Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL HASIL BUDAYA MASA PRAAKSARA INDONESIA

PEMBELAJARAN 1
A. Perkembangan bumi dan munculnya makhluk hidup

Menurut M.Dj Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto sejarah alam semesta jauh lebih panjang
dibandingkan sejarah umat manusia. Manusia baru muncul pertama kali kira kira tiga juta tahun yang
lalu yaitu pada zaman yang disebut kala Pleistosen ( 3.000.000 sampai 10.000 tahun yang lalu). Oleh
karena itu untuk mengetahui bagaimana munculnya manusia dan makhluk hidup, kita juga terlebih
dahulu perlu mengetahui bagaimana alam semesta, didalamnya termasuk bumi tempat hidup dan
berkembangnya manusia, munculnya pertama kali.

1. Asal usul bumi dan makhluk Hidup


Para ilmuwan meyakini bahwa awal mula terbentuknya alam semesta (termasuk bumi) adalah
terjadinya apa yang disebut dengan Big Bang ( ledakan Dasyat atau Dentuman Besar) sekitar 13,7
miliar juta tahun yang lalu. Ledakan tunggal ini melontarkan materi dalam jumlah yang sangat besar
ke segala penjuru alam semesta. Materi materi ini kemudian mengisi alam semesta ini dalam
bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energy dan partikel lainnya dialam semesta
ini. Dan semuanya membentuk sisitem tata surya.
Sebagai hasil dari lontaran dahsyat itu, bumi awalnya berbentuk gumpalan gas yang panas dan
terus menerus berputar. Semakin lama semakin mendingin dan akhirnya berbentuk seperti bola
padat. Proses ini telah berjalan cukup panjang kurang lebih 2,5 miliar tahun, hingga mencapai
keadaan seperti sekarang..
Menurut teori geologi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bumi secara
keseluruhan, proses perkembangan bumi dibagi menjadi empat tahapan masa, yaitu Arkaekum,
masa Paleozoikum, masa Mesozoikum dan masa Neozoikum.

a. Masa Arkaezoikum

Masa ini diperkirakan berlangsung sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu. Pada saat itu, keadaan
bumi masih menyerupai gumpalan bola gas, sementara kulit bumi masih berada dalam proses
pembentukan. Pada masa ini temperatur bumi masih sangat tinggi sehingga tidak
memungkinkan adanya makhluk hidup.
b. Masa Paleozoikum
 Masa ini diperkirakan berlangsung sekitar 500 – 245 juta tahun yang lalu. Pada masa ini kondisi
bumi mulai stabil, temperaturnya mulai mendingin serta mulai memperlihatkan tanda-tanda
kehidupan. Mulai dari hewan bersel satu, ikan tak berahang, hewan amfibi, hingga beberapa
tumbuhan ganggang.
c. Masa Mesozoikum
 Masa ini diperkirakan berlangsung sekitar 245 – 65 juta tahun yang lalu. Keadaan bumi
semakin stabil dan mulai ada hewan dengan tubuh yang besar, seperti reptil dinosaurus dan
gajah purba, kemudian menjelang akhir masa, muncul burung dan hewan menyusui.  
d. Masa Neozoikum
 Pada masa ini, hewan dengan ukuran besar mulai berkurang. Masa ini terbagi menjadi dua,
yaitu masa Tersier yan berlangsung 60 juta tahun yang lalu, yang mana jenis primata mulai
bermunculan contohnya kera. Kemudian masa kuarter kala Pleistosen Manusia purba mulai
muncul, dan pada kala Holosen manusia purba mulai sempurna yaitu jenis homo sapiens
dengan ciri-ciri seperti manusia sekarang.

2. Perkembangan Makhluk Hidup.


Ada banyak teori tentang munculnya kehidupan di bumi, antara lain
a. Teori Horald Urey
Teori ini menjelaskan tentang kehidupan terjadi pertama kali di udara(atmosfer). Pada
saat tertentu dalam sejarah perkembangan nya, terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul
molekul CH4, NH3, H2, H2O karena adanya loncatan linstrik akibat halilintar dan sinar kosmik,
terjadilah asam amino yang memungkinkan adanya kehidupan.
b. Charles Darwin/ teori Darwin( 1809-1882)
Teori ini menjelaskan bahwa semua kehidupan dibumi mirip dengan sebuah pohon yang
sangat besar, yang awalnya adalah batang tunggal berupa sel sel pertama yang sederhana.
Spesies spesies baru bercabang dari batang tunggal itu dan terus terbagi menjadi dahan dahan,
atau family tumbuhan dan batang lalu menjadi ranting ranting, yakni semua spesies dalam
family tumbuhan dan binatang yang hidup sekarang. Salah satu spesies binatang yaitu
kelompok mamalia, berevolusi lagi sehingga menghasilkan binatang yang berakal budi yaitu
manusia.
Hal ini terjadi dalam proses yang berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang,
hingga jutaan tahun yang disebut dengan “proses evolusiterjadi apa yang disebut system
seleksi alam dimana hanya makhluk yang mampu beradaptasi dengan lingkunganlah yang
bertahan hidup dan berkembang.
Secara khusus tentang evolusi manusia, Darwin mengatakan bahwa manusia sekarang
adalah bentuk sempurna dari sisa sisa kehidupan purbakala yang berkembang dari jenis
primate, antropoidea, hominidae lalu homo sapiens. Dengan demikian manusia berasal dari
kera.
c. Teori kreasionisme
Teori ini menjelaskan bahwa kemunculan tiba tiba atau seketika itulah yang disebut
penciptaan oleh Tuhan.

B. TErbentuknya Kepulauan Indonesia


Secara umum, kendati telah memungkinkan muncul dan berkembangnya manusia purba
pertama keadaan alam ( bumi) pada kala Pleistosen (masa Neozoikum) belum sepenuhnya stabil.
Meski demikian perkembangannya jauh lebih baik disbandingkan masa masa sebelumnya.
Ketidakstabilan disebabkan oleh 3 faktor yaitu :
 Adanya perubahan bentuk daratan akibat gerakan ( tenaga) endogen dan eksogen
 Perubahan iklim berupa es yang mencair dan/atau membeku yang mengakibatkan perubahan
suhu bumi dan luas daratan. ( itulah alas an kala pleistosen disebut dengan zaman es atau
zaman glasial
 Letusan gunung berapi

Bumi memiliki banyak struktur dan lapisan (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya).
Salah satu lapisan bumi adalah kerak bumi. kerak bumi adalah lapisan terluar dari bumi
(Baca: Kerak Bumi dan Penjelasannya). Makhluk hidup yang berada di bumi, tinggal dan
membentuk ekosistem pada bagian bumi yang paling luar. Ada banyak sekali ekosistem yang ada di
bumi. ekosistem tersebut terbentuk akibat adanya interaksi antara unsur biotik dan unsur abiotik.

Selain itu ekosistem juga terpengaruh oleh letak  ekosistem itu berada. Bumi memiliki
permukaan yang tidak rata. Tidak ratanya permukaan bumi melahirkan ekosistem- ekositem yang
berbeda- beda.  Tidak ratanya permukaan bumi diakibatkan adanya tenaga yang menyebabkan
perubahan bentuk relief permukaan bumi (baca: Tenaga Pembentuk Muka Bumi dan Akibatnya).
Perubahan itu menyebabkan bumi memiliki tonjolan atau cekungan. Tenaga yang dapat mengubah
bentuk muka bumi berasal dari dalam dan dari luar bumi. Pembentukan muka bumi dapat terjadi
dalam waktu lama ataupun dalam waktu singkat. Akan tetapi, proses perubahan muka bumi akan
terus terjadi secara berulang- ulang.

Permukaan bumi memiliki dua tenaga utama yang menjadi penggerak dan penyebab perubahan
pada muka bumi. Proses pembentukan oleh kedua tenaga ini dapat terjadi secara cepat, atau
terjadi dengan proses yang lama dan panjang. Kedua tenaga pembentuk muka bumi ini adalah
tenaga eksogen dan tenaga endogen. Di setiap proses pembentukan permukaan bumi, tenaga
endogen adalah pembentuk muka bumi yang paling awal. Selanjutnya pembentukan bumi dengan
tenaga eksogen mengubah bentuk bumi yang telah di buat oleh tenaga endogen. Proses
pembentukan muka bumi oleh tenaga endogen berbeda dengan tenaga eksogen
1. Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (baca: Macam-macam Tenaga
Endogen dan Penjelasannya). Tenaga ini tercipta akibat adanya tenaga di dalam bumi. Dalam
proses pembentukan muka bumi, tenaga endogen dibagi menjadi tiga jenis. Yaitu tektonisme,
vulkanisme, dan seisme

a. Tektonisme

Tenaga tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (baca: Pengertian Tektonisme dan
Jenisnya). Tektonisme adalah gerakan yang berupa gerakan mendorong dan menarik secara vertikal
maupun horizontal. Tektonisme terjadi akibat adanya tekanan dari panas yang ada di dalam inti
bumi. Inti bumi adalah bagain terdalam dari bumi. Suhu panas yang ada di dalam inti bumi,
menciptakan tenaga yang mendorong atau menarik lapisan batuan yang ada di dalam bumi.

Lapisan bumi yangg tertarik dan terdorong, akan kebali menarik atau mendorong bagian lapisan di
atasnya, hingga menyebabkan perubahan pada bentuk permukaan bumi. akibat dari tektonisme,
bumi mengalami lipatan atau patahan. Lipatan adalah bentuk muka yang terjadi pada daerah yang
lunak. Proses terjadinya lipaan pada permukaan bumi berjalan lambat dan menyebabkan bumi
menjadi berkerut. Sedangkan patahan adalah proses perubahan muka bumi yang terjadi pada
daerah yang keras dan cepat. Pada proses ini, kulit bumi tidak sempat menyeimbangkan kekuatan
yang keluar dari bumi, sehingga permukaaan bumi menjadi patah. Tektonisme adalah salah satu
penyebab terbentuknya gunung dan lembah.

b. Vulkanisme

Vulkanisme adalah gerakan magma yang ada di dalam bumi (baca: Pengertian Vulkanisme dan
Contohnya). magma adalah cairan panas yang berasal dari inti bumi (Baca: Proses Terjadinya
Magma – Suhu dan Kandungannya). Magma yang panas, mendapatkan tekanan. Magma yang
ditekan ini, akan keluar mencari tempat dengan tekanan yang lebih rendah. Magma biasanya keluar
melalui pipa alami yang ada di dalam bumi. pipa tersebut bernama terusan kepunden. Magma yang
keluar dari dalam perut bumi akan meletus dan menjadi lava. Kedalaman dari kantong magma yang
menyimpan magma mempengaruhi kekuatan letusan dari gunung api.

Semakin dalam kantong magma, akan semakin besar letusan yang dihasilkan. Dalam proses
pembentukan muka bumi, lava yang membeku adalah kunci pembentukannya. Lava yang keluar
dengan letusan yang kecil dan cair, akan membentuk dataran tinggi yang luas disebut plato. Selain
itu, magma yang encer juga dapat menyebabkan bentuk gunung api menjadi semakin landai. Selain
mengubah bentuk gunung api menjadi landai, magma yang keluar dengan kekuatan yang besar lalu
kecil, lalu kembali menjadi besar, menyebabkan gunung menjadi semakin runcing pada puncaknya.
Vulkanisme juga sebagai penyebab terbentuknya danau atau kaldera serta dataran tinggi atau
plato.

c. Seisme

Seisme adalag gempa bumi. gempa bumi adalah getaran yang terjadi akibat dari proses patahan
dan lipatan (baca: Macam-macam Gempa Bumi dan Akibatnya). Pada gerakan ini, menyebabkan
timbulnya gelombang yang menyebabkan bumi bergetar. Selain akibat dari patahan dan lipatan,
seisme juga dapat terjadi akibat pergerakan lempangan yang ada di bumi. seisme adalah salah satu
pembentukan muka bumi.

Dimana dalam prosesnya, seisme dapat menyebabkan munculnya cekungan atau retakan pada
permukaan bumi. Selain itu, gempa bumi besar yang terjadi di dalam laut, berpotensi dalam
menciptakan tsunami. Gempa bumi tidak hanya terjadi akibat proses lipatan, patahan, atau gerakan
lempeng bumi. gempa bumi juga terjadi akibat adanya aktivitas vulkani. Sebelum meletus, gunung
api akan menghasilkan gempa bumi yang kecil namun sering. Dan saat meletus, gempa yang
dihasilkan bisa sangat besar.

2. Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen adalah tenaga yang
mengubah bentuk bumi yang telah di buat oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen memakai
bantuan angin, air, maupun gletser dalam proses pembentukannya. Tenaga eksogen yaitu air,
angin, ataupun gletser akan mengikis permukaan bumi serta membawa materi yang lapuk, lalu
menumpknya, sehingga membentuk permukaan yang baru. Pada proses pembenukan muka bumi
melalui tenaga eksogen, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

a. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pembentukan muka bumi memalui pengendapan materi- materi
sedimen (baca: Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan Dampaknya). Materi sedimen berasal
dari pelapukan batuan, pelapukan sisa- sisa mahkluk hidup, maupun pasir. Tenaga yang membawa
materi sedimen ini adalah air, angin, maupun gletser.  Sedimentasi oleh tenaga air, terjadi di sungai
dan laut.

Dalam prosesnya, air membawa materi sedimen lalu mengendapkannya. Dalam proses
pengendapan ini lah tercipta daerah baru. Seperti pembentukan danau tapal kuda. Terbentuknya
danau ini akibat pengendapan materi yang terjadi di satu sisi sungai, yang menyebabkan sungai
menjadi terputus dan membentuk danau tapal kuda. Selain itu, materi sedimen yang terbawa oleh
angin, dan terendap, akan menjadi bukit pasir. Bukit pasir banyak ditemukan di sekitar pantai
maupun gurun.

b. Erosi

Erosi adalah proses pengikisan yang terjadi di permukaan bumi (baca: Macam- macam Erosi
Berdasarkan Penyebabnya). Air, angin, maupun gletser memiliki kekuatan untuk mengikis
permukaan bumi. Hasil pengikisan itulah yang menjadi materi sedimen. Erosi sendiri terbagi
menjadi 4 yaitu ablasi, abrasi, eksarasi, dan deflasi.

 Ablasi adalah pengikisan yang dilakukan oleh air. Air yang mengalir menyebabkan timbulnya
gesekan pada tanah maupun batuan. Akibatnya tercipta jurang atau air terjun. Pada proses ini,
semakin kuat aliran airnya, maka proses pengkisan semakin cepat terjadi. Materi yang terkikis,
kemudian akan terbawa oleh air menuju tempat pengendapan materi sedimen
 Abrasi adalah proses pengikisan oleh air laut. Proses pengikisan ini bergantung pada kuat
lemahnya gelombang. Semakin kuat gelombangnya, maka semakin besar pengikisan yang
terjadi. Abrasi sering menyababkan pengikisan pada pantai. Akibat dari abrasi terbentuklah
tanjung atau teluk.
 Eksarasi adalah proses pengikisan oleh gletser. Proses ini terjadi akibat salju yang menumpuk
oada lembah. Akibat salju yang menumpuk pada lembah membeku, menyebabkan lembah tidak
kuat menahan beban. Akibatnya terjadi longsor es yang menyebabkan lembah tersebut menjadi
terkikis
 Deflasi adalah pengikisan yang dilakukan oleh angin. Batuan yang besar akan terus menerus
diterjang oleh angin yang membawa materi berupa pasir dan kerikil. Pasir dan kerikil yang
menghantam batuan besar, akan mengikis batuan tersebut, sehingga batuan tersebut akan lebih
tipis.

3. Perubahan iklim
Perubahan iklim berupa turunnya muka laut sekitar 60-70 meter dibawah muka semula
karena bagian terbesar air didunia membeku, terutama dibagian bumi utara dan selatan. Laut
laut yng dangkal itu kemudian berubah menjadi daratan.
Kondisi yang berlangsung pada kala Plesitosen antara 3.000.000 sampai 10.000 tahun
yang lalu disebut zaman es atau zaman glasial. Disebut zaman glasial karena bumi pada saat itu
temperaturnya menjadi sangat rendah dan gletser yang berada diwilayah kutub utara mencair
hingga menutupi sebagian benua benua besar seperti Asia, Eropa dan amerika. Selanjutnua
pecahan pecahan es tersebut menyebar kedaerah daerah sekeliling benua tersebut. Meluasnya
permukaan es menyebabkan turunnya permukaan air laut . turunnya air laut sampai mencapai
kedalaman antara 100-150 meter dari permukaan semula memunculkan daratan baru, yang
memudahkan makhluk hidup berpindah tempat dalam rangka mendapatkan makanan atau
mempertahankan hidup

4. Letusan Gunung berapi


Keadaan alam yang belum stabil tampak dari adanya letusan gunung berapi. Lempeng
tektonik itu b erupa massa batuan itu sangat besar dan karena itu energinya besar pula.
Lempeng lempeng yang terus bergerak ini pada suatu saat mengalami gesekan atau benturan
yang cukup keras, yang dapat menimbulkan gempa, tsunami dan meningkatnya kenaikan
magma ke permukaan bumi. Itulah juga sebabnya kepulauan Indonesia rentan mengalami
kejadian gunung meletus, gempa bumi dan tsun ami.

