Anda di halaman 1dari 39

KONSEP DASAR NEED, DEMAND, DAN UTILITY

MODUL
Untuk memenuhi tugas matakuliah Ekonomi Kesehatan yang dibina oleh Ibu
Nurnaningsih Herya Ulfah, S.KM., M.Kes.
Oleh:
IKM A 2015
1. Andesi Putri Dwi Kartika (150612607696)
2. Fika Fatwa Anin Nafis (150612607825)
3. Monica Dhea Puspita (150612607019)
4. Rinanda Eko Yulianto (150612601435)
5. Yuswantien Himmamie (150612602900)
IKM B 2015
6. Aisya Nur Cahyani (150612605713)
7. Hanifa Muslima (150612603558)
8. Lailatul Firdaus (150612604681)
9. Thania Taj Abhista (150612600536)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEPTEMBER 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
1. JUDUL ............................................................................................................ 1
2. KOMPETENSI DASAR ................................................................................. 1
3. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
4. URAIAN MATERI ......................................................................................... 2
1. Pengertian Need, Want, dan Demand ......................................................... 2
2. Tujuan Pengukuran Demand ...................................................................... 3
3. Kurva Demand dan Elastisitasnya .............................................................. 4
a. Kurva Deman ..............................................................................................
b. Elastisitas Demand......................................................................................
4. Faktor yang Mempengaruhi Demand dan Elastisitasnya ........................... 9
5. Pengukuran Demand ................................................................................... 9
5. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
6. RANGKUMAN .............................................................................................. 15
7. TUGAS MANDIRI ......................................................................................... 17
8. TES FORMATIF ............................................................................................ 17
9. KUNCI JAWABAN FORMATIF .................................................................. 33
LAMPIRAN
1. JUDUL
Konsep Dasar Need, Demand, dan Utility

2. KOMPETENSI DASAR
a. Mengetahui pengertian want, need, dan demand
b. Mengetahui cara pengukuran demand
c. Mengetahui kurva demand dan elastisitasnya
d. Mengetahui faktor yang mempengaruhi demand dan elastisitasnya

3. PENDAHULUAN
Dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia seperti barang dan jasa yang
beraneka ragam serta dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, namun jumlah kebutuhan
tersebut seringkali terbatas ketersediannya. Adanya perbedaan kenyataan tersebut
menyebabkan munculnya ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai
alternatif penggunaan. Kegiatan ekonomi manusia dilakukan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan memerlukan panduan dalam melakukan kegiatan
ekonominya sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi pemerintah
(Dewantara, 2015).
Oleh karena itu, konsep dasar yang perlu kita pelajari sebelum membahas lebih
dalam bagaimana perilaku para pelaku ekonomi adalah analisis permintaan (demand).
Pengertian permintaan (demand) tidak terlepas dari arti kebutuhan (need) dan keinginan
(want). Permintaan adalah berbagai jumlah (kuantitas) suatu barang dimana konsumen
bersedia membayar pada berbagai alternatif harga barang (Soeharno, 2009). Demand
berbeda dengan need dan want (Nurlina, 2014 dalam NH Nasution, 2016).
4. PENGURAIAN MATERI

1. PENGERTIAN NEED, WANT, dan DEMAND


Kebutuhan (needs) adalah keinginan manusia atas barang dan jasa yang perlu
dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Needs menggambarkan kebutuhan
dasar manusia seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan
lainnya. (Philip, 2002) Keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang
spesifik. Keinginan manusia terus menerus dibentuk dan diperbaharui oleh kekuatan dan
lembaga sosial seperti sekolah, keluarga dan perusahaan. (Ambar, 2004)
Demand (Permintaan) adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam
periode tertentu (Putong, 2005). Permintaan adalah berbagai jumlah (kuantitas) suatu
barang dimana konsumen bersedia membayar pada berbagai alternatif harga barang
(Soeharno, 2009). Permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli
konsumen pada periode waktu dan keadaan tetentu periode waktu tersebut bisa satu tahun
dan keadaan-keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang yang akan dibeli,
harga-harga dan adanya barang-barang saingan, harapan akan terjadinya perubahan harga,
pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, biaya iklan, dan lain (Lincolin

Arsyad, 2000).
Hukum Permintaan menyatakan bahwa bila harga suatu barang naik maka
permintaan barang tersebut akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka
permintaannya akan naik dengan asumsi ceteris paribus (semua faktor yang
mempengaruhi permintaan selain harga dianggap konstan) (Iskandar, 2005: 36).
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu
dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Dan definisi ini dapat diketahui, bahwa permintaan terjadi karena dipengaruhi beberpa
faktor yaitu (1) harga barang yang diminta, (2) tingkat pendapatan, (3) jumlah penduduk
(4) selera dan estimasi dimasa yang akan datang, dan (5) harga barang lain atau subtitusi.
Bila faktor tingkat pendapatan, jumlah penduduk, selera dan estimasi barang serta
harga barang subtitusi tetap, maka permintaan hanya ditentukan oleh besar kecilnya
perubahan harga. Jika ini terjadi, maka berlaku perbandingan terbalik antara harga
terhadap permintaan dan berbanding lurus dengan penawaran. Perbandingan terbalik
antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan
Sumber: M. Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro Dslsm Prespektif Islam. BEPE:
Yogyakarta

2. TUJUAN PENGUKURAN DEMAND


Tujuan pengukuran permintaan (demand)
a. Memahami respon harga dan kuantitas suatu komoditas terhadap perubahan variabel-
variabel ekonomi (misalnya variabel perubahan teknologi, selera konsumen, harga
komoditas lain, harga faktor produksi)
b. Menganalisis interaksi yang kompetitif antara penjual dan pembeli dalam menghasilkan
harga dan kuantitas suatu komoditas
c. Menunjukkan kebebasan yang diberikan pasar kepada konsumen dan produsen
d. Menganalisis efek berbagai intervensi kebijakan pemerintah di pasar (seperti
pengendalian harga, kuota, pajak, subsidi, penetapan upah minimum, insentif prosuksi,
dll)
(Sumber : Sugiarto, dkk. Ekonomi Mikro)

