Menurut saya, kebijakan command and control (CAC ) merupakan kebijakan sentralisasi
sarana pemerintah untuk memperbaiki atau melindungi kualitas lingkungan. CAC pada
dasarnya berusaha mendorong masyarakat untuk berkelakuan ramah lingkungan dengan
ancaman sanksi tindakan hukum. Pemerintah mengawasi kepatuhan masyarakat dalam
pelaksanaan undang-undang dan peraturannya dan menindak yang melanggar. Kekuasaan
perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan dan penindakan mengalir dari pusat
ke daerah dan dari atas ke bawah [top down]. Sehingga ciri-ciri CAC adalah penindakan,
top down dan instruktif serta kaku dan birokrasi. Bentuk pengendalian CAC dilakukan
dengan menentukan standar baik emisi maupun standar ambien, serta standar teknologi.
Namun, Kebijakan CAC tampak dengan adanya banyak peraturan administrasi yang diatur
mulai dari legislasi hingga produk kebijakan yang dikeluarkan lembaga eksekutif yang
ditujukan sebagai sarana kontrol untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan aturan
dalam kegiatannya. CAC dalam penerapannya sebagai instrumen penataan lingkungan
sering dikritik karena memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan. Instrumen CAC
dianggap terlalu berpegang pada anggapan bahwa perilaku yang tidak pro-lingkungan
dapat dilawan dengan ketentuan yang diatur dalam regulasi. Pandangan ini bertentangan
dengan sifat manusia yang pada dasarnya menginginkan keuntungan, sehingga apabila
diperhadapkan dengan situasi demikian manusia akan cenderung secara diam-diam akan
melanggarnya.
Contohnya kebijkan CAC pada daerah saya yaitu, adanya Perda yang mengatur tentang
larangan industri untuk membuang limbah pada Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sumber:
BMP PWKL4305
BMP LING1121
Konsep kebijakan pengembangan wilayah adalah serangkaian upaya untuk
mewujudkan keterpaduan penggunaan SDA, menyeimbangkan pembangunan nasional dan
kesatuan wilayah nasional, meningkatkan keserasian antarkawasan, keterpaduan
antarsektor melalui penataan ruang.
Sumber:
BMP PWKL4305