Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN OBSERVASI ANALISIS SITUASI TERHADAP SISTEM INFORMASI

KESEHATAN DI PUSKESMAS MIRI, SRAGEN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis situasi sistem informasi kesehatan dilakukan dalam
rangka pengembangan sistem informasi kesehatan. Sistem informasi
kesehatan bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan yang dibangun dari
himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi dari level yang paling
bawah. Misal: sistem informasi kesehatan nasional dibangun dari
himpunan atau jaringan sistem informasi kesehatan provinsi. Sistem
informasi kesehatan dikembangkan dalam rangka mendukung
pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan Indonesia, yaitu
Indonesia sehat 2025. Visi dan misi ini tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan (RPJP-K) yang disusun pada
tahun 2005 untuk kurun waktu 20 tahun, dan diuraikan menjadi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kesehatan (RPJM-K) yang dievaluasi
setiap 5 tahun.
RPJM-K yang berlaku sekarang adalah RPJM-K ke-dua yang
berlaku dari tahun 2010 sampai dengan 2014, dengan visi: Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini akan tercapai dengan baik
apabila didukung oleh tersedinya data dan informasi akurat dan disajikan
secara cepat dan tepat waktu. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pencapaian visi ini memerlukan dukungan sistem informasi kesehatan
yang dapat diandalkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka
diperlukan suatu analisis dari sistem informasi kesehatan sehingga
penulis melakukan analisis simpus di Puskesmas Miri.
B. Tujuan Penulisan Laporan
1. Untuk mengidentifikasi kelemahan dan ancaman dari SIMPUS
2. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan peluang dari SIMPUS
3. Untuk merumuskan strategi-strategi untuk menangani kelemahan dan
ancaman SIMPUS.
4. Untuk menentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman
SIMPUS
BAB II
LANDASAN TEORI

A. KONSEP SWOT
a. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT menurut Sondang P. Siagian merupakan salah
satu instrument analisi yang ampuh apabila digunakan dengan tepat
telah diketahui pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim
untuk katakata strenghs (kekuatan), weaknesses (kelmahan),
opportunities (peluang) dan htreats (ancaman).
Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi
terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan
internal dan eksternal sistem yang dikenal luas. Analisis ini
didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara
akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas
rancangan suatu strategi yang berhasil.
b. Fungsi Analisis SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT
adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan
memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan
kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut
berindikasi sesuatu yang akan membantu sistem mencapai tujuannya
atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus
dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang
diinginkan. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi sistem, analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
menimbulkan kelemahan (weaknesses)dan ancaman (threat).
c. Faktor Strategi Analisis SWOT
Sedangkan menurut Sondang P Sinagian ada pembagian faktor-
faktor strategis dalam analisi SWOT yaitu:
1. Faktor berupa kekuatan
Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh
suatu sistem termasuk satuan-satuan sistem didalamnya adalah
antara lain kompetisi khusus yang terdapat dalam organisasi
yang berakibat pada pemilkikan keunggulan komparatif oleh unit
usaha dipasaran. Dikatakann demikian karena suatu sistem
memilki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya
yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing dalam
memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan
akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.
2. Faktor kelemahan
Yang dimaksud dengan kelamahan ialah keterbatasan atau
kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan
yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja sistem
yang memuaskan.
3. Faktor peluang
Definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi suatu sistem.
4. Faktor ancaman
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang
yaitu faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu
system jika tidak diatasi ancaman akan menjadi bahaya bagi
sistem yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun
dimasa depan.
d. Langkah Analisis SWOT
Melakukan analisis situasi menggunakan analisis SWOT, maka langkah-
langkahnya adalah
1. Langkah 1 : Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling
mendesak untuk diatasi secara umum pada semua komponen.
2. Langkah 2 : Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan
cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah
diidentifikasi lebih dahulu pada Langkah 1.
3. Langkah 3 : Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan
Langkah 2) ke dalam Pola Analisis SWOT seperti berikut :