3. KURVA DEMAND DAN ELASTISITASNYA


a. Kurva Demand
Kurva permintaan menyajikan hubungan antara jumlah yang diminta dengan harga,
dengan faktor lain tetap sama. Kalau para ahli ekonomi berpendapat tentang kondisi
permintaan di pasar tertentu sebagaimana adanya saat itu, mereka tidak hanya sekedar
menunjuk jumlah yang diminta pada suatu saat tertentu. Tetapi, mereka mengungkapkan
kurva permintaan secara keseluruhan yaitu mengacu pada hubungan antara pembelian
yang diinginkan dengan semua kemungkinan alternatif harga dari komoditi itu (Hutauruk,
1987). Menurut Soeharno (2009), kurva permintaan yaitu suatu kurva yang
menggambarkan hubungan antara harga dan jumlah yang diminta. Menurut Tri
Kunawangsih dalam Rezky (2011) skedul permintaan adalah suatu cara untuk
menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga,
yang ditunjukkan oleh tabulasi angka-angka harga maupun jumah permintaan. Apabila
sebuah permintaan diungkapkan dalam bentuk grafik disebut kurva permintaan atau garis
permintaan, sedangkan permintaan diungkapkan dalam bentuk persamaan matematik
maka disebut sebagai fungsi permintaan.
Kurva permintaan menunjukkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah
barang yang diminta, kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun
dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang bersifat demikian disebabkan adanya
keterkaitan diantara harga dan jumlah yang diminta, dimana kurva permintaan tersebut
mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Apabila harga naik maka jumlah yang diminta
akan turun (Sadono dalam Rezky, 2011).
Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing-masing
menggambarkan tingkat maksimum pembelian harga tertentu, ceteris paribus. Segala
sesuatu yang dibawah kurva itu mungkin terjadi dan segala seseuatu yang atas garis itu
tidak mungkin terjadi jika kondisi permintaan diketahui, maksudnya di bawah kurva
harga dan jumlah barang yang diminta merupakan titik-titik dari kepuasan pembeli
sedangkan diatas kurva bukan merupakan permintaan pokok lagi (Rezky, 2011). Arah
kurva permintaan turun ke kanan, yang berarti arah atau lerengnya adalah negatif, sebagai
akibat adanya hubungan yang berkebalikan antara harga (P) dan jumlah permintaan (Qd)
(Soeharno, 2009). Dengan memperhatikan kurva permintaan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengertian atau definisi permintaan suatu barang adalah berbagai kuantitas barang
di mana konsumen bersedia membayar pada berbagai alternatif harganya. Jadi, kalau
harganya 10 maka jumlah yang diminta 50 unit, dan kalau harganya 12 maka jumlah yang
diminta 40 unit, dan seterusnya. Menurut Hutauruk (1987), kurva permintaan digambar
dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali harga komoditi itu sendiri, dipertahankan
konstan. Perubahan pada setiap variabel yang sebelumnya dipertahankan konstan akan
menggeser kurva permintaan itu ke posisi baru.
b. Elastisitas Demand
Selama jumlah yang diminta berhubungan terbalik dengan harga maka koefisien
elastisitas harga akan selalu bertanda negatif. Agar nilai negatif dapat dihindarkan, maka
tanda negatif seringkali dimasukkan dalam rumus elastisitas. Elastisitas permintaan
mengukur perubahan relative dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat
perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya, cateris paribus. Elasitias yang
dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elasitas harga (price elasticity of
demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut
elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut
elastisitas pendapatan (income elasticity) (Prathama dalam Rezky, 2011).
Apabila perubahan jumlah yang diminta diwakili oleh ΔQ, dan perubahan harga
diwakili oleh ΔP, sedangkan P dan Q adalah harga awal maka rumus elastisitas dapat
ditulis sebagai berikut :
Ed = (ΔQ/Q) : (ΔP/P)
Atau
Ed = (ΔQ/ΔP) . (P/Q)

Keterangan :
Ed : Elastisitas demand
Qd : Jumlah Barang permintaan
Pd : Harga pemintaan
ΔQd : Selisih Jumlah barang pemintaan
ΔPd : Selisih Harga permintaan

Interpretasi dari nilai koefisien elastisitas adalah sebagai berikut, koefisien


elastisitas harga suatu jenis barang (misalnya komputer) adalah 5. Artinya Penurunan/
kenaikan harga komputer sebesar 1 persen akan menyebabkan jumlah komputer yang
diminta akan meningkat/menurun sebesar 5 persen. Jadi, perubahan harga akan
mengakibatkan perubahan yang lebih lebih besar pada jumlah yang diminta. Contoh lain
misalnya, koefisien elastisitas makanan adalah 0,2. Artinya apabila terjadi
penurunan/kenaikan harga sayuran sebesar 1 persen maka permintaan akan naik/turun
sebesar 0,2 persen. Jadi persentase perubahan harga akan mengakibatkan persentase
perubahan jumlah yang diminta lebih kecil dari perubahan harga.
Elastisitas permintaan terhadap harga (𝑃 , catatan : huruf dibaca eta), mengukur
seberapa besar perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila harganya berubah. Jadi
elastisitas permintaan terhadap harga adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah
komoditas yang diminta terhadap perubahan harga komoditas tersebut dengan asumsi
ceteris paribus. Nilai elastisitas permintaan terhadap harga merupakan hasil bagi antara
persentase perubahan jumlah komoditas yang diminta dengan persentase perubahan harga.
Nilai yang diperoleh tersebut merupakan suatu besaran yang menggambarkan sampai
berapa besarkah perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila dibandingkan dengan
perubahan harga.
Secara numerik, elastisitas permintaan terhadap harga (𝑃 ) dapat dihitung dengan
rumus:
persentase perubahan jumlah yang diminta
𝑃 =
persentase perubahan harga

Q𝐷1 − Q𝐷0
Q𝐷0
𝑃 =
𝑃1 − 𝑃0
𝑃0
Dalam rumus tersebut harga berubah dari 𝑃0 menjadi 𝑃1 dan jumlah komoditas yang
diminta berubah dari Q𝐷0 menjadi Q𝐷1 . Karena pada umumnya harga dan jumlah
komoditas yang diminta mengalami perubahan ke araah yang berlawanan (kalau harga
naik jumlah yang diminta berkurang), maka nilai elastisitas permintaaan terhadap harga
akan bernilai negatif. Berikut adalah contoh perhitungan bagi elastisitas permintaan
terhadap harga.

Tabel 3.1 Daftar Permintaan Gabah


Keadaan Harga/kg Jumlah Diminta
Awal 400 10.000
Akhir 300 15.000

Dari tabel diketahui bahwa perubahan harga kabah dari Rp. 400/kg menjadi 300/kg
menyebabkan terjadinya kenaikan jumlah gabah yang diminta dari 10.000 kg menjadi
15.000 kg. Besarnya elastisitas permintaan terhadap harga adalah:

15.000 − 10.000
𝑃 = 10.000 = −2
1 300 − 400
400
Besaran elastisitas permintaan terhadap harga sebesar -2 menunjukkan bahwa apabila
harga gabah turun 1% akan menyebabkan jumlah gabah yang diminta naik 2%. Rumus
diatas akan memberikan hasil perhitungan yang berbeda bila perusahaan tersebut
dipandang dari sudut yang sebaliknya.

