Anda di halaman 1dari 3

Kesenjangan sosial merupakan masalah sosial yang manjadi salah satu masalah utama yang

dihadapi oleh Negara Negara berkembang termasuk Indonesia, kesenjangan ekonomi ini
ditunjukan oleh perbedaan tingkat pendapatan dan kekayaan yang jauh antara masing masing
orang shingga menyebabakan beberapa orang hidup dalam kekayaan dan yang lain hidup dalam
kemiskinan bahkan meski berada dalam satu wilayah yang sama. Hal ini sangat mudah kita
jumpai bahkan dilingkungan kita sendiri, di tunjukan dengan adanya perumahan yang kumuh,
kotor namun dilain sisi terdapat perumahan yang elit, bersih serta mewah.
Kesenjangan Indonesia ditunjukan dengan angka rasio gini yang sangat rendah yang bahkan
lama kelamaan menunjukan kemunduran ditandai dengan semakin rendahnya angka rasio gini
Indonesia dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan kesenjangan di Indonesia semakin
memprihatinkan dan semakin parah. Keadaan seperti ini tentu saja menimbulkan efek negative
seperti meningkatnya tingkat kriminalitas ,menigkatnya tingkat kematian dan sebagainya.
Pertanyaan yang kemudian muncul dari gambaran ini yaitu bagaimana mungkin kemewahan
hidup berdampingan dengan kekayaan bahkan dalam satu wilayah yang sama ? bagaimana cara
agar masyarakat dalam perekonomian subsisten bisa beralih ke dalam perekonomian yang
modern yg berproduktivtas dan berpnghsilan tinggi? serta bagaimana aspirasi kemajuan dari
kemiskinan bisa dibantu ataupun di hambat oleh aktivtas ekonomi yg lbih maju?
Masalah kesenjagan merupakan maslah yang kompleks oleh karena itu factor yang menjadi
penyebab terdiri dari banyak factor. Kesenjangan juga sangat erat kaitannya dan tidak bisa
dipisahkan dari kemiskinan sehingga factor yang menjadi penyebab kesenjangan juga bisa
menjadi factor dari kemiskinan. Factor factor penyebab jika digolongkan terhadap luas
pengaruhnya terdiri dari factor secara khusus (individual) yaitu produktivtas yang rendah, factor
secara (makro) yaitu strategi pembangunan yang digunakan maupun factor secara umum yang
meliputi baik factor individu maupun factor makro yaitu lingkaran setan kemiskinan.
Factor pertama yang menjadi penyebab kesenjangan secara khusus (individu) yaitu proktivitas
(output) yang rendah, seperti kita ketahui orang digaji sebanding dengan tingkat
produktivitasnya. Pada kenyataannya masyarakat mengkasilkan tingkat output yang berbeda
beda. Perbedaan ini utamanya disebabkan karena perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki
yang tentu saja disebabkan oleh tingkat pendidikan yang berbeda yang secara umum melalui
pendidikan formal, bahkan beberapa masyarakat tidak menempu ataupun berhenti dari
pendidikan formal. Penyebab lain yang mempengaruhi tingkat output yaitu ketidak adaannya
skill dalam bekerja sehingga tidak bisa berproduksi. Hal ini juga berhubungan dengan
pendidikan baik formal maupun tidak formal. Selain kedua penyebab tadi penyebab lainnya yang
tidak kalah pentingnya yaitu karena malas ,padahal work eford sangat menentukan outpun yang
dihasilkan. Ketiga penyebab tadi berbeda beda antar satu individu dengan individu lain sehingga
menyebabkan perbedaan output antar individu yang kemudian mengakibatkan perbedaan
pendapatan kemudian menciptakan kesenjangan.

