Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EVOLUSI DAN PALEONTOLOGI

WAKTU GEOLOGI, KEMUNCULAN DAN KEPUNAHAN

OLEH

KELOMPOK 1

1. ELISABETH WENDE
2. MARIA GISELA MEY S. I. WALE
3. STEFANY SENDA
4. PASCALIS KIIK

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori evolusi yang berkembang sekarang sudah sangat maju dan tidak seperti yang
dibayangkan orang. Banyak konsep yang sudah berubah, tidak menandakan bahwa teori
evolusi itu salah, tetapi konsep-konsep tersebut berbeda karena orang dahulu mempunyai
interpretasi yang berbeda atas dasar informasi yang minimum.

Proses kemunculan dan kepunahan merupakan suatu proses alamiah seperi kehidupan dan
kematian. Adanya kematian merupakan kehilangan tetapi juga sekaligus memberikan
keuntungan bagi kelompok lain untuk dapat berkembang. Proses evolusi yang menyangkut
kehidupan di daratan pada dasarnya melibatkan banyak sekali mekanisme, sehingga
diperlukan proses yang relatif lama. Setelah daratan berhasil dikuasai, maka sebagian besar
organisme yang ada sekarang adalah hasil dari perjuangan ini.Proses kemunculan suatu
kehidupan merupakan hal yang sangat penting. Lamanya bumi ini kosong menunjukkan
bahwa proses yang terjadi untuk menghasilkan suatu kehidupan berlangsung sangat sulit.
Banyaknya organisme yang muncul tetapi kemudian punah juga menunjukkan bahwa proses
yang terjadi sangat sulit.Kepunahan masal merupakan suatu bencana. Tetapi kepunahan
masal pun merupakan suatu anugerah bagi kelompok organisme lainnya. Adanya kepunahan
akan memberikan kesempatan pada kelompok organisme yang sebelumnya tertekan
perkembangannya dapat berevolusi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Itu Waktu Geologi?
1.2.2 Apa Itu Kemunculan?
1.2.3 Apa Itu Kepunahan?

1.3 Tujuan
Untuk membantu para mahasiswa/i dalam mempelajari waktu Geologi,proses
kemunculan dan proses kepunahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Waktu Geologi

Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari segala sesuatu
mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi merupakan kelompok ilmu
yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-
proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di alam
semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga
sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kompleks,
mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda
sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.

Sebagai landasan prinsip untuk dapat mempelajari ilmu geologi adalah bahwasanya kita
harus menganggap bumi ini sebagai suatu benda yang secara dinamis berubah sepanjang
masa, setiap saat dan setiap detik. Dalam gambaran seperti itu maka salah satu segi yang khas
dalam geologi dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya adalah yang menyangkut masalah
“waktu”. Waktu geologi adalah skala waktu yang meliputi seluruh sejarah geologi bumi dari
mulai terbentuknya smpai saat ini.

James Hutton, seorang ilmuwan alam, yang oleh banyak ilmuwan-ilmuwan dianggap
sebagai bapak dari ilmu geologi modern, yang pada tahun 1785 untuk pertama kalinya
mengeluarkan suatu pernyataan yang sekarang ini dikenal sebagai “doctrine of
unifornitarianism”. Pencetus geologi modern ini yang kemudian dikenal sebagai “Huttonian
revolution”, mengemukakan pemikiran-pemikirannya sebagai berikut:

