Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usia Bumi kurang lebih adalah 3000 juta tahun , namun hadirnya kehidupan
diatas bumi barulah sekitar 2000 tahun , dan berawal dari mahluk yang sangat
sederhana. Dari makhluk terkecil seperti protoplasma hingga yang raksasa
dinosaurus pernah tinggal di bumi ini. Ada bermacam-macam teori yang ingin
mengungkapkan bagaimana kehidupan itu berawal, yang setiap pergerakan
tahunnya akan menimbulkan perbedaan-perbedaan. Makhluk hidup yang tercipta
setiap zamannya selalu berubah-ubah dari yang raksasa hingga mengecil. Ada
perbedaan-perbedaan yang terdapat pada setiap makhluk hidup. Perbedaan
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu hingga menjadikan
keanekaragaman seperti habitat mereka, suhu, udara dan lain-lain.
Keanekaragaman juga menjadikan makhluk hidup di satu daerah berbeda di
daerah yang lain, hal itu disebabkan penyebaran dari makhluk hidup yang
menyesuaikan keadaan geologi dan lain-lain.

Kita mengetahui bahwa makhluk hidup khususnya manusia telah


mempelajari berbagai macam Ilmu Pengetahuan Alam. Banyak terdapat teori atau
paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan mengenai hal ini. kerana hal
ini menarik kami para penulis untuk mendalami ilmu pengetahuan alam melalui
makalah dengan judul “Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Penyebaranya”
sebagai bahan kajian untuk mengetahui lebih jauh mengenai biosfer, makhluk
hidup, asal usl kehidupan, keanekaragamannya, penyeberan dan sejarahnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan biosfer dan makhluk hidup?
2. Bagaimana asal usul makhluk hidup?
3. Bagaimana keanekaragaman makhluk hidup?
4. Bagaimana persebaran dan sejarah makhluk hidup?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biosfer dan Makhluk Hidup


Secara etimologi biosfer merupakan gabungan dari dua kata, yaitu bio yang
berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat
hidup (habitat) makhluk hidup. Biosfer dapat diartikan juga sebagai bagian luar
muka bumi yang mencakup udara, daratan, dan air dan memungkinkan kehidupan
serta proses biotic berlangsung. Biosfer dapat diartikan juga sebagai keseluruhan
ekosistem di bumi, meliputi semua bagian bumi yang mengandung kehidupan
( terdiri dari komponen biotic yang berinteraksi dengan lingkungan abiotik yang
merupakan bagian dari atmosfer, hidrosfer, dan litosfer)..
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat masing-masing di biosfer
untuk tetap hidup sesuai dengan caranya. Tempat hidup dengan unsur-unsurnya
beserta makhluk hidup yang tinggal di suatu kawasan secara keseluruhan akan
membentuk sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Sistem kehidupan di
biosfer yang sebesar bumi secara umum dibagi menjadi ekosistem daratan
(terrestrial ecosystem), ekosistem laut (marine ecosystem), dan ekosistem air
tawar (fresh water ecosystem).
Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar
dari tingkat yang paling sederhana (protoplasma) ke tingkat organisasi yang
paling kompleks (biosfer). Tingkat organisasi dari bawah ke atas, semakin
kompleks.
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk
hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau
tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering
membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan
bakteri, yaitu disebut substrat.
Makhluk hidup adalah sistem atau organisme yang cenderung untuk
merespon perubahan pada lingkungan mereka dan dalam diri mereka sendiri,
sedemikian rupa untuk meningkatkan kelanjutan mereka sendiri dan berumur
panjang. Makhluk hidup adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk
menghirup udara atau bernafas, bisa memindahkan atau menavigasi dan akibatnya

2
memiliki kemampuan untuk berkembang biak. Makhluk-makhluk hidup termasuk
manusia, tanaman, serangga, hewan antara lain. Suatu benda dinyatakan sebagai
benda hidup dan makhluk hidup jika memiliki ciri-ciri: (1) melakukan pertukaran
zat atau metabolisme artinya adanya zat yang masuk dan keluar; (2) tumbuh
artinya bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak; (3)
melakukan reproduksi atau berkembang biak; (4) memiliki irritabilitas atau
kepekaan terhadap rangsang dan memberikan reaksi terhadap rangsangan
tersebut; (5) memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.