Tabel 3.2 Daftar Permintaan Gabah Dilihat dari Sudut Sebaliknya


Keadaan Harga/kg Jumlah Diminta
Awal 300 15.000
Akhir 400 10.000

10.000 − 15.000
𝑃 = 15.000 = −1
2 400 − 300
300
Terlihat bahwa nilai 𝑃 (= -2) tidak sama dengan nilai 𝑃 (= -1). Padahal bila
1 2

diperhatikan pada tabel 3.1 dan 3.2, data pda kedua tabel tersebut sama, hanya sudut
pandangnya yang berbeda, dari keadaan harga gabah turun (Rp. 400 menjadi Rp. 300)
menjadi harga naik (dari Rp. 300 menjadi Rp. 400). Oleh karena kelemahan tersebut,
dibuat cara perhitungan yang lain dengan koefisien elastisitas yang disempurnakan.
Koefisien elastisitas yang disempurnakan menggunakan nilai titik tengah (nilai diantara
sebelum perubahan dan sesudah perubahan) dari harga dan jumlah yang diminta dalam
menghitung persentase perubahan harga dan persentase perubahan jumlah yang diminta.
Koefisien elastisitas yang disempurnakan dihitung sebagai berikut.
(Q𝐷1 − Q𝐷0 )
1
(Q𝐷1 + Q𝐷0 )
𝑃 = 2
𝑃1 − 𝑃0
1
2 𝑃1 + 𝑃0
Hasil perhitungan dengan rumus yang baru akan berada diantara kedua nilai yang
dihitung dengan cara sebelumnya, sehingga rumus yang baru dinamakan rumus titik
tengah dan elastisitasnya dinamakan elastisitas busur (arc elasticity). Sebagai contoh,
terhadap data pada tabel 3.1 dan 3.2 akan dihitung nilai elastisitas permintaan terhadap
harga dengan menggunakan elastisitas busur. Untuk data pada tabel 3.1, nilai 𝑃 adalah:
15.000 − 10.000)
1
(15.000 + 10.000)
𝑃1 = 2
(300 − 400)
1
2 (300 + 400)
Sedangkan untuk data pada tabel 3.2, nilai 𝑃 adalah:
(10.000 − 15.000)
1
(10.000 + 15.000)
ηP2 = 2 = −1,4
(400 − 300)
1
2 (400 + 300)
dengan menggunakan elastisitas busur, diperoleh hasil ηP1 sama dengan ηP2 . Nilai ηP
dengan menggunakan elastisitas busur (-1A) berada di antara kedua nilai elastisitas titik
yang dihitung dari kedua arah berbalikan tersebut (yaitu -2 dan-1).
Berdasarkan pada pengalaman, bila harga dan kuantitas berubah dalam skala kecil,
dasar acuan manapun yang dipakai akan memberikan hasil tak berbeda nyata sehingga
elastisitas titik (Point elasticity formula) dapat dipakai pada kondisi tersebut. Namun bila
harga dan kuantitas berubah dalam skala besar, sebaiknya digunakan elastisitas busur (Arc
Elasticity Formula. Contoh berikut akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
fenomena tersebut.
1. Bila harga dan kuantitas permintaan berubah sedikit.
Berikut adalah nilai harga ($) dan kuantitas permintaan bensin (Galons):
P1 = $ P2 = $0,99
Q1 =1.000 Q2 =1.005
Jika Q1 dan P1 digunakan sebagai acuan:
∆𝑄 5
[𝑄 ] [1000]
1
ηP1 = = = −0,5
∆𝑃 −$0,01
[𝑃] [ ]
$1
Jika Q2 dan P2 digunakan sebagai acuan:
∆𝑄 −5
[𝑄 ] ] [
ηP2 = =2 1005 = −0,49
∆𝑃 $0,01
[𝑃 ] [ ]
2 $0,99
Jadi dalam kasus perubahan yang dihadapi kecil, nilai acuan yang digunakan memberikan
beda hasil yang kecil (No Significant Difference to the Result).
2. Bila suatu perubahan besar dalam harga dan kuantitas permintaan sbb:

P1 $1 P2 $0,5

Q1 1.000 Q2 1.005

Dengan menggunakan formula elastisitas titik diperoleh kondisi berikut:


Jika harga turun dari $1 ke $0,5 per gallon berarti turun 50%
Jika harga naik dari $0,5 ke $1 per gallon berarti naik 100%
Acuan Q1 dan P1
∆𝑄 1000
[𝑄 ] [1000]
1
ηP1 = = = −2
∆𝑃 −$0,5
[𝑃] [ ]
$1
Acuan Q2 dan P2
∆𝑄
−1000
[𝑄 ]
[ 2000 ]
ηP2 = 2 = = −0,5
∆𝑃 $0,5
[𝑃 ] [ ]
2 $0,5
Kedua nilai tersebut salah, ηP = -1 terletak diantara keduanya. Nilai ηP yang benar
diperoleh melalui elastisitas busur
∆𝑄 1.000
[1 ] [1 ]
(𝑄1 + 𝑄 2 ) (1.000 + 2.000)
ηP = 2 = 2 = −1,0
∆𝑃 −$0,5
[1 ] [1 ]
(𝑃 + 𝑃 ) ($0,5 + $1)
2 1 2 2

Pada kasus dimana pasangan data antara harga dan jumlah komoditas tersedia
cukup banyak maka pehitungan elatisitasnya dari datu titik ke titik yang lain satu demi satu
sangatlah tidak efektif. Pada kasus demikian akan lebih mengena jika terhadap pasangan
data tersebut dibuat persamaan regresinya sehingga diketahui pola umum perubahan umlah
yang diminta bila harga komoditas tersebut berubah.
(Sumber : Sugiarto, dkk. Ekonomi Mikro)
Untuk barang industri yang tahan lama (misalnya mobil, televisi, komputer, dan
barang elektronik lainnya) umumnya permintaannya adalah elastis, sedangkan untuk
barang yang tidak tahan lama (umumnya komoditas pertanian) permintaannya adalah
inelastis. Terminologi untuk nilai elastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Terminologi untuk Nilai Elastisitas


Nilai elastisitas Terminologi Nilai Elastisitas
e> 1 Elastis (elastic)
e< 1 Inelastis (inelastic)
e=1 Uniti (unitary elasticity)
e=0 Inelastis sempurna (perfect inelastic)
e=∞ Elastis sempurna (perfect elastic)
Sumber : (Sadono, Sukirno 2009)

Menurut Sadono Sukirno (2009) dalam Marwanto, penjelasan dari terminologi nilai
elastisitas permintaan diatas adalah sebagi berikut:
1. Permintaan Inelastis sempurna (perfect inelastic) : elastisitas = 0.
Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian,
kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga
yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang
permintaannya tidak elastis sempurna adalah rumah (meskipun harganya naik terus,
kuantitas yang tersedia tetap terbatas), patung milik pemahat yang telah meninggal
(berapapun harga yang ditawar atas patung, pemahat tersebut tidak akan mampu
menambah kuantitas patungnya), dan contoh lainnya yang sejenis adalah obat-obatan pada

waktu sakit.
Gambar 1. Kurva Inelastic sempurna
(Sumber : Sadono Sukirno, 2009)

2. Permintaan tidak elastis : (e < 1)


Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga.
Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.
Misalnya minyak goreng, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan
konsumsi minyak goreng sebagai kebutuhan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat
dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi.
Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya
sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa
kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah gas. Jika harga gas naik, tingkat penurunan
penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap
membutuhkan gas untuk kebutuhan rumah tangga. Sama halnya, ketika harganya turun,
kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga
tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak
elastis.
Gambar 2. Kurva Permintaan yang Inelastis
(Sumber : Sadono, 2009)
3. Permintaan uniter elastis : (e= 1).
Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh
produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan
ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis,

sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.

