PEMBANGUNAN DAERAH
NAMA: DESTI ANNISA HERJAYANTI
NIM : 21.11.167
KELAS : 3A REGULER MALAM
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-
tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan
didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah
dalam jangka waktu tertentu prinsip perencanaan pembangunan daerah
Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para
pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing masing.
Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan
rencana pembangunan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang
dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.
Rencana pembangunan daerah disusun dengan tahapan :
1) Penyusunan rancangan awal
2) Pelaksanaan Musrenbang
3) Perumusan rancangan akhir
4) Penetapan rencana
5) Penyusunan rancangan RKPD dilakukan melalui proses pembahasan yang
terkoordinasi antara Bappeda dengan seluruh SKPD melalui penyelenggaraan
Musrenbang di daerah masing-masing.
1. Tahap Penyusunan Rencana
Tahap awal kegaitan perencanaan adalah penyusunan naskah atau rancangan rencana
pembangunan ayng secara formal merupakan tanggung jawab badan perencana, baik BAPPENAS
untuk tingkat nasional maupun BAPPEDA untuk tingkat daerah. Penyusunan rencana dapat
dilakukan secara swakelola oleh badan perencana sendiri atau dikontrakkan kepada perusahaan
konsultan yang relevan bila tenaga perencana yang terdapat di badan perencana tidak mencukupi.
Namun bila dimungkin sebaiknya penyusunan rencana dilakukan sendiri oleh badan perencana
dengan memanfaatkan tenaga-tenaga ahli tambahan dari instansi dan badan yang terkait.
Penyusunan rencana dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan
partisipatif, yaitu sebelum naskah rencana disusun terlebih dahulu dilakukan penjaringan aspirasi dan
keiinginan masyarakat visi dan misi serta arah pembangunan. Rancangan tersebut dibahas dalam
MUSRENBANG untuk menerima tanggapan dari pihak yang peduli dan berkepentingan dengan
pembangunan, seperti tokoh masyarakat, alim ulama, cerdik pandai, dan para tokoh Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) setempat.
2. Tahap Penetapan Rencana
Rancanngan rencana pembangunan yang telah selesai baru akan berlaku bila telah
mendapat pengesahan dari pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. RPJP perlu mendapatkan pengesahan dari DPRD, sedangkan RPJM dan
RKPD cukup mendapatkan pengesahan dari kepala daerah. Pada tahap ini kegiatan
utama badan perencana adalah melakukan proses untuk mendapatkan pengesahan
tesebut.
3. Tahap Pengendalian Pelaksanaan
Analisis SWOT pada dasarnya merupakan identifikasi berbagai faktor dan unsur penentu
pembangunan suatu institusi secara sistematis untuk melakukan evaluasi kondisi lingkup kegiatan
bersangkutan dan selanjutnya dapat pula digunakan untuk merumuskan strategi pembangunan institusi
yang tepat sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimilikinya. Dalam penerapannya, institusi yng
dimaksud disini dapat berbentuk perusahaan atau dinas dan instansi pemerintah.
SWOT merupakan singkatan dari perkataan Strength (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),
Opportunities (Peluang) dan Threat (Ancaman). Keempat unsur ini merupakan aspek penting yang
perlu dibahas untuk dapat mengetahui kondisi dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah atau institusi
tertentu. Dengan demikian analisis SWOT dapat diartikan sebagai suatu teknik analisis yang
menggunakan keempat unsur tersebut sebagai variabel utama dalam melakukan analisis.
Unsur kekuatan dan kelemahan pada dasarnya adalah faktor internal yang berasal dari dalam
suatu daerah atau lingkup tugas (TUPOKSI) institusi tertentu. Sedangkan unsur peluang dan ancaman
adalah merupakan faktor eksternal yang berasal dari luar daerah atau ruang lingkup tugas tertentu tetapi
berpengaruh terhadap masa depan institusi tersebut.
Kekuatan (Strength) pada dasarnya merupakan kelebihan yang dimiliki oleh suatu daerah dan institusi
dibandingkan dengan daerah dan institusi lainnya. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi daerah kekuatan
tersebut dapat muncul dalam bentuk kesuburan tanah yamg lebih baik, ptensi sumberdaya alam yang lebih besar,
kualitas pendidikan yang lebih baik, kondisi keuangan yang lebih mapan dan lain-lainnya.
Kelemahan (Weaknesses) pada dasarnya merupakan kekurangan atau kelemahan yang dimilikioleh suatu daerah
atau institusi tertentu dibandingkan dengan daerah dan institusi lainnya. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi,
unsur kelemahan ini pada dasarnya merupakan kebalikan dari unsur kekuatan sebagaimana telah dijelaskan di
atas.
Peluang (Opportunities) dapat diartikan sebagai kesempatan dan kemungkinan yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan untuk mendukung proses pembangunan daerah atau institusi bersangkutan. Sebagaimana telah
disinggung terdahulu bahwa peluang ini adalah unsur yang datang dari luar (eksternal), baik dari kondisi
ekonomi, sosial, aturan kebijakan dan aturan pemerintah atau karena adanya perubahan teknologi baru. Dalam
analisis kondisi sosial ekonomi peluang tersebut dapat muncul dalam bentuk adanya minat masyarakat yang
cukup tinggi terhadap sesuatu hal, meningkatnya daya beli masyarakat, adanya kebijakan dan aturan baru yang
dapat memberikan peluang pengembangan atau karena adanya perubahan teknologi dan penemuan produk baru
yang dapat mendorong timbulnya kebutuhan baru pula dan lain-lainnya.
Ancaman (Threat) dapta pula diartikan sebagai suatu kondisi yang datang dari luar dan dapat menimbulkan
kesulitan, kendala atau tantangan yang cukup serius bagi suatu daerah atau institusi tertentu. Ancaman tersebut
dapat muncul sebagai akibat kemajuan dan perubahan kondisi sosial ekonomi, perubahan kebijakan dan aturan
B. Manfaat Analisis SWOT untuk Perencanaan
Secara lebih spesifik, ada dua manfaat utama dari penggunaan analisis SWOT dalam penyusunan perencanaan
pembangunan yaitu :
1. Dengan menggunakan analisis SWOT pembahasan tentang kondisi umum daerah atau suatu institusi akan
menjadi lebih tajam dan terarah kepada hal-hal yang berkaitan langsung dengan penyusunan perencanaan. Hal
ini sangat penting artinya karena kondisi umum(existing condition) adalah merupakan dasar utama
penyusunan perencanaan pembangunan.
2. Manfaat selanjutnya dari penggunaan analisis SWOT adalah dapatnya dirumuskan strategi pembangunan
daerah sesuai dengan kondisi umum daerah dan institusi bersangkutan. Dengan demikian, perumusan strategi
pembangunan daerah menjadi lebih tajam dan terarah sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh
daerah dan institusi bersangkutan.
2. TEKNIK STATISTIK
Perencanaan pembangunan yang baik adalah yang kongkrit dan terukur. Hal ini sangat diperlukan baik
dalam analisis tentang kondisi daerah, arah dan sasaran maupun kebijakan yang akan ditempuh. Untuk
keperluan ini diperlukan analisis data secara kuantitatif dengan menggunakan metode atau teknik statistik yang
tidak harus terlalu tinggi dan rumit, tetapi cukup dengan yang sederhana saja dan mudah dimengerti oleh publik.
Sangat disadari bahwa hasil perhitungan statistik tidaklah bersifat pasti karena selalu mengandung kemelesetan
(error) sekitar 5% sampai 10%
Ilmu statistik itu sendiri dewasa ini ternyata telah berkembang cukup pesat mulai dari yang sederhana
sampai yang bersifat sulit dan rumit. Perkembangan ini menyebabkan sudah banyak teknik statistik tersedia
yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk penyusunan rencana pembangunan daerah. Pemilihan teknik
statistik mana yang akan digunakan sangat ditentukan oleh ketersediaan data, kemapuan teknis yang dimiliki
oleh para perencana dan dana yang tersedia untuk penyusunan rencana..
A. Trend Perkembangan
Teknik untuk menaksir dan menganalisis trend perkembangan dari salah satu variable pembangunan
daerah pada dasarnya dapat dibagi atas 2 teknik, yaitu:
1. Indeks pembangunan manusia Indeks pembangunan manusia atau (IPM) muncul sebagai kritikan dan sekaligus
perbaikan terhadap penggunaan angka pendapatan perkapita sebagai ukuran kemajuan ekonomi yang berfokus
pada aspek ekonomi saja. Sedangkan pembangunan daerah tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga
oendidikan dan derajat kesekatan masyarakat.
2. Elastisitas kesempatan kerja Elastisitas kesempatan kerja salah satu ineks yang bermanfaat untuk menyediakan
jumlah lapangan kerja sebagai hasil peningkatan investasi.
3. Koefisien Gini Koefisien dini adalah metode yang cukup terkenal untuk mengukur distribusi pendapatan
nasioanal dalam masyarakat.
4. Incremental caital output ratio (ICOR) Koefisien ICOR merupakan alah satu teknik yang populer dalam
menyusun rencana pembangunan. Pengertian ICOR secara ringkas adalah suatu koefisien yang menunjukkan
tambahan kapital yang diperlukan untuk mencapai peningkatan suatu produksi tertentu.
C. Metode Sebab Akibat
Teknik regresi trand yang menggunakan variabel waktu sebagai sau-satunya faktor penentu jelas akan
bersifat terlalu umun dan tidak realistis karena banyak lagi faktor-fako lain yang terkait langsug yang ikut
mempengaruhi perkembangan suatu unsur atau sektor pembangunan.
Ada dua kelebihan metode sebab akibat inidi banding dengan eknik regresi tran. Petama, hasil perhitungan
menjadi lebih realitis tepat karena regresi tidak didasarkan atas variabel waktu.
4. TEKNIK PREDIKSI
Perencanaan pembangunan yang meyangkut masa depan yang mana kondisinya belum d ketahui sama
sekali. Namun demikian untuk keperluan penyusunan perencanaan yang baik dan terukur, masa depan tersebut
perlu dierkirakan kondisiya agar strategi dan kebijakan dapat ditentukan secara lebih tepat dan terarah. Karena
itu penyusunan proyeksi atau prediksi tersebut memerlukan teknik dan metode tertentu yang masing-masing
mempunyai kekuatan dan kelemahan tersendiri.