Benda hidup dan makhluk hidup berbenda dengan benda mati. Pembeda
antara benda hidup dan makhluk hidup dengan benda mati adalah karena benda
Benda mati merupakan substansi yang tidak menjalankan proses kehidupan. Ciri-
ciri benda mati tentunya berlawanan dengan cirri-ciri makhluk hidup yang telah
dikemukakan di atas. Jadi cirri-ciri benda mati antara lain : tidak dapat bergerak,
tidak mengadakan metabolisme, tidak mempertahankan jenisnya, tidak ada
tanggapan terhadap rangsang
Makhluk hidup yang ada dipermukaan bumi beraneka ragam, tetapi secara
garis besar mkahluk hidup dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
tumbuhan dan hewan. Tumbuhan yang termasuk makhluk, secara relatif tidak
dapat berpindah tempat terutama tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan yang
berhijau daun (berchhlorophyl) dapat membuat makanannya dengan mengambil
energi dari sinar matahari. Sebaliknya, hewan seperti kebanyakan mobil, artinya
banyak bergerak atau pindah tempat. Hewan tidak dapat membentuk makanannya
sendiri, maka ia mengambil makanan dari makhluk lain.
Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang mula-mula adalah
sangat sederhana tingkatnya, yang bersel, yang bertunggal dan hidup dari bahan
anorganis sehingga tergolong tumbuhan. Dari golongan tumbuhan itu, sebagian
berubah menjadi hewan, yang selanjutnya berevolusi menjadi makhluk yang
beraneka ragam seperti kehidupan masa kini.
Darwin mengemukakan hukum seleksi alam sebagai penyebab evolusi
yaitu: (1) semua makhluk berjuang untuk hidup; (2) yang lestari ialah yang paling
kuat. Petunjuk evolusi dapat kita lihat dari : (1) Geologi dan palaentologi; (2)

3
Morfolgi dan anatomi perbandingan; (3) Reaksi fisiologis perbandingan; (4)
Penyebaran makhluk hidup di muka bumi; (5) Embriologi

2.2 Asal Mula Kehidupan di Bumi


Bumi adalah salah satu planet dari tata surya dalam semesta ini. Pada
awalnya, bumi masih mengandung air yang ada di luar hanya lithosfer dan
atmosfer. Atmosfer semakin lama semakin dingin, dan akhirnya terbentuklah air
(H2O) yang masih berbentuk gas yang kemudian berbentuk uap, dan akhirnya,
setelah suhu cukup rendah dan diperkirakan 100 0C terbentuklah embun dan hujan.
Mulai saat itu, terbentuk sungai, danau, lautan tetapi belum terdapat kehidupan.
Setelah hal itu terjadi, terbentuklah wahana bakal biosfer, yaitu suatu tempat
tinggal makhluk hidup melangsungkan kehidupannya..
Usia Bumi kurang lebih adalah 3000 juta tahun , namun hadirnya kehidupan
diatas bumi barulah sekitar 2000 tahun , dan berawal dari mahluk yang sangat
sederhana. Hal itu diketahui berdasarkan penelitian dan analisis dengan
menggunakan metode perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil seluruhnya.
Dengan metode itu pula diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak
5 ribu juta tahun yang lalu. Dari penelitian berbagai penelitian terdapat batuan
yang berumur 3,5 juta tahun yang telah menunjukan tanda - tanda kehidupan atau
fosil
Sejarah kehidupan dibumi dapat diungkap melalui fosil. Fosil telah menjadi
bukti yang paling kuat untuk menjelaskan tentang kejadian makroevolusi.
Makroevolusi merupakan perubahan dalam skala besar diatas tingkatan spesies
yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Melalui prose alami
yang panjang, sediment-sedimen dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk
strata (tingkatan). Setiap lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi
ilmuwan untuk menjelaskan sejarah kehidupan dibumi.
Banyak terdapat teori maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para
ilmuan mengenai teori awal mula kehidupan di dunia. Berikut ini dikemukakan
beberapa teori-teori awal mula makhluk hidup di dunia, sebagai bahan kajian kita
untuk mengenal lebih jauh sejarah awal mula kehidupan di dunia.