Gambar 4. Kurva permintaan elastis uniter


(Sumber : Sadono, 2009)

4. Permintaan elastis : (e > 1).


Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini
sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian,
makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan
mudah menemukan barang penggantinya. Bentuk kurva permintaanya adalah lebih landai.
Contohnya ketika buku, cemilan, kendaraan bermotor, dan barang mewah lainnya
harganya naik, maka konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.

Gambar 3. Kurva Permintaan Yang Elastis


(Sumber : Sadono, 2009)
5. Permintaan elastis sempurna : (e∞ )
Di mana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada
di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0.
Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya
bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu
barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang
berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar
barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja gunting
kertas (seperti gunting merek S dan P yang rata-rata berharga 3000-5000). Jika kita pergi
ke minimarket untuk membeli gunting kertas, misalnya, kita cenderung tidak akan
memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan
perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli gunting kertas yang harganya
paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan
yang menjual gunting kertas diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun
ke nol. Ini karena semua gunting kertas, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan
fungsi yang sama.

Gambar 5. Kurva Permintaan Elastis Sempurna


(Sumber : Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi 2009)

Elastisitas permintaan terhadap harga pada kurva garis lurus , bervariasi dari nol
sampai tak terbatas. Sebagai contoh untuk kurva permintaan mangga dengan persamaan
Qd = 12.000 – 10P berikut, bila dicari nilai elastisitas permintaan terhadap harga dengan
rumus titik tengah akan diperoleh hasil pada Tabel 3.3.

Tabel 2 Daftar Permintaan Mangga dan elastisitas Permintaan Terhadap Harganya


Harga per unit (rp) Jumlah diminta (kg) ȠP
1.000 2.000
-3
800 4.000
-1,4
600 6.000
0,71
400 8.000
0,33
200 10.000
(Sumber : Sugiarto, dkk. Ekonomi Mikro)
Dari Tabel 2 kita dapat melihat bahwa kurva permintaan yang linear, pada awalnya
memiliki angka elastisitas tinggi di mana harga sangat tinggi sehingga jumlah komoditas
yang diminta rendah dan berakhir pada angka elastisitas rendah di mana harga rendah dan
jumlah komoditas yang diminta tinggi. Pada titik tengah kurva kita dapat melihat terjadi
kasus khusus dengan permintaan yang elastisitas permintaan terhadap harganya = 1, terjadi
jika presentase perubahan jumlah komoditas yang diminta sama dengan presentase
perubahan harganya.
Ada suatu hal penting yang perlu diperhatikan tentang anggapan bahwa kemiringan
yang curam pada kurva permintaan mencerminkan sifat permintaan yang inelastis dan
kemiringan yang mendekati datar menunjukkan sifat permintaan yang elastis. Anggapan
ini benar untuk permintaan yang bersifat elastis sempurna, sedangkan untuk kondisi
elastisitas yang lain, pada umumnya tidak demikian. Kemiringan suatu kurva permintaan
tergantung pada perubahan harga dan kuantitas yang diminta, sedangkan elastisitas
tergantung pada presentase perubahan kedua variabel tersebut. Pada kasus dimana terjadi
elastisitas uniter dengan elastisitas permintaan konstan sebesar ƞP = 1 disebabkan oleh
presentase perubahan harga disetiap titik pada kurva itu sama dengan presentase
perubahan jumlah yang diminta. Untuk memperjelas uraian tersebut marilah kita
perhatikan Gambar 3.3 berikut:
Pada Gambar 3.3 kita dapat melihat bahwa kemiringan kurva permintaan di setiap
titik adalah sama. Tetapi perlu kita perhatikan
Gambar 3.3 Kemiringan dan Elastisitas Permintaan

Bahwa pada titik A, presentase perubahan harga demikian kesil dan presentase perubahan
jumlah yang diminta adalah begitu besar sehingga elastisitasnya sangat tinggi. Sebaliknya
dengan titik D di mana presentase perubahan harga sedemikian besar sedangkan
perubahan jumlah yang diminta demikian kecil sehingga elastisitasnya mendekati 0 (nol).
Jadi diatas titik tengah M permintaan bersifat elastis yaitu ηp > 1, pada titik tengah
permintaan mempunyai ηp = 1, dan dibawah titik tengah permintaan bersifat inelastis atau
ηp < 1. Dengan demikian elastisitas permintaan bervariasi di sepanjang kurva permintaan
yang linier.
 Pada harga tinggi demand elastis
 Pada harga rendah demand in elastis
 Pada titik tengah kurva demand, elastisitasnya sama dengan satu
Manipulasi matematis sederhana akan memudahkan kita menghitung elastisitas harga dari
suatu permintaan. Sebagai pedomannya elastisitas suatu garis lurus pada sebuah titik
dinyatakan oleh rasio antara panjang segmen garis dibawah titik tersebut dengan panjang
segmen garis diatasnya. Perhatikan Gambar 3.3. Dari Gambar 3.3, kita dapat melihat
dengan jelas cara untuk menghitung elastisitas pada kurva garis lurus. Hal ini akan
menjadi dasar perhitungan ηp disetiap titik pada kurva yang berbentuk cekung seperti yang
terdapat pada Gambar 3.4. Tariklah suatu garis lurus yang menyinggung kurva tersebut
pada satu titik. Misalnya titik B. Kemudian hitunglah ηp untuk garis lurus pada titik B
tersebut. Hasilnya akan merupakan angka yang sangat tepat untuk
elastisitas kurva di titik B.
Gambar 3.4 Elastisitas pada Kurva Cekung

Atas dasar gambaran yang diberikan diketahui pula bahwa kemiringan (slope) dari
suatu kurva permintaan berbeda dengan elastisitasnya. Dalam suatu kurva permintaan
yang linier, slopenya sama disemua tempat sepanjang kurva , tetapi elastisitasnya akan
berubah dengan berubahnyh posisi dalam suatu kurva permintaan yang sama.
Δ𝑄 Δ𝑃 ΔQ 𝑃
𝜂𝑃 = ( ) ( ) = ( ) ( )
𝑄 𝑃 Δ𝑃 𝑄
ΔQ 1
= Inverse dari slope =
ΔP 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
Jadi slope suatu kurva hanyalah satu dari dua faktor penentu (determinant) elastisitas
Determinant (penentu) elastisitas adalah slope dan PQ
Jika fungsi permintaannya dinyatakan dengan Qd=F(P) maka elastisitas permintaannya
ηp=lim ΔP →0 ΔQdΔP . PQ = ∂Qd∂P . P Qd

Contoh soal:
Fungsi Permintaan komoditas “cosmic” ditunjukkan oleh persamaan Qd=150-3P2 Pada
tingkat harga P=5, elastisitas permintaannya dapat dicari sebagai berikut:
𝑄𝑑 = 150 − 3𝑃2
𝜕𝑄𝑑
= −6𝑃
𝜕𝑃

𝜕𝑄𝑑 𝑃 𝑃 5
𝜂𝑝 = . = −6𝑃 ( 2
) = −6(5) ( ) = −2
𝜕𝑃 𝑄𝐷 150 − 3𝑃 150 − 75
4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEMAND DAN ELASTISITASNYA
a. Faktor yang mempengaruhi Demand
Dalam teori mikro ekonomi terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
demand (permintaan) dari seseorang individu atau masyarakat terhadap suatu barang
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Harga barang yang dimaksud, yang artinya bahwa semakin rendah harga suatu
komoditi maka jumlah yang akan diminta untuk komoditi itu akan semakin besar
apabila faktor lainnya tetap sama.
2. Tingkat pendapatan/pendapatan rata-rata, maksudnya adalah Apabila rumah tangga
menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar, maka mereka dapat diperkirakan
akan membeli banyak beberapa komoditi, walaupun harga komoditi-komoditi tetap
sama.
3. Jumlah penduduk/ jumlah populasi, yang artinya jumlah penduduk akan mengalami
peningkatan maka akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga.
4. Selera atau gengsi, selera memiliki pengaruh besar terhadap keinginan orang untuk
membeli.
5. Ramalan/estimasi di masa yang akan datang
6. Harga barang lain/substitusi, maksudnya apabila suatu permintaan komoditi menurun
terjadi karena semakin rendah harganya, komoditi itu semakin murah secara relatif
dibandingkan dengan komoditi-komoditi yang dap at memuaskan kebutuhan atau
keinginan yang sama.
7. Distribusi, maksudnya apabila suatu pendapatan total yang konstan didistribusikan
kembali kepada sejumlah penduduk, maka permintaan bisa berubah.
(Richard et all, 1992).
Menurut Prathama Rhardja dalam Rezky (2011), Permintaan seseorang atau suatu
masyarakat terhadap suatu produk di pasaran ditentukan oleh banyak faktor yaitu:
a. Harga barang itu sendiri
Jika suatu harga barang semakin murah, maka permintaan konsumen terhadap
barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin
mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan menurun. Hal ini seperti
hukum permintaan, yang menyatakan “Bila harga suatu barang naik, ceteris parebus,
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya.”
b. Harga barang lain yang terkait
Harga barang lain juga mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua
macam barang tersebut keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat
substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (pelengkap).
c. Tingkat pendapatan perkapita
Tingkat pendapatan perkapita mencerminkan daya beli makin tinggi tingkat
pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

d. Selera atau kebiasaan konsumen


Selera atau kebiasaan konsumen juga dapat mempengaruhi permintaan suatu
barang. Selera konsumen dapat disebabkan oleh perubahan umur, perubahan pendapatan,
perubahan lingkunagan dan sebagainya.
e. Jumlah penduduk
Permintaan suatu barang berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah penduduk, maka kebutuhan akan bertambah sehingga permintaan terhadap
barang akan meningkat.
f. Perkiraan harga di masa mendatang
Apabila harga suatu barang akan naik di masa mendatang, maka cenderung pembeli
akan membeli barang sekarang sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak
saat ini dengan alasan menghemat belanja di masa yang akan datang.
g. Distribusi pendapatan
Jika distribusi pendapatan buruk, berrati daya beli secara umum melemah sehingga
permintaan terhadap suatu barang menurun.
h. Usaha-usaha produsen yang meningkatkan penjualan
Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang
besar sekali perannanya dalam mepengaruhi masyarakat. Seperti halnya iklan,
memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan
permintaan terhadap barang tersebut. Untuk barang-barang yang sudah lama, pengiklan
akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk
membeli. Promosi penjualan lainnya, seperti pemberian hadiah kepada pembeli dan
potongan harga apabila membeli suatu barang.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya elastisitas permintaan suatu
komoditas. beberapa factor yang terpenting adalah:
1. Tingkat kemampuan komoditas-komoditas lain untuk menggantikan komoditas tersebut
Suatu komoditas yang mempunyai banyak komoditas pengganti, permintaannya
cenderung untuk bersifat elastis. Perubahan harga yang sedikit saja akan menimbulkan
perubahan yang besar atas jumlah komoditas tersebut yang diminta. Pada waktu harga naik
para pembeli akan enggan membeli komoditas tersebut, mereka lebih suka menggunakan
komoditas-komoditas penggantinya yang harganya tidak mengalami perubahan.
Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa komoditas tersebut
menjadi lebih murah daripada komoditas-komoditas penggantinya dan beramai-ramai
membeli komoditas tersebut sehingga menyebabkan permintaan akan komoditas tersebut
bertambah dengan cepat. dengan demikian, komoditas-komoditas bersubstitusi cenderung
memiliki elastisitas lebih tinggi daripada komoditas-komoditas yang tidak memiliki
substitusi. Sebagai contoh jika hari ini harga beras naik 20%, jumlah beras yang diminta
akan turun sedikit karena permintaan terhadap beras tersebut inelastis. Lain halnya dengan
permintaan akan daging sapi. Jika suatu saat banyak sapi yang mati karena terkena wabah
penyakit sehingga menyebabkan kenaikan harga daging sapi, maka orang dapat saja
beralih mengkonsumsi daging ayam atau daging kambing. Hal ini karena daging sapi
mempunyai elastisitas permintaan terhadap harga yang tinggi.
Permintaan komoditas yang tidak banyak mempunyai komoditas pengganti bersifat
tidak elastis karena:
a. Kalau harga komoditas tersebut naik, para pembelinya sulit memperoleh komoditas
pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli komoditas tersebut. Oleh sebab itu
permintaannya tidak banyak berkurang.
b. Kalau harga komoditas tersebut turun, permintaannya tidak banyak bertambah karena
tidak banyak tambahan pembeli yang beralih dari membeli komoditas yang bersaingan
dengan komoditas tersebut.
2. Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli komoditas tersebut
Makin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu komoditas
akan semakin elastis permintaan akan komoditas tersebut. Sebagai contoh perbandingan
antara naiknya harga sebuah mobil menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan kenaikan
harga tali sepatu yang dua kali lipat juga, memberikan dampak perubahan permintaan yang
berbeda karena elastisitas permintaan terhadap harga kedua komoditas tersebut berbeda.
Permintaan tali sepatu bersifar inelastis terhadap harga karena bagian pendapatan
seseorang yang diperlukan untuk membeli tali septau relatif kecil. Sedangkan permintaan
mobil bersifat elastic karena bagian pendapatan seseorang yang diperlukan untuk membeli
mobil relatif besar. Dengan demikian adanya perubahan harga mobil akan memaksa
seseorang untuk melakukan penundaan pembelian mobil dibandingkan dengan bilamana
harga sepatu mengalami kenaikan. Sebagai ilustrasi, manakah yang lebih disukai oleh
konsumen antara diskon harga garam dan diskon harga televisi? Tentu saja diskon harga
televisi, karena proporsi pengeluaran untuk televisi jauh lebih besar dibandingkan dngan
proporsi pengeluaran untuk garam sehingga adanya potongan harga televisi akan dapat
menghemat uang lebih banyak.
3. Jangka waktu untuk menganalisis permintaan
Makin lama jangka waktu untuk menganalisis permintaan atas suatu komoditas
makin elastis sifat permintaan komoditas tersebut. Untuk beberapa komoditas, kemampuan
untuk menyesuaikan pola konsumsi menyiratkan bahwa elastisitas permintaan jangka
panjang akan lebih besar daripada elasisitas permintaan jangka pendek. Lamanya waktu
orang untuk bereaksi terhadap perubahan harga menyababkan elastisitas permintaan
terhadap komoditas tertentu mendekati nol. Contoh paling baik dalam hal ini adalah
bensin. Kenaikan harga bensin pada saat seseorang dalam perjalanan rekreasi ke luar kota,
tentunya tidak akan menyebabkan yang bersangkutan menjual mobilnya seta membatalkan
rekreasinya pada saat itu juga. Jadi dalam jangka pendek, elastisitas permintaan untuk
bensin akan mendekati nol. Dalam jangka panjang yang bersangkutan dapat saja
menyesuaikan perilakunya terhadap kenaikan harga bensin tersebut. Misalnya, yang
bersangkutan dapat menjual mobilnya atau membeli mobil yang lebih kecil serta lebih
hemat, memilih berkendaraan umum, membeli sepeda, naik kereta api, dan lain-lain.
4. Kategori suatu komoditas (komoditas kebutuhan pokok, komoditas mewah, dan
sebagainya)
Komoditas-komoditas seperti bahan makanan, BBM, sepatu, alas kaki atau
komoditas kebutuhan pokok cenderung bersifat inelastic atau tidak terlalu terpengaruh
oleh kenaikan harga. Komoditas-komoditas seperti ini tidak dapat disingkirkan begitu saja
jika harganya naik. Tetapi komoditas mewah seperti mobil, jika harganya mengalami
kenaikan, orang dapat menggantikannya dengan komoditas substitusi/pengganti yang
semodel.
(Sumber : Sugiarto, dkk. Ekonomi Mikro)

