Perencanaan Penganggaran
adalah proses menentukan merupakan bagian dari proses
tindakan masa depan yang tepat, perencanaan, yang meliputi langkah‐
melalui urutan pilihan, dengan langkah pengalokasian sumber daya
memperhitungkan sumber daya keuangan untuk mencapai tujuan‐tujuan
yang tersedia yang ditetapkan.
1
d. Wajar, dalam arti jaminan pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
(standar). Hal ini menyiratkan bahwa semua kelompok, terutama kelompok yang lemah,
memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan
e. Demokratis, dalam arti terdapat jaminan kebebasan bagi setiap individu untuk
berpendapat/mengeluarkan pendapat serta ikut dalam kegiatan pemilihan umum yang
bebas, langsung, dan jujur.
f. Partisipatif, dalam arti terdapat jaminan kesamaan hak bagi setiap individu dalam
pengambilan keputusan (baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan).
g. Tanggap/peka/responsif, yang berarti bahwa dalam melaksanakan kepemerintahan
semua institusi dan proses yang dilaksanakan pemerintah harus melayani semua
stakeholders secara tepat, baik, dan dalam waktu yang tepat (tanggap terhadap kemauan
masyarakat).
Good governance adalah strategi untuk menciptakan institusi masyarakat yang kuat, dan juga
untuk membuat pemerintah/publik sektor semakin terbuka, responsif, akuntabel, dan
demokratis.
good governance sangat berperan dalam pencegahan dan pemberantasan praktik‐praktik
KKN. Hal ini berarti bahwa adanya good governance membuat penyalahgunaan fasilitas publik
untuk kepentingan pribadi dapat dihindarkan semaksimal mungkin
2. Konsep Akuntabilitas
akuntabilitas adalah kemampuan seseorang atau organisasi atau penerima amanat untuk
memberikan jawaban kepada pihak yang memberikan amanat atau mandat tersebut.
Mekanisme akuntabilitas meliputi beberapa aspek, yaitu siapa yang harus melakukan
akuntabilitas, kepada siapa akuntabilitas ini dilakukan, untuk apa akuntabilitas dilakukan, dan
bagaimana proses akuntabilitas dilaksanakan. Mekanisme akuntabilitas ini bervariasi dan
ditentukan oleh keputusan atau aktivitas yang dilakukan suatu organisasi, mengikat organisasi
secara internal atau mengikat secara eksternal.
Kepada siapa kita harus bertanggung jawab, tergantung pada siapa yang memberi mandat
dan seberapa besar berbagai tindakan yang kita lakukan memengaruhi orang lain.
Sebagai suatu sistem, SAKIP terdiri dari komponen‐komponen yang merupakan satu kesatuan,
yakni perencanaan kinerja, pengukuran dan evaluasi kinerja, serta pelaporan kinerja.
Komponen dalam SAKIP menceminkan semua proses yang ada dalam manajemen kinerja.
Sistem AKIP harus dapat menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang sebenarnya,
secara jelas (berdasar data yang tepat dan akurat), dan transparan kepada publik dan pihak‐
pihak yang berkepentingan/stakeholders, mengenai kemampuan (keberhasilan atau
kegagalan) setiap pimpinan instansi pemerintah/unit kerja dalam melaksanakan misi, tugas
pokok, fungsi, dan kewenangannya.
2
B. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah
agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, dan global.
Penjelasan :
PENYUSUNAN RENSTRA – RENJA – PERJANJIAN KINERJA/KONTRAK KINERJA – PENGUKURAN
KINERJA => LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI (LAKIP)
penyusunan perencanaan strategis (RENSTRA) yang meliputi penetapan visi, misi, tujuan
dan sasaran, serta strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan
RENSTRA dijabarkan dalam perencanaan kinerja tahunan (RENJA)
Rencana kinerja (RENJA) ini mengungkapkan seluruh target kinerja yang ingin dicapai
(output/outcome) dari seluruh sasaran strategis dalam tahun yang bersangkutan serta
strategi untuk mencapainya. Rencana kinerja ini merupakan tolok ukur yang akan
digunakan dalam penilaian kinerja penyelenggaraan pemerintah untuk suatu periode
tertentu.
Setiap tahun juga disusun dokumen penetapan kinerja atau kontrak kinerja, yang berisikan
sasaran berupa outcome dan output yang harus dicapai dalam periode satu tahun
anggaran.
Setelah rencana kinerja ditetapkan, tahap selanjutnya adalah pengukuran kinerja.
