Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

GEOLOGI TEKNIK

DISUSUN OLEH:

NAMA : CANDRA WAHYUDI


NIM : 105811107721
KELAS : 3C TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
1. Cabang-Cabang Geologi
Ilmu geologi mengambil asal usul bahasa dari negara Yunani yang berarti ̏ Geő
artinya bumi, dan ̋ Logos ̏ yang artinya ilmu. Secara umum geologi adalah suatu
bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai
planet bumi beserta isinya yang pernah ada atau dapat diartikan sebagai ilmu sains
yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifa-sifat fisik, sejarah, dan proses
pembentukannya. Seseorang yang bekerja atau yang sedang menaungi ilmu
geologi disebut dengan Geologist. Berikut ini cabang-cabang dari ilmu geologi;
Ilmu geologi itu sendiri ilmu sebenarnya dapat dikatakan baru dimulai pada
sekitar tahun 500 hingga 300 tahun Masehi, yang didasarkan kepada fakta-fakta
yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang
diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang
menjadi Ilmu Pengetahuan tentang Bumi. Dengan semakin majunya peradaban
dimana banyak benda-benda kebutuhan manusia dibuat yang memerlukan
bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas dan perak, kemudian juga batu
bara dan minyak bumi sebagai sumber energy, dank arena mereka ini harus diambil
dari dalam bumi, maka Ilmu Geologi kemudian berkembang sebagai ilmu terapan,
yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting didalam ekpsplorasi.
Dari pengertian ilmu geolo[gi tadi, dapat diambil kesimpulan bahwa cakupan
ilmu geologi begitu luas dan bercabang kedalam beberapa pembahasan keilmuwan
yang lebih khusus. Namun masing-masing cabang tersebut masih saling
mendukung dan saling berhubungan. Berikut ini cabang-cabang dari ilmu geologi;
1) Mineralogi
Merupakan cabang ilmu geologi yang khusus mempelajari struktur
Kristal, sifat kimia, dan fisika (termasuk optic) dari mineral. Ilmu ini
meliputi proses penyususnan dan perubahan mineral.
2) Paleotologi
Adalah cabang ilmu geografi yang menjadikan fosil-fosil yang
ditemukan dalam bebatuan sebagai acuan pembelajaran sejarah kehidupan
di bumi beserta tanaman dan hewan purba.
3) Petrologi
Adalah bidang ilmu geologi yang khusus mempelajari tentang batuan
dan keadaan pembentuknya. adapun petrologi sendiri masih mempunyai
tiga cabang ilmu lainnya lagi yang berhubungan dengan tiga jenis batuan
yaitu batuan beku, metamorf, dan sedimen.
4) Stratigrafi
Merupakan Ilmu yang membahas mengenai sejarah, komposisi, dan
usia relative dan distribusi pelapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan
batuan untuk menjabarkan sejarah bumi.
5) Geologi Struktur
Merupakam cabang ilmu geologi yang mempelajari distribusi tiga
dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat
dengan susunan internalnya.
6) Geomorfologi
Adalah ilmu yang membahas mengenai struktur dan bentuk alam dan
proses yang membentuknya.
7) Geofisika
Merupakan bagian dari ilmu bumi membahas mengenai bumi
menggunakan kaidah atau prinsi-prinsip dasar fisika. Disiplin ilmu ini juga
mencakup ilmu meteorology, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer.
8) Geokimia
Geokimia merupakan cabang sains yang menerapkan prinsip dan
teknologi bidang kimia untuk menganalisis dan menjelaskan mekanisme di
balik sistem geologi seperti kerak bumi dan lautan yang ada di atasnya.
9) Geologi Ekonomi
Merupakan ilmu yang mempelajari material bumi seperti logam mulia
dan logam murni, mineral non logam, batu konstruksi, mineral minyak
bumi, batu bara, air, serta bahan lain bermanfaat untuk keperluan ekonomi
dan industri.
10) Geologi Teknik
Geologi teknik adalah penerapan dari ilmu geologi mengenai praktik
rekayasa dalam keperluan menjamin faktor-faktor geologi yang
memengaruhi lokasi, desain, konstruksi, operasi, dan perawatan pekerjaan
rekayasa yang sudah dikenali dan diperhitungkan dengan matang.
