NPM: 1609200010033 Arti penting sektor kelautan dan perikanan Keadaan geografis Kota Sabang Jumlah Nelayan Kota Sabang 1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7. Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 8. Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Nelayan Tradisional Anggaran yang terus bertambah di sektor kelautan dan perikanan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 32 Tahun 2011 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 39 Tahun 2012 Proposal Bantuan Hibah Program dan Kegiatan Dana program pembangunan daerah pemilihan (dari dewan) atau dana aspirasi Peranan lapangan usaha terhadap PDRB Bagaimana dampak belanja APBK sektor kelautan dan perikanan terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan di Kota Sabang. Tujuan: mengetahui dampak belanja APBK dari sektor kelautan dan perikanan terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan di Kota Sabang. Manfaat: 1. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan 2. Sebagai bahan kajian pembelajaran pada sektor kelautan dan perikanan Ruang Lingkup Penelitian • Wilayah Kerja Pemerintah Kota Sabang • Metode Survei Lokasi Penelitian, Objek dan Teknik Pengumpulan Data • Lokasi pada dua kecamatan • Penelitian Lapangan dan Penelitian Kepustakaan Populasi dan Sampel • Masyarakat Nelayan Menggunakanmetode formulasi sampel minimal dengan menggunakan metode Slovin dan Sevila Metode Impact Evaluation Rumus yang digunakan Karakteristik Responden • Berdasarkan usia • Berdasarkan tingkat pendidikan • Lama Pengalaman Sebagai Nelayan • Jarak Tempuh Melaut Pengujianuntuk melihat perbandingan rata- rata atau kenaikan pendapatan sebelum dan sesudah
Pengujianperbedaan perlakuan kelompok
aksi dan kontrol
Menggunakan aplikasi SPSS versi 22
Nilai rata-rata masing-masing kelompok diambil sebagai bentuk IMPACT Hipotesis H0 = Rata-rata pendapatan kelompok aksi dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan
Nilai signifikan > 0,05 menerima H0
H1 = Rata-rata pendapatan kelompok aksi dan
kelompok kontrol terdapat perbedaan
Nilai signifikan < 0,05 menolak H0
Hasil Uji Tes Independent
Hasil Uji tes menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kondisi awal, baik kelompok aksi maupun kelompok kontrol dan disimpulkan bahwa menerima H0 Pengujian Dampak APBK terhadap pendapatan Nelayan
Dari tabel dihasilkan bahwa terjadi peningkatan pendapatan pada kedua kelompok dan menolak H0 Evaluasi Dampak (Impact Evaluation)
Terjadi peningkatan pendapatan dengan
selisih pendapatan sebesar Rp. 253.334 Kesimpulan • Kelompok Aksi mean pendapatan sebesar Rp. 2.525.000,- dan mean pendapatan Kontrol sebesar Rp. 2.513.333,- dengan mean diffrence sebesar Rp. 11.667 dengan nilai T Test equality of means 0,151 atau Sig 0,880 sehingga menolak H0 • Pendapatan rata-rata kelompok aksi sebesar Rp. 3.075.000 dan kelompok kontrol sebesar Rp. 2.810.000,- Kenaikan pendapatan kelompok aksi sebesar Rp. 550.000 dan kelompok kontrol sebesar Rp. 296.666 dan secara statistik signifikan dan terjadi perbedaan pendapatn dan menolak H0 Selisih Evaluasi Dampak menjelaskan bahwa bantuan dapat memberikan peningkatan pendapatan nelayan yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp. 253.334 selama 3 tahun Saran • Bantuan dalam bentuk fisik meberikan dampak nyata pada perubahan pendapatan nelayan dimana program ini layak untuk dilanjutkan dengan melakukan verifikasi yang lebih selektif agar sesuai sasaran dan merata • Sosialisasi bahwasanya bantuan tidak hanya berupa bantuan fisik namun dapat juga berupa pelatihan seperti penanganan paska penangkapan • Penelitian ini sangat terbatas untuk dikaji dan diambil sebagai kebijakan oleh karena itu diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji perubahan pendapatan nelayan dari sisi soft skill atau pelatihan- pelatihan yang telah didapatkan dan membandingkannya dengan pendapatan dengan bantuan fisik SEKIAN DAN TERIMA KASIH