Pada waktu mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang


dan ancaman dalam sistem informasi kesehatan, perlu diingat bahwa
kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang perlu
diidentifikasikan di dalam sistem, sedangkan peluang dan ancaman
merupakan faktor eksternal yang harus diidentifikasi dalam lingkungan
eksternal sistem.
Lingkungan eksternal suatu sistem informasi kesehatan dapat
berupa: pemerintah, masyarakat luas, stakeholder internal dan
eksternal, dan pesaing. Langkah ini dapat dilakukan secara
keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis
SWOT untuk komponen masukan, proses, dan keluaran.
Masukan termasuk fisik dan non fisik. Masukan fisik berupa
sumber daya manusia, pembiayaan, sarana-prasarana, metode,
hardware dan software pendukung, market dan manajemen waktu
(7M=man, money, material, methode, machine, market dan minute).
Masukan non fisik berupa data kesehatan. Proses berupa
pengelolaan sistem (data) hingga menjadi informasi, termasuk
tatapamong, manajemen dan kepemimpinan, dan kerja sama.
Keluaran berupa jenis informasi yang dihasilkan, termasuk model dan
media informasi, publikasi, dan pengguna informasi.
4. Langkah 4 : Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang
direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman,
termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan
program secara berkelanjutan. Analisis untuk pengembangan strategi
pemecahan masalah dan perbaikan/pengembangan program itu
digambarkan pada Gambar 2.

5. Langkah 5 : Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman


itu, dan susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan
program penanganan.
Hasil analisis SWOT dimanfaatkan untuk menyusunan strategi
pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu
sistem secara berkelanjutan. Jika kekuatan lebih besar dari kelemahan,
dan peluang lebih baik dari ancaman, maka strategi pengembangan
sebaiknya diarahkan kepada perluasan/pengembangan sistem,
sedangkan jika kekuatan lebih kecil dari kelemahan, dan peluang lebih
kecil dari ancaman, maka sebaiknya strategi pengembangan lebih
ditekankan kepada upaya konsolidasi ke dalam, melakukan penataan
sistem dan organisasi secara internal dengan memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang ada, dan mereduksi kelemahan di dalam dan ancaman
dari luar. Analisis itu dapat digambarkan sebagai berikut.

Langkah-langkah Analisis SWOT di atas dikenal dengan model


David (2004), yaitu matriks Threats-Opportunity-Weakness-Strength
(TOWS), merupakan perangkat pencocokan yang penting dan dapat
membantu pengelola sistem mengembangkan empat tipe strategi: strategi
SO (Strength-Opportunity), strategi WO (WeaknessOpportunity), strategi
ST (Strength-Threats) dan strategi WT (Weakness-Threats).
Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci, merupakan
bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan matriks TOWS dan
memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan
yang paling baik.
a. Strategi SO (Strength-Opportunity), yaitu strategi kekuatan-peluang,
menggunakan kekuatan internal sistem untuk memanfaatkan peluang
eksternal sistem.
b. Strategi WO (Weakness-Opportunity), yaitu strategi kelemahan-
peluang, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan
memanfaatkan peluang eksternal.
c. Strategi ST (Strength-Threats), yaitu strategi kekuatan-ancaman,
menggunakan kekuatan sistem untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal.
d. Strategi WT (Weakness-Threats), yaitu strategi kelemahan-ancaman,
merupakan strategi defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

B. KONSEP SIMPUS
1. Pengertian
SIMPUS adalah sebuah sistem Informasi yang terintegrasi dan
didesain multi user yang disiapkan untuk menangani keseluruhan
proses manajemen puskesmas. Dalam implementasinya, Digital Sense
telah merilis dua versi sekaligus yaitu berbasis desktop (OS Windows)
dan berbasis web (OS Open Source). Atau SIMPUS adalah aplikasi
yang bersifat single user atau hanya dapat diaplikasikan hanya oleh satu
orang pada saat itu. SIMPUS bukan aplikasi multi user yang
memungkinkan satu database diolah bersama-sama oleh beberapa staf,
dari beberapa ruang pelayanan yang ada di puskesmas.
2. Bagian-Bagian SIMPUS
SIMPUS ini terdiri atas berbagai modul yaitu: Admin Sistem
(manajemen user), Loket, Poli BP/umum, Poli Gigi, Lab/Radiologi,
Apotek, Poli KIA, UGD, Rawat Inap, Kegiatan Luar Gedung/UKM, Pojok
Gizi, Pelayanan KB, Manajemen Aset, dan Kepegawaian.
Memungkinkan koneksi online Dinas Kesehatan ke Puskesmas/ Pustu
secara real time. Dengan luasnya lingkup pekerjaan di puskesmas,
maka SIMPUS nantinya akan dikembangkan secara modular, atau
terpisah antara program kerja yang satu dengan program kerja yang
lain.
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan unit
pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh, yaitu usaha kesehatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif pada wilayah kerjanya. Selain itu, juga
mempunyai kewajiban administrasi untuk membuat dan memelihara
rekam medis pasien.
3. Kendala Pelaksanaan SIMPUS
Berbagai kendala dalam implementasi SIMPUS ataupun program
aplikasi yang sudah pernah dialami di berbagai daerah ikut menjadi
masukkan untuk menentukan model pengembangan SIMPUS.Kendala-
kendala yang secara umum sering dijumpai di puskesmas antara lain :
a. Kendala di bidang Infrastruktur
Banyak puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua komputer,
dan biasanya untuk pemakaian sehari-hari di puskesmas sudah
kurang mencukupi. Sudah mulai banyak pelaporan-pelaporan yang
harus ditulis dengan komputer. Komputer lebih berfungsi sebagai
pengganti mesin ketik semata. Selain itu kendala dari sisi sumber
daya listrik juga sering menjadi masalah. Puskesmas di daerah-
daerah tertentu sudah biasa menjalani pemadaman listrik rutin
sehingga pengoperasian komputer menjadi terganggu. Dari segi
keamanan, banyak gedung puskesmas yang kurang aman, sering
terjadi puskesmas kehilangan perangkat komputer.
b. Kendala di bidang Manajemen
Masih jarang sekali ditemukan satu orang staf atau petugas atau
bahkan unit kerja yang khusus menangani bidang
data/komputerisasi. Hal ini dapat dijumpai dari tingkat puskesmas
ataupun tingkat dinas kesehatan di kabupaten/kota. Pada kondisi
seperti ini nantinya akan menjadi masalah untuk menentukan siapa
yang bertanggung jawab atas data-data yang akan ada, baik dari
segi pengolahan dan pemeliharaan data, maupun dari segi
koordinasi antar bagian.
c. Kendala di bidang Sumber Daya Manusia
Kendala di bidang SDM ini yang paling sering ditemui di
puskesmas. Banyak staf puskesmas yang belum maksimal dalam
mengoperasikan komputer. Biasanya kemampuan operasional
komputer didapat secara belajar mandiri, sehingga tidak maksimal.
Belum lagi dengan pemakaian komputer oleh staf yang kadang-
kadang tidak pada fungsi yang sebenarnya.Dengan luasnya lingkup
pekerjaan di puskesmas, maka SIMPUS nantinya akan
dikembangkan secara modular, atau terpisah antara program kerja
yang satu dengan program kerja yang lain.
4. Kemudahan Aplikasi SIMPUS
Beberapa hal mengenai SIMPUS antara lain
a. Menggunakan Sistem Operasi Windows, menampilkan tampilan
secara grafis dan mudah digunakan. Untuk proses keluaran data
bahkan hampir semua tampilan bisa di akses dengan menggunakan
tetikus (mouse).
b. Menyimpan informasi riwayat kunjungan dari pasien dengan akurat.
Penomoran Index yang tepat dan benar akan lebih mempermudah
dalam proses pencarian data pasien tertentu.
c. Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi
pasien. Desain masukkan data yang dikembangkan dengan
mengacu pada pengalaman di puskesmas menjadi pertimbangan
utama untuk membuat proses entry harus cepat. Dalam kondisi
normal hanya butuh waktu dibawah 1 menit untuk memasukkan
satu data pasien.
d. Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta
membuat pelaporan LB1 dan LPLPO dengan cepat. Periode
keluaran data dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, dari data
harian, periode harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
e. Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan
cepat.
f. Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik
dengan cepat.
g. Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan
cepat dan mudah, sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

5. Program-Program Simpus
a. Fitur unggulan yang terdapat dalam simpus ini antara lain: Tata
tampilan gambar view tab yang menarik ( berbasis GUI / Graphical
User Interface) dan user friendly.
b. Fasilitas entri data kegiatan pelayanan Puskesmas baik dalam
maupun luar gedung (laporan/output bisa disatukan sesuai
kebutuhan).
c. Fasilitas pencarian pasien, cetak Buku Pasien, Paper pasien dan
Kartu Pasien, cetak Surat Keterangan (sakit,sehat dan Kematian),
cetak Surat Rujukan RS (Umum, ASKES, ASKESKIN)
d. Fasilitas pencarian pasien secara cepat
e. Fasilitas untuk mencari data pasien, dengan fasilitas ini registrasi
pasien bisa dilakukandengan cepat, kurang dari 1 menit.
f. Fasilitas view dan cetak rekam medik pasien
g. Diagnosa (dx) penyakit sudah menggunakan ICD X
h. Fasilitas warning untuk alergi
i. Database obat lengkap (bisa ditambahkan sendiri) baik obat dari
Dinas maupun Swadaya
j. Fasilitas Pembuatan resep Obat bisa dalam bentuk Puyer
k. Fasilitas Perhitungan stok opname dan LPLPO Obat/alkes dilakukan
secara otomatis, sesuai dengan penggunaannya.