1) Bahwa proses-proses alam yang sekarang ini menyebabkan perubahan pada permukaan
bumi, juga telah bekerja sepanjang umur dari bumi ini. Dengan perkataan lain, apa yang
kita lihat, kita amati yang terjadi di bumi sekarang ini, juga berlangsung dimasa lampau.
2) Ia juga mengamati bahwa proses-proses tersebut yang walaupun bekerja sangat lambat,
tetapi pada akhirnya mampu menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat
besar pada bumi. Ini berarti bahwa untuk itu diperlukan waktu yang sangat lama; yang
kemudian disimpulkan bahwa umur bumi ini sangat tua.
3) Bahwa bumi ini sangat dinamis, yang berarti mengalami perubahan-perubahan yang
terus-menerus mengikuti suatu pola daur (siklus) yang berulang-ulang. Hutton, yang
berkebangsaan Skotlandia ini hidup antara tahun 1726 dan 1797. Pada jaman itu tentu saja
tidak semua ilmuwan dapat menerima pemikirannya yang begitu maju pada saat itu.
Diantaranya adalah sekelompok ilmuwan yang meyakini adanya kejadian-kejadian yang
bersifat malapetaka, seperti cerita Nabi Nuh, yang menyebutkan terjadinya peristiwa
penenggelaman daratan yang tiba-tiba. Kelompok ini dikenal sebagai penganut
katastropisma, yaitu yang mempercayai adanya peristiwa-peristiwa yang tiba-tiba yang
berupa malapetaka yang menghancurkan. Artinya kejadian-kejadian di bumi ini tidak
berlangsung secara perlahan dan menerus, tetapi berubah secara tiba-tiba melalui
penghancuran yang berlangsung sangat cepat.

2.2 Skala Waktu Geologi

Pada dasarnya bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang terdapat
diatas permukaan bumi yang benar-benar bersifat permanen. Oleh karena itu untuk
mempelajari bumi maka dimensi “waktu” menjadi sangat penting, dengan demikian
mempelajari sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula. Waktu merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Catatan waktu biasanya
disimpan dalam suatu penanggalan (kalender) yang pengukurannya didasarkan atas peredaran
bumi di alam semesta. Sekali bumi berputar pada sumbunya (satu kali rotasi) dikenal dengan
satu hari, dan setiap sekali bumi mengelilingi matahari dikenal dengan satu tahun. Sama
halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, maka dalam mempelajari
sejarah bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal dengan nama “Skala Waktu
Geologi”.

Skala Waktu Geologi berbeda dengan penanggalan yang kita kenal sehari-hari.
Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur Bumi. Pertama,
adalah skala waktu relatif, yaitu skala waktu yang ditentukan berdasarkan atas urutan
perlapisan batuan-batuan serta evolusi kehidupan organisme dimasa yang lalu; kedua adalah
skala waktu absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala waktu geologi yang ditentukan
berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan.
Skala relatif terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu
geologi itu sendiri, sedangkan skala radiometri (absolut) berkembang belakangan dan berasal
dari ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan untuk menjawab permasalahan permasalahan
yang timbul dalam bidang geologi.
2.2.1 Waktu Relatif

Skala waktu relatif dikembangkan pertama kalinya di Eropa sejak abad ke 18 hingga
abad ke 19. Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi dikelompokkan menjadi Era
(Masa). Era dibagi-bagi kedalam Period (Zaman), dan Zaman dibagi bagi menjadi Epoch
(Kala), yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan purba.

Kata “Zoikum” merujuk pada kehidupan binatang dan kata “Paleo” yang berarti
purba, maka arti kata Paleozoikum adalah merujuk pada kehidupan binatang-binatang
purba, “Meso” yang mempunyai arti tengah/pertengahan, dan “Keno” yang berarti
sekarang. Sehingga urutan relatif dari ketiga kurun tersebut adalah sebagai berikut:
Paleozoikum, kemudian Mesozoikum, dan kemudian disusul dengan Kenozoikum.

Tabel 1: Peristiwa kemunculan dan kepunahan berbagai jenis organisme (fauna dan flora) pada Skala Waktu
Geologi sepanjang 650 juta tahun lalu hingga saat ini .
Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Nama-nama dari semua Eon
(Kurun) dan Era (Masa) diakhiri dengan kata zoikum, hal ini karena kisaran waktu
tersebut sering kali dikenal atas dasar kehidupan binatangnya. Batuan yang terbentuk
selama Masa Proterozoikum kemungkinan mengandung fosil dari organisme yang
sederhana, seperti bakteri dan alga. Batuan yang terbentuk selama Masa Fanerozoikum
kemungkinan mengandung fosil fosil dari binatang yang komplek dan tanaman seperti
dinosaurus dan mamalia. Sebagaimana diketahui bahwa fosil adalah sisa-sisa organisme
yang masih dapat dikenali, seperti tulang, cangkang, atau daun atau bukti lainnya seperti
jejak-jejak (track), lubang-lubang (burrow) atau kesan daripada kehidupan masa lalu diatas
bumi Para ahli kebumian yang khusus mempelajari tentang fosil dikenal sebagai
Paleontolog, yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan purba.