11) Geologi Tata Lingkungan
Merupakan usaha dalam memanfaatkan lingkungan geologi secara
rasional dan perlindungan manusia, harta benda serta lingkungannya dari
bahaya yang bisa muncul oleh lingkungan geologi tersebut, baik yang
sifatnya secara alami maupun karena interaksi dengan kegiatan manusia.
12) Geowisata
Adalah pembelajaran yang menjadikan pariwisata sebagai minat
khusus dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam seperti struktur
batang alam, batuan, struktur geologi, dan sejarah kebumian, sehingga
dibutuhkan peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses
fenomena fisik alam.
13) Geologi Kelautan
Geologi kelautan merupakan pembelajaran yang mencakup ilmu
geofisika, geokimia, sedimentology, dan pelentologi yang ada di dasar
samudera dan daerah pesisir. Ilmu ini juga terkait dengan ilmu oseanografi
fisik dan tektonik lempeng.
14) Geologi Panas Bumi
Geologi panas bumi merupakan pembelajaran mengenai usaha
mendapatkan informasi keberadaan reservoir panas bumi di bawah tanah
(eksplorai). Reservoir panas bumi adalah jebakan air (bisa juga air asin)
yang berinteraksi dengan panas bumi sehingga menghasilkan uap dengan
suhu dan tekanan tinggi.
15) Sedimentologi
Sedimentologi merupakan cabang ilmu geologi yang khusus
membahas mengenai lapisan tanah karena pengendapan tanah yang
mengalami migrasi dari tempat lain.
16) Paleontologi
Adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan geologi dalam
pembelajaran mengenai kehidupan pra-aksara atau sebelum ditemukannya
khusus, yaitu mikropaleontologi dan palinologi.
17) Geokomputasi
Geokomputasi merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan cabang
pembahasan ilmu geologi yang membahas dasar-dasar kerja komputasi dan
aplikasi komputer pada bidang geologi.
18) Geopedologi
Geopedologi merupakan ilmu yang membahas korelasi interaksi antara
geologi dengan proses penyusunan tanah, faktor pembentukan tanah, kimia,
sifat fisik, mineral tanah dan klasifikasi tanah.
19) Geofisika Eksplorasi
Merupakan aktivitas penjajakan struktur geologi yang sesuai dengan
pengumpulan minyak bumi dengan menggunakan peralatan geofisika
seperti gravimeter, magnetometer dan seismometer. Proses yang terjadi
terkait ilmu ini mulai dari survey gravimetric, survey magnetic, dan survey
seismik.
20) Petrografi
Merupakan ilmu yang juga merupakan cabang dari ilmu petrologi yang
khusus pada penjabaran jelas dari batuan, seperti kandungan mineral dan
hubungan tekstur dalam batuan yang dijabarkan secara detail.
21) Geologi Sejarah
Geologi sejarah adalah penerapan prinsip keilmuwan dalam geologi
dalam merekonstruksi dan memahami sejarah bumi. Ilmu ini khusus
mengulas mengenai proses-proses geologi yang menjadikan bumi terus
mengalami perubahan pada bagian permukaan dan bawah permukaan bumi,
kemudian dikaitkan dengan penerapan statigrafi, geologi struktur, dan
paleontology dalam memaparkan rentetan kejadiannya.
22) Kristalografi
Kristalografi merupakan cabang ilmu geologi yang bersifat sains
eksperimental dengan maksud untuk mendapatkan susunan dalam zat
padat.
23) Geoarkeologi
Geoarkeologi merupakan bagian dari disiplin ilmu geologi dan
arkeologi yang menerapkan teknik dan bidang konsentrasi geografi dan
ilmu kebumian lain dalam mengetes topic yang menjabarkan pemahaman
dan pengetahuan arkeologi.
24) Geodesi
Geodasi merupakan cabang ilmu geosains yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu Geo yang artinya bumi, sedangkan daisia yang artinya
membagi. Jadi, geodesi adalah disiplin ilmu yang membahas mengenai
pemetaan bumi.
