Anda di halaman 1dari 8

Resky Ramadhan Rusdi

A031191052
Etika Profesi Akuntan

Kode Etik Profesi Akuntan Publik


A. Pengertian Kode Etik

Etika (ethics) merupakan peraturan-peraturan yang dirancang untuk mempertahankan


suatu profesi pada tingkat yang bermartabat, mengarahkan anggota profesi dalam
hubungannya satu dengan yang lain, dan memastikan kepada publik bahwa profesi akan
mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi. Setiap hubungan diantara dua atau lebih
individu menyertakan di dalamnya ekspektasi pihak-pihak yang terlibat.

Selain itu kode etik juga didefinisikan sebagai sifat manusia ideal atau disiplin pribadi di
luar undang-undang. Etika profesional (profesional ethics) harus lebih dari sekedar prinsip
moral melainkan meliputi standar perilaku bagi seorang profesional yang dirancang untuk
tujuan praktis dan idealistik.

B. Prinsip Etika Akuntan atau Kode Etik Akuntan

Di dalam Kode Etik Akuntan Publik sendiri memuat setidaknya ada tiga aturan yang
memuat aturan atau standard – standart dalam aturan auditing yaitu: prinsip etika, aturan
etika dan interpretasi aturan etika. Dan dalam kesempatan ini saya akan mendeskripsikan
prinsip etika yang meliputi delapan butir dalam pernyataan IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007
(dalam bahasa pemahaman sendiri).

1) Tanggung Jawab profesi

Setiap auditor harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional


dalam setiap kegiatan yang dilakukan seperti dalam mengaudit sampai penyampaian hasil
laporan audit.

2) Kepentingan Publik

Profesi akuntan publik memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik
dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada
obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara
tertib.
3) Integritas

Auditor harus memiliki integritas yang tinggi, sama seperti hal dalam kepentingan
publik, auditor adalah peran yang penting dalam organisasi, dalam menjalankan tanggung
jawabnya auditor harus memiliki integritas yang tinggi, tidak mementingkan kepentingan
sendiri tetapi kepentingan bersama atas dasar nilai kejujuran.

4) Objektivitas

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.

5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,


kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang
paling mutakhir.

6) Kerahasiaan

Setiap auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama


melakukan jasanya dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan klien atau pihak – pihak yang terkait, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7) Perilaku Profesional

Setiap auditor harus berperilaku yang konsisten dengan karakter yang dimiliki yang
harus dapat menyesuaikan perilakunya dengan setiap situasi atau keadaan dalam setiap
tanggung jawabnya terhadap klien.

8) Standar Teknis

Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati auditor adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

C. Aturan Etika IAI-KAP

Untuk memberikan pedoman etika yang spesifik di bidang etika profesi akuntan publik ,
IAI Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) telah menyusun aturan etika . dalam hal
keterterapan aturan ini mengharuskan anggota IAI-KAP dan staf profesional (baik yang
anggota maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja di suatu kantor akuntan publik
untuk mematuhinya. Aturan etika ini meliputi pengaturan tentang :

1. Independensi, Integritas, dan Obyektifitas.

 Indenpendensi

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar
Profesional Akuantan Publik yang ditetapkan olh IAI. Sikap mental independen tersebut
harus meliputi independen dalam fakta (infacts) maupun dalam penampilan (in
appearance).

Independen berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak
tergantung pada orang lain. Tiga aspek dalam independensi auditor, yaitu:

a) Independensi dalam diri auditor (independence in fact): kejujuran dalam diri auditor
dalam mempertimbangkan berbagai faktor dalam audit finding.
b) Independensi dalam penampilan (perceived independence). Independensi ini
merupakan tinjauan pihak lain yang mengetahui informasi yang bersangkutan dengan
diri auditor.
c) Independensi di pandang dari sudut keahliannya. Keahlian juga merupakanfaktor
independensi yang harus diperhitungkan selain kedua independensi yang telah
disebutkan. Dengan kata lain auditor dapat mempertimbangkan fakta dengan baik yang
kemudian ditarik menjadi suatu kesimpulan jika ia memiliki keahliam mengenai hal
tersebut.