2.2.2 Waktu Absolut

Skala waktu absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala waktu geologi yang ditentukan
berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan.
Para ahli geologi abad ke19 dan para paleontolog percaya bahwa umur bumi cukup tua,
dan mereka menentukannya dengan cara penafsiran. Penentuan umur batuan dalam ribuan,
jutaan atau milyaran tahun dapat dimungkinkan setelah diketemukan unsur radioaktif. Saat
ini kita dapat menggunakan mineral yang secara alamiah mengandung unsur radioaktif
dan dapat dipakai untuk menghitung umur secara absolut dalam ukuran tahun dari suatu
batuan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa bagian terkecil dari setiap unsur kimia adalah atom.
Suatu atom tersusun dari satu inti atom yang terdiri dari proton dan neutron yang
dikelilingi oleh suatu kabut elektron. Isotop dari suatu unsur atom dibedakan dengan
lainnya hanya dari jumlah neutron pada inti atomnya. Isotop radioaktif (the parent) dari
satu unsur kimia secara alamiah akan berubah menjadi isotop yang stabil (the daughter)
dari unsur kimia lainnya melalui pertukaran di dalam inti atomnya.

Perubahan dari “Parent” ke “Daughter” terjadi pada kecepatan yang konstan dan
dikenal dengan “Waktu Paruh” (Half-life). Waktu paruh dari suatu isotop radioaktif adalah
lamanya waktu yang diperlukan oleh suatu isotop radiokatif berubah menjadi ½ nya dari
atom Parent-nya melalui proses peluruhan menjadi atom Daughter. Setiap isotop radiokatif
memiliki waktu paruh (half life) tertentu dan bersifat unik. Hasil pengukuran di
laboratorium dengan ketelitian yang sangat tinggi menunjukkan bahwa sisa hasil
peluruhan dari sejumlah atom-atom parent dan atom-atom daughter yang dihasilkan dapat
dipakai untuk menentukan umur suatu batuan.

Tabel 3 : Skala Waktu Geologi Relatif dan Umur Radiometrik

Pada tabel berikut diperlihatkan isotop isotop Parent dan Daughter, Waktu Paruh, Efektif
Pelarikan Umur dan Mineral Mineral yang dapat dipakai untuk pelarikan umur.

Tabel: Unsur unsur utama radioaktif yang dipakai untuk pelarikan umur
2.3 Kemunculan Dan Kepunahan Makluk Hidup

Suatu organisme mempunyai masanya masing-masing. Kemunculan suatu organisme


dapat terjadi karena adanya relung baru atau relung yang ditinggalkan. Selain ada sejumlah
persyaratan yang diperlukan yang mendukung terbentuknya suatu jenis baru.

 Kemunculan Kelompok Organisme Tertentu

Evolusi sudah berlangsung sejak asal mula adanya kehidupan. Kapan kehidupan
mulai ada, tidak dapat diketahui dengan pasti. Satu-satunya data yang dapat diperoleh
mengenai hal ini adalah adanya fosil. Dari data yang dihimpun oleh ahli paleontologi
diketahui bahwa fosil yang tertua yang ditemukan berumur sekitar 490 juta tahun. Data
inipun masih merupakan dugaan,karena pada masa itu jumlah organisme masih sangat
sedikit, sehingga fosil tidak mungkin dijumpai pada lapisan tanah. Pada waktu itu, habitat
yang mungkin ada adalah air. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa muka bumi masih
dihuni oleh prokariot dan organisme bersel satu, terutama ganggang biru yang kemudian
diikuti oleh lumut kerak dan lumut yang menghuni sekitar pantai. Suhu permukaan bumi pun
diperkirakan masih jauh lebih panas dan oksigen mungkin meliputi hanya sekitar 10% dari
apa yang ada sekarang.

Lapisan yang mengandung fosil tertua ( Stromatolites ) berupa spora, ditemukan di


daerah pantai di Arabia dan Australia dan berumur sekitar 470 juta tahun yang lalu. Hal ini
berarti bahwa ekosistem yang ada baru terdapat sekitar 480 juta tahun yang lalu. Setelah
periode itu baru ditemukan fosil yang lebih muda di banyak daerah lain.