25) Geokronologi
Geokronologi merupakan cabang ilmu geologi yang dipakai untuk
mendapatkan usia absolut batuan, fosil, dan sedimen, dalam satuan tingkat
ketidakpastian tertentu yang melekat pada cara yang dipakai.
26) Geologi Rekayasa
Geologi rekayasa adalah salah satu dari cabang geologi yang
menggunakan praktik rekayasa dalam maksud menjamin faktor geologi
dalam memengaruhi tempat, operasi, konstruksi, dan penjagaan tugas
rekayasa yang sudah diketahui dan diperhitungkan dengan saksama.

2. Teori Terbentuknya Bumi dan alam semesta


Teori pembentukan bumi mencoba menjelaskan bagaimana awal mula bumi
ada, beberapa ilmuwan banyak menyatakan pendapatnya berdasarkan sebuah
kajian, penelitian, pengamatan serta gejala-gejala yang timbul. Berikut beberapa
ulasan terkait teori-teori pembentukan bumi;
1) Teori Big Bang
Setelah bermunculan banyak teori, Big bang atau teori ledakan besar
menjadi paling populer di kalangan akademisi. Teori Big Bang menyatakan
bahwa bumi telah terbentuk selama puluhan miliar tahun. Awalnya terdapat
gumpalan kabut yang berputar pada suatu poros.
Putaran pada poros tersebut membuat bagian yang ringan terlempar ke
luar angkasa dan membentuk sebuah piring cakram raksasa. Hingga pada
suatu waktu cakram raksasa yang terdiri dari kabut dan gas meledak. Ledakan
tersebut akhirnya membentuk galaksi serta nebula-nebula. Tercatat selama 4,6
miliar tahun, nebula-nebula membeku dan menjadi galaksi, salah satunya
Galaksi Bima Sakti. Kemudian bagian dari galaksi tersebut mengalami
kondensasi membentuk gumpalan kecil yang dinamai planet, termasuk bumi
di dalamnya.
2) Teori Laplace
Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar
matematika dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon
Marquis de Laplace. Teori ini muncul pada tahun 1796 di Perancis. Menerut
Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas yang berputar-putar pada
sebuah pusat peredaran.
setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di sekelilingnya yang
kemudian terlempar atau bergerak menjauh. Hingga akhirnya cincin-cincin
yang bergerak menjauh tersebut mengalami pendinginan membentuk bola
raksasa. Kemudian bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi.
3) Teori Planetesimal
Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama T.C
Chamberlain yaitu seorang ahli geologi menjelaskan proses pembentukan
bumi. Menurut keduanya, matahari terbentuk terlebih dulu sebagai pusat
peredaran dengan massa gas yang cukup besar. Kemudian melintaslah sebuah
bintang dengan kecepatan maksimum di sekitar area matahari.
Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas matahari
dengan bintang tersebut. Sebagian massa gas bertahan mengelilingi matahari
akibat gaya grativitasi, sedangkan bagian lainnya terlempar menjauh ke luar
lintasan bintang. Massa gas yang mengelilingi matahari akhirnya mengalami
pendinginan hingga terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin.
Dari planetisimal inilah terjadi gaya tarik menarik yang cukup besar pada
massa gas. Akibat daya tarik tersebut planetisimal menjadi padat. Hingga
akhirnya membentuk sebuah planet, salah satunya planet kita sekarang, yaitu
bumi.
4) Teori Tidal
Teori ini ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama James
Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut
teori tidal, pembentukan bumi terjadi akibat massa gas matahari mengalami
tarik menarik akibat bergesekan dengan bintang yang cukup kuat. Dari hasil
tarik menarik ini, sebagian massa bergerak kea rah luar membentuk cerutu.
Bagian yang membentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan.
Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan
bola. Kemudian gumpalan-gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet
salah satunya bumi.
5) Teori Georges-Louis Leclerc
Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan
Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari
tumbukan komet dengan matahari. Hal ini menyebabkan sebagian massa
matahari terpental jauh hingga terbentuklah suatu planet. Pendapatnya ini
disampaikan pada tahun 1778, kemudian banyak diterima oleh kalangan
ilmuwan lainnya.
6) Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan
bahwa pada awalnya terdapat nebula yang sangat besar dengan bentuk mirip
piringan cakram. Adapun pusat piringan cakram tersebut disebut sebagai
protomatahri. Sedangkan bagian yang mengelilingi protomatahari disebut
sebagai protoplanet.
Pusat piringan menjadi sangat panas dan berpijar. Namun protoplanet
mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya menggumpal membentuk
planet, inilah asal mula planet bumi terbentuk.
7) Teori Weizsacker
Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi
yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah
teori yang menyatakan bahwa awal mulanya tata surya terdiri dari matahari.
Kemudian matahari tersebut dikelilingi oleh sebuah kabut gas.
Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan seperti
hydrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya kabut gas tersebut
karena panas matahari. Sedangkan unsur yang berat mengalami
penggumpalan dan disebut sebagai planet.
8) Teori Whipple Fred L
Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred L
menjelaskan pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut
dan gas mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi dalam sebuah piringan
besar.
Kbut dan gas yang berotasi menyebabkan penggumpalan massa hingga
menjadi padat. Sedangkan gas yang ringan menguap di angkasa. Gumpalan
padat tersebut akhirnya disebut sebagai planet.
9) Teori Pasang Surut Gas
Teori ini sangatlah terkenal di kalangan para ahli pada tahun
1918Pencetus dari teori ini adalah James Jeans dan Harold Jeffeys. Keduanya
sepakat bahwa pembentukan bumi berawal dari bintang besar yang mendekati
matahari, hingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada matahari berupa
gas.
setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan gelombang
raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk
lidsh pejar tersebut akhirnya mengalami perapatan gas, hingga terpecah
menjadi planet-planet, salah satunya bumi.
10) Teori Kabut Nebula
Teori pembentukan bumi menurut Immanuel Kant disebut juga dengan
teori kabut nebula. Teori ini mencul sekitar tahun 1755, kemudian
disempurnakan oleh Piere de Laplace pada tahun 1796. Teori kabut kabut
nebula menjelaskan bahwa terdapat gumpalan gas bebas di luar angkasa yang
disebut kabut nebula.
Kemudian terjadi tarik menarik antar gas yang membentuk kabut semakin
besar dan bergerak cepat proses perputaran ini menyebabkan materi kabut
terlempar dan terpisah. Hingga akhirnya materi yang terlempar mengalami
pendinginan dan penggumpalan menjadi sebuah planet.
11) Teori Bintang Kembar
Teori pembentukan bumi ini dicetuskan oleh seorang ahli astronomi yang
bernama Raymond Arthur Lyttleton. Menerut Arthur, bintang kembar
merupakan bagian terkecil dari sebuah galaksi. Salah satu bintang dalam
galaksi meledak sehingga banyak material yang dikandungnya terlempar.
Sedangkan bintang yang lain tidak mengalami ledakan karena adanya
gaya gravitasi. Oleh sebab itu, sebaran material akibat ledakan bintang satunya
mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak dikenal
sebagai matahari lainnya dalam bentuk pecahan akibat ledakan dikenal
sebagai planet salah satunya bumi.

3. Hubungan Bumi dan Manusia


Hubungan manusia dengan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia sebagai makhluk hidup tentu untuk
mempertahankan hidupnya dan membutuhkan alam semesta sebagai tempat untuk
hidup. Akan tetapi di samping itu bumi akan dapat terjamin kelangsungan dan
kelestariannya sangat tergantung pada manusia. Dalam konteks ilmu alam inilah
yang disebut dengan simbiosis mutualisme bahwa manusia dan alam semesta
memiliki ketergantungan satu sama lain.