PEMBELAJARAN 2

CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL BUDAYA MANUSIA PADA MASA PRAAKSARA INDONESIA

Zaman praaksara itu dibagi berdasarkan kategori mata pencaharian


1. Masa berburu
2. Masa mengumpulkan makanan
3. Masa bercocok tanam
4. Masa perundagian

1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana : budaya Paleolithik


 Asal usul manusia purba
Zaman ini disebut Zaman Batu Tua atau Paleolitikum karena alat penunjang
utama untuk berburu dan mengumpulkan makanan sebagian besar terbuat dari batu
yang masih kasar atau belum diasah/dihaluskan.
Contoh : kapak genggam/perimbas memotong, menggali dan menguliti binatang.
Masa ini diperkirakan terjadi antara munciulnya manusia purba pertama
sampai sekitar 12.000 tahun yang lalu (kala pleistisen). Manusia purba yang hidup pada
masa ini diyakini tersebar diberbagai tempat dimuka bumi. Adanya temuan tu;lang
belulang manusia purba seperti Homo Erectus diberbagai tempat di dunia menegaskan
keberadaan mereka.
Di Indonesia pada nmasa ini ,hidup manusia purba jenis Megantropus,
Pithecantropus, dan Homo.penemuan berbagai jenis manusia purba tidak terlepas dari
penelitian yang dilakukan para ahli paleontology Belanda, diantaranya Eugene Dubois
(1858-1940) dan GHR Von Koenigswald (1902-1982)
Teori teori yang menyatakan tentang asal usul manusia purba :
 Teori Nusantara
Bangsa melayu dan bangsa jawa mempunyai [eradaban yang tinggi. Taraf ini
hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama. Hal ini menunjukan
orang Melayu berasal dari dan berkembang di Nusantara. Terhadap pandangan
yang mengatakan bahwa bahasa Melayu serumpun dengan bahasa Champa
(kamboja) dan karena itu manusia manusia praaksara berasal dari luar nusantara, K.
Himly berpendapat bahwa kesamaan antara kedua bahasa itu bersifat kebetulan
saja. Menurut Moh Yamin, fakta banyaknya fosi;l dan artefak tertua yang
ditemukan di Indonesia, seperti fisil Homo soloensis dan Homo Wajakensis,
menunjukan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia (Melayu) berasal dari
Indinesia sendiri (Jawa). Bahasa yang berkembang di Nusantara yaitu rumpun
bahasa Austronesia, sangat jauh bedanya dengan bahasa yang berkembang
diwilayah lain di Asia.
 Teori Yunan
Teori ini mengatakan bahwa manusi purba yang menjadi nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Yunan (Cina Selatan), yang masuk ke Indonesia setelah
tinggal cukup lama di daerah daerah lain di Asia Tenggara terutama di Vietnam
(Dong Son). Namun, belakangan ini para ahli berpendapat bahwa teori ini tidak
mengacu pada asal usul manusia purba yang disebutkan diatas., melainkan pada
bangsa Melayu Austronesia dari ras Mongoloid yang dating ke Nusantara dari
Yunan (Cina Selatan) dalam dua gelombang : gelombang pertama pada sekitar
tahun 1500SM dan gelombang kedua pada sekitar tahun 300SM. Orang orang
Yunan inilah yang sering disebut sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Ciri ciri
fisiknya sudah menyerupai manusi modern atau Homo Sapiens .
 Teori Afrika
Menurut teori ini manusia purba yang pertama kali mendiami Nusantara datang
dari Afrika. Manusia purba muncul dan berkembang pertama kali di Afrika sekitar
200.000 tahun yang lalu. Mereka kemudian menyebar ke berbagai te,pat dibumi
dengan berbagai variasi dan karakteristik yang khas sesuai kondisi lingkungan,
kemampuan beradaptasi dsb. Proses penyebaran ini berlangsung sangat lambat
dan lama. Sejak tahun 200.000 SM hungga 60.000SM, manusia menyebar ke
seluruh wilayah di Afrika. Tahun 60.000SM manusia mulai menyebar ke Timur
Tengah, Asia Selatan Asia Tenggara hingga Australia.
 Karakteristik fisik manusia purba di Nusantara.
Penelitian tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan
zaman lampau yang te;lah menjado fosil atau paleontology di Indonesia pertama kali
oleh Eugene Dubois. Berangkat dari dugaan kuatnya bahwa manusia purba pasti lebih
suka hidup didaerah tropis pada tahun 1887 ia berangkat ke Indonesia ( pada waktu itu
masih Hidia Belanda).
Mula mula menyelidiki gua gua di Sumatera Barat. Mendengar adantya penemuan
tengkorak manusia di Wajak, Tulungagung, Kediri, pada tahun 1889, ia memindahkan
kegiatannya ke Pulau Jawa yang berakhir dengan penemuan sisa manusia purba di
Kedungbrubus dan Trinil (Jawa Timur). Temuan Dubois yang pertama diumumkan adalah
fosil atap tengkorak Pithecantropus erectus dari Trinil yang ditemukan pada tahun 1891.

 Meghantropus

Fosil manusia yang paling primitive yang ditemukan di Indonesia disebut


Meghantropus Paleojavanicus. Meghantropus Paleojavanicus sering disebut
manusia raksasa dari Jawa karena memiliki tubuh yang besar dan berbadan tegap.
Manusia purba yang kemudian berkembang atau berevolusi menjadi
Pithecantropus ini diyakini sebagai jenis Australopithecus.
Ciri ciri Meghantropus Paleojavanicus :
 Tulang pipi tebal.
 Kening menonjol.
 Tidak memiliki dagu.
 Gerahamnya besar-besar.
 Berbadan tegap.
 Bentuk muka diduga masif.
 Rahang bawah sangat tegap.
 Memiliki bentuk gigi homonin.
 Tonjolan belakang tajam
.