Pada akhir suatu periode, capaian kinerja tersebut dilaporkan kepada pihak yang
berkepentingan atau yang meminta dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP).
3
1. Perencanaan
Perencanaan
RPJP
memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP nasionaL
4
RPJP Daerah digunakan sebagai acuan dalam Menyusun RPJMD Daerah untuk setiap jangka
waktu 5 tahunan.
Sistematika penulisan RPJPD, paling sedikit mencakup pendahuluan, gambaran umum kondisi
daerah, analisis isu‐isu strategis, visi dan misi daerah, arah kebijakan, dan kaidah pelaksanaan.
RPJM
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP daerah dan memerhatikan RPJM
nasional,
memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan
kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana‐
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.
Untuk tingkat SKPD, rencana pembangunan jangka menengah satuan kerja perangkat
daerah, yang selanjutnya disebut Renstra‐SKPD, adalah dokumen perencanaan satuan kerja
perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
RPJMD merupakan dokumen perencanaan strategis bagi pemerintah daerah untuk jangka
waktu satu periode kepemimpinan kepala daerah dan Renstra SKPD merupakan dokumen
perencanaan strategis untuk jangka waktu 5 tahun.
Perencanaan strategis merupakan proses yang sistematis dalam membuat keputusan untuk
masa yang akan datang yang penuh risiko, dengan memanfaatkan sebanyak‐ banyaknya
pengetahuan antisipatif, mengorganisasikan secara sistematis usaha‐usaha melaksanakan
keputusan tersebut, dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang sistematis.
5
Uraian secara singkat mengenai analisis strategis (analisis SWOT), visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut.
a. Analisis Strategi
3 langkah penting dalam pembuatan pengarahan strategi;
1. Pencermatan lingkungan startegi, untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal
organisasi dan memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi
2. Faktor – factor kunci keberhasilan (Critical Success Factors/CSFs)
3. Analisis (hasil CSFs) sesuai kondisi dan kebutuhan organisasi
b. Visi
Visi harus mampu memberikan gambaran tentang area kerja suatu organisasi
c. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban oleh organisasi sebagai penjabaran dari visi.
d. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.
Pencapaian tujuan merupakan ukuran dari keberhasilan kinerja faktor‐faktor kunci
keberhasilan suatu organisasi.
e. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh organisasi, gambaran hal yang
ingin diwujudkan organisasi melalui tindakan‐tindakan guna mencapai tujuan.
karateristik yang harus dipenuhi dalam penyusunan sasaran adalah SMART (specific,
measurable, aggressive and attainable, result‐oriented, timebound).
1) Specific, sasaran harus spesifik karena merupakan panduan dalam organisasi dalam
melakukan tugasnya.
2) Measurable, sasaran harus dapat diukur. Sasaran tersebut merupakan standar yang
dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan kinerja organisasi. Dimensi yang dapat
diukur antara lain dimensi kuantitas, kualitas, waktu, tempat, anggaran, maupun
penanggung gugat.
3) Aggressive and attainable, sasaran harus jelas, menantang, dan dapat dicapai atau
diwujudkan.
4) Results–oriented, sasaran harus mencerminkan dan mampu menyepesifikasikan hasil
yang ingin dicapai.
5) Timebound, sasaran harus memiliki jangka waktu yang jelas dan jangka pendek.
Strategi tidak bersifat statis melainkan dinamis. Strategi atau cara mencapai tujuan dan
sasaran dituangkan dalam kebijakan dan program dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Jabaran dari strategi adalah kebijakan dan program.
6
4. Perencanaan Kinerja Tahunan
RKPD
merupakan penjabaran perencanaan strategis dalam target‐target tahunan yang
cukup terinci
penghubungan RENSTRA dengan kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi.
Mengandung => instansi pemerintah harus merencanakan (program, kegiatan)
dan hasil (outcome, output)
dokumen perencanaan 1 tahun
acuan penyusunan dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
Renja
SKPD
Dokumen perencanaan tingkat SKPD
Periode 1 tahun
IKK ditetapkan untuk setuap urusan yang dilaksanakan setiap daerah, berdasar
standar pelayanan minimal
IKU ditetapkan oleh organisasi untuk mengukur keberhasilan organisasi dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi
C. PENGANGGARAN
1. Pengertian
Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemda
yang disetujui DPRD.