Pada dasarnya manusia dengan seluruh potensi yang dimilikinya sangat
memahami bahwa dirinya adalah satu-satunya makhluk hidup yang bertanggung
jawab terhadap kelestarian alam semesta. Jika mencoba menelusuri secara lebih
jauh, maka pada dasarnya hubungan manusia dengan alam semesta dapat dibagi ke
dalam dua bagian yaitu hubungan historis dan hubungan fungsional.
a. Hubungan historis manusia dengan alam semesta
Manusia memahami sampai sekarang bahwa dirinya satu-satunya makhluk
beradab dalam kosmos yang luas dan kosong. Kesenjangan dan bukti-bukti
ilmiah telah melemahkan hipotesis bahwa manusia adalah perkembangan lebih
lanjutdari keluarga primata. Jika pun ada pada suatu hari mungkin ditemukan
bukti formula yang menghubungkan manusia dengan nenek moyang hewan,
maka hal itu adalah merupakan lompatan yang luar biasa pada pertambahan
informasi genetic. Hanya dengan lompatan tersebut terbentuk suatu keturunan
dengan ciri-ciri manusiawi yang mengandung kemungkinan evolusi menuju
bentuk homo sapiens. Akan tetapi sesungguhnya dari hasil tersebut dapat
dimaknai bahwa sepanjang sejarah manusia sampai sekarang keterkaitan dengan
lingkungan alam semesta sangat tinggi.
b. Hubungan fungsional manusia dengan alam semesta
Bagaimanapun proses penciptaan manusia adalah bagian integral dari alam
semesta. Teori Cosmozoa yang menyatakan bahwa manusia berasal dari luar
angkasa, kenyataannya kurang mendapat tempat dikalangan ilmuwan.
Bukti-bukti ilmiah yang memperkuat hal itu pun cukup kuat. Sebaiknya
pembahasan semakin mengarahkan bahwa bahan baku manusia berasal dari bumi
tempat manusia sendiri iru berpijak. Dalam sistem kosmos manusia dan alam
semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki
keunggulan dalam sistem kesadaran maka alam semesta merupakan objek yang
sangat penting dalam kehidupan manusia tinjauan manusia tentang alam
mendekatkan manusia kepada tata laku penciptaannya dan dengan demikian
mempertajam persepsi batin manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang
lebih dalam mengenai itu. Pengetahuan mengenai alam akan menambah
kekuatan manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak
berhingga yang telah dicari oleh filsafat tetapi tak didapat.
penglihatan terhadap hakikat tanpa kekuatan untuk melakukannya akan
dapat memberikan peningkatan moral tetapi tidak akan dapat memberikan
peningkatan kebudayaan yang abadi. Sebaliknya, kekuatan tanpa penglihatan
cenderung untuk menjadi destruktif dan tak berperikemanusiaan. Keduanya
harus digabungkan agar supaya perluasan rohaniah kemanusiaan dapat
terlaksana.

4. Macam-macam bencana geologi


Bencana geologi adalah semua peristiwa atau kejadian di alam yang berkaitan
dengan siklus-siklus yang terjadi di bumi atau segala sesuatu yang disebabkan oleh
faktor-faktor geologi. Faktor-faktor geologi tersebut dapat berupa struktur dan
tekstur tanah dan batuan, jenis tanah dan batuan, pola pengaliran sungai, topografi,
struktur geologi (lipatan dan patahan), tektonik maupun gunung api. Faktor-faktor
geologi tersebut selain menyebabkan adanya potensi bencana, pada kenyataannya
faktor-faktor geologi tersebut memberi arti penting dalam kehidupan dan siklus
kehidupan di bumi kita ini.
Berikut adalah beberapa bencana yang umum disebakan oleh Faktor-faktor
Geologi;
1. Kekeringan
Bencana kekeringan merupakan fenomena alam yang dapat diakibatkan
oleh kondisi geologi (batuan) suatu wilayah. Jenis-jenis dan sifat tanah dan
batuan yang menjadi penyususn suatu daerah akan sangat berpengaruh pada
asupan dan serapan air tanah pada daerah yang didominasi atau tersusun oleh
batuan pejal dank eras dengan lapisan tanah yang tipis pada umumnya tidak
menyimpan air dalam waktu yang lama bahkan dapat langsung menjadi surface
run off atau lolos ke bawah permukaan melalui celah-celah batuan. Hal seperti ini
sangat umum dijumpai pada daerah berbatu seperti di daerah karst yang umum
tersusun oleh batu gamping atau batu kapur (seperti di sepanjang pengunungan
selatan jawa, Gunung Kidul hingga Wonogiri). Daerah yang kaya dengan batau
beku dan metamorfik (seperti di daerah Nusa Tenggara Timur dan Selatan
Lombok). Pada daerah-daerah dengan karakteristik tadi umumnya lebih senang
menanam singkong, jagung atau pada ladang sebagai bahan makanan pokok.