Factor secara makro yang menjadi penyebab kesenjangan yang kedua yaitu diakibatkan strategi
pembangunan yang digunakan. Indonesia melalui pemerintah menggunakan strategi
pembangunan yang focus terhadap pertumbuhan ekonomi oleh karenanya pemerintah
mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang diperoleh dengan cara melakukan
investasi pada sector yang paling produktiv, dengan harapan terjadi efek imbasan kepada sector
sector lain namun akibat strategi ini maka sector lain tidak mendapatkan anggaran dan efek
imbas yang diinginkan belum menunjukan hasil. Sehingga masyrkat yang berada pada sector
tersebut mengalami penigkatan kesejahteraan namun pada sector lain tidak sehingga
menimbulkan kesenjangan.
Selain kedua factor tersebut ada factor ketiga yang menjadi penyebab terjadinya kesenjangan
,factor ini berlaku secara umum yaitu lingkaran setan kemiskinan. Lingkaran setan kemiskinan
disebut sebagai factor yang berlaku secara umum karena terdiri dari beberapa penyebab
kesenjangan yang menunjukan fubungan fungsional sebab akibat antar satu penyebab ke
penyebab yang lain. Penyebab dari lingkaran setan kemiskinan yang saling berhubunga yaitu
produktivitas, pendapatan, permintaan, investasi, modal dan kembali lagi ke produktivitas.
Hubungan sebab akibat dari penyebab lingkaran setan kemiskinan yaitu ketika produktivitas
rendah ,hasil dari produktivitas yang rendah adalah pendapatan yang sedikit ,karena pendapatan
sedikit sehingga permintaan barang dan jasa akan sedikit sebagai bentuk penyesuaian terhadap
pendapatan yang sedikit ,kemudian sedikitnya permintaan akan direspon oleh para produsen
dengan investasi yang rendah, investasi yang rendah berakibat pada akumulasi modal yang
rendah yang kemudian akan kembali lagi pada produktivitas yang rendah dan akan terlurang
secara terus menerus. Dari penjelasan tersebut akan terlihat secara jelas bahwa orang yang
miskin akan tetap miskin dan sebaliknya orang yang kaya akan tetap kaya. Hal ini lah yang
kemudian menyebabkan kesenjangan.
Setelah kita mengetahui factor factor yang menjadi penyebab kesenjangan kemudian ada
pertanyaan baru yaitu bagaimana masyarakat dalam perekonomian sebsisten bisa beralih ke
dalam perekonomian yang modern yang berproduktivitas dan berpenghasilan tinggi. Tentu saja
untuk menjawab pertanyaan ini tidak bisa dilepaskan dari factor factor penyebab kesenjangan
yang telah kita bahas karena memiliki hebungan yang sangat erat atau secara sederhana dapat
dikatakan bahwa untuk beralih dari perekonomian subsisten ke perekonomian modern yaitu
dengan mengatasi factor factor penyebab kesenjangan namun tentu saja tidak hanya sampai
disitu.
Untuk melakukan peralihan dari perekonomian subsisten ke perekonomian modern atau
transformasi structural ekonomi dari perekonomian subsisten yang menitik beratkan pada
pertanian ke perekonomian modern yang menitik beratkan pada sector industry dan jasa
dilakukan dengan menigkatkan kualitas SDM yang ada. Penigkatan ini meliputi pengetahuan,
skill serta penguasaan teknologi. Peningkatan yang diinginkan dapat tercapai melalui pendidikan
baik yang bersifat formal maupun tidak formal.

Setelah dua pertanyaan telah dijawab, masih ada satu pertanyaan yang tidak kalah pentingnya
mengenai ekonomi pembangun yaitu bagaimana aspirasi kemajuan bisa dibantu ataupun di
hambat oleh aktivtas ekonomi yang lebih maju? Untuk menjawab pertanyaan ini harus dilakukan
secara terpisah mengenai aktivitas ekonomi yang maju dan kemajuan kemudian digabungkan.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa perekonomian modern adalah perekonomian yang menitik
beratkan pada industry dan jasa sedangkan kemajuan disini bisa diperoleh dari peningkatan
produksi. Oleh karena ini perekonomian maju yang berorientasi pada industry dan jasa lebih
mudah untuk dilakukan peningkatan produksi (output) dibanding perekonomian subsisten yang
berorientasi pada sector pertanian karena sector industry dan jasa memiliki kelebihan kelebihan
seprti tidak bergantung pada cuaca, proses produksi yang relative cepat serta barang yang
dihasilkan relative awet sebaliknya kelebihan ini menjadi kelemahan pada sector pertanian. Di
samping itu nilai dari barang yang dihasilkan sector pertanian cenderung melemah jika
dibandingkan dengan nilai dari barang industry khususnya yang berteknologi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai