Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN STUDI LAPANGAN EVOLUSI

MUSEUM GEOTEKNOLOGI UPN “VETERAN”

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Pradini syarifa Ramadhani 17304241023

Byananda Satrya Pralambang 17304241027

Rizal Muhammad Rifa’I 17304241036

Siti Nurhalizah 17304244008

Pendidikan Biologi I 2017


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019/2020

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya perubahan. Dengan demikian,
evolusi dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makluk hidup
menjadi lebih adaptif dalam waktu yang lama. Geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi secara menyeluruh, mencakup asal mula terbentuknya, komposisi, struktur,
sejarah (termasuk perkembangan kehidupan) dan proses-proses alam yang telah dan
sedang berlangsung yang menjadikan keadaan bumi seperti sekarang ini. Evolusi
geologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang perkembangan dari bumi secara
keseluruhan yang mana bumi merupakan salah satu bukti nyata yang menggambarkan
suatu proses evolusi itu berlangsung. Bumi tersusun atas batuan-batuan, sedangkan
batuan tersusun atas mineral-mineral. Maka dari itu diperlukan berbagai sarana dan
prasarana penunjang dalam mempelajari ilmu geologi salah satunya yaitu museum.
Museum Geoteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta tidak hanya menyimpan koleksi
penunjang informasi geologi tetapi juga menyimpan koleksi mengenai teknologi
mineral.

Museum ini diresmikan oleh Menhankam Jenderal TNI (Purn) Poniman pada 17
Februari 1988. Museum ini terletak di Kampus II Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta. Pada awalnya koleksi – koleksi yang dimiliki oleh
museum ini merupakan buah tangan yang dibawa oleh setiap dosen dan asisten. Pada
Tahun 1967 – 1986 apabila pulang dari lapangan diharuskan membawa buah tangan
berupa contoh batuan, fosil, atau bahan galian. Semua Buah tangan tersebut kemudian
dikumpulkan dan dijadikan koleksi museum.

Museum ini memiliki koleksi yang cukup banyak diantaranya adalah Batuan.
Ada yang dari luar angkasa (tektite) komposisinya sama dengan planet bumi. Ada
batuan dari inti, litosfer (ultrabasa, basa, intermediet, asam). Ada batuan sedimen,
beku, metamorf, model dinamika tektonik lempeng (divergen, konvergen, transform.
Koleksi yang dimiliki berjumlah sekitar 1.252 buah. Koleksi tertua adalah replika
fosil trilobit tetracoral crinoid berumur 570-230 juta tahun yang lalu. Sementara
koleksi unggulan adalah berupa fosil kepala gajah purba (Maestodon SP ) yang
diperkirakan hidup pada masa prasejarah / masa pleistosen di atas (3 juta tahun yang
lalu ). Untuk memberikan informasi menarik mengenai dunia geoteknologi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta pun mendirikan museum
Geoteknologi Mineral (geoteknologi.museum.upnyk.ac.id).

I.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terbentuknya bumi ?


2. Apa hukum-hukum geologi tentang lapisan batuan ?
3. Bagaimana proses fosilisasi makluk hidup ?
4. Bagaiman hubungan antara evolusi geologi dan evolusi biologi ?
5. Apa saja macam-macsm fosil/replika fosil yang ada di museum?

I.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui proses terbentuknya bumi


2. Mengetahui hukum-hukum geologi tentang lapisan batuan
3. Mengetahui proses fosilisasi makluk hidup
4. Mengetahui hubungan antara evolusi geologi dan evolusi biologi
5. Mengetahui macam-macsm fosil/replika fosil yang ada di museum

I.4. Ruang Lingkup


Secara umum museum Geoteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta menyimpan
berbagai koleksi batuan seperti batuan beku, sedimen dan metamorf, berbagai koleksi
fosil, peta zona subduksi Indonesia, peraga Kristal, dan lain-lain.

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1. Proses Terbentuknya Bumi dan Struktur Penyusun Kerak Bumi

Proses terbentuknya bumi dipercaya dengan adanya beberapa teori sebagai berikut :

1. Hipotesa Nebula

Proses bagaimana terjadinya Bumi dan Tata Surya telah lama menjadi bahan
perdebatan diantara para ilmuwan. Banyak pemikiran-pemikiran yang telah
dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya planet-planet yang menghuni Tata Surya
ini. Salah satu diantaranya yang merupakan gagasan bersama antara tiga orang
ilmuwan yaitu, Immanuel Kant, Pierre Marquis de Laplace. Agar kita dapat lebih
menghayati dan memahami sifat-sifat yang terkandung dan Helmholtz, adalah yang
beranggapan adanya suatu bintang yang berbentuk kabut raksasa dengan suhu yang
tidak terlalu panas karena penyebarannya yang sangat terpencar. Benda tersebut yang
kemudian disebutnya sebagai awal-mula dari matahari, digambarkannya sebagai suatu
benda (masa) yang bergaris tengah 2 miliar mil yang berada dalam keadaan berputar.
Gerakan tersebut menyebabkan Matahari ini secara terus-menerus akan
kehilangan daya energinya dan akhirnya mengkerut. Akibat dari proses pengkerutan
tersebut, maka ia akan berputar lebih cepat lagi. Dalam keadaan seperti ini, maka pada
bagian ekuator kecepatannya akan semakin meningkat dan menimbulkan terjadinya
gaya sentrifugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui tarikan dari gayaberatnya, yang
semula mengimbanginya, dan menyebabkan sebagian dari bahan yang berasal dari
Matahari tersebut terlempar. Bahan-bahan yang terlempar ini kemudian dalam
perjalanannya juga berputar mengikuti induknya, juga akan mengkerut dan
membentuk sejumlah planet-planet.

2. Teori Planetisimal

Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Moulton, seorang ahli


astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi,
sekitar pada abad ke-20. Mereka berpendapat bahwa matahari terdiri dari massa gas
bermassa sangat besar. Suatu ketika bintang melintas dengan jarak yang sangat
dengan dengan matahari hingga hampir terjadi tabrakan.

Jarak dekat bintang dan matahari dapat mempengaruhi gaya gravitasi yang
mengakibatkan sebagian materi terlempar dan meninggalkan permukaan matahari dan
permukaan bintang, hingga akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan akibar dari
penyusupan, lalu terjadi pendinginan dan padar, hingga terbentuklah planet-planet
yang mengelilingi matahari.

3. Teori pasang surut gas (Tidal)

Teori ini dikemukaan oleh James Jeans dan Harold Jeffereys pada tahun 1918.
Dalam teori ini mereka menjelaskan terbentuknya matahari karena terdapat suatu
bintang besar yang mendekati matahari yang masih berbentuk gas, dari besarnya
massa matahari dan besarnya massa bintang yang melaju membentuk sebuah
tonjolan-tonjolan pada matahari yang disebabkan gaya tarik bintang yang melaju.
Semakin menjauhnya bintang melaju dengan matahari maka tonjolan-tonjolan
tersebut berpisah dan membentuk sebuah gumpalan-gumpalan gas yang membeku
dan terbentuklah plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.

4. Teori Bintang Kembar


Teori ini dikemukakan oleh R.A.Lytteton seorang ahli astronomi. Menurut
pendapatnya, teori ini berasal dari bintang kembar, dimana salah satu bintang meledak
sehingga bahan materialnya terlempar, dari besarnya gaya gravitas bintang yang tidak
meledak membuat material yang terlempar kemudian akan tertarik dan mengelilingi
matahari. Bintang yang tidak meledak disebut dengan matahari. Sedangkan pecahan
bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinya.

5. Teori Big Bang

Teori BIng Bang berawal sejak puluhan milyar tahun yang lalu, ketika pada
awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada prosesnya lalu. Putaran
tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar serta bagian
besarnya berkumpul di pusat dengan membentuk cakram raksasa dimana suatu saat
terjadi ledakan dasyat dari gumpalan besar tersebut membentuk galaksi dan
nebula-nebula, selama kurang lebih 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membuka dan membentuk galaksi bimasakti, selanjutnya membentuk sistam tata
surya, Gumpalan yang terlempar keluar mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang dingin dan memadat. Kemudian gumpalan tersebut
membentuk planet-planet, termasuk bumi.

Teori Big Bang banyak dipercaya oleh para ahli dan merupakan titik terakhir dari
pencapaian titi terakhir ilmu pengetahuan tentang asal mausal alam semesta. Di
dibuktikan bahwa Big Bang adalah jumlah heterogen dan helium sesuai dengan sisa
peninggalan peristiwa big bang. Dimana jika alam semesta tidak memiliki permulaan
maka unsur hidrogen telah habis sama sekali dan berupa menjadi helium.

Sejarah Bumi

Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira
4 600 000 000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk
tatasurya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai
sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu
bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul
organisme bersel banyak. Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap
kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi. Perkembangan perubahan
tetumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku), Gimnosperma (tumbuhan
berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga). Sedangkan perkembangan
dan perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung dan
terakhir mamalia, kemudian terakhir kali muncul manusia (www.pelajaran.co.id).

Kalender Geologi dapat dilihat seperti dibawah ini :

Skala Waktu Geologi

Masa perkembangan bumi :

Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)


Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba. Masa Arkeozoikum (Arkean)
merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang
menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang
lazim disebut kraton/perisai benua. Kerak bumi terbentuk setelah pendinginan bagian
tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang
menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya
mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas. Batuan tertua tercatat berumur
kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer
dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa
mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah
fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.

Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)

Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan


awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai
berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan
prokaryotes). Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata
bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal,
yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.

Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa


Pra-Kambrium.

1. Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu

Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di
Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak
hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan
berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai
pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing,
Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).
Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal
bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan.
Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil
yang terpisah.

2. Jaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)

Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang
belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama
kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut),
Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alaga berkembang membentuk karang,
dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah,
sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari
Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua
lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.

3. Jaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)

Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan
darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku).
Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan
berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang
sebagai pelindung. Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk
melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara

4. Jaman Devon (410-360 juta tahun lalu)

Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan


tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam
lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi
berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan
muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua
Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land).

5. Jaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)


Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air.
Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama
muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa
pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk
satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk
berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara
besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.

6. Jaman Permian (290 -250 juta tahun lalu)

“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan
Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm
diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan
menjadi punah. Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa
daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika,
membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi
gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.

7. Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)

Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum.


Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama
zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont
mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis
reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada
mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan
gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai
terbentuk di Pangea.

8. Jaman Jurasik (210-140 juta tahun lalu)

Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat
jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan
Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar
biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya
berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola
melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri
dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
Jaman ini merupakan jaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya
Jurrasic Park.

9. Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)

Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia
berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus,
Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan
berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang
mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. Jaman ini adalah jaman
akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.

10. Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)

Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya


primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta,
sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan
fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus
berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan
merambat dan rumput. Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan
hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global

11. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)

Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai
sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian
diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen
paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian
besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan
Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya. Di antara 4 jaman es ini
terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba jawa
(Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala
Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala
Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora
dan fauna yang hidup sekarang (geologi.co.id).

Digambarkan secara grafis dapat dilihat seperti dibawah ini:

 Pengolongan Batuan

Batuan adalah material pembentuk litosfir ataupun kerak bumi, terdiri dari
mineral-mineral.

Siklus batuan : Adanya proses pendinginan menyebabkan terbentuknya batuan beku.


Dimana ketika magma keluar akan terjadi proses pembekuan yang terangkat

1. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil dari pembekuan
magma / kristalisasi magma. Magma adalah cairan silikat pijar bersifat mobile
dan tersusun atas gas volatil. Batuan beku atau igneous rock dibagi menjadi
empat macam, yaitu batuan beku intermediet, ultra-basa, basa, dan asam
pembagian ini berdasarkan kadar silikat dalam batuan. Contoh batuan beku yang
ada dimuseum :
2. Batuan Sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan,
erosi, pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada, baik batuan
beku, sediment maupun batuan metamorf.

3. Batuan Metamorf
Batuan Metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari
batuan yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi
dalam waktu yang cukup lama. Contoh batuan yang ada di museum adalah batu
Gneiss.
4. Batuan Tektit
Batuan dari luar angkasa atau disebut tektite, komposisi batuan dari luar
angkasa (meteor) yang dipamerkan pada museum memiliki komposisi yang sama
dengan yang terdapat pada planet bumi. Selain itu terdapat pula gambar meteor
(www.sci.ui.ac.id)

Contoh meteor pada museum

II.2. Hukum - Hukum Geologi tentang Lapisan Batuan

1. Doktrin Uniformitarianisme

James Hutton (1785) : Sejarah ilmu geologi sudah dimulai sejak abad ke 17 dan
18 dengan doktrin katastrofisme yang sangat populer. Para penganutnya percaya
bahwa bentuk permukaan bumi dan segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah
dalam sesaat akibat suatu bencana (catastroph) yang besar. James Hutton, bapak
geologi modern, seorang ahli fisika Skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan
bukunya yang berjudul “Theory of the Earth”, dimana ia mencetuskan doktrinnya
yang terkenal tentang Uniformitarianism. Uniformitarianisme merupakan konsep
dasar geologi modern. Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan
biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya,
gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita
amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal
sebagai “The present is the key to the past” dan sejak itulah orang menyadari
bahwa bumi selalu berubah. Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat
hubungannya dengan waktu. Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan
yang jelas antara hal yang alami dan asal usul batuan beku dan sedimen. James
Hutton berhasil menyusun urutan intrusi yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia
memperkenalkan hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang
tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang paling tua. Ahli paleontologi telah mulai
menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah menemukan bentuk
pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah digunakan secara khusus dalam
mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya.

William Smith (1769-1839): Mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada


perulangan lapisan-lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah
membuktikan bahwa dalam perioda waktu yang sama akan terjadi perulangan lapisan
batuan yang sama dan setiap formasi pada lapisan batuan akan mempertlihatkan
karakter yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang
dikenal dengan hukum suksesi fauna.

2. Hukum Superposisi (Nicholas Steno)

Horizontalitas (Horizontality) : Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan


batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli
(initial-dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut.

Superposisi (Superposition) : Dalam kondisi normal (belum terganggu),


perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan
yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.

Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) : Pelamparan suatu lapisan batuan


akan menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila
pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya
maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian,
konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika,
kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.

3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

a) Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis
batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang
waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan
kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di
laboratorium oleh umur yang kontinyu.

b) Ketidak Selarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan


dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak
menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi
dikenal 3 (tiga) jenis ketidak selarasan, yaitu (lihat gambar 1.3):

Gambar 1.3 Tiga jenis bentuk ketidakselarasan dalam geologi: Angular unconformity,
Disconformity, dan Nonconformity

1) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu
lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan
lainnya) yang dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu
dimana tidak terjadi pengendapan).

2) Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis


ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan
satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang
membentuk sudut.
3) Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu
lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku atau metamorf.

Gambar 1.4 Foto singkapan batuan-batuan yang memperlihatkan hubungan yang tidak
selaras: ketidakselarasan bersudut (Angular Unconformity)

4. Genang laut dan Susut laut (Transgresi dan Regresi )

a). Transgresi (Genang Laut). Transgresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi


adalah laju penurunan dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan
sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah daratan.

b). Regresi (Susut Laut). Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah


laju penurunan dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen
(sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.

5. Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships)

Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan kejadian


antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang
dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang
menerobos.

Pada gambar 1.6 terlihat urutan kejadian dan umur batuan adalah sebagai berikut:
batuan yang terbentuk/terendapkan pertama kali adalah Formasi (Fm) Lutgrad,
selanjutnya berturut-turut adalah Fm Birkland, Fm. Leet Junction.
Gambar 1.5 Hubungan potong memotong (crosscutting relationships): Fm. Lutgrad,
Fm. Birkland, dan Fm. Leet Junction diterobos oleh intrusi Granit dan kemudian
terbentuk Fm. Larsonton disertai intrusi Dike, kemudian dilanjutkan dengan
pengendapan Fm. Foster, Fm. Hamlinville, dan Skinner Guich Limestone.

Ketiga formasi batuan tersebut kemudian mengalami orogenesa disertai


terbentuknya batuan terobosan (Intrusi) Granit dan kemudian tererosi membentuk
bidang ketidak selarasan bersudut dan dilanjutkan dengan pengendapan Fm.
Larsonton dan aktivitas magma berupa Intrusi Dike, dilanjutkan dengan pembentukan
Fm. Foster City, Fm. Hamlinville, dan batuan termuda dan terakhir terbentuk adalah
Skinner Guich Limestone (wingman arrows.com).

II.3. Proses Fosilisasi Makhluk Hidup

 Fosil

Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas binatang maupun tumbuhan masa lalu yang
terawetkan di dalam Bumi. Fosil merupakan sumber informasi primer tentang sejarah
kehidupan di Bumi. Bagian organisma yang terfosilkan biasanya adalah bagian tubuh
yang memiliki jaringan keras, seperti tulang, gigi, dan cangkang. Fosil biasanya
ditemukan di dalam batuan sedimen (batuan endapan). Melalui berbagai proses
kimiawi dan fisika di dalam bumi, bagian tubuh organisma tersebut berubah menjadi
semakin keras hingga akhirnya membatu.

 Proses Terjadinya Fosil (Fosilisasi)

Secara umum ada dua hal penting yang menjadi syarat bagi suatu organisma untuk
menjadi fosil.
- Rapid burial adalah proses terkuburnya suatu organisma segera setelah dia mati dan
terhindar dari binatang pemakan bangkai maupun proses pembusukan.
- Hard parts maksudnya adalah organisma tersebut memilki bagian tubuh yang keras
yang akan terawetkan di dalam lapisan batuan.

Proses Fosilisasi yang umum terjadi adalah:

- Unaltered preservation (preservasi utuh), contohnya adalah fosil serangga atau


tumbuhan yang terjebak di dalam amber. Yang terfosilkan adalah ambernya, namun
karena serangga itu terjebak di dalam amber yang memfosil maka serangga tersebut
ikut terfosilkan.
- Permineralization = petrification, yaitu proses fosilisasi yang terjadi karena adanya
penyisipan mineral mirip-batuan yang mengisi jaringan asli suatu organism dan secara
perlahan menggantikan jaringan tersebut dengan silika, kalsit atau pirit sehingga baik
jaringan keras maupun lunak bisa terawetkan. Kebanyakan fosil tulang dan kayu
terjadi karena proses permineralisasi.
- Replacement, pada proses ini bagian keras organisma hancur dan digantikan oleh
mineral lain, seperti kalsit, silika, pirit, atau besi.
- Carbonization = coalification, pada proses ini yang tersisa dari suatu spesimen
hanya karbon. Unsur lain seperti hidrogen, oksigen, dan nitrogen sudah hilang.
- Recrystalization, pada proses ini bagian keras organisma berubah menjadi mineral
yang lebih stabil atau kristal yang lebih kecil berubah menjadi kristal yang lebih besar
(museum.geology.esdm.go.id).

II.4. Hubungan Antara Evolusi Geologi dengan Evolusi Biologi

Evolusi geologi dikenal sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada


permukaan bumi karena dari waktu ke waktu terjadi pelapukan. Sedangkan, evolusi
biologi adalah perubahan berangsur yang terjadi pada makluk hidup yang ada di bumi
sesuai dengan perubahan zaman (Dosen pendidikan.co.id). Dari sini dapat dilihat
bahwa evolusi geologi berperan sebagai tempat/lokasi yang mendukung dan petunjuk
waktu dari terjadinya evolusi biologi. Hasil dari evolusi geologi biasanya akan
berhubungan lekat dengan evolusi biologi yang terjadi. Hal ini dikarenakan perubahan
yang terjadi secara geologik menjadi salah salah satu faktor terjadinya perubahan
makhluk hidup secara biologis. Sesuai dengan peredaran zaman dan perubahan
geologi-astronomi terjadi perubahan berangsur pada makluk hidup sampai terjadi
terjadi makluk yang sekarang ada. Salah satu contohnya ialah batuan tempat
ditemukannya fosil dapat digunakan sebagai indikator penentuan umur dari fosil
tersebut.

II.5. Macam-macam Fosil (Replika) Yang Ada di Museum

 Fosil

Selain bahan anorganik museum juga mengoleksi bahan


organik yaitu fosil. Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas
makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Fosil yang
ada di Museum Geoteknologi seperti fosil trilobit yaitu
sejenis kelompok fosil artropoda laut yang hidup mulai
zaman kambrium. Sementara koleksi unggulan adalah
berupa fosil kepala gajah purba (Maestodon SP ) yang
diperkirakan hidup pada masa prasejarah / masa pleistosen di
atas (3 juta tahun yang lalu ). Selain itu ada Artefak manusia
purba yang berumur 150 ribu – 750 ribu tahun yg lalu.

 Fosil / Replika Fosil

No. Nama Fosil Zaman Lokasi Di Karakteristik


Geologi temukan

1. Tengkorak Gajah Pleistosen atas Bumiayu, Jawa Gading dan


Purba Tengah tengkorak lebih
besar dari gajah
modern

2. Gigi molar Rhinoceios Pleistosen Sangiran, Jawa Gigi molar


sp. Tengah berbentuk
melengkung

3. Rahang Hippotamus Miosen Akhir Sangiran, Jawa Rahang bawah


sp. Tengah lebar, ada taring
bawah.

4. Corbula sp. Miosen - S. Cijarian, Fosil gigi


Pliosen Jawa Tengah geraham atas

5. Stegodon Pleistosen Sangiran, Jawa Berwarna putih


trigonochepalus Tengah tulang

6. Nassa ngawi Miosen - s. Cijarian, Jawa Berwarna putih


Pliosen Tengah tulang, bergaris
coklat

7. Crinoida sp. Permian Timor Termasuk dalam


echinodermata

8. Cerithium sp. Miosen - s. Cijarian, Jawa Berulir enam


Pliosen Tengah

9. Terebratalia elongata Permian Timor Termasuk dalam


brachiopoda

10. Timorocrinus splosus Permian Basleo, Timor Berwarna coklat,


berbentuk seperti
belimbing

11. Diploastiea heliopora Pleistosen - Pantai Siung, Termasuk dalam


Resen DIY anthozoa

12. Platygyra lamellina Pleistosen - Pantai Siung, Termasuk dalam


Resen DIY anthozoa

13. Bubalus paleokarabau Pleistosen Sangiran, Jawa Fosil berupa


akhir Tengah tengkorak atas
dan tanduk

14. Tanduk Cervus sp. Pleistosen Sangiran, Jawa Tanduk memiliki


Tengah ulir horizontal
BAB III

PENUTUP

III.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dari laporan praktikum evolusi di Museum Geoteknologi


Mineral UPN Yogyakarta terkait dengan geologi dan fosil dapat disimpulkan bahwa :

1. Bumi telah terbentuk kira-kira 4 600 000 000 tahun lalu dan sejarah kehidupan di
bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu. Dibagi menjadi 2 masa yaitu
Arkeozoikum dan Proterozoikum serta 11 jaman.

2. Hukum geologi tentang lapisan batuan ada doktrin uniformitarianisme, hukum


superposisi, hubungan potong memotong, hukum keselarasan dan ketidakselarasan,
serta hukum transgresi dan regresi.

3. Proses fosilisasi makhluk hidup dilakukan dengan cara Unaltered preservation


(preservasi utuh), Permineralization, Replacement, Carbonization, dan
Recrystalization.

4. Hubungan antara evolusi geologi dan evolusi biologi saling berkaitan satu sama
lain terkait dengan waktu dan tempat.

5. Macam - macam fosil atau replika fosil yang ada di museum diantaranya ada
Tengkorak Gajah Purba, Gigi molar Rhinoceios sp., Rahang Hippotamus sp., Corbula
sp., Stegodon trigonochepalus, Nassa ngawi, Crinoida sp., Cerithium sp.,
Terebratalia elongata, Timorocrinus splosus, Diploastiea heliopora, Platygyra
lamellina, Bubalus paleokarabau, dan Tanduk Cervus sp.

DAFTAR PUSTAKA

Dosen Pendidikan. (2014). Pengertian evolusi geologi. Diakses pada 27


Desember 2019, dari https://www.dosenpendidikan.co.id/evolusi-adalah/

Dongeng Geologi. (2007, 4 Februari). Sejarah singkat bumi dan kehidupannya.


Diakses pada 27 Desember 2019, dari https://geologi.co.id/2007/02/04/
evolusi-1-sejarah-singkat-bumi-dan-kehidupannya/

Museum Geologi. Fosil dan proses fosilisasi. Diakses pada 02 Januari 2019,
dari http://museum.geology.esdm.go.id/fosil

Modul Geologi Dasar. (2016). Macam - macam batuan. Diakses pada 28


Desember 2019, dari https://www.sci.ui.ac.id/wp-content/uploads
/2016/02/Modul-Geodas-Pemicu-I-bagian-1.pdf
Pelajaran.co.id. (2016). Teori terbentuknya bumi menurut para ahli. Diakses pada
12 Desember 2019, dari https://www.pelajaran.co.id/2016/19/teori-
terbentuknya-bumi-menurut-pendapat-para-ahli.html

Wingman Arrows. (2012, 8 Oktober). Hukum Dalam Ilmu Geologi. Diakses pada
20 Desember 2019, dari https://wingmanarrows.wordpress.com
/2012/10/08/konsep-konsep-dan-hukum-hukum-dalam-ilmu-geologi/

Anda mungkin juga menyukai