Selain faktor geologi tersebut kekeringsn juga diakibatkan oleh degradasi
lahan akibat eksploitasi berlebihan. Pengrusakan lahan sehingga mengakibatkan
hilangnya kemampuan tanah alam menyimpan air ditambah dengan faktor iklim
dan cuaca setempat sehingga terjadi kekeringan berkepanjangan saat musim
kemarau (musim panas). Bencana ini sering mengakibatkan kelaparan hingga
wabah penyakit menular.
Penanganan bencana ini dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi
lahan secara berkelanjutan, penghijauan dan pembuatan waduk-waduk dengan
area hijau disekitarnya untuk meningkatkan kesuburan dan pengadaan pasokan
air secara alami di wilayah tersebut.
2. Longsor
Secara umum longsor dapat dibbedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan
tipe pergerakannya, yaitu; Longsoran Translasi, Longsoran Rotasi, pergerakan
Blok, Rubtuhan Batu, Rayapan Tanah, Aliran Material Rombakan.
Penyebab;
• Longsor dan gerakan tanah merupakan peristiwa umum yang terjadi di daerah
berlereng tidak stabil dan dipicu oleh curah dan intensitas hujan.
• Sering diakibatkan oleh pengrusakan lahan, penggundulan hutan, tidak adanya
pelindung tanah secara memadai.
• Adanya lapisan impermeable (batuan keras kedap air, lapisan lempung) di
bawah lapisan tanah sehingga air tanah akan mengendap/mengalir di atas
lapisan tersebut, pada titik jenuhnya air tersebut akan membuburkan lapisan
tanah di atas lapisan tersebut sehingga tanah akan bergerak sesuai dengan arah
kemiringan lapisan impermeable tersebut baik seketika maupun rayapan.
3. Gempa Bumi dan Tsunami
Gempa bumi adalah jenis bencana alam geologi lainnya. Peristiwa yang
dapat menyebabkan pemusnahan massal ini disebabkan oleh pelepasan energi
tiba-tiba akibat tumbukan antar lempeng bumi yang menimbulkan gelombang
seismic. Di permukaan bumi, gelombang seismic akan terasa sebagai sebuah
getaran dan dapat menggeser segala material disana, itulah adalah tanda-tanda
umum saat terjadi gempa bumi. Titik asal yang terletak di permukaan disebut
episetrum.
Gempa bumi sering menghasilkan tanah longsor yang mematikan
longsoran salju, tsunami, atau kejadian lain yang menyebabkan kematian dan
kehancuran massal. Gempa Palu, Indonesia September 2018 adalah salah satu
kejadian gempa bumi terakhir yang paling mematikan karena menghasilkan
tsunami yang menewaskan lebih dari 400 orang.
4. Sinkhole
Sinkhole adalah lubang atau depresi yang terbentuk di tanah karena
runtuhnya lapisan permukaan tanah. Lubang seperti ini paling sering terjadi di
bentang alam karst. Di sini air merembes di bawah tanah sering mengikis batu
kapur yang melandasinya. Akibat perembesan ini, akan terjadi pelapukan kimia
pada lapisan batuan tersebut, sehingga lapisan permukaan batuan akan runtuh dan
meninggalkan lubang menganga di permukaan.
Sinkhole tidak hanya terbentuk di bentang alam karst. Sinkhole juga bisa
terbentuk akibat aktivitas manusia. Sebagai contoh ketika penambangan yang
tidak berkelanjutan membuat tanah terlalu lemah untuk menopang struktur di
permukaan. Pembentukan sinkhole yang tiba-tiba disini bisa menjadi sangat
mematikan. Misalnya, 15 orang dilaporkan tewas selama bencana pembuangan
laut Guatemala 2010. Peristiwa ini dipicu oleh hujan deras dan kegagalan
infrastruktur dalam mengelola curah hujan tersebut.
5. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi adalah salah satu bentuk bencana alam geologi yang
paling mematikan. Peristiwa semacam itu dapat menyebabkan kematian dan
penghancuran massal dalam berbagai cara. Pertama-tama, letusan itu sendiri
dapat menyebabkan kerusakan karena material batuan yang terlempar dan jatuh
ke permukaan bumi juga akan membunuh setiap bentuk kehidupan yang
dilewatinya karena suhu lahar yang sangat panas.
Abuvulkanik yang terlempar ke atmosfer saat bercampur dengan air dapat
membentuk zat keras seperti beton yang dapat merusak atap bangunan. Aliran
piroklastik dari lokasi letusan adalah pembunuh terbesar selama bencana alam ini
terjadi. Tragedi Armero 1985 adalah salah satu bencana geologi terburuk akibat
letusan gunung berapi dan menewaskan hampir 23.00 orang di kota Armero di
Kolombia.
6. Longsor Salju
Longsoran salsu adalah bencana alam yang mematikan, dimana massa salju
bergerak menuruni lereng gunung atau bukit dan mengubur semua yang ada di
jalurnya. Longsoran ini dipicu oleh berbagai kekuatan alam, seperti hujan salju
lebat, mencairnya salju karena radiasi matahari, gempa bumi, hujan air, dan
lain-lain. Bencana semacam ini juga dapat disebabkan ileh kendaraan yang
bergerak di atas salju, pemain ski, atau penyebab buatan lainnya.
Longsor pada kasus ini biasanya disebabkan di daerah dimana lempengan
salju kohesif terletak di lapisan salju yang lebih lemah. Dalam kondisi seperti itu,
pemicu kecil sudah cukup untuk membongkar lapisan atas dan menyebabkannya
meluncurnya salju menuruni lereng karena pengaruh gaya gravitasi. Longsor
salju di Pengunungan Alpen menewaskan sekitar 40.000 orang sipil dan 80.000
tentara selama Perang Dunia 1.
7. Banjir Bandang
Banjir dan banjir bandang erat kaitannya dengan kapasitas area tangkapan
air di daerah hulu. Berkurangnya area hijau di daerah hulu akan meningkatkan
ancaman banjir, sementara itu minimnya vegetasi akan meningkatkan potensi
longsor di daerah hulu, sehingga jika terjadi longsor di sekitar badan sungai akan
mengakibatkan terbentuknya bendungan alam yang akan menjadi “peluncur
peluru” banjir bandang.
Bendungan alam tersebut pada saatnya jika telah melewati kemampuan dan
keseimbangannya, maka akan jebol dan akan terjadi terjangan air bah yang
disertai dengan material longsor seperti tanah dan lumpur, bebatuan hingga
pohon-pohon kayu tumbang. Percampuran air bah dengan segala material
tersebut akan meningkatkan daya hancur dan akan merusak apapun yang
dilaluinya.
8. Gunung Meletus
Indonesia secara geotektonik terletak pada ̋Segitiga Emas̏ interaksi
Lempeng yang menyebabkan Indonesia terdapat pada jalur cincin api dunia
dimana pada jalur tersebut tersebar gunung api-gunung api aktif. Cincin api
tersebut disebut dengan ring of fire circum Mediterania bagian Barat Indonesia
(Sumatera-Jawa) dan Circum Pasifik di bagian Timur Indonesia
(Sulawesi-Kepulauan Maluku). Bnayaknya gunung api menghasilkan kekayaan
alam keindahan dan kesuburan lahan yang luar biasa namun disamping itu juga
menyimpan potensi bencana khususnya letusan gunung api.

5. Permasalahan Lingkungan
Pada hakekatnya permasalahan lingkungan akan muncul ketika eksploitasi
sumberdaya alam mengakibatkan prinsip-prinsip pengelolaan yang berkelanjutan.