Penerimaan dan pengeluaran daerah tugas desentralisasi dicatat dan dikelola dalam APBD
Penerimaan dan pengeluaran daerah tugas dekonsentrasi/tugas pembantuan tidak dicatat
dalam APBD.
a. Fungsi Otorisasi
3. (APBD merupakan dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada
tahun bersangkutan)
Prinsip
b. Fungsi Perencanaan
(APBD merupakan pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan
pada tahun bersangkutan)
c. Fungsi Pengawasan
(APND menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan)
d. Fungsi Alokasi
(APBD diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber
daya, meningkatkan efisiensi, dan efektivitas pereknonomian)
e. Fungsi Distribusi
(APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
f. Fungsi Stabilisasi
(APBD harus menjadi alat memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian)
8
b. Universalitas : ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran
c. Tahunan : masa berlakunya aggaran untuk satu tahun tertentu
d. Spesialitas : disediakan terinci secara jelas peruntukannya
e. Akrual : anggaran dibebani untuk penerimaan yang seharusnya dibayar, atau
menguntungkan penerimaan yang seharusnya diterima
5. Struktur APBD
a. Pendapatan Daerah
b. Belanja Daerah
c. Pembiayaan
Selisih lebih pendapatan dearah terhadap belanja daerah disebut SURPLUS ANGGARA,
tetapi apabila terjadi selisih kurang makan hali itu disebut DEFISIT ANGGARAN.
6. Siklus Anggaran
a. Penyusunan dan penetapan APBD;
b. Pelaksanaan dan penatausahaan APBD;
c. Pelaporan dan pertanggungjawaban APBD
9
a. Rencana KERJA Pemerintah Daerah (RKPD)
RKPD ditetapkan,
pemerintah daerah menyusun kebijakan umum APBD (KUA) serta prioritas dan
plafon anggaran sementara (PPAS), yang menjadi acuan bagi SKPD dalam
menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) SKPD.
Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program‐
program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah, untuk setiap urusan
pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi
belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi
yang mendasarinya.
Dalam menyusun rancangan KUA, kepala daerah dibantu oleh tim anggaran
pemerintah daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah. Rancangan KUA
yang telah disusun, disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator10
pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada awal bulan
Juni.
Rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan kepala daerah kepada DPRD
c. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
Pembahasan oleh TAPD untuk menelaah keseuaian RKA dengan KUA, PPA
Rancangan peraturan Daerah sebelum disampaikan kepada DPRD, lenih
dulu disosialisasikan kepada masyarakat.
11
g. Penetapan Perda APBD
12
i. Anggaran Kas PEMDA dan SKPD
D. PENGORGANISASIAN
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas‐luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang‐
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Gubernur
PEMDA Bupati/Walikota
Perangkat Daerah 14
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang‐undangan
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang
kedudukannya setara dan bersifat kemitraan.
UU 32 tahun 2004
“Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang
dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.
15
b. pengadaan pinjaman
c. memperoleh dana perimbangan pusat
2. Kewajiban daerah
Yaitu;
a. Melindungi segenanp bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdasakan kehidupan bangsa
d. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
16
a. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Leuangan Daerah (Kepala Daerah)
1) Menetapkan kebijakan pelaksanaan APBD;
2) Menetapkan kebijakan pengelolaan barang daerah;
3) Menetapkan KPA/Pengguna Barang;
4) Menetapkan bendahara penerima&/ pengeluaran;
5) Menetapkan pejabat yang memungut penerimaan daeah;
6) Menetapkan bejabat yang mengelola utang dan piutang daerah;
7) Menetapkan pejabat yang mengelola barang milik daerah;
8) Menetapkan pejabat yang menguji tagihan dan memerintahkan pembayaran;
Tugas Lain;
1) Memimpin TAPD (Tim ANggaran Pemerintah Daerah)
2) Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;
3) Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerahl;
4) Memberikan persetujuan pengesahan DPA SKPD / DPPA (Dokumen Perubahan);
5) Melaksanakan tugas koordinasi pengelola keuangan darah lainnya berdasar kuas
yang dilimpahkan kepala daerah.
18
10) melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik
daerah
PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan
daerah selaku kuasa bendahara umum daerah (Kuasa BUD).
Tugas Kuasa BUD;
1) menyiapkan anggaran kas;
2) menyiapkan SPD;
3) menerbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D);
4) menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
5) memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;
6) mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
7) menyimpan uang daerah;
8) melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi
daerah;
9) melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas
beban rekening kas umum daerah;
10) melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
11) melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
12) melakukan penagihan piutang daerah.
19
e. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD
Tugas ;
1) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2) melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3) menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.