4
1. Teori Cozmozoa: Teori ini mengatakan bahwa Mahluk Hidup Berasal Dari
Luar Angkasa , diperkirakan suatu benda berat telah menyebarkan benda
hidup dan benda hidup itu meruapakan suatu partikel–partikel kecil. Teori
ini berdasarkan dua asumsi : (a) benda hidup itu ada/telah ada di suatu
tempat dalam alam semesta ini (b) hidup itu dapat dipertahankan selama
perjalanan antarbenda angkasa di bumi
2. Teori Pfluger: Teori menyatakan bahwa Bumi itu berasal dari suatu materi
yang sangat panas , yang mengandung Karbon dan Nitrogen sehingga
terbentuk Cyanogen(CN) . Senyawa itu dapat terjadi pada suhu yang sangat
tinggi , dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang
menjadi mahluk hidup.
3. Teori Moore: Teori ini menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi
yang cocok atau pas dari bahan Organik pada saat bumi mengalami
pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil.
Jika proses ini terjadi maka muncullah hidup.
4. Teori Allen: Bahwa saat keadaan berdifusi (bumi itu keadaannya seperti
sekarang), beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar
matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan
atom , Interaksi antara Nitrogen , Karbon , Hidrogen , Oksigen dan Sulfur ,
yang nantinya akan membentuk zat–zat yang difus yang akhirnya
membentuk potoplasma benda hidup.
5. Teori Transendental atau dari ciptaan yang merupakan jawaban secara
relegi bahwa benda hidup ini diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang
Mahakuasa di luar jangkauan Sains.
6. Konsep atau Teori Modern
a. Teori abiogenesis/generatio spontanea: menyatakan bahwa kehidupan
dapat muncul secara spontan dari benda mati. Teori ini dikemukakan oleh
Aristoteles dan diperkuat melalui temuan mikroskop oleh Antonie van
Leeuwenhoek, yaitu adanya mikrorganisme pada rendaman jerami
b. Teori biogenesis : (1) Fransisco Redi dengan menempatkan sekerat daging
pada toples yang terbuka dan tertutup. Setelah beberapa hari muncul
belatung pada toples terbuka; (2) Lazzaro Spalanzani mendidihkan kaldu

5
pada labu yang diberi tutup dan terbuka. Setelah beberapa hari labu yang
terbuka keruh, sedangkan labu yang yang tertutup tetap jernih; (3) Louis
Pasteur mendidihkan kaldu pada labu yang beri ditutup pipa berbentuk
leher angsa sehingga mulut labu yang terbuka, tetapi di dalam pipa leher
angsa terdapat air yang menutup labu dari udara luar. Hasilnya, kaldu
dalam labu tersebut tetap jernih. Teori ini menunjukkan kebenaran omne
vivum ex ovo (asal mula kehidupan itu adalah telur), omne ovo ex vivo
(telur itu berasal dari makhluk hidup), omne vivum ex vivo (makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
c. Teori evolusi kimia. Teori ini dikemukakan oleh Harold Urey. Ia
mengatakan bahwa atmosfer purba sangat kaya dengan gas metana (CH 4),
Hidrogen (H2), uap air (H2O), dan amonia (NH3). Dengan gas tersebut
dan bantuan sinar kosmis dan halilintar maka terbentuk makhluk hidup.
Hipotesis ini dibuktikan oleh Stanley Miller
d. Teori evolusi biologi dikemukakan oleh Alexander Oparin. Ia mengatakan
bahwa makhluk hidup pertama merupakan hasil evolusi dari molekul
anorganik yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan (sel)
melalui proses sebagai berikut; (1) CH4, H2, H2O, NH3 membentuk
protobion berupa molekul asam amino dan asam nukleat yang dalam
jangka panjang menjadi timbunan molekul organik di lautan yang disebut
“sop purba” (2) Protobion merupakan bahan dasar pembentukan sel purba
yang disbut progenot (3) progenot berkmbang menjadi kelompok sel-sel
prokariotik purba, misalnya Archaebacteria (4) sel-sel prokariotik akan
mengalami proses perubahan organel sel menjadi lebih kompleks
sehingga dihasilkan el eukariotik.

2.3 Keanekaragaman Makhluk Hidup


Keanekaragaman makhluk hidup menurut beberapa ahli: (1) Aristoteles
(384 – 322 SM), mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu
tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan
pohon. Sedangkan hewan digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata. (2)
John Ray (1627 – 1708), merintis pengelompokkan makhluk hidup kearah grup-

6
grup kecil. Ia telah melahirkan konsep tentang jenis dan spesies. (3) Carolus
Linnaeus (1707 – 1778), mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada
kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan pada system tata nama makhluk hidup
yang dikenal dengan binomial nomenklatur. Karena itu Carolus linneaus dikenal
sebagai bapak Taksonomi dunia. (4) R.H Whittaker pada tahun 1969
mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom / kerajaan, yaitu :
Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia
Terjadinya keanekaragaman makhluk hidup ditentukan oleh berbagai hal,
antara lain sebagai berikut: (1) Proses Perkembangan Makhluk Hidup (Evolusi) :
Dalam masa kehidupan suatu jenis makhluk hidup terjadi proses perkembangan
dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih sempurna. Perubahan tersebut
terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama sekali (2) Seleksi Alam:
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup oleh alam sehingga yang
tetap tinggal hanyalah makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri. (3)
Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan (Adaptasi): Jika suatu makhluk hidup
ingin tetap tinggal hidup maka dia harus mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan di sekitarnya. Sebagai contoh, kucing di daerah tropis memiliki bulu
yang lebih tipis diban ding kucing yang hidup di daerah beriklim dingin. Makhluk
tersebut dapat dikatakan telah beradaptasi dengan lingkungannya masing-masing.
Dari sekian makhluk hidup yang ada di muka bumi ini tak ada satupun yang
persis sama. Perbedaan-perbedaan selalu saja terdapat dalam diri makhluk hidup
itu sendiri. Ambillah contoh antara tanaman jagung dengan mangga, walaupun
antara tanaman jagung dan mangga memiliki persamaan seperti; sama-sama
memiliki daun, sama-sama akarnya dibawah tanah batangnya diatas tanah dan
sama-sama dapat melaksanakan fotosintesis namun keduanya tetap memiliki
perbedaan-perbadaan yang mendasar. Variasi/Keanekaragaman Makhluk Hidup
itu dapat dibagi menjadi : (1) Keanekaragaman Individu: Kata Individu berasal
dari bahasa Latin : in = tidak + dividus = dapat dibagi. Di bumi ini tidak ada dua
individu makhluk hidup apa pun yang benar-benar sama segala-galanya. Setiap
individu makhluk hidup memiiki ciri-ciri antara individu makhluk tersebut. Ciri-
ciri khusus yang dimiliki makhluk hidup itu merupakan “faktor pembeda” antara
individu-individu makhluk hidup lain. Keanekaragaman Populasi: Kata