6. Manfaat SIMPUS
Manfaat yang diterima bagi kedokteran mauun pasien dalam sistem ini
antara lain:
a. Bagi dokter:
i. Mempermudah pekerjaan dokter dalam menyusun arsip-arsip
kesehatan.
ii. Tidak mengeluarkan biaya kertas dalam peyimpanan data.
iii. Tidak memerlukan biaya banyak dalam menggunaan SDM
karena hanya beberapa saja yang diggunakan untuk membantu
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
iv. Tidak membuang waktu yang cukup banyak bagi para
penyelenggara kesehatan ditingkat puskesmas gondokusuman.
v. Proses regristasi yang cepat dan mudah
b. Bagi pasien:
i. Regristrasi yang cepat sehingga masalah pasien cepat diobati
ii. Kesehatan pasien cepat teratasi
iii. Tidak perlu membawa kartu banyak dalam merasakan pelaanan
setiap berobat di puskesmas yang sama dan beda karena arsip
kesehatan pasien yang sudah ada disana.
iv. Kepuasan dan harapan pasien terpenuhi sebesar-besarnya.
c. Bagi pemerintah:
i. Membantu menyelesaikan masalah kesehatan ditingkat daerah
teratasi dan mengakibatkan keberhasilan dalam mengatasi
masalah kesehatan ini.
ii. Mendorong keberhasilan dalam suatu keputusan pemerintah dan
mengguranggi permasalahan dalam negara.

7. Upaya-upaya untuk mengurangi masalah program SIMPUS


Upaya- upaya yang digunakan untuk menggurangi masalah penggunaan
simpus antara lain:
a. Pembekalan ilmu keterampilan ditiap-tiap puskesmas karena
kurangnya keahlian dalaman penggunaan program ini membuat
kendala bagi berlangsungnya program ini. Sehingga perlu didaya
gunakan kursus / pelatihan dalam penggunaan program SIMPUS ini.
b. Diberlakukannya waktu-waktu kerja bagi para penyelengara
pelayanan kesehatan ini. Karena sering adanya regristrasi yang
selalu berlangsung ini tanpa adanya waktu untuk merangkap jadi satu
arsip sehingga terjadinya percampuran arsip-arisp lainnya dan
membuat program kacau sehinga perlu adanya penggunaan waktu
yang seefisien mungkin.
c. Peletakkan petugas-petugas khusus palam setiap hal. Hal ini
berguna memperkecil masalah pelaporan berkas tentang kesehatan
dipukesmas dan daftar kunjungan pasien beberapa hari ini.
d. Pemberian dana dari pemerintah pusat kepada tiap-tiap puskesmas
yang ada disekeliling masyarakat. Hal ini dikarenakan memecahkan
masalah yang dialami oleh puskesmas dalam faktor ekonomi.
Sehingga fasilitas yang ada dapat dirasakan dan membuat kesehata
masyarakat semakin meningkat.
BAB III
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. LANGKAH ANALISIS SWOT :


