PEMBELAJARAN 1
A. Perkembangan bumi dan munculnya makhluk hidup
Menurut M.Dj Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto sejarah alam semesta jauh lebih panjang
dibandingkan sejarah umat manusia. Manusia baru muncul pertama kali kira kira tiga juta tahun yang
lalu yaitu pada zaman yang disebut kala Pleistosen ( 3.000.000 sampai 10.000 tahun yang lalu). Oleh
karena itu untuk mengetahui bagaimana munculnya manusia dan makhluk hidup, kita juga terlebih
dahulu perlu mengetahui bagaimana alam semesta, didalamnya termasuk bumi tempat hidup dan
berkembangnya manusia, munculnya pertama kali.
a. Masa Arkaezoikum
Masa ini diperkirakan berlangsung sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu. Pada saat itu, keadaan
bumi masih menyerupai gumpalan bola gas, sementara kulit bumi masih berada dalam proses
pembentukan. Pada masa ini temperatur bumi masih sangat tinggi sehingga tidak
memungkinkan adanya makhluk hidup.
b. Masa Paleozoikum
Masa ini diperkirakan berlangsung sekitar 500 – 245 juta tahun yang lalu. Pada masa ini kondisi
bumi mulai stabil, temperaturnya mulai mendingin serta mulai memperlihatkan tanda-tanda
kehidupan. Mulai dari hewan bersel satu, ikan tak berahang, hewan amfibi, hingga beberapa
tumbuhan ganggang.
c. Masa Mesozoikum
Masa ini diperkirakan berlangsung sekitar 245 – 65 juta tahun yang lalu. Keadaan bumi
semakin stabil dan mulai ada hewan dengan tubuh yang besar, seperti reptil dinosaurus dan
gajah purba, kemudian menjelang akhir masa, muncul burung dan hewan menyusui.
d. Masa Neozoikum
Pada masa ini, hewan dengan ukuran besar mulai berkurang. Masa ini terbagi menjadi dua,
yaitu masa Tersier yan berlangsung 60 juta tahun yang lalu, yang mana jenis primata mulai
bermunculan contohnya kera. Kemudian masa kuarter kala Pleistosen Manusia purba mulai
muncul, dan pada kala Holosen manusia purba mulai sempurna yaitu jenis homo sapiens
dengan ciri-ciri seperti manusia sekarang.
Bumi memiliki banyak struktur dan lapisan (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya).
Salah satu lapisan bumi adalah kerak bumi. kerak bumi adalah lapisan terluar dari bumi
(Baca: Kerak Bumi dan Penjelasannya). Makhluk hidup yang berada di bumi, tinggal dan
membentuk ekosistem pada bagian bumi yang paling luar. Ada banyak sekali ekosistem yang ada di
bumi. ekosistem tersebut terbentuk akibat adanya interaksi antara unsur biotik dan unsur abiotik.
Selain itu ekosistem juga terpengaruh oleh letak ekosistem itu berada. Bumi memiliki
permukaan yang tidak rata. Tidak ratanya permukaan bumi melahirkan ekosistem- ekositem yang
berbeda- beda. Tidak ratanya permukaan bumi diakibatkan adanya tenaga yang menyebabkan
perubahan bentuk relief permukaan bumi (baca: Tenaga Pembentuk Muka Bumi dan Akibatnya).
Perubahan itu menyebabkan bumi memiliki tonjolan atau cekungan. Tenaga yang dapat mengubah
bentuk muka bumi berasal dari dalam dan dari luar bumi. Pembentukan muka bumi dapat terjadi
dalam waktu lama ataupun dalam waktu singkat. Akan tetapi, proses perubahan muka bumi akan
terus terjadi secara berulang- ulang.
Permukaan bumi memiliki dua tenaga utama yang menjadi penggerak dan penyebab perubahan
pada muka bumi. Proses pembentukan oleh kedua tenaga ini dapat terjadi secara cepat, atau
terjadi dengan proses yang lama dan panjang. Kedua tenaga pembentuk muka bumi ini adalah
tenaga eksogen dan tenaga endogen. Di setiap proses pembentukan permukaan bumi, tenaga
endogen adalah pembentuk muka bumi yang paling awal. Selanjutnya pembentukan bumi dengan
tenaga eksogen mengubah bentuk bumi yang telah di buat oleh tenaga endogen. Proses
pembentukan muka bumi oleh tenaga endogen berbeda dengan tenaga eksogen
1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (baca: Macam-macam Tenaga
Endogen dan Penjelasannya). Tenaga ini tercipta akibat adanya tenaga di dalam bumi. Dalam
proses pembentukan muka bumi, tenaga endogen dibagi menjadi tiga jenis. Yaitu tektonisme,
vulkanisme, dan seisme
a. Tektonisme
Tenaga tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (baca: Pengertian Tektonisme dan
Jenisnya). Tektonisme adalah gerakan yang berupa gerakan mendorong dan menarik secara vertikal
maupun horizontal. Tektonisme terjadi akibat adanya tekanan dari panas yang ada di dalam inti
bumi. Inti bumi adalah bagain terdalam dari bumi. Suhu panas yang ada di dalam inti bumi,
menciptakan tenaga yang mendorong atau menarik lapisan batuan yang ada di dalam bumi.
Lapisan bumi yangg tertarik dan terdorong, akan kebali menarik atau mendorong bagian lapisan di
atasnya, hingga menyebabkan perubahan pada bentuk permukaan bumi. akibat dari tektonisme,
bumi mengalami lipatan atau patahan. Lipatan adalah bentuk muka yang terjadi pada daerah yang
lunak. Proses terjadinya lipaan pada permukaan bumi berjalan lambat dan menyebabkan bumi
menjadi berkerut. Sedangkan patahan adalah proses perubahan muka bumi yang terjadi pada
daerah yang keras dan cepat. Pada proses ini, kulit bumi tidak sempat menyeimbangkan kekuatan
yang keluar dari bumi, sehingga permukaaan bumi menjadi patah. Tektonisme adalah salah satu
penyebab terbentuknya gunung dan lembah.
b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah gerakan magma yang ada di dalam bumi (baca: Pengertian Vulkanisme dan
Contohnya). magma adalah cairan panas yang berasal dari inti bumi (Baca: Proses Terjadinya
Magma – Suhu dan Kandungannya). Magma yang panas, mendapatkan tekanan. Magma yang
ditekan ini, akan keluar mencari tempat dengan tekanan yang lebih rendah. Magma biasanya keluar
melalui pipa alami yang ada di dalam bumi. pipa tersebut bernama terusan kepunden. Magma yang
keluar dari dalam perut bumi akan meletus dan menjadi lava. Kedalaman dari kantong magma yang
menyimpan magma mempengaruhi kekuatan letusan dari gunung api.
Semakin dalam kantong magma, akan semakin besar letusan yang dihasilkan. Dalam proses
pembentukan muka bumi, lava yang membeku adalah kunci pembentukannya. Lava yang keluar
dengan letusan yang kecil dan cair, akan membentuk dataran tinggi yang luas disebut plato. Selain
itu, magma yang encer juga dapat menyebabkan bentuk gunung api menjadi semakin landai. Selain
mengubah bentuk gunung api menjadi landai, magma yang keluar dengan kekuatan yang besar lalu
kecil, lalu kembali menjadi besar, menyebabkan gunung menjadi semakin runcing pada puncaknya.
Vulkanisme juga sebagai penyebab terbentuknya danau atau kaldera serta dataran tinggi atau
plato.
c. Seisme
Seisme adalag gempa bumi. gempa bumi adalah getaran yang terjadi akibat dari proses patahan
dan lipatan (baca: Macam-macam Gempa Bumi dan Akibatnya). Pada gerakan ini, menyebabkan
timbulnya gelombang yang menyebabkan bumi bergetar. Selain akibat dari patahan dan lipatan,
seisme juga dapat terjadi akibat pergerakan lempangan yang ada di bumi. seisme adalah salah satu
pembentukan muka bumi.