5. PENGUKURAN DEMAND
Hasil penjualan (Total expenditure) adalah pendapatan yang diterima oleh para
penjual dari pembayaran atas komoditas yang dibeli konsumen. Nilai hasil penjualan sama
dengan harga komoditas (P) dikalikan dengan jumlah komoditas yang dibeli para pembali
(Q). Dalam hal ini masyarakat awam cenderung beranggapan bahwa bila harga suatu
komoditas baik, maka hasil penjualan komoditas tersebut akan mengalami kenaikan pula.
Kenyataan menjunjukkan bahwa kenaikan atau penurunan hasil penjualan bila
terjadi perubahan harga komuditas, terkait erat dengan elastisitas permintaan terhadap
harga dari komuditas tersebut. Dalam hal ini terdapat tiga hubungan yang berbeda antara
hasil penjualan dengan perubahan harga sehubungan dangan elastisitas permintaan suatu
komoditas terhadap harganya. Ketiga hubungan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi komoditas dengan elastisitas permintaan terhadap harga yang tidak elastis
(inelastis), kenaiakan harga komoditas akan meningkatkan hasil penjualan dan
penurunan harga komoditas akan meningkat hasil penjualan dan penurunan harga
komoditas akan mengurangi hasil penjualan.
2. Bagi komoditas dengan elastisitas permintaan terhadap harga bersifat elastis,
kenaiakan harga komoditas harga komoditas akan menyebabkan penurunan hasil
penjualan dan penurunan harga komoditas akan meninggalkan hasil penjualan.
3. Bagi komoditas dengan elastisitas permintaan terhadap harga uniter ( ηp = 1)
perubahan harga komoditas (bertambah tinggi atau berkurang) tidak akann merubah hasil
penjualan.
Untuk memperjelas hubungan di atas, marilah kita perhatikan Gambar 3.5 dan Gambar 3.6
berikut.
Pada Gambar 3.5 dan 3.6 kondisi awal menunjukkan harga komoditas A yang dalam
hal ini memiliki ηp > 1 adalah P dan jumlah yang diminta adalah Q. Hasil penjualan
ditunjukkan oleh kotak 0QBP. Kemudian harga komoditas A berubah menjadi P1 dan
Jumlah yang komoditas tersebut yang diminta berkurang menjadi Q1. Hasil penjualan yang
baru ditunjukkan oleh 0Q1AP1. Dari Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa luas kotak 0QBP
melebihi luas kontak 0Q1AP1. Dengan demikian hasil penjualan komoditas A setelah
harganya naik, lebih kecil dibandingkan dengan hasil penjualan pada harga semula.
Pada Gambar 3.6, kondisi awal menunjukkan harga komoditas B yang dalam hal ini
memiliki 0< ηp < 1 adalah H dan jumlah yang diminta adalah J. Hasil penjual ditunjukkan
oleh kotak 0JNH. Kemudian harga komoditas B berubah menjadi H1 dan jumlah
komoditas tersebut yang diminta berkurang menjadi J1. Hasil penjualan yang baru
ditunjukkan oleh kotak 0J1MH1. Dari gambar 3.6 dapat dilihat bahwa luas kotak 0J1MH1.
Dengan demikian hasil penjual komoditas B setelah harganya naik, justru meningkat
dibandingkan dengan hasil penjualan pada harga semula.
A

Contoh soal:
Jika diketahui harga bensin naik 75% dan karena kenaikan tersebut penerimaan meningkat
52%. Hitunglah nilai elastisitasnya!
Penyelesaian:
Harga mula-mula = P0
Harga setelah kenaikan = P1 = 1,75 P0
R0 = P0 Q0
R1 = P1Q1 = 1,52 R0
= 1,75P0Q1 = 1,52 P0 Q0
𝑄1 1,52
(𝑄0) = (1,75) = 0,868
Q1 hanya sebesar 0,868 Q0, berarti terjadi penurunan jumlah yang dibeli sebesar 1 – 0,868
= 0,132 = 13,2 % (perubahan relatif Q). Dengan demikian nilai elastisitas dapat dihitung
sebagai berikut
%∆𝑄 13,2%
𝜂 = = = 0,176 (𝑖𝑛𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑠)
%∆𝑃 75%