Permasalahan lingkungan saat ini telah menjadi isu global dan menjadi perhatian
para peneliti maupun para pengambil keputusan. Banyak tempat di muka bumi saat
ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian besar dalam kondisi yang
kritis. Penurunan kualitas lingkungan dapat kita jumpai diberbagai belahan bumi
terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi sumberdaya alam sudah tidak
mengindahkan kelestarian lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggung
jawab.
 Berikut ini beberapa permasalahan lingkungan hidup
a) Permasalahan sungai yang tercemar
Selama 5 tahun belakangan ini, setidaknya 64 dari 470 daerah aliran
sungai mengalami kondisi yang kritis, hal ini disebabkan oleh limbah
industri yang terkandung berbagai macam zat kimia di dalamnya, limbah
domestik seperti limbah rumah tangga yang secara sengaja di buang ke
sungai, dan limbah pertanian
b) Kerusakan Hutan
Mulai dari penebangan liar, penggundulan hutan, hingga baru-baru
ini terjadi yaitu pembakaran hutan menjadi penyebab dari kerusakan
hutan yang ada. tentu saja jika hal ini dibiarkan terus-menerus, akan
menyebabkan berkurangnya kawasan hutan yang berakibat pada
kestabilan ekosistem.
c) Banjir
Fenomena ini sering terjadi, dikarenakan perkembangan wilayah
yang menyebabkan system pembuangan air yang salah dan tidak adanya
penjagaan pada daerah aliran sungai.
d) Abrasi
Kegiatan-kegiatan seperti pengambilan pasir pantai, karang serta
perusakan hutan-hutan bakau menjadi penyebab abrasi yang nantinya
berkaitan dengan kerusakan laut dan pantai
e) Pencemaran Udara
Dengan perkembangan zaman, semakin banyak industri dan
transportasi yang ada saat ini. Meskipun hal ini merupakan sebuah
kemajuan, namun nyatanya memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan
karena menyebabkan terjadi pencemaran udara. Hal ini berpengaruh pada
faktor penghambat perubahan sosial budaya terhadap pasokan udara
bersih yang semakin berkurang.
f) Menurunnya Keanekaragaman Hayati
Dampak lanjutan dari kerusakan hutan tersebut bisa menjadi
penyebab menurunnya keanekaragaman hayati. Bahkan tak hanya itu saja,
banyak sekali alat komunikasi zaman sekarang menjadi informasi
pengambilan flora dan fauna ilegal yang dijadikan sebagai barang jual beli
membuat hewan dan tumbuhan menjadi berkurang dan punah.
g) Rusaknya ekosistem laut
Pengambilan ikan yang masih menggunakan bahan kimia dan bahan
peledak masih menjadi tradisi bagi beberapa nelayan. tentu saja ini
merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang.
 Penyebab permasalahan lingkungan hidup
Berbagai contoh permasalahan lingkungan hidup tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa hal yang terus dilakukan secara kontinu. adapun
penyebab permasalahan lingkungan hidup tersebut yakni sebagai berikut,
 Perilaku Tak Bertanggung Jawab
Perilaku tak bertanggung jawab menjadi penyebab kerusakan
lingkungan hidup yang pertama. Manusia seringkali menganggap remeh
berbagai hal yang dilakukannya. Jelas hal ini merupakan sikap dan
tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
 Peistiwa Alam
Permasalahan lingkungan hidup juga dapat terjadi karena adanya
peristiwa alam yang tidak dapat diprediksi. Misalnya, letusan gunung
berapi dan gempa bumi. bencana tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu
dan menimbulkan kerusakan lingkungan dalam jangka waktu yang cukup
lama.
 Acuh tak acuh terhadap lingkungan
Penyebab permasalahan lingkungan yang ketiga yaitu sikap acuh tak
acuh terhadap lingkungan hidup. sikap tak peduli dengan lingkungan ini
cenderung membuat manusia menjadi tak bertanggung jawab untuk
melakukan suatu kegiatan. Manusia tak berpikir secara jangka panjang
terhadap apa yang dilakukannya di masa kini.

Anda mungkin juga menyukai