Munculnya Kehidupan di Bumi

Pemahaman tentang urutan munculnya kehidupan di bumi lebih didasarkan pada sisa-
sisa makhluk hidup yang memfosil. Fosil terbentuk dengan berbagai cara dan berbagai
proses, meskipun perlu dipahami bahwa semua makhluk hidup yang sudah mati tidak selalu
menjadi fosil. Fosil mungkin merupakan sisa-sisa bagian tubuh yang keras , atau setelah
organisme mati kemudian terkubur pasir-lumpur ataupun endapan lain kemudian mengeras.

Menurut ahli geologi, sejarah bumi dapat dibedakan dalam banyak unit waktu. Unit
waktu terbesar disebut era, sedangkan era terbagi dalam periode dan periode terbagi menjadi
unit yang lebih kecil disebut zaman.Pengetahuan akan kehidupan di bumi dikumpulkan dafri
bukti fosil terutama mulai dari era paleozoik, mesozoik, dan cenozoik. Era palezoik atau
masa kehidupan kuno kira-kira 570 juta tahun sampai 340 juta tahun lalu. Era mesozoik atau
era kehidupan pertama dikenal sebagai masa reptilia, mulai 230 juta tahun sampai 165 juta
tahun lalu, sedangkan era cenozoik adalah era kehidupan kera atau masa mamalia dimulai
kira-kira 63 juta tahun lalu.

 Teori tentang Kemunculan dan Kepunahan Reptilia Besar

Banyak orang menganggap bahwa Mammalia menguasai muka bumi, namun hal ini dapat
disebabkan karena dominasi manusialah yang merupakan penyebab utama anggapan tersebut.
Tidak dapat disangkal bahwa sebenarnya Reptilia merupakan organisme yang paling sukses
di muka bumi. Meskipun Reptilia tidak lagi merajai permukaan bumi, namun jumlah yang
kini masih hidup di muka bumi tidak dapat dikatakan sedikit, dan kini hanya disaingi oleh
kelompok Pisces.

Lamanya Reptilia menguasai permukaan bumi juga menunjukkan bahwa kelompok ini
merupakan pemula di daratan dan pernah menjadi penguasa daratan (diwakili oleh macam-
macam Dinosaurus). Reptilia pernah mengusai air (diwakili oleh Mesosaurus), daratan
(Tyranosaurus), dan udara (Pteranodon). Untuk mengkaji bagaimana Reptilia timbul dan
hilang (terutama Dinosaurus) dari muka bumi, kita dapat mempelajari konsekuensi-
konsekuensi dari kehidupan Reptilia sejak munculnya di muka bumi hingga punahnya.
Sebagai hewan Vertebrata yang pertama muncul sebagai hewan daratan, maka Reptilia
mempunyai konsekuensi untuk mengatasi masalah kekeringan. Sejarah kemunculan Reptilia
di daratan ditandai dengan :

1) Terbentuknya sel telur berdinding ganda (telur Amniota)


2) Kulit tubuh yang ditutupi perisai (misalnya kura-kura dan Dinosaurus) atau sisik guna
melindungi diri terhadap kekeringan.
3) Terbentuknya sistem eksresi yang terpisah kalau dibandingkan dengan hewan
Vertebrata lainnya yang telah ada sebelumnya (Ikan, Amphibia).
4) Terbentuknya anggota gerak.
5) Terbentuknya alat indera pnglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan yang
lebih baik.