 Pithecantropus
Fosil manusia yang paling banyak ditemukan di Indonesia ialah Pithecanthropu.
Ditemukan oleh Eugene Dubois di desa bTrinil kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada
tahun 1891. Nama Pithecanthropus erectus menjelaskan karektiristik utama
manuisa purba ini merupakan manusia kera yang berjalan tegak.
Ciri ciri umum Pithecanthropus adalah :
 Memiliki otak dengan volume 750-1300 cc yang artinya lebih besar dari
Meganthropus.
 -Memiliki tinggi badan sekitar 165-180 cm.
 Memiliki postur tubuh yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.
 Memiliki rahang dan gigi geraham yang sangat kuat.
 Berhidung tebal.
 Memiliki tonjolan kening yang tebal serta melintang di dahi dari satu sisi ke sisi
yang lainnya.
 Bagian wajah menonjol ke depan tetapi dahinya miring ke belakang.
 Pada bagian belakang kepalanya juga menonjol.
 Memiliki alat tengkuk dan alat pengunyah yang sangat ku
 Homo
Fosil manusia dari genus adalah Homo wajakensis, homo soloensis dan homo
florensiensis. Rangka Homo Wajakensis yang pertama ditemukan dekat
campurdarat, tulungagung( Jawa Timur) oleh B.D.Van Rietschoten pada tahun 1889.
Rangka ini merupakan fosil manusia pertama yang dilaporkan ditemukan di
Indonesia. Temuan ini kemudian diselidiki oleh Dubois. Rangka wajak kedua
ditemukan pada tahun 1890 ditempat yang sama dan yterdiri atas fragmen fragmen
tulang tengkorang rahang atas dan bawah , serta tulang paha dan tulang kering.
Foisl ini digolongkan sebagai homo sapiens;.
Fosil homo soloensis ditemukan di Nganding Blora, di Sangiran dan
Sambungmacan, Sragen oleh Ter Haar, W.F.F Oppenoorth dan Von Koenigswald
pada tahun 1931-1933. Hasil temuan berupa sebelas fosil tengkorak, tu;ang rahang
dan gigi. Saat pertama kali ditemukan fosil manusia purba ini digolongkan sebagai
homo sapiens .

Ciri ciri manusia purba jenis homo :


 Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm.
 Berat badan antara 30-150 kg.
 Volume otak antara 1.000-2.000 cc.
 Reduksi pada bagian gigi, rahang, dan otot-otot kunyah sehingga mulai terdapat
dagu pada rahang bawah.
 Otot-otot dan tulang-tulang ukurannya menjadi lebih mungil.
 Telah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi .

Homo florensiensis adalah nama manusia fosil yang ditemukan di nLiang Bua ,
sebuah gua kapur di Ruteng, Manggarai, Pulau Flores pada tahun 2001.

 Corak kehidupan social ekonomi


Berburu dan mengumpulkan maknan merupakan bentuk adaptasi pertama
manusia yang paling sukses, serta mencakup 90 persen dari sejarah manusia. Makanan
manusia purba pada masa ini bergantung pada sepenuhnya di alam dengan berburu
dan mengunpulkan makanan. Oleh karena itu pada masa ini , hewan dan tumbuhan
telah hidup merata di bumi.
Karena berburu menjadi sarana utama untuk bertahan hidup, kehidupan
manusia purba di Indonesia pada masa ini, sejak Pithecantropus sampai homo sapiens
bersifa nomaden atau berpindah pindah dari satu gtempat ke tempat lain mengikuti
gerak binatang buruan serta sumber air.
Migrasi /perpindahan hewan buruan itu umumnya dipengaryuhi oleh beberapa
factor utama nyaitu :
 Adanya perubahan iklim yang ekstrim
 Bencana alam
 Ancaman dari sesama hewan
 Gangguan manusia/perburuan
 Tumbuh tumbuhan biasanya lebih mudah tumbuh dan berkembang didaerah
daerah beriklim lebih panas, yeng membuat hewan hewan pemakan
ntumbuhan ikut bermigrasi, mengikuti migrasi tumbuh tumbuhan itu. Migrasi
hewan hewanherbivora ini dengan sendirinya membuat hewan hewan
karnivira ikut bermigrasi juga.
 Hasil hasil budaya
 Kapak perimbas
Sejenis kapak yang digenggam dan membentuk massif. Tekhnik pembuatannya
pada umumnya masih kasar dan tidak mengalami perubahan dalam waktu
perkembangan yang panjang
 Alat serpih
 Alat tulang
Alat alat yang terbuat dari tanduk, serpih dan batu batu bundar.