 Integritas dan Obyektifitas


Integritas adalah auditor yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa yang
diyakini kebenarannya tersebut kedalam kenyataan.

Obyektifitas adalah unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang maupun


menyatakan kenyataan sebagaimana adanya, terlepas dari kepentingan pribadi maupun
kpentingan pihak lain.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dn


obyektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
mmebiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.

2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

 Standar Umum

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interprestasi yang terkait
yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI, antara lain:

a. Kompetensi Profesional

Anggota IAI hanya boleh melakuan pemberian jasa profesional yang secara layak
(reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

b. Kecermatan dan keseksamaan professional

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.

c. Perencanaan dan Supervisi

Anggota KAP wajib merencanakan dan mensuvervisi secara memadai setiap


pelaksanaan pemberian profesi jasa profesional.

d. Data relevan yang memeadai

Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang
layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa
profesionalnya.
e. Kepatuham terhadap standar

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa audititing, atestasi, review,


kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib
mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

 Prinsip-Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:

1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data
keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum atau;
2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material
terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa,
laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut di atas. Dalam
kondisi tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama
anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila
memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara serta alasan mengapa kepatuhan prinsip
akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

3. Tanggungjawab kepada Klien

 Informasi klien yang rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa
persetujuan dari klien.

Ketentuanya tidak dimaksudkan untuk:

1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika
kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi
2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan
perundangan-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat
pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang
berlaku,
3) Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang anggota sesuai dengan
kewenangan IAI atau
4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas
penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka
pengecekan disiplin anggota.
 Fee professional
a. Besaran fee

Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

b. Fee kontinjensi

Fee kontinjensi adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional
tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana
jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak
kontinjensi jika ditetapkan oelh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajkan,
jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan dadan pengatur.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjensi apabila


penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.

4. Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi

Dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan
seprofesi.

 Komunikasi antar akuntan public

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan
mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau
untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secra tertulis permintaan komunikasi dari
akuntan pengganti secara memadai.

 Perikatan Atestasi

Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi
dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu di
tunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan
perundang-undangan atau aturan yang di buat oleh badan berwenang.

5. Tanggung jawab dan praktik lain


 Perbuatan dan Perkataan yang Mendeskreditkan

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucapkan perkataan


yang mencemarkan profesi.

 Iklan, Promosi dan Kegiatan Pemasaran Lainnya

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien


melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya
sepanjang tidak tidak merendahkan citra profesi.

 Komisi dan Fee referal


a. Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan atau diterima kepada/ dari klien/ pihak lain untuk memperoleh penugasan dari
klien/ pihak lain.

b. Fee referal (rujukan)

Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/ diterima kepada/ dari sesama
penyedia jasa profesional akuntan publik.

 Bentuk Organisasi dan nama KAP

Anggota hanya dapat berpraktik dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan/ atau yang tidak menyesatkan dan merendahkan
citra profesi.
D. Petingnya Etika Pada Profesi Akuntansi

Masyarakat kita telah memberikan pengertian khusus atas istilah profesional. Seorang
profesional diharapkan dapat berprilaku pada tingkat yang lebih tinggi dari yang dilakukan
oleh sebagian besar anggota masyarakat lain. Sebagai contoh, ketika pers memberitakan
bahwa seorang dokter, biarawan, senator, atau akuntan publik telah didakwa melakukan
suatu kejahatan, mayoritas masyarakat akan merasa lebih kecewa ketimbang jika hal yang
sama terjadi pada seseorang yang bukan profesional.

Arti istilah profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar
memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.
Akuntan publik, sebagai profesional, mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat,
klien, serta rekan praktisi, termasuk prilaku yang terhormati, meskipun itu berarti
pengorbanan diri.

Alasan utama mengharapkan tingkat prilaku profesional yang tinggi oleh setiap profesi
adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh profesi,
tanpa memandang individu yang menyediakan jasa tersebut. Bagi akuntan publik,
kepercayaan klient dan pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas audit dan jasa
lainnya sangatlah penting. Jika para pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan kepada para
dokter, hakim, atau akuntan publik, maka kemampuan para profesional itu untuk melayani
klien serta masyarakat secara efektif akan hilang.

Anda mungkin juga menyukai