Terbentuknya Sel Telur Berdinding Ganda

1) Kapan terbentuknya telur Amniota tidak dapat ditelusuri dengan baik, karena
sedikitnya data fosil.
2) Konsekuensi dari telur berdinding ganda (kapur dan selaput amnion) mengharuskan
fertilisasi internal sebagai ssatu-satunya alternatif reproduksi. Dengan demikian alat
kelamin sekunder jantan merupakan struktur pertama yang muncul di kelompok
Vertebrata pada Reptilia (dalam bentuk sepasang Hemipenis)
3) Konsekuensi lain dari munculnya sel telur berdinding kapur memerlukan suatu
perubahan penting kalau dibandingkan dengan telur Amphibi atau Pisces, karena kulit
kapur tersebut harus dapat menghubungkan embrio dengan dunia luar untuk
pertukaran gas (Oksigen-Karbondioksida).
4) Telur Reptil ternyata ditunjang dengan terbentuknya membran amnion. Membran ini
berguna untuk menangkap Oksigen yang masuk melalui dinding sel kapur tersebut.
Hal ini memberikan konsekuensi bahwa telur pertama tidak mungkin terlalu besar
agar pertukaran gas dapat berlangsung dengan baik.
5) Konsekuensi lainnya adalah digsntikannya insang dengan paru-paru (tahapan ini
sudah dilalui oleh Amphibia)
6) Naiknya Reptilia ke daratan memberikan konsekuensi pula pada alat indera.
7) Mata yang dilindung dengan membran nictitans digantikan dengan mata yang
berkelopak, juga untuk melindungi dari bahaya kekeringan.
8) Alat pendengaran yang sebelumnya terdapat pada rahang bawah (Pisces) mulai
berangsur digantikan dengan telinga dalam, karena juga menghadapi tantangan
kekeringan. Fungsi telinga lebih diperlukan apabila dibandingkan dengan kehidupan
di dalam air, untuk mencari mangsa dan menghindar dari predator.

Kepunahan dalam biologi berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau
sekelompoktakson . Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu
terakhir spesies tersebut, walaupun kemampuan untuk berkembang biak tidak ada lagi
sebelumnya. Tetapi dikarenakan wilayah sebaran sebuah spesies atau takson yang bisa sangat
luas, sehingga sangat sulit untuk menentukan waktu kepunahan. Kesulitan ini dapat berujung
kepada suatu fenomena yang dinamakan takson Lazarus, dimana sebuah spesies dianggap
telah punah tetapi muncul kembali.

Kepunahan merupakan kejadian hilangnya keseluruhan spesies. Kepunahan bukanlah


peristiwa yang tidak umum, karena spesies secara reguler muncul melalui spesiasi dan
menghilang melalui kepunahan. Sebenarnya, hampir seluruh spesies hewan dan tanaman
yang pernah hidup di bumi telah punah, dan kepunahan tampaknya merupakan nasib akhir
semua spesies. Kepunahan telah terjadi secara terus menerus sepanjang sejarah kehidupan,
walaupun kadang-kadang laju kepunahan meningkat tajam pada peristiwa kepunahan massal.
Dalam sejarah muka bumi telah tercatat adanya lima kali peristiwa kepunahan besar- besaran,
hal ini terjadi pada masa Kambrian, Ordovisian, Devonian, Permian, dan Kretasea. Diantara
kelima peristiwa kematian masal, makaperistiwa kematian masal pada periode Permian
merupakan kejadian yang paling aburuk dalam sejarah bumi. Pada waktu itu sekitar 75%
organisme punah. Namun pada masa Kretasea sebelum peristiwa masal, jumlah organisme
hidup sudah melebihi keadaan sebelum peristiwa kematian Permian. Setelah kematian
Kretasea, maka kini jumlah organisme pun masih meningkat lagi sehingga diperkirakan
jumlahorganisme sudah dua kali lipat dari pada keadaan sebelum peristiwa kematian
Permian. Adapun penyebab peristiwa tersebut yang dikemukakan oleh para ahli dan
kemungkinan besar beberapa teori dapat bekerja secara simultan atau merupakan akibat dari
kemungkinan terdahulu.