Dimana dalam prosesnya, seisme dapat menyebabkan munculnya cekungan atau retakan pada
permukaan bumi. Selain itu, gempa bumi besar yang terjadi di dalam laut, berpotensi dalam
menciptakan tsunami. Gempa bumi tidak hanya terjadi akibat proses lipatan, patahan, atau gerakan
lempeng bumi. gempa bumi juga terjadi akibat adanya aktivitas vulkani. Sebelum meletus, gunung
api akan menghasilkan gempa bumi yang kecil namun sering. Dan saat meletus, gempa yang
dihasilkan bisa sangat besar.
2. Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen adalah tenaga yang
mengubah bentuk bumi yang telah di buat oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen memakai
bantuan angin, air, maupun gletser dalam proses pembentukannya. Tenaga eksogen yaitu air,
angin, ataupun gletser akan mengikis permukaan bumi serta membawa materi yang lapuk, lalu
menumpknya, sehingga membentuk permukaan yang baru. Pada proses pembenukan muka bumi
melalui tenaga eksogen, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
a. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pembentukan muka bumi memalui pengendapan materi- materi
sedimen (baca: Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan Dampaknya). Materi sedimen berasal
dari pelapukan batuan, pelapukan sisa- sisa mahkluk hidup, maupun pasir. Tenaga yang membawa
materi sedimen ini adalah air, angin, maupun gletser. Sedimentasi oleh tenaga air, terjadi di sungai
dan laut.
Dalam prosesnya, air membawa materi sedimen lalu mengendapkannya. Dalam proses
pengendapan ini lah tercipta daerah baru. Seperti pembentukan danau tapal kuda. Terbentuknya
danau ini akibat pengendapan materi yang terjadi di satu sisi sungai, yang menyebabkan sungai
menjadi terputus dan membentuk danau tapal kuda. Selain itu, materi sedimen yang terbawa oleh
angin, dan terendap, akan menjadi bukit pasir. Bukit pasir banyak ditemukan di sekitar pantai
maupun gurun.
b. Erosi
Erosi adalah proses pengikisan yang terjadi di permukaan bumi (baca: Macam- macam Erosi
Berdasarkan Penyebabnya). Air, angin, maupun gletser memiliki kekuatan untuk mengikis
permukaan bumi. Hasil pengikisan itulah yang menjadi materi sedimen. Erosi sendiri terbagi
menjadi 4 yaitu ablasi, abrasi, eksarasi, dan deflasi.
Ablasi adalah pengikisan yang dilakukan oleh air. Air yang mengalir menyebabkan timbulnya
gesekan pada tanah maupun batuan. Akibatnya tercipta jurang atau air terjun. Pada proses ini,
semakin kuat aliran airnya, maka proses pengkisan semakin cepat terjadi. Materi yang terkikis,
kemudian akan terbawa oleh air menuju tempat pengendapan materi sedimen
Abrasi adalah proses pengikisan oleh air laut. Proses pengikisan ini bergantung pada kuat
lemahnya gelombang. Semakin kuat gelombangnya, maka semakin besar pengikisan yang
terjadi. Abrasi sering menyababkan pengikisan pada pantai. Akibat dari abrasi terbentuklah
tanjung atau teluk.
Eksarasi adalah proses pengikisan oleh gletser. Proses ini terjadi akibat salju yang menumpuk
oada lembah. Akibat salju yang menumpuk pada lembah membeku, menyebabkan lembah tidak
kuat menahan beban. Akibatnya terjadi longsor es yang menyebabkan lembah tersebut menjadi
terkikis
Deflasi adalah pengikisan yang dilakukan oleh angin. Batuan yang besar akan terus menerus
diterjang oleh angin yang membawa materi berupa pasir dan kerikil. Pasir dan kerikil yang
menghantam batuan besar, akan mengikis batuan tersebut, sehingga batuan tersebut akan lebih
tipis.