a. Menganalisis Weakness / Kelemahan dan Ancaman
1. Weakness / Kelemahan
a) Simpus di puskesmas miri belum bisa diakses dari PKD
maupun Pustu karena kurangnya fasilitas.
b) Belum adanya UU khusus mengenai SIMPUS.
c) Belum ada penanggungjawab khusus/petugas dalam
menjalankan SIMPUS. Sehingga petugas masih rangkap
jabatan.
d) Masih lemahnya monitoring, evaluasi dan audit SIMPUS di
Puskesmas Miri.
e) Dalam pengkodean diagnosis masih secara garis umum.
2. Threats / Ancaman
a) Lingkungan (Kelembaban)
b) Virus
c) Hacker
d) Tantangan dari Otonomi Daerah
Di daerah Sragen mempunyai aplikasi simpus tersendiri sesuai
dengan kebutuhan daerah tersebut. Hal itu menghambat
pengintregasian SIK dengan daerah lain. Hal ini diambil dari UU
No.2 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No.25
tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antar pemerintah
pusat dan daerah. Sehingga daerah punya otoritas dalam
menentukan arah kebijakan sendiri termasuk kebijakan SIK
untuk kabupatennya.
e) Tantangan dari Global
1) Masuk dan menularnya penyakit-penyakit serta gangguan-
gangguan kesehatan baru, termasuk beredarnya narkotika,
psikotropika dan obat-obat terlarang secara illegal untuk
tujuan penyalahgunaannya, serta menularnya perilaku
perilaku menyimpang pada masyarakat.
2) Masuknya investasi dan teknologi kesehatan yang dapat
meningkatkan pembiayaan kesehatan.
b. Menganalisis Strength / Kekuatan dan Peluang
1. Strength / Kekuatan
a) Dalam SIMPUS sudah terdapat data pasien secara lengkap
untuk kebutuhan pelayanan.
b) Meski rangkap jabatan tenaga kesehatan mampu
mengoperasikan SIMPUS dengan baik.
c) Pengumpulan data dapat di input dengan cepat.
d) Biaya pengadaan hardware lebih ekonomis, karena tidak
dibutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi.
2. Opportunity / Peluang
a) Puskesmas Miri menyadari pentingnya penggunaan SIMPUS
dalam pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut.
b) Terdapat jenjang pendidikan di lingkungan puskesmas.
c) Adanya dana operasional sehingga dapat menambah
kesejahteraan personil.
c. Masukkan butir-butir hasil idetifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2) ke
dalam Pola Analisis SWOT
Strength / Kekuatan Weakness / Kelemahan
1. Dalam SIMPUS sudah terdapat 1. Simpus di puskesmas miri belum
data pasien secara lengkap bisa diakses dari PKD maupun
untuk kebutuhan pelayanan. Pustu karena kurangnya fasilitas.
2. Meski rangkap jabatan tenaga 2. Belum adanya UU khusus
kesehatan mampu mengenai SIMPUS.
mengoperasikan SIMPUS 3. Belum ada penanggungjawab
dengan baik. khusus/petugas dalam
3. Pengumpulan data dapat di input menjalankan SIMPUS. Sehingga
dengan cepat. petugas masih rangkap jabatan.
4. Biaya pengadaan hardware lebih 4. Masih lemahnya monitoring,
ekonomis, karena tidak evaluasi dan audit SIMPUS di
dibutuhkan spesifikasi komputer Puskesmas Miri.
yang tinggi. 5. Dalam pengkodean diagnosis
masih secara garis umum
Opportunity / Peluang Threats / Ancaman
1. Puskesmas Miri menyadari 1. Lingkungan (Kelembaban)
pentingnya penggunaan 2. Virus
SIMPUS dalam pelayanan 3. Hacker
kesehatan di puskesmas Tantangan dari Otonomi Daerah
tersebut. Di daerah Sragen mempunyai
2. Terdapat jenjang pendidikan di aplikasi simpus tersendiri sesuai
lingkungan puskesmas. dengan kebutuhan daerah tersebut.
3. Adanya dana operasional Hal itu menghambat pengintregasian
sehingga dapat menambah SIK dengan daerah lain. Hal ini
kesejahteraan personil. diambil dari UU No.2 tahun 1999
tentang pemerintahan daerah dan UU
No.25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan antar
pemerintah pusat dan daerah.
Sehingga daerah punya otoritas
dalam menentukan arah kebijakan
sendiri termasuk kebijakan SIK untuk
kabupatennya.
Tantangan dari Global
1. Masuk dan menularnya penyakit-
penyakit serta gangguan-
gangguan kesehatan baru,
termasuk beredarnya narkotika,
psikotropika dan obat-obat
terlarang secara illegal untuk
tujuan penyalahgunaannya, serta
menularnya perilakuperilaku
menyimpang pada masyarakat.
2. Masuknya investasi dan teknologi
kesehatan yang dapat
meningkatkan pembiayaan
kesehatan.