Jadi bensin bersifat inelastis, berarti jika harga naik, akan menaikkan penerimaan.
Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu
barang dengan tingkat harganya. Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin banyak
permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka
makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Sifat hubungan antara harga dan permintaan tersebut disebabkan karena kenaikan
barang menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya apabila harga
turun maka pembeli mengurangi pembelian barang lain yang sama jenisnya dan
menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga. (Sukirno, 2009)
1. Daftar Permintaan
Daftar permintaan suatu tabel ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam
angka-angka tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta
masyarakat (Sukirno, 2009).
Keadaan Harga (Rupiah) Jumlah yang diminta (unit)
P 5000 200
Q 4000 400
R 3000 600
S 2000 900
T 1000 1300
Tabel. Permintaan terhadap buku tulis pada berbagai tingkat harga
Dalam tabel tersebut digambarkan tentang permintaan terhadap buku tulis pada
berbagai tingkat harga. Dalam gambaran ini dijelaskan bahwa makin tinggi harga buku
tulis maka semakin sedikit jumlah buku tulis yang diminta dan semakin rendah harganya
akan semakin banyak buku tulis yang diminta. Pada harga Rp.5000, hanya 200 buku tulis
yang diminta sedangkan pada harga Rp.1000, ternyata ada 1300 buku tulis yang diminta.
2. Fungsi permintaan
Fungsi permintaan adalah fungsi yang (Demand Function) memperlihatkan
keterkaitan antara variable jumlah permintaan dengan variabel- variabel atau faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Fungsi permintaan menghubungkan antara variabel harga dan
variabel jumlah. Bentuk umum fungsi permintaan (Amiliawati, 2012).

Dimana:
Q = Jumlah yang diminta
P = Harga produk
a dan b = Parameter
Parameter b bernilai negatif karena fungsi permintaan tunduk pada hukum
permintaan, yaitu jika harga suatu produk naik/turun maka jumlah produk yang diminta
oleh konsumen berkurang/bertambah (Kalangi, 2012).
Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu
barang dengan tingkat harganya. Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin banyak
permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka
makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Sifat hubungan antara harga dan permintaan tersebut disebabkan karena kenaikan
barang menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya apabila harga
turun maka pembeli mengurangi pembelian barang lain yang sama jenisnya dan
menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga. (Sukirno, 2009)
1. Daftar Permintaan
Daftar permintaan suatu tabel ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam
angka-angka tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta
masyarakat (Sukirno, 2009).
Keadaan Harga (Rupiah) Jumlah yang diminta (unit)
P 5000 200
Q 4000 400
R 3000 600
S 2000 900
T 1000 1300
Tabel 3. Permintaan terhadap buku tulis pada berbagai tingkat harga

Dalam tabel tersebut digambarkan tentang permintaan terhadap buku tulis pada
berbagai tingkat harga. Dalam gambaran ini dijelaskan bahwa makin tinggi harga buku
tulis maka semakin sedikit jumlah buku tulis yang diminta dan semakin rendah harganya
akan semakin banyak buku tulis yang diminta. Pada harga Rp.5000, hanya 200 buku tulis
yang diminta sedangkan pada harga Rp.1000, ternyata ada 1300 buku tulis yang diminta.
2. Fungsi permintaan
Fungsi permintaan adalah fungsi yang (Demand Function) memperlihatkan keterkaitan
antara variable jumlah permintaan dengan variabel- variabel atau faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Fungsi permintaan menghubungkan antara variabel harga dan variabel
jumlah. Bentuk umum fungsi permintaan (Amiliawati, 2012).

Q = a - bP

Dimana:
Q = Jumlah yang diminta
P = Harga produk
a dan b = Parameter
Parameter b bernilai negatif karena fungsi permintaan tunduk pada hukum
permintaan, yaitu jika harga suatu produk naik/turun maka jumlah produk yang diminta
oleh konsumen berkurang/bertambah (Kalangi, 2012).

6. Elastisitas Permintaan Silang


Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu komoditas
apabila terjadi perubahan harga komoditas lain dinamakan elastisitas permintaan silang.
Koefisien elastisitas permintaan silang sering digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan komplemen atau substitusi di antara berbagai komoditas. Nilai elastisitas
permintaan silang berkisar dari negatif tak terhingga sampai positif tak terhingga.
Rumus perhitungan elastisitas permintaan silang komoditas X terhadap komoditas Y
adalah:

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑋 𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎


𝜂𝑐 =
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑌

(𝑄𝐷𝑋1 − 𝑄𝐷𝑋0
𝑄𝐷𝑋0
𝜂𝑐 =
(𝑃𝑌1 − 𝑃𝑌0)
𝑃𝑌0

Tanda dari elastisitas silang akan tergantung kepada apakah komoditas yang terkait
merupakan komoditas pelengkap atau komoditas pengganti dari suatu komoditas yang
sedang menjadi topik pembicaraan. Untuk komoditas pelengkap (complements), elastisitas
silangnya bernilai negatif (contoh mobil dengan bahan bakarnya). Dalam hal ini, jumlah
komoditas X yang diminta berubah ke arah yang bertentangan dengan perubahan harga
komoditas Y. Sedangkan untuk komoditas pengganti (substitusi), elastisitas silangnya
adalah positip, dalam hal ini permintaan atas suatu komoditas berubah ke arah yang sama
dengan perubahan harga komoditas penggantinnya (contoh mobil BMW dan Mercedes).
Sebagai contoh perhitungan elastisitas permintaan silang, akan digunakan data pada Tabel
3.4.

Tabel 3.4 Harga dan Jumlah Permintaan Berbagai komoditas


Kondisi Awal Kondisi Akhir
Komoditas Jumlah Jumlah
Harga Harga
Diminta Diminta
A 80 160 80 200
B 160 200 240 120
C 60 100 60 50

Atas dasar data diatas dapat dicari besarnya elastisitas permintaan silang komoditas A
terhadap komodtas B dengan menggunakan rumus diatas.

(200 − 160)
𝜂𝑐(𝐴𝐵) = 160 = 0.5
(240 − 160)
160

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa niai elastisitas permintaan silang komoditas A


terhadap B adalah positip, dengan demikian komoditas B merupakan komoditas pengganti
bagi komoditas A. Sedangkan elastisitas permintaan silang komoditas C dan B adalah

(50 − 100)
𝜂𝑐(𝐶𝐵) = 100 = −1
(240 − 160)
160

Hasil perhitungan menunujukkan bahwa nilai elastisitas permintaansilang komoditas C


terhadap komoditas B adalah negatif, dengan demikian komoditas B merupakan komoditas
pelengkap bagi komoditas C.
Contoh soal:
1. Angka-angka dalam tabel berikut menunjukkan perubahan konsumsi individu terhadap
kopi, teh dan lemon di rumah ketika harga kopi dan harga lemon naik (hal lain termasuk
harga teh tetap sama). Tentukan hubungan antara komoditas teh dengan kopi serta teh
dengan lemon!
Sebelum Sesudah
Komoditas
Harga Jumlah Harga Jumlah
Kopi (Y) 40 50 60 30
Teh (X) 20 40 20 50

Penyelesaian:
∆𝑄𝑋 𝑃𝑌 +10 40
𝜂𝑐(𝑋𝑌) = =( ) ( ) = 0,5
∆𝑃𝑦 𝑄𝑋 +20 40
Jadi teh dan kopi merupakan komoditas subtitusi

2. Bagaimana dengan keadaan teh dan lemon berikut:


Sebelum Sesudah
Komoditas
Harga Jumlah Harga Jumlah
Lemon (Z) 10 20 20 15
Teh (X) 20 40 20 35

