menjadi sebuah keterangan penting jika
22
matematika memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan sehari-hari dan
memiliki sifat realistis seperti ilmi-ilmu lainnya. Dari sini matematika dapat
menjadi ilmu yang bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Terakhir yakni tahap symbol dimana siswa dituntun untuk mengenal dan
memahami manipulasi simbol-simbol matematika yang ada. Kondisi tersebut
dibutuhkan untuk mengarahkan dan meningkatkan kompetensi siswa di dalam
memahami dan mengembangkan berbagai rumus matematika berdasarkan
pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri. Pemahaman yang matang pada
konsep ini menjadi tingkat kematangan terkahir yang akan memeprmudah siswa
memecahkan berbagai masalah matematika yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari terlebih dalam proses pembelajaran
Pengintegrasian etnomatematika dengan pendekatan multimodal melalui
materi teks digital yang membuat pembelajaran etnomatematika dalan jejahitan
Bali, video materi pembelajaran etnomatematika jejahitan Bali dan simulasi
penggunaan aplikasi geogebra yang bernuansa etnomatematika. Menjadi lebih
interaktif jika teks digital diberikan kepada siswa dengan gaya belajar visual,
video pembelajaran untuk siswa dengan gaya belajar audiovisual, dan simulasi
geogebra untuk latihan siswa dengan gaya belajar kinestetik. Desain materi teks
digital, video pembelajaran kontekstual, dan simulasi geogebra seperti gambar
berikut.
23
Gambar 4.4 Contoh Konsep Video Kontekstual Bernuansa Etnomatematika
24
BAB V
PENUTUP
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kajian studi literatur dan didukung dengan data yang
diperoleh saat observasi dan wawancara sehingga dapat disusun simpulan seperti
berikut ini.
1. Bentuk-bentuk jejahitan Bali yang memuat unsur bangun datar adalah
taledan, lamak, ituk-ituk, ceniga, tamiang, ketupat, porosan, dan ketupat
sudamale yang berturut-turut berbentuk persegi, persegi panjang, segitiga,
trapesium sama kaki, lingkaran, belah ketupat, jajar genjang, dan layang-
layang. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran mulai dari
mengetahui karakteristik dan sifat-sifat masing-masing bangun,
menentukan keliling dan luas, hingga menentukan simetri putar dan lipat
pada bangun tersebut.
2. Pengintegrasian pendekatan pembelajaran digital multimodal berbasis
etnomatematika jejahitan Bali disajikan dengan beberapa cara untuk
mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa, seperti materi teks digital
yang memuat masalah etnomatematika untuk siswa yang gaya belajarnya
visual, video pembelajaran kontekstual untuk yang auditori, dan simulasi
geogebra bernuansa etnomatematika untuk yang kinestetik. Konten materi
yang bernuansa etnomatematika dimaksudkan untuk menciptakan
pengalaman belajar bermakna bagi siswa ketika belajar matematika.
5.2 Saran
Terkait dengan pengintegrasian etnomatematika yang terdapat pada
jejahitan Bali dalam pembelajaran, disarankan pada penelitian selanjutnya untuk
dapat membawakan nilai-nilai matematika lain yang terdapat pada jejahitan Bali
atau nilai-nilai matematika yang terdapat pada banten suci Bali yang lainnya pada
materi pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran matematika. Sehingga
dapat menambah referensi pendidik untuk membawakan materi pembelajaran
secara lebih nyata dan berdampak pada terciptanya pembelajaran bermakna .
25
DAFTAR PUSTAKA
B. Riwayat Pendidikan
Program: S1 S2
Nama PT Undiksha Undiksha
Bidang Ilmu Pendidikan Matematika Pendidikan Matematika
Tahun Masuk-Lulus 2006 -2010 2010-2012
Judul Skripsi/Tesis Implementasi Pembelajaran Pengembangan Perangkat
Resiprok untuk Pembelajaran Matematika
Meningkatkan Pemahaman untuk Model Pembelajaran
Konsep Matematika Siswa Penalaran dan Pemecahan
Kelas VIIG SMP N 5 Masalah Berorientasi Masalah
Singaraja. Terbuka sebagai Upaya
Meningkatkan Aktivitas dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas
VII.
Dosen Pembimbing Prof. Dr. I Made Prof. Drs. Sariyasa, M.Sc.
Candiasa, M.Ikom Ph.D.
Drs. I Nyoman Gita, M.Si Prof. Dr. I Made Ardana,
M.Pd.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2014 Pengembangan Model Problem Based
Learning dengan Setting Online untuk DIPA
5.450.000,-
Meningkatkan Fleksibelitas dan Efektifitas Fakultas
Perkuliahan Metode Statistika.
2. 2015 Implementasi Model Generatif Berbasis
Kearifan Lokal Berbantuan Video
DIPA
Pembelajaran pada Website Khan Academy 5.450.000,-
Fakultas
untuk Meningkatkan Kemampuan
Pembuktian Matematis Mahasiswa.
3. 2016 Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri
dengan Model Inkuiri Berorientasi DIPA
10.000.000,-
Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Institusi
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa.
4. 2016 Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Masalah Terbuka yang Bernuansa
PDP
Etnomatematika Sebagai Upaya 11.600.000,-
Dikti
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VII
5. 2017 Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Masalah Terbuka yang
Mengintegrasikan Nilai Dasar ANEKA PDP
20.000.000,-
Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Dikti
Representasi Beragam Matematis Siswa
SMP Kelas VII.
6. 2017 Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika BerorientasiPendidikan DIPA
Karakter dengan Model Treffinger Bagi 9.500.000,-
Institusi
Siswa SMA.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian identitas diri dan deskripsi kegiatan yang saya buat dengan
sebenarnya untuk Lampiran LKTI IDEA#4.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian identitas diri dan deskripsi kegiatan 1 tahun terakhir ini saya buat
dengan sebenarnya untuk Lampiran LKTI IDEA#4.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian identitas diri dan deskripsi kegiatan yang saya buat dengan
sebenarnya untuk Lampiran LKTI IDEA#4.
Narasumber : Gus yen caran ngae jejahitan, nak aluh. Misalne yen ngae
tamas apang nyak bunter terus gen jait muncuk-muncukne aji
semat, nyanan tengahne pang nyak pas mase. Nyanan nyak be
dadi tamas ne bunter
Terjemahan
Peneliti : Bagaimanakah cara atau langkah dalam pembuatan jejahitan
Bali? Seperti tamas, Ceper, dan lainnya?
Narasumber : Ade gus, yen ngae jejahitan bali ade ne madan sikut anggon
ngae mekejang ukurane pang patuh, misalne yen ngae tamas
sikutne harus patuh apang nyak lung bunteranae”
Terjemahan
Peneliti : Apakah ada perhitungan-perhitungan khusus selama proses
pembuatan jejahitan Bali?
Narasumber : Ada, jika membuat jejahitan Bali ada yang namanya sikut yang
digunakan sebagai acuan sehingga memiliki ukuran yang sama,
misalnya jika membuat tamas sikutnya harus sama sehingga bisa
menjadi bentuk yang bulat
Narasumber : Ada, misalnya bentuk tamas kan bulat, itu merupakan bentuk
atau symbol kebulatan tekad. Begitu juga dengan yang lainnya