d. Menentukan Strategi- strategi yang direkomendasikan


Dari hasil analisa SWOT diambil beberapa strategi untuk konsolidasi dan
perluasan sistem. Diantaranya :
i. Strategi WO (Konsolidasi)
Karena belum adanya tim monev simpus dan adanya peluang adanya
jenjang pendidikan di lingkungan simpus maka perlu diadakan
pembentukan tim untuk melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan simpus.
ii. Strategi SO (perluasan)
Adanya pendanaan dari pemerintah terkait pelaksanaan SIMPUS dan
pemenuhan hardware yang yang tidak memerlukan spesifikasi
khusus/murah maka dapat dilakukan perluasan SIMPUS dan
mengembangkan akses hingga ke PKD
e. Menentukan penanganan ancaman dan kelemahan sistem SIMPUS
Dari strategi diatas diambil prioritas strategi untuk konsolidasi yaitu
pembentukkan TIM monev pelaksanaan SIMPUS. Karena hal ini
merupakan hal penting dalam suatu pelaksanaan sistem. Agar sistem
tersebut dapat dimaksimalkan manfaatnya.
Untuk membentuk tim Monitoring dan Evaluasi SIMPUS perlu
direncanakan langkah sebagai berikut :
1. Perlunya dirancang bagan koordinasi Tim Monev oleh kepala
puskesmas.
2. Pemilihan Tim Monev yang disetujui kepala puskesmas.
3. Merancang visi dan misi dari TIM Monev SIMPUS.
4. Merancang program kerja dari Tim Monev Simpus
5. Dan terakhir dilakukan peresmiaan dengan turunya surat SK dari
kepala puskesmas.
BAB IV
KESIMPULAN

Di dapat kesimpulan yaitu kelemahan SIMPUS di Puskesmas Miri


belum ada penanggungjawab khusus/petugas dalam menjalankan
SIMPUS. Sehingga petugas masih rangkap jabatan dan masih lemahnya
monitoring, evaluasi dan audit SIMPUS di Puskesmas Miri.
Threats / Ancaman SIMPUS di Puskesmas Miri yaitu Lingkungan
(Kelembaban), Virus, Hacker, dan Peluangnya Terdapat jenjang
pendidikan di lingkungan puskesmas. Dari strategi diatas diambil prioritas
strategi untuk konsolidasi yaitu pembentukkan TIM monev pelaksanaan
SIMPUS. Karena hal ini merupakan hal penting dalam suatu pelaksanaan
sistem.
Agar sistem tersebut dapat dimaksimalkan manfaatnya. Untuk
membentuk tim Monitoring dan Evaluasi SIMPUS perlu direncanakan
langkah yaitu perlunya dirancang bagan koordinasi Tim Monev oleh
kepala puskesmas, pemilihan Tim Monev yang disetujui kepala
puskesmas, perancang visi dan misi dari TIM Monev SIMPUS,
merancang program kerja dari Tim Monev Simpus, dan terakhir dilakukan
peresmiaan dengan turunya surat SK dari Kepala Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Austin, C.J. 1992. Information Systems For Health Services Administra-tion.


AUPHA Press/Health Administration Press. Michiga

Chiasson, M. 2001. System Development Conflict During The Use of An


Information Systems Prototyping Method of Action Research. Implications
for practice and research. Canada: Information Technology & People,
Journal, Vol. 14, No.1

Haryanto, Agus. 2014. Evaluasi Implementasi Sistem Informasi

Juniver, Viera Thenu, Eko Sediyono, Cahya Tri Purnami. 2016. Evaluasi Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas Guna Mendukung Penerapan Sikda
Generik Menggunakan Metode Hot Fit Di Kabupaten Purworejo. Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 4. No 2

Long, L. 1989. Management Information System. Prentice Halls, Englewid


Cliffts. New Jersey, USA

Moekijat. 1991. Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Edisi kelima. PT


Remaja Rosdakarya. Bandung, Indonesia

Parker, C.S. 1989. Management Information Systems: Strategy and Ac-tion.


McGraw-Hill Publising Company. Mexico.

Wijaya, Roy Rendra Ifada, Noor Jauhari, Achmad. 2009. Perancangan Dan
Pengembangan Sistem Pelaporan Terpadu Sistem Informasi Puskesmas (
Spt Simpus ). Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 5, No. 2, Juli 2009, hlm.94-103

Yasnoff, W. 2001. A National Agenda for Public Health Informatics: Sum-


marized Recommendations from the 2001 AMIA Spring Congress. J Am
Med Inform Assoc. 2001;8:535–545

Anda mungkin juga menyukai