2. Masa berburu dan Mengumpulkan makanan Tiongkat lanjut : Budaya Mesolitik


 Asal usul manusia purba
Penyebutan Zaman batu Tengah?madya atau Mesolitikum ( dari bahasa yunani Mesos
yang berarti tengah dan lithos yang berarti batu) menunjukan dua pengertian :
1. Pada periode ini alat penunjang utama untuk berburu dan mengumpulkan makanan
masih sama dengan periode sebelumnya yaitu terbuat dari batu yang masih kasar.
2. Periode in I merupakan masa peralihan dari Zaman Batu Tua ke Zaman Batu Muda
( Neolithikum). Sebagai masa peralihan, periode ini menunjukan adanya
perkembangan budaya dibandingkan periode sebelumnya.
Masa ini diperkirakan terjadi antara 10.000-2.500 tahun yang lalui, atau pada masa
Helosen. Adapun manusia purba pendukung zaman ini adalah jenis Homo Sapiens, yang
lebih cerdas karena otaknya mengalami perkembangan.
Menurut Poesponegoro dan Notosutanto (1990), manusia purba jenis Homo Sapiens di
Nusantara adalah ras pendatang baru, yaitu ras Australomelanesiod dan ras Mongoloid.
Ras Australomelanesoid diyakini sebagai keturunan Proto Australoid yang berpindah dari
sekitar laut tengah dan tinggal di India. Pada saat bangsa Dravida datang ke India
sebagian terdesak ke pegunungan, sebagian lagi menyingkir ke timur seperto Kamboja,
Tiongkok, Semenanjung Malaya dan Indonesia. Pandangan ini diperkuat oleh Sarasin
bersaudara sebagaimana dikutip Restu Gunawan,dkk (2013 : 54). Menurut mereka
penduduk asli Kepulauan Indonesia yang ciri ciri fisik dan kemampuan otaknya sudah
sama dengan manusia modern sekarang adalah ras bertubuh agak gelap dan bertubuh
kecil. Pada mulanya mereka tinggal di Asia bagian tenggara. Oleh Sarasin, penduduk asli
Indonesia itu disebut sebagai bangsa Vedda. Mereka mempunyai hubungan erat dengan
nenek moyang Melenesia masa kini dan orang vedda yang pada saat ini masih terdapat di
Afrika, asia Selatan (termasuk India) dan Oseania.
Orang orang Vedda atau ras Australomelanesiod ini hidup dalam budayamesolitik. Tidak
mengherankan hasil hasil budaya di Indonesia pada masa ini mendapat pengaruh kuat
dari wilayah wilayah Asia Tenggara, khususnya kebudayaan Bascon-Hoa Binh didaerah
Tonkin (Vietnam bagian Utara). Ras yang masuk dalam kelompok ini adalah bangsa Hieng
di Kamboja, Miao-tse, Yao-Jen di Tiongkok dan Senoi di Semenanjung Malaya.
 Corak kehidupan social-ekonomi.
Corak kehidupan mereka tetap sama dengan masa sebelumnya yaitu berburu dan
mengumpulkan makanan dari alam. Bedanya selain alat alat dari batu , pada masa ini
mereka juga mampu membuat alat alat dari tulang dan kulit kerang. Mereka mengenal
pembagian kerja : laki laki berburu, sedangkan perempuan mengumpulkan makanan
berupa tumbuh tumbuhan dan hewan hewan kecil, memasak atau memelihara api dan
membimbing anak.
Hal itu jugalah yang membuat mereka mengenal kebiasaan bertempat tinggal secara
tidak tetap (semi sedenter), terutama di gua gua paying . mereka memilih gua gua yang
tidak jauh dari sumber air atau sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang
dan siput. Selama bertempat tinggal di gua gua , selain mengerjakan aoat alat mereka juga
mulai mengenal tradisi melukis di dinding dinding gua atau diunding karang. Sumber
inspirasi dari lukisan lukisan ini adalah hidup mereka yang serba tergantung pada alam.
Lukisan lukisan ini menggambarkan suatu pengalaman, perjuangan , harapan hidup dan
bahkan kepercayaan mereka.
Pada masa ini juga manusia purba menemukan api. Penemuan api tidak terlepas dari
perkembangan otak mereka sebagai akibat dari tuntunan menyesuaikan diri dengan
perkembangan alam dan lingkungan. Secara khusus api berperan penting dalam
kehidupan gua, seperti menghangatkan tubuh, menghalau binatang buas dimalam hari
serta memasak makanan.
 Hasil hasil budaya
Pada masa ini berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat alat di Indonesia yaitu :
tradisi serpih nilah, alat tulang dan kapak genggam Sumatera. Tradisi pembuatan alat
pada masa ini mendapat pengatruh kuat kebudayaan Bacson dan Hoa Bin( +_12.000 –
8.000 SM) dari Vietnam utara, yang diduga merupakan daerah asal pendatang baru ras
Australomelanesoid.
1. Serpih bilah (flakes)
2. Alat tulang (pebble)
3. Kapak genggam Sumatera ( Sumatralith)
 Bentuk kepercayaan awal
Selama bertempat tinggal di gua gua, mereka mulai mengenal tradisi melukis di dinding
dinding gua. Lukisan yang terkait dengan system kepercayaan awal banyak terlihat di gua
gua di Sulawesu Selatan dan Papua. Lukisan tangan dengan latar belakang cat merah di
Gua Leang Leang ( Sulawesi Selatan ), misalnya diyakini sebagai symbol kekuatan atau
lambing kekuatan pelindung terhadap gangguan roh roh jahat ; cap cap tangan yang jari
jarinya tidak lengkap diperkirakan merupakan ungkapan berduka atau berkabung.
Sedangkan menurut etnoarkeolog H.R van Heekeren, cap tangan menggambarkan suatu
perjalanan dari arwah mereka yang telah meninggal, yang sedang meraba raba menuju
alam arwah.
Menurut Robert dan galis, lukisan lukisan gua bertalian dengan upacara upacara
penghormatan nenek moyang, upacara kesuburan, inisiasi, dan mungkin juga untuk
keperluan ilmu dukun, untuk meminta hujan dan kesuburan atau memperingati suati
kejadian yang penting.
Para ahli juga meyakini kebiasaan ini merupakan bentuk kepercayaan awal manusia
purba akan adanya kehididupan setelah mati yaitu berupa roh roh orang yang telah
meninggal dank arena itu jasad dan roh rohnya patut mendapatkan penghormatan atau
pemujaan.