∆𝑄𝑋 𝑃𝑍 −5 10
𝜂𝑐(𝑋𝑍) = =( ) ( ) = −0,125
∆𝑃𝑍 𝑄𝑋 +20 40
Jadi teh dan lemon merupakan komoditas komplement

Contoh soal
Data berikut menujukkan jumlah barang X yang diminta (QX); Harga barang X (PX);
harga barang Y (PY) dan pendapatan (I) selama 6 bulan barang Y (PY) dan pendapatan (I)
selama 6 bulan
Tahun Px Qx Py I
1 100 80 50 20.000
2 110 90 40 18.000
3 90 100 40 18.000
4 100 100 50 20.000
5 100 90 40 20.000
6 100 110 40 25.000

Pertanyaan:
a. Carilah pasangan tahun yang dipergunakan untuk menghitung elastisitas harga
terhadap permintaan barang X. Jelaskan mengapa anda memilih tahun tersebut?
b. Tunjukkan pasangan tahun yang mencerminkan terjadi perubahan selera konsumen!
c. Carilah sepasang tahun yang dipergunakan untuk menunjukkan hubungan antara
barang X dan Y
Penyelesaian:
a. Elastisitas harga terhadap permintaan barang X dapat dicari jika harga barang Y dan
tingkat pendapatan (I) konstan (berarti perubahan kuantitas barang X semata-mata
karena perubahan tingkat harga X). Dari data di atas berarti pada tahun 2 dan 3
b. Jika semua tingkat harga konstan, demikian pula tingkat pendapatan, maka perubahan
jumlah yang diminta berarti karena

7. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan (Income Elasticity Of Demand = 𝜼𝟏 )


Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan atas suatu komoditas
sebagai akibat dari perubahan pendapatan konsumen dikenal dengan elastisitas
permintaan terhadap pendapatan (η1 ). Elastisitas permintaan terhadap pendapatan
merupakan suatu besaran yang berguna untuk menunjukkan responsivitas konsumsi suatu
komoditas terhadap perubahan pendapatan (income). Nilai yang diperoleh dapat digunakan
utuk membedakan komoditas apakah termasuk dalam kategori komoditas mewah, normal
atau inferior.
Rumus Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatan adalah sebagai berikut:
persentase perubahan jumlah komoditi X yang diminta
η1 =
persentase perubahan pendapatan

(𝑄𝐷𝑋1 − 𝑄𝐷𝑋0 )
𝑄𝐷𝑋0
η1 =
(𝐼1− 𝐼0 )
𝐼0

Acuan umum pengelompokan kategori suatu komoditas adalah sebagai berikut:


η1 : - komoditas inferior (komoditas bermutu rendah)
η1 : + komoditas normal
η1 : > 1 komoditas mewah
η1 : < 1 komoitas kebutuhan pokok

Komoditas normal dan komoditas mewah memiliki elastisitas permintaan terhadap


pendapatan positif, karena antara perubahan pendapatan dan perubahan permintaan
bergerak searah. Sedangkan komoditas inferior memiliki elastisitas permintaan terhadap
pendapatan negatif karena perubahan pendapatan dan perubahan jumlah komoditas yang
dibeli bergerak kea rah yang berbalikan. Sebagai contoh, pada saat Dion memiiki
pendapatan Rp 4 juta, ia mengkonsumsi 100 unit “Isakuiki” per bulannya, dan pada saat
pendapatannya naik menjadi Rp 6 juta, konsumsi “Isakuiki”nya meningkat menjadi 200
unit per bulan. Dalam hal ini besarnya elastisitas permintaan terhadap pendapatan adalah:
(200 − 100)
η1 = 100 =2
(6 − 4)
4
Karena nilai elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang diperoleh positif, maka
“Isakuiki” termasuk dalam komoditas normal.
Berikut akan diberikan gambaran bagaimana status suatu komoditas dapat berubah bila
pendaptan dari seseorang berubah dari waktu ke waktu.

Pendapatan Jumlah X %ΔQX %ΔI η1 Jenis


($ per tahun) (unit per tahun) Komoditas
8000 5
100 50 2 Mewah
12000 10
50 33,33 1,50 Mewah
16000 15
20 25 0,80 Kebutuhan
20000 18 Pokok
11,11 20 0,56
24000 20 Kebutuhan
-5 16,67 -0,30 pokok
28000 19
-5,26 14,29 -0,37 Inferior
32000 18
Inferior
Tabel 4.

Contoh Soal:
Jika diketahui fungsi permintaan konsumen untuk jagung QD = 0,01I + 0,8PG – 0,5PK –
0,2PJ
Konsumsi jagung saat ini QJ = 217,5 ton, elastisitas pendapatan EI = 4,6 elastisitas silang
terhadap gabah EC(JG) = 2,2 elastisitas silang terhadap kedelai EC(JK) = -1,15. Tentukan:
a. Tingkat pendapatan (I)
b. Harga gabah (PG )
c. Harga kedelai (PK )
d. Harga jagung (PJ )

Penyelesaian:
QJ = 0,01I + 0,8PG – 0,5PK – 0,2PJ
QJ = 217,5 ton
EC(JG) = 2,2
EC(JK) = -1,15
a. Mencari besarnya tingkat pendapatan:
𝜕𝑄𝐽 𝐼
η1 = 𝜕𝐼 𝑄𝐽

𝐼
4,6 = 0,01 217,5

I = 100050
b. Harga gabah (PG )
𝜕𝑄𝐽 𝑃𝐺
ηC(JG) = 𝜕𝑃𝐺 𝑄𝐽

𝐺𝑃
2,2 = 0,8 217,5

𝑃𝐺 = 598,125
c. Harga kedelai (PK )
𝜕𝑄 𝑃𝐾
ηC(JK) = 𝜕𝑃 𝐽
𝐾 𝑄𝐽

𝐾 𝑃
-1,15 = -0,5 217,5

𝑃𝐾 = 500,25
d. Harga jagung (PJ )
Q𝐽 = 0,01I + 0,8PG – 0,5PK – 0,2PJ
217,5 = 0,01(100050) + 0,8 (598,125) – 0,5(500,25) – 0,2PJ
217,5 = 1228,875 – 0,2PJ
PJ = 5056,875

6. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
Hutauruk, Gunawan (ed). 1987. Economics. Jakarta: Erlangga
Kalangi, josep bintang. 2012. Matematika & Ekonomi Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Putong Iskandar. 2005. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Richard et all.1992. Pengantar Mikro ekonomi, Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Rezky. 2011. Chapter II (online). Diakses dari: repository.usu.ac.id. (diakses pada 30 Januari
2016)
Soeharno. 2009. Teori Mikro Ekonomi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sukirno, Sadono. 2009. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Sugiarto, dkk. 2005. Ekonomi MIKRO. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
M. Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro Dslsm Prespektif Islam. BEPE: Yogyakarta
7. RANGKUMAN

Anda mungkin juga menyukai