E. PELAKSANAAN APBD.
A. Pendapatan Daerah
20
semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah
ekuitas dana lancar dan merupakan hak pemerintah daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
1. Jenis – jenis Pendapatan Daerah
Bersumber dari :
1) Pendapatan asli daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh dan dipungut oleh
pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang‐
undangan meliputi :
a. pajak daerah;
b. retribusi daerah, termasuk hasil jasa pelayanan badan layanan umum daerah;
c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain bagian laba
BUMN/BUMD, hasil kerja sama dengan pihak ketiga;
d. PAD lain‐lain yang sah.
kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang‐undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan daerah bagi kemakmuran rakyat.
Ciri – ciri pajak :
a. Dipungut pusat dan daerah
b. Penerimaan pajak merupakan pendapat pemerintah yang harus dimasukan dalam kas
negara/daerah
c. Tdk berhubungan dengan kontra prestasi, tetapi kontrapresetasi dimanifestasikan untuk
biaya penyelenggaraan pemerintah
d. Dipungut karena keadaan, kejadian, perbuatan sesuai undang – undang
e. Pajak Bersifat memaksa.
PAJAK PROVINSI
21
Bea Balik Nama
Pajak Kendaraan Pajak Bahan Bakar Pajak Air
Kendaraan Pajak Rokok
Bermotor Bermotor Permukaan
Bermotor
70% Provinsi 70% Provinsi 30% Provinsi 50% Provinsi 30% Provinsi
30% Kab/Kota 30% Kab/Kota 70% Kab/Kota 50% Kab/Kota 70% Kab/Kota
Pajak Hotel
Pajak Mineral
Pajak
Bukan Logam
Restoran
dan Batan
Pajak
Kab/Kota
Pajak
Penrangan pajak Hiburan
Jalan
Pajak
Reklame
2) Retribusi Daerah
Retribusi adalah pembayaran wajib oleh rakyat atas jasa tertentu yang diberikan oleh
pemerintah daerah kepada penduduknya secara perorangan.
Jasa = pelayanan oleh pemerintah (barang, fasilitas)
Terdiri atas laba BUMD dan hasil kerja sama pihak ketiga.
23
f. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
g. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
h. pendapatan denda pajak
i. pendapatan denda retribusi
j. pendapatan hasil eksekusi atas jaminan
k. pendapatan dari pengembalian
l. fasilitas sosial dan fasilitas umum
m. pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
n. pendapatan dari BLUD
b. Dana perimbangan
dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
Bagian Daerah
Bagian Daerah
dari Penerimaan
dari Pajak
Sumber Daya
Penghasilan
Alam
24
Bagian Daerah dari Pajak
Penghasilan
PSDH
IHPH Iuran Tetap
a) 16 % provinsi bagian daerah dari
a) 16 % provinsi
a) 16 % provinsi b) 32 % kab/kota penghasil penerimaan dibagikan
b) 32 % kab/kota penghasil
b) 64 % kab/kota c) 32 % kab/kota lain sama besar di seluruh26
dalam provinsi c) 32 % kab/kota lain kab/kota
penghasil dalam provinsi
Penerimaan Negara dari Sumber Daya
Alam Sktor Pertambangan Minyak dan Gas
Alam
berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan
khusus/tertentu;
a. Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum
b. Kebutuhan merupakan komitmen atau prioritas potensi nasional.
Untuk membiayai kebutuhan khusus yang bersumber dari DAK diperlukan dana pendamping
yang bersumber dari APBD dengan jumlah sekurang‐kurangnya 10%.
29
4) Bagi Hasil dari Provinsi
Hasil pajak provinsi yang sebagian di bagi ke kab/kota
a) pajak kendaraan bermotor;
b) bea balik nama kendaraan bermotor;
c) pajak bahan bakar kendaraan bermotor;
d) pajak air permukaan
B. BELANJA DAERAH
Belanja daerah ADALAH perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil
dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi,
khususnya dalam pemberian pelayanan umum
Pengeluaran pembiayaan ADALAH semua pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun‐tahun anggaran berikutnya
1. Jenis – Jenis Belanja Daerah
b. Klasifikasi Kelompok
1) Belanja Langsung (dipengaruhi secara langsung oleh program dan kegiatan yang
direncanakan)
a) Belanja pegawai (upah dan honorarium)
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja modal.
30
2) Belanja Tidak Langsung (tidak dipengaruhi secara langsung program/kegiatan)
a) Belanja pegawai (GAJI, dan tunjangan)
b) Bunga;
c) Subsidi;
d) Hibah;
e) Bansos;
f) Belanja bagi hasil;
g) Bantuan keuangan;
h) Belanja tidak terduga
31