3. Masa Bercocok Tanam : Budayta Neolithik


a) Asal usul manusia purba
Dalam periodesasi berdasarkan hasil hasil budaya serta hasil hasil budaya, masa
bercocok tanam ini disebut zaman Neoliyhikum atau zaman Batu Muda. Sebagian ahli
lebih suka menyebutnya Zaman Batu Baru untuk menunjukan lahirnya tradisi yang baru
pada masa ini yaitu bercocok tanam. Melalui bercocok tanam terjadi perubahan besar
dalam kehidupan manusia yaitu dari food gathering ( berburu dan mengumpulkan
makanan) ke food producing ( menghasilkan makanan sendiri). Bisa dikatakan tradisi
bercocok tanam merupakan sebuah revolusi (perubahan yang besar) dalam peradaban
manusia. Selain itu sebutan Zaman batu baru juga hendak menunjukan bahwa alat alat
dari batu untuk menunjang kegiatan bercocok tanam semakin halus dan indah, seperti
kapak persegi dan kapak lonjong.
Pada masa ini juga dikenal tekhnologi pembuatan tembikar, serta peternakan.
Menurut R.Soekmono, kebudayaan yang dikembangkan pada masa bercocok tanam
inilah yang menjadi dasar kebudayaan Indonesia sekarang ini.
Gelombang pertama bangsa Melayu Austro nesia dari ras Mongoloid yang
datang ke Nusantara pada tahun 1500M. mereka juga lazim disebut bangsa Proto
Melayu atau Melayu Tua. Jumlah mereka lebih banyak darp penduduk asli yaitu orang
orang dari ras Auistralomelanesoid dan Mongoloid dari masa berburu meramu tingkat
lanjut.kemungkinan mereka berbaur dengan penduduk asli tersebut.
Gelombang pertama ini datang dari Yunan, wilayah cina bagian selatan. Mereka
bermigrasi ke Indonesia melalui 2 jalur sbb:
1. Jalur barat : dari yunan menuju Thailand (siam), Semenanjung Malaya kemudian ke
Sumatera, Jawa dan Flores.
2. Jalur Timur : dari Yunan melalui Vietnam menuju Taiwan, Kepulauan Filipina
kemudian ke Kepulauan Maluku, Sulawesi, Halmahera dan Papua.
Keturunan melayu tua yang sampai sekarang masih ada di Indonesia adalah suku
dayak, Toraja, Batak, dan Papua. Berdasarkan temuan persebaran kebudayaan
Neolithikum, bangsa Melayu Austronesia atau Proto melayu ini menyabar merata di
seluruh Indonesia. Mereka membawa kebudayaan baru yang disebut budaya
Neolithik ( budaya batu baru).
b) Corak kehidupan social ekonomis
 Kegiatan bercocok tanam dilakukan dengan menebang dan membakar pohon
pohon dan belukar (slash and burn) sehingga terciptalah lading lading yang
emmberikan hasil hasil pertanian, meskipun sifatnya masih sederhana ( tanaman
pisang, kelapa, salak, rambutan, sukun dll)
 Bertempat tinggal menentap (sedenter)
 Gotong royong menjadi bagian dari corak kehidupan masyarakat
 Mengenal pembagian kerja antara kaum wanita dan laki laki. Contohnya melakukan
perburuan dilakukan oleh kaum laki laki dan menangkap ikan dekat dengan tempat
tinggal dilakukan oleh kaum perempuan.
 Adanya primus interpares (pemimpin) semakin berperan penting dalam kegiatan
kegiatan masyarakat dalam mencukupi kehidupan bersama.
c) Hasil hasil budaya
 Beliung panjang
 Kapak lonjong
 Alat alat obsidian
 Mata panah
 Gerabah
 Alat pemukul dari kayu
 Perhiasan
d) Sisitem kepercayaan
 Animism
 Dinamisme

5. Masa bercocok tanam Tingkat Lanjut : Budaya Megalithik


Pada masa ini, tradisi bercocok tanam (food producing) semakin berkembang. Namun,
ada yang khas pada masa ini yaitu alat alat budaya terbuat dari dan berupa batu batu besar.
Oleh karena itu, masa ini disebut Zaman Megalithikum. Zaman megalithikum juga
merupakan masa transisi dari zaman batu ke zaman logam.
Bangunan bangunan besar yang ada pada zaman megalithikum tidak terlepas dari
berkembangnya kepercayaan akan roh nenek moyang pada masa ini. Sebab bangunan
bangunan besar dari batu ini dibuat terutama sebagai saranan pemujaan terhadap roh
nenek moyang. Munculnya kepercayaan semacam ini disebabkan pengetahuan dan
kesadaran akan alam semesta dan hidupnya semakin meningkat.
Bangunan bangunan megalithic tersebar hamper di seluruh Nusantara seperti Nias,
Sumatetra Selatan, Jawa, Bali, Sunbawa, Kalimantan, Toraja, Flores dan sumba. Bangunan
bangunan itu adalah :
 Menhir
 Punden berundak
 Kubur batu
 Waruga
 Sorkafagus
 Dolmen
 Arca batu

6. Masa perundagian : Zaman Logam


 Asal usul manusia
Masa perundagian ini disebut zaman logam karena pada masa ini manusia
sudah mampu membuat alat alat dari logam. Di nusantara, sebagian besar benda
logam tersebut dari perunggu seperti kapak, nekara, bejana.
Penduduk zama ini adalah gelombang ke 2 dari bangsa Melayu Austronesia dari
ras Mongoloid, yang tiba di nusantara sekitar tahun 300M. mereka ;lazim juga disebut
bangsa Deutro Melayu atau Melayu Muda dan langsung berbaur dengan penduduk
sebelumnya. Sebagaimana gelombang pertama, mereka juga datang dari Yunan,
wilayah Tiongkok bagian Selatan.
Bangsa Deutro Melayu ini hidup bersama dan bahkan kawin mawin (kohabitasi)
dengan penduduk asli dari bangsa dan ras yang sama yang jauh lebih dulu tiba di
nusantara ( pada masa bercocok tanam) yang biasa disebut dengan bangsa Proto
Melayu.
 Corak kehidupanm social ekonomi
Penduduk nusantara hidup secara menetap didesa desa didaerah pegunungan ,
dataran rendah dan di tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan
terpimpin.
Perdagangan dilakukan antar pulau di Indonesia dan antara Kepulauan
Indonesia dan Daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik memainkan peranan yang
besar dalam hubungan perdagangan iniperdagangan dilakukan dengan cara tukar
menukar barang barang ( barter) yang diperlukan tiap tiap pihak. Benda benda tukar
yang digemari adalah terutama benda benda yang mengandung magis dan bersifat
khas misalnya nekara perunggu, moko dan benda benda perhiasan seperti manik
manik.

 Hasil hasil budaya


1. Alat alat dari logam perunggu
 Nekara
 Moko
 Kapak perunggu
 Bejana perunggu
 Patung perunggu
 Gelang dan cicincin perunggu
2. Alat alat dari besi
 Bekal kubur
 Besuki
3. Gerabah
 Tempayan
 Bekal kubur
 Bentuk kepercayaan
Pada zaman ini meyakini bahwa arwah nenek moyang itu akan melindungi dan
menyertai perjalanan hidupnya manusia bila arwah arwah itu selalu diperhatikan dan
dipuaskan melalui upacara upacara.