1) Teori Pergerakan Benua Dan Terbentuknya Pangea


Akibat bergeraknya benua, maka jumlahnya panjang pantai menjadi sangat pendek
dibandingkan dengan keadaan apabila bumi terdiri dari banyak benua. Hal ini
menyebabkan sejumlah besar organisme laut yang hidup di air dangkal akan punah.
Selain itu konsekuensi yang juga timbul adalah adanya satu daratan menyebabkan
timbulnya perubahan cuaca yang drastis. Sebagai contoh, semua daratan diberbagai
benua (Afrika, Asia, dan Amerika Utara) akan memiliki daerah gurun. Daratan yanh
luas dan datar menyebabkan daerah tengah tidak mendapat cukup air hujan, karena
hujan sudah turun di daerah yang tidak terlalu jauh dari pantai. Akibat timbulnya
gurun yang besar, maka sebagian besar iklim akan menjadi berubah kering. Sebagian
besar organisme daratan dan air akan punah.
2) Teori Vulkanisme
Mengingat contoh vulkanisme akan menimbulkan perubahan yang besar suatu daerah.
Letusan suatu gunung berapi dapat berlangsung berbulan-bulan dan akibatnya paling
tidak mempengaruhi sebagian muka bumi. Di Indonesia kita mengenal beberapa
kepunahan yang sangat besar dan garis tengahnya lebih dari 20 km, misalnay Danau
Toba, Danau Tondano dan Daerah Dieng. Diperkirakan bahwa letusan gunung
tersebut beberapa ratus kali lebih dahsyat daripada letusan Gunung Karakatau. Akibat
letusan gunung Karakatau saja, banjir besar menimpa daerah Negeri Belanda yang
berjarak puluhan kilometer. Apabila ada sejumlah besar gunung berapi sebesar
gunung Karaukatau atau Tambora meletus, maka akan timbul kegelapan selama
berbuln-bulan. Hal ini akan menyebabkan perubahan cuaca yang drastis. Pengaruh
letusan gunung Galunggung saja telah hampir memusnahkan beberapa spesies di
Jawa. Di Pangandaran jumlah banteng tinggal 3 ekor dari sekitar 35 ekor sebelumnya.
Menurut hasil visum, kebanyakan banteng mati karena ada deposit debu vulkanis di
paru-paru, dan sejumlah besar abu vulkanis di dalam lambung yang tidak dapat
dikeluarkan dengan feces, mungkin karena terlalu berat.
3) Teori Meteorit atau Supernova
Meteorit berukuran sangat besar yang menabrak bumi akan menyebabkan perubahan
iklim global, selain menimbulkan gempa bumi, akan memberikan akibat yang serupa
dengan letusan gunung merapi, yang berarti perubahan cuaca ledakan supernova
bintang raksasa di luar angkasa akan menyebarkan debu bintang yang mungkin
menimbulkan kegelapan. Debu bintang dapat pula mempengaruhi magnetik bumi.
Apabila kutub magnetik bumi berubah, maka akan terjadi gempa bumi, karena posos
bumi mengalami. Perubahan menurut penelitian, kutub magnetik bumi memang sudah
tidak tepat dari yang diperhitungkan dahulu. Selain itu meteorit atau supernova dapat
membawa suatu unsur seperti logam berat (misalnyaIridium) yang beracun bagi
kehidupan di muka bumi.
4) Teori Glasiasi
Turunnya hujan salju selama satu minggu di kota Roma menjadi berita utama di tahun
1987. hal ini disebabkan karena kota Roma tidak setiap tahun kedatangan salju.
Biasanya hujan salju yang turun di sana hanya berlangsung beberapa menit sampai
satu jam dan kejadian semacam itu hanya sepuluh tahun sekali. Pada tahun 1987, salju
menumpuk sampai hampir 2 meter, lalu lintas terputus, listrik banyak mengalami
gangguan. Akibatnya puluhan orang meninggal dunia karena kedinginan dan
kelaparan. Gambaran peristiwa di atas dapat terjadi lebih parah lagi di masa lalu.
Apabila hal itu terjadi di kota, bagaimana pula keadaan alam terbuka. Banyak satwa
yang mati dan tanaman yang hancur. Adanya zaman es yang menyebabkan cuaca
bumi menurun secara drastis dan menimbulkan kematian masal bagi organisme yang
tidak teradaptasi. Menurunnya suhu bumi sebanyak satu derajat saja sudah dapat
memperluas lingkaran kutub menjadi beberapa puluh ribu Km2, dan hal ini
menyebabkan kematian sorganisme di sekitar daerah tersebut.
5) Adanya Air Bah
Air merupakan penyebab kepunahan yang paling umum dijumpai. Hujan yang turun