3. Perubahan iklim
Perubahan iklim berupa turunnya muka laut sekitar 60-70 meter dibawah muka semula
karena bagian terbesar air didunia membeku, terutama dibagian bumi utara dan selatan. Laut
laut yng dangkal itu kemudian berubah menjadi daratan.
Kondisi yang berlangsung pada kala Plesitosen antara 3.000.000 sampai 10.000 tahun
yang lalu disebut zaman es atau zaman glasial. Disebut zaman glasial karena bumi pada saat itu
temperaturnya menjadi sangat rendah dan gletser yang berada diwilayah kutub utara mencair
hingga menutupi sebagian benua benua besar seperti Asia, Eropa dan amerika. Selanjutnua
pecahan pecahan es tersebut menyebar kedaerah daerah sekeliling benua tersebut. Meluasnya
permukaan es menyebabkan turunnya permukaan air laut . turunnya air laut sampai mencapai
kedalaman antara 100-150 meter dari permukaan semula memunculkan daratan baru, yang
memudahkan makhluk hidup berpindah tempat dalam rangka mendapatkan makanan atau
mempertahankan hidup
PEMBELAJARAN 2
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL BUDAYA MANUSIA PADA MASA PRAAKSARA INDONESIA
Meghantropus
Pithecantropus
Fosil manusia yang paling banyak ditemukan di Indonesia ialah Pithecanthropu.
Ditemukan oleh Eugene Dubois di desa bTrinil kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada
tahun 1891. Nama Pithecanthropus erectus menjelaskan karektiristik utama
manuisa purba ini merupakan manusia kera yang berjalan tegak.
Ciri ciri umum Pithecanthropus adalah :
Memiliki otak dengan volume 750-1300 cc yang artinya lebih besar dari
Meganthropus.
-Memiliki tinggi badan sekitar 165-180 cm.
Memiliki postur tubuh yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.
Memiliki rahang dan gigi geraham yang sangat kuat.
Berhidung tebal.
Memiliki tonjolan kening yang tebal serta melintang di dahi dari satu sisi ke sisi
yang lainnya.
Bagian wajah menonjol ke depan tetapi dahinya miring ke belakang.
Pada bagian belakang kepalanya juga menonjol.
Memiliki alat tengkuk dan alat pengunyah yang sangat ku
Homo
Fosil manusia dari genus adalah Homo wajakensis, homo soloensis dan homo
florensiensis. Rangka Homo Wajakensis yang pertama ditemukan dekat
campurdarat, tulungagung( Jawa Timur) oleh B.D.Van Rietschoten pada tahun 1889.
Rangka ini merupakan fosil manusia pertama yang dilaporkan ditemukan di
Indonesia. Temuan ini kemudian diselidiki oleh Dubois. Rangka wajak kedua
ditemukan pada tahun 1890 ditempat yang sama dan yterdiri atas fragmen fragmen
tulang tengkorang rahang atas dan bawah , serta tulang paha dan tulang kering.
Foisl ini digolongkan sebagai homo sapiens;.
Fosil homo soloensis ditemukan di Nganding Blora, di Sangiran dan
Sambungmacan, Sragen oleh Ter Haar, W.F.F Oppenoorth dan Von Koenigswald
pada tahun 1931-1933. Hasil temuan berupa sebelas fosil tengkorak, tu;ang rahang
dan gigi. Saat pertama kali ditemukan fosil manusia purba ini digolongkan sebagai
homo sapiens .
Homo florensiensis adalah nama manusia fosil yang ditemukan di nLiang Bua ,
sebuah gua kapur di Ruteng, Manggarai, Pulau Flores pada tahun 2001.
PEMBELAJARAN 3