PEMBELAJARAN 3

HASIL KEBUDAYAAN PADA MASYARAKAT PRAAKSARA TINGKAT LANJUT

1. TRADISI, TRADISI LISAN DAN FOLKLOR


Kata tradisi berasal dari bahasa latin “tradition”yang berarti menyampaikan atau meneruskan.
Dari kata ini muncul kata bahasa inggrisnya tradition, dengan pengertian yang sama. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata tradisi diartikan sebagai hal yang disampaikan atau yang diteruskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Itu bisa berupa pesan atu kesaksian yang disampaikan melalui
ucapan, dongeng, nyanyian, pantun, cerita rakyat, nasehat dan balada. Tradisi juga dipahami sebagai
suatu adat kebiasaan yang dipertahankan turun temurun dan masih dihayati oleh masyarakat
pendukungnya. Pada masyarakat praaksara, penyampaian kebiasaan kebiasaan yang berlaku
dimasyarakat dilakukan dengan cara bertutur atau dengan berbicara secara lesan. Karena
penyampaiannya dilakukan secara lisan kemudian dikenal dengan istilah lisan.
Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan salah satu sumber sejarah: sebab dalam tradisi
lisan terekam masa lampau manusia yang belum mengenal tulisan entah terkait dengan kebiasaan,
adat istiadat, kepercayaan, nilai nilai atau pengalaman sehari hari mereka. Tradisi lisan terangkum
dalam apa yang disebut “:folklore”.. jehak sejarah masyarakat praaksara dalam bentuk dongeng,
legenda, mitos, music, upacara, pepatah, lelucon, takhayul, lagu rakyat, kebiasaan kebiasaan,
kepercayaan, alat music rakyat, pakaian dan perhiasan trdisional, obat obatan tradisional, arsitektur
rakyat dan kerajinan tangan merupakan bagian dari apa yang disebut “folklore”
Folklore adalah bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar dan bersifat tradisional
yang diwariskan secara lisan dan turun temurun. Setiap masyarakat dan kebudayaan di Nusantara
memiliki folklornya sendiri, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bahkan kita dikenal sangat kaya
denga folklore. Berikut ciri ciri folklore:
 Penyebar dan pewarisnya dilakukan secara lisan
 Bersifat gtradisional artinya terikat dalam bentuk dan aturan yang baku
 Bersifat anonym artinya nama penciptanya tidak diketahui
 Memiliki gaya bahasa yang suka melebih lebihkan (hiperbola), serta sering menggunakan
kata kata klise. Misalnya jika ingin menggambarkan kecantikan seseorang akan dikatakan
“wajahnya bersinar se[erti bulan purnama”.
 Menggunakan kalimat pembuka dengan kata katan “menurut empunya cerita” atau
“menurut sohibulhikayat”dan menutupnya dengan “….demikianllah mereka hidup
berbahagia selamanya…”.
 Memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan bersama dalam suatu masyarakat : selain
sebagai hiburan, pendidikan nilai, juga untuk menyampaikan protes social dan bahkan untuk
mengungkapkan keinginan yang terpendam.
 Merupakan milik bersama masyarakat pendukunynya
2. Jenis jenis Folklor
a. Mitos
b. Legenda
c. Dongeng
d. Nyanyian rakyat
e. Upacara
3. Tradisi yang masih lestari
a. Wayang
b. Wayang beber
c. Mark Yong
d. Didong
e. Rebab Pariaman
f. Tanggomo.

LATIHAN SOAL (DIKUMPULKAN)!!!!!!!!


JAWABLAH PERTANYAAN PERTANYAAN DIBAWAH INI!
1. Menurut asal usul bumi, bumi itu berada diatas tungku yang panas. Jelaskan apa
pendapatmu!
2. Sebutkan susunan lapisan lapisan bumi
a. Nama lapisan
b. Ketebalan
c. Suhu
d. Strukturnya
3. Sebutkan lempeng2 yang ada didunia?
4. Sebutkan lempeng2 yang membentuk kepulauan Indonesia? Dan jelaskan pergerakan
lempeng itu!
5. Sebutkan bentukan bentukan permukaan bumi akibat adanya pergeseran lempeng atu
tektonisme!
6. Mengapa Indonesia merupakan Negara yang rawan terjadinya Tsunami!
7. Mengapa pada zaman pleistosen disebut dengan zaman glasial?jelaskan!
8. Apa yang disebut dengan gunung meletus?
9. Apa perbedaan dengan gunung api aktif, gunung api istirahat dan gunung api mati?
Jelaskan!
10. Apa perbedaan dari teiri nusantara, teori Yinan dan Teori Afrika? Jelaskan!
11. Sebutkan manusia purba yang tersebar di Indonesia?
12. Sebutkan Ras pendukung pada masa Praaksara ?
13. Sebutkan ciri ciri dari Ras pendukung pada masa Praaksara
14. Sebutkan ciri ciri dari
a. Megantropus
b. Pithecanthropus
c. Homo
15. Apa yang kamu ketahui tentang manusia purba Homo Florensiensis?
16. Pada masa praaksara dikenal adanya Foodgathering dan Foodproducing? Jelaskan !
17. Mengapa manusia purba hidupnya nomaden?jelaskan!
18. Apa fungsi dari
a. Alat serpih flakes
b. Kapak perimbas
c. Pebble atau alat tulang
d. Kapak genggam
e. Kapak lonjong
f. Beliung persegi
19. Pada masa bercocok taman tingkat lanjut ditemukan adanya kebudayaan kebudayaan
megalithikum . jelaskan apa yang dimaksud dengan kebudayaan megalithikum?
20. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kebudayaan megalithic ini:
a. Menhir
b. Punden berundak
c. Kubur batu
d. Dolmen
e. Arca batu
21. Apa yang kamu ketahui tentang masa perundagian?
22. Budaya apa saja yng ada pada masa perundagian?
23. Apa perbedaan dari
a. Mitos
b. Legenda
c. Dongeng
d. Upacara
e. Nyanyian rakyat, yang merupakan kebudayaan pada masa praaksara tingkat lanjut?
24. Apa yang kamu ketahui tentang wayang?
25. Sebutkan jenis jenis wayang yang ada di Indonesia? Jelaskan!
26. Apa yang kamu ketahui tentang:
a. Wayang beber
b. Mak Yong
c. Didong
d. Rebab Pariaman
e. Tanggomo
27. Apa perbedaan dari
a. Dalang
b. Wiraswara
c. Waranggana
d. Gamelan
e. Panayagan
f. Gending
g. Gamelan

Anda mungkin juga menyukai