selama 4 atau 5 hari sudah menimbulkan banjir, tanah longsor, kerusakan tempat
penghunian, ladang dan hewan ternak. Akibat hujan beberapa hari saja sudah dapat
menaikkan air sampai beberapa meter dan di daerah muara dapat sampai belasan
meter. Akibat seperti yang kita lihat di Bangladesh,banyak ternak yang mati,
tananman pangan rusak total. Dan apabial hal ini berlangsung beberapa minggu saja,
maka seluruh organisme di daerah akan mati. Sesudah banjir biasanya penyakit
mewabah, sehingga apa yang tertinggal ikut mati pula apabila tidak ditangani.
Akibat glasiasi berakhir, maka seluruh dataran Sunda dan dataran Sahul terendam
air,meninggalkan daerah dataran tinggi saja dan menjadikan Indonesia berbentuk
kepulauan. Banyaknya organisme yang punah tidak dapat diperkirakan.
6) Teori Epidemi atau Pandemi
Kematian massal suatu organisme misalnya setelah glasiasi atau banjir selian
memusnahkan organisme yang terdapat di daerah tersebut, juga akan menimbulkan
penyakit lainnya. Ada proses pembusukan besar-besaran, dan penyakit berkembang
dengan pesat karena sanitasi yang buruk. Akibatnya banyak organisme lain yang mati
karena jumlah mikroba pembusukan meningkat dan menimbulkan infeksi pada
organisme yang hidup di sekitarnya.
7) Teori Naiknya Suhu Muka Bumi (Grenn House Effect)
Adanya jumlah CO2 yang besar akan menyebabkan temperatur muka bumi naik. Hal
ini disebabkan oleh karena CO2 akan membentuk lapisan yang menghambat
masuknya sinar matahari. Akibatnya setiap pemanasan pada siang hari akan tetap
tertahan pada malam hari., dan dengan demikian udara akan semakin bertambah
panas pula.
8) Teori Radiasi Ultra Violet dan Lubang Ozon
Lubang ozon menimbulkan mutasi pada organisme karena kemampuannya menembus
sel dan memotong-motong DNA. Rusaknya DNA umumnya menyebabkan organisme
yang terkena sinar ultraviolet mengalami mutasi yang kemungkinan besar merugikan
organisme sehingga dapat menyebabkan kepunahan. Dengan adanya lubang ozon,
maka suhu muka bumi akan naik dan contoh pada masa kini adalah banyaknya
organisme yang punah akibat naiknya temperatur muka bumi.
9) Teori Berkembangnya Mammalia Kecil Setelah Perubahan Temperatur Global
Mammalia kecil diperkirakan mulai berkembang di muka bumi tidak lama setelah
kemunculan Reptilia. Sebelumnya, Mammalia tertekan perkembangannya karena
bersaing dengan Dinosaurus. Namun pada waktu terjadi perubahan muka bumi,
keberadaan Mammalia tidak bayak terpengaruh, sebaliknya sebagian besar
Dinosaurus punah.
10) Teori Campur Tangannya Manusia
Hal ini terutama berlaku untuk buaya, penyu dan kura-kura besar. Penyebabnya
adalah karena over harvesting dan over exploiting untuk kesenangan sekelompok
orang dan rasa sekuriti kelompok yang lain.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu Waktu geologi adalah
skala waktu yang meliputi seluruh sejarah geologi bumi dari mulai terbentuknya smpai saat
ini. Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur bumi.
Pertama, adalah skala waktu relatif, yaitu skala waktu yang ditentukan berdasarkan atas
urutan perlapisan batuan-batuan serta evolusi kehidupan organisme dimasa yang lalu; kedua
adalah skala waktu absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala waktu geologi yang ditentukan
berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan.

Kemunculan suatu organisme dapat terjadi karena adanya relung baru atau relung
yang ditinggalkan. Selain ada sejumlah persyaratan yang diperlukan yang mendukung
terbentuknya suatu jenis baru.Kepunahan dalam biologi berarti hilangnya keberadaan dari
sebuah spesies atau sekelompoktakson.Kepunahan merupakan kejadian hilangnya
keseluruhan spesies. Kepunahan bukanlah peristiwa yang tidak umum, karena spesies secara
reguler muncul melalui spesiasi dan menghilang melalui kepunahan.
DAFTAR PUSTAKA

Noor. Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. http://www.geo.pengantar.comaawdf. Diunduh


pada tanggal 11 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai