PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak diberlakukannya otonomi daerah tahun 2001 yang lalu, aspek pembangunan
dan perencanaan daerah menjadi semakin diperlukan dan menentukan dalam proses
pembangunan nasional karena wewenang pemerintah daerah dalam mengelolah
pembangunan di daerahnya masing-masing menjadi semakin besar. Disamping itu dengan
keluarnya undang-undang no 25 tahun 2004. Tenteng sistem perencanaan pembangunan
nasional (SPPN 2004), peranan perencanaan pembangunan daerah di indonesia yang
menjadi semakin penting.
Dari segi teknis perencanaan, keluarnya SPPN 2004 tersebut juga memberikan
perubahan yang cukup signifikan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembanunan
daerah di indonesia. Perobahan tersebut antara lain adalah : pertama menyangkut dengan
jenis dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus dibuat oleh masing-masing
daerah sesuai dengan perkembangan demokrasi dan sistem pemerintahan daerah. kedua,
sesuai dengan perobahan jenis dokumen yang perlu dibuat, maka teknis penyusunan
rencana uga mengalami perubahan yang cukup mendasar. Ketiga tahapan penyusunan
rencana juga mengalami perobahan untuk dapat menerapkan sistem perencanaan
parsitipatif guna meningkatkan penyerapan aspirasi masyarakat dalam meyusunan
rencana.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Teknik Analisis SWOT
2. Planning Strategic
3. Perencanaan regional
BAB II
PEMBAHASAN
Sebenarnya ada cara lain yang juga lazim digunakan dalam perumusan strategi
pembangunan dalam penyusunan RPJMD atau Renstra SKPD, yaitu dengan menarik
langsung dari visi dan misi kepala daerah terpilih atau yang telah ditetapkan semula
oleh kepala SKPD bersangkutan. Perumusan strategi yang dimekian disarankan dalam
permendagri 54 tahun 2010 tentang tata cara penyusunan rencana pembangunan
daerah. Akan tetapi kelemahan cara ini adalah karean sering etrjadi di mana penetapan
visi dan misis tersebut juga syarat dengan aspek politis dan kepentingan pihak ternentu
yang belum tenntu sesuai dengan kondisi riil yang terdapat pada daerah yang
bersangkutan. Karena itulah dari sudut pandang ilmiah, perumusan strategi
pembangunan daerah dengan menggunakan teknik analisis SWOT dianggap lebih baik
karena sesuai dengan kondisi yang terdapat pada daerah setempat.
B. TEKNIK PERENCANAAN REGIONAL
Dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah yang baik,
diperlukan bebarapa teknik perencanaan khusus di bidang perencanaan regional.
Alasannya adalah bahwa teknik perencanaan yang biasanya dipakai dalam penyusunan
perencanaan pembanguna nasional banyak yang tidak sesuai dengan kondisi dan struktur
pembangunan daerah dimana aspek ruang (Space) dan perbedaan potensi pembanguna
antar wilayah merupaka unsur yang sangat penting. Dengan menggunakan teknik
perencanaan regional ini diharapkan penyusunan rencana menjadi lebih tepat dan terarah.
Tenik perencanaan regional yang banyak terpakai dalam penyusunan perencanaan
pembangunan daerah antara lain adalah: Koefisien Lokasi (Locatioan Quotient), Indeks
Konsentrasi Wilayah, Indeks Ketimpangan Pembangunan regional (Regional Disparity),
Shift Share Analysis, Klassen Typology, Model Gravitasi dan Lowry Model.
1. Koefisien Lokasi
Dalam melakukan analisis terhadap kondisi umu daerah dan perumusan strategi
pembangunan yang tepat dan terarah, pertanyaan pokok yang selalu muncul adalah apa
potensi pembangunan utama yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Pertanyaan ini
sangat penting artinya karena analisis kondisi umum daerah harus dapat memunculkan
analsis tentang potensi utam ekonomi daerah secara sektoral dan kalau dapat sampai ke
tingkat komoditi.
3. Shift-Share Analysis
Metode Shift-Share adalah salah satu teknik analisis dalam ilmu Ekonomi
Regional yang bertujuan untuk mengetahui factor-faktor utama yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
4. Klassen Typology
Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam
rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer
operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan
strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus
dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam
sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang
telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka
para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang
ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus
dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam
sebuah perencanaan stategis ( Skinner, 1969 ).
Langkah 4: Analisis internal perusahaan - kekuatan dan kelemahan organisasi. Analisis ini
dilakukan dengan memperbandingkan profil perusahaan dan lingkungan eksternal.
Langkah 5: Identifikasi kesempatan dan ancaman strategic. Identifikasi tujuan dan strategi,
analisis lingkungan, serta analisis kekuatan dan kelemahan organisasi di padukan dalam
langkah ke-5, penentuan berbagai kesempatan yang tersedia bagi organisasi dan ancaman-
ancaman yang harus di hadapinya. Berbagai kesempatan dan ancaman ini dapat ditimbulkan
oleh banyak faktor, antara lain perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan
politik, atau prilaku konsumen.
Langkah 7: Pengembangan strategi perusahaan. Setelah tujuan jangka panjang dan strategi
dipilih dan ditetapkan, organisasi perlu menjabarkannya kedalam sasaran-sasaran jangka
pendek (tahunan) dan strategi operasional. Tujuan dan strategi umum di terjemahkan dan
diperinci menjadi berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik (rencana, program dan
anggaran) operasional pada masing-masing bidang fungsional organisasi.
Lima variabel yang biasanya merupakan faktor-faktor kritis implementasi strategi: tugas,
orang, struktur, teknologi, dan system balas jasa. Keberhasilan implementasi strategi-strategi
perusahaan mensyaratkan bahwa metoda-metoda implementasi yang dirancang dan dikelola
akan menjadi efektif bila perusahaan mampu mengintegrasikan faktor-faktor tersebut secara
efisien.
Langkah 9: Peninjauan kembali dan evaluasi. Proses ini sering disebut “strategic control”.
Setelah strategi diimplementasikan, manajer perlu senantiasa memonitor secara periodik, atau
ada tahap-tahap kritis untuk menilai apakah organiasi berjalan kearah tujuan yang telah
ditetapkan tau tidak.
Adapun yang menjadi tujuan perencanaan strategis itu sangat penting, diantaranya sebagai
berikut:
5. Kesenjangan dalam tugas-tugas anggota dapat dikurangi. Strategi perusahaan juga akan
mengatur pengalokasian sumber daya perusahaan sehingga optimal dalam melaksanakan
tugasnya.