7
Populasi berasal dari bahasa Latin : populus = rakyat, penduduk .Populasi itu
suatu kelompok individu sejenis atau se-spesies. Di dunia ini terdapat banyak
sekali populasi makhluk hidup yang bervariasi (beranekaragam) jenis atau
spesiesnya. (3) Keanekaragaman Ekosistem: suatu interaksi antara komunitas dan
lingkungan abiotiknya pada suatu tempat dan waktu tertentu
Jadi, populasi makhluk hidup selalu menyangkut tentang nama jenis
individu, waktu dan tempat. Dalam keanekaragaman makhluk hidup terdapat
kurva bentuk bel (Genta) atau disebut Kurva Normal, adalah suatu kurva yang
menggambarkan (menunjukkan) wilayah distribusi frekuensi variasi
(keanekaragaman) dalam suatu populasi. Melihat bentuknya yang demikian itu,
maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa nilai variabel di ujung-ujung kurva
distribusi,memperoleh frekuensi yang paling rendah (sedikit). Sedang nilai
variabel yang ditengah-tengah kurva distribusi, memperoleh frekuensi yang tinggi
(banyak).
Dengan sangat beranekaragamnya makhluk hidup di di bumi,maka
menuntut manusia untuk mengelompokkan satu dengan yang lainnya sehingga
lebih mudah untuk mengenal. Kelompok atau unit yang terbentuk dalam
mengklasifikasikan makhluk hidup disebut pula takson dan dari istilah tersebut
dijabarkan kata Taksonomi yang merupakan nama lain untuk Sistematik yang
sekarang lebih banyak digunakan oleh ahli-ahli biologi (Taksonomi dari bahasa
Yunani Taxonomi : taxon = kelompok, unit + nomos = hukum). Sehingga
Taksonomi didefinisikan sebagai cabang biologi yang bertugas untuk mengadakan
identifikasi semua makhluk hidup, baik yang sekarang masih ada maupun yang
dahulu pernah ada.
Pengelompokan makhluk hidup ini baru mencapai keseragaman setelah
Carolus Linnaeus seorang tokoh klasifikasi memperkenalkan sistem klasifikasi
makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk
hidup itu dalam sebuah buku yang berjudul “Species Plantarum” yang terbit pada
1 Mei 1753 dan “Systema Naturae” edisi X tahun 1758. Dari cara ini akan
melahirkan konsep semakin banyak persamaan yang dimiliki makhluk hidup
dengan makhluk lainnya, maka akan semakin dekat kekerabatannya ataupun
sebaliknya.

8
Secara garis besar ikthisar urutan klasifikasi dari yang terbesar ke yang
terkecil adalah sebagai berikut :
Untuk Tumbuhan Untuk Hewan Dalam Bahasa Indonesia
Regnum Kingdom Dunia/Kerajaan
Divisio Phylum Divisi/Filum
Classis Classis Kelas
Ordo Ordo Bangsa
Familia Familia Suku
Genus Genus Marga
Spesies Spesies Jenis
Tabel 1. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Proses adaptasi dengan lingkungan dalam waktu yang lama disebut evolusi.
Bukti adanya evolusi yang mendukung teori evolusi Darwin, yaitu: (a) adanya
variasi individu (b) homologi {organ-organ yang punya asal sama tapi fungsi
beda} (c) Embriologi perbandingan (4) Fosil (5) Organ tubuh tersisa (6) Substansi
genetik.

2.4 Penyebaran dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup


Odum (1998) dalam (Maisyarah E: 2010) menyatakan bahwa penyebaran
spesies merupakan hasil/akibat dari berbagai sebab, yaitu akibat dari
pengumpulan individu-individu yang ada untuk mendapatkan nutrisi dan ruang,
akibat dari reaksi individu dalam menanggapi perubahan cuaca harian dan
musiman, dan akibat dari menanggapi perubahan cuaca harian dan musiman, dan
akibat dari menanggapi perbedaan habitat setempat. Menurut Ewusie (1990)
dalam (Maisyarah E: 2010) menjelaskan bahwa pengelompokan yang terjadi pada
suatu komunitas dapat diakibatkan karena nilai ketahanan hidup kelompok
terhadap beberapa kondisi.
Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk hidup; (1) Faktor
Lingkungan (Iklim : Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan) Unsur-unsur
iklim sebagai berikut {a} Suhu: Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap
tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan
suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas

9
suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies
terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi
persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan
habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang
buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya
{b} Kelembaban udara: kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan
tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah
lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah {c} Angin
membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan,
sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung.. Contohnya, ilalang atau
sejenis rumput-rumputan {d} Curah hujan Untuk memenuhi kebutuhan akan air,
tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara.
Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter
yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis
vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan
vegetasi tertentu. (2) Faktor Sejarah Geologi: Kira-kira 200 juta tahun yang
lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam
superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini disampaikan
seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915 bahwa pada awal
tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental
drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai
memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-
130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika Selatan bersatu secara
langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika
Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6
juta tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna,
beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan, termasuk Oposum dan
Armadillo bermigrasi ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa
hewan dan tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang
bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar
maupun kecil berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang
kita saksikan saat ini. Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang,

10
misalnya ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi
percabangan sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung
lainnya. Akibatnya terjadilah subspesies tadi. Australia adalah contoh yang sesuai
untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua memengaruhi sifat dan
distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia dihubungkan
dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia berkantung (marsupialia),
yang ada pula meski sedikit di Amerika Selatan, secara nyata terlihat sudah
bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.(3) Faktor Penghambat
Fisik: Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi
atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water
barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang
tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari
suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di
kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles
Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis
burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat
keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk
paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.(4) Persebaran
tumbuhan dan hewan: Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4
wilayah iklim di bumi, yaitu tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim
tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang
hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan
dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi (altitude) juga
menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran
rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda.

Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis


(zoogeografis). Di bumi, daerah persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan
menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu: 1) Palearktik
(palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan
Gurun Sahara sebelah Utara, 2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara, 3)
Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah, 4) Oriental meliputi

11
Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5) Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika, dan 6)
Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.

Dalam hal penyebaran makhluk hidup, pada masing-masing lapisan biosfer


pun terdapat perbedaan. Bagi kehidupan di darat penyebaran makhluk hidup
dipengaruhi oleh iklim, kesuburan tanah, bentuk permukaan bumi, ketersediaan
air, dan lain-lain. Sebagai contoh, manusia memiliki kecenderungan untuk
menempati suatu daerah yang memiliki kondisi alam yang menguntungkan
baginya sehingga terjadilah pengelompokan penduduk di daerah-daerah yang
subur dengan persediaan air yang cukup.
Berdasarkan Sejarah melalui penelitian Geologi (Penelitian tentang lapisan
kulit bumi) ,berjuta juta tahun yang lalu dijelaskan perkembangan makhluk hidup
dan lingkungannya ,dari awal terbentuknya permukaan bumi , munculnya
makhluk makhluk kecil (microorganism)seperti protozoa yang kemudian
berkembang menjadi makhluk yang lebih komplek, dan kemudian munculah
makhluk makhluk raksasa, dan muncul makhluk lainnya seperti serangga, reptile,
ikan, mamalia dan sebagainya.
Perkembangan makhluk hidup diBumi dapat dijelaskan dengan “Pembagian
Jaman Berdasarkan Geologi” :
(1) Zaman Arkaekum / Azoikum (Zaman Tertua): Zaman Arkaekum ± 2500 juta
tahun, bumi masih berbentuk bola pijar berputar pada porosnya, suhu udara panas,
iklim dan cuaca tidak stabil, dan belum ada tanda tanda kehidupan.
(2) Zaman Paleozoikum (Zaman Kehidupan Tua) : Zaman paleozoikum ±340 juta
tahun, iklim dan cuaca masih berubah rubah, curah hujan sangat tinggi, keadaan
lingkungan di bumi belum stabil. Hujan yang terus menerus membanjiri
permukaan bumi yang panas, mendinginkan, dan membentuk genangan air. Pada
Zaman ini mulai muncul tanda tanda kehidupan dengan munculnya makhluk
pertama di bumi “makhluk bersel satu (microorganisme) seperti protozoa, dan
berkembang hewan yang tidak bertulang punggung seperti jenis ikan dan jenis
ganggang atau rumput rumputan sebagai bukti ditemukannya “fosil” hewan dan
tumbuhan yang berusia berjuta juta tahun, Zaman ini merupakan zaman pertama
(3) Zaman Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan) : Zaman Mesozoikum
±140 juta tahun , keadaan iklim dan cuaca berangsur angsur membaik, makhluk

12
hidup yang muncul pada zaman ini adalah binatang binatang reptile yang
mempunyai ukuran badan sangat besar. Zaman mesozoikum disebut juga zaman
reptile atau zaman kedua
(4) Zaman Neozoikum / Kaenozoikum: Zaman Neozoikum ±60 juta tahun, kedaan
bumi semakin membaik , cuaca dan iklim semakin stabil dan kehidupan semakin
berkembang dengan pesat. Zaman Neozoikum dibedakan menjadi dua,yaitu
a. Zaman Tersier merupakan zaman ketiga: Pada zaman tersier terjadi
perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak
bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut
sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut
yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus
berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar,
tumbuhan merambat dan rumput
b. Zaman Kuarter merupakan zaman keempat: Pada zaman ini munculah tanda
tanda kehidupan manusia purba, zaman ini dibedakan menjadi:

1) Kala Pleistosen (Diluvium) : Zaman ini dinamakan juga zaman Es atau


zaman Glasial. Keadaan permukaan bumi semakin membaik ,daerah
yang jauh dari Kutup terjadi hujan lebat yang terus menerus sepanjang
tahun . Es dari kutup Utara mencair hingga menutupi sebagian Eropa
Utara,Asia Utara, dan Amerika. Manusia purba jawa (Homo erectus yang
dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen.
Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala
Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip
dengan flora dan fauna yang hidup sekarang
2) Kala Holosen (Alluvium): Sebagian Es di kutub Utara sudah mencair
mengakibatkan permukaan air laut naik. Muncul pulau pulau di
Nusantara dan dataran rendah di paparan Sunda dan paparan Sahul
tergenang air dan menjadi laut Transgresi. Pada Zaman ini mulai hidup
jenis manusia Homo Sapiens yaitu jenis manusia seperti sekarang.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup. Makhluk
hidup jika memiliki ciri-ciri: melakukan pertukaran zat atau
metabolisme, tumbuh, melakukan reproduksi atau berkembang biak,
memiliki irritabilitas, beradaptasi
2. Ada beberapa teori tentang asal-usul kehidupan di bumi: teori
Cosmozoa, teori Pfluger, teori Moore, teori Allen, teori Transendental ,
dan Teori Modern (Biogenesis, Abiogenesis)
3. Terjadinya keanekaragaman makhluk hidup ditentukan oleh berbagai
hal, antara lain sebagai berikut: evolusi, seleksi alam, adaptasi
4. Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk hidup; Faktor
Lingkungan, Faktor Sejarah Geologi, Faktor Penghambat Fisik. Sejarah
perkembangan makhluk hidup dimulai dari Arkaekum / Azoikum,
Paleozoikum, Mesozoikum, Neozoikum / Kaenozoikum
3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan:
Untuk mahasiswa
1. Diharapkan kepada mahasiwsa untuk mempelajari materi
keanekaragaman makhluk hidup dan penyebarannya secara tekun untuk
memahami berbagai macam materi di dalamnya.
Untuk Dosen
2. Diharapkan kepada Bapak/Ibu Dosen untuk terus membimbing kami
terutama dalam materi ini agar kami memdapatkan ilmu yang baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. Asal Mula Kehidupan di Bumi. https://corneliaagassi. wordpress.


com. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

Anonym. Asal Mula Kehidupan Di Bumi. http://staff.uny.ac.id. Diakses pada


tanggal 7 Maret 2015

Fajar. 2012. Keanekaragaman Makhluk Hidup. http://makalah-download.


blogspot. com/. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

Jasin, Maskoeri. 2011. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Maisyaroh, Wiwi. 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman


Hutan Raya R. Soerjo Cangar. http://jpal.ub.ac.id. Diakses pada tanggal 13
Maret 2015

Nurilmiyati. 2011. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Penyebarannya.


http://nurilmiyati-iad.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Maret 2015

Nursalimah, Listia. 2014. Makalah Asal Mula Kehidupan Di Muka Bumi.


http://listianurr.blogspot.com/. Diakses pada 10 Maret 2015

Prasetyo, Bagus. Dkk. 2012. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan


Penyebarannya. Http://Fahriyahblog.Blogspot.Com/. Diakses pada tanggal
13 Maret 2015

Rivhe. 2012. Artikl Tentang Biosfer. http://drsrhive.blogspot.com. diakses pada


tanggal 7 Maret 2015

Rosdaliah. 2012. Makalah Asal Usul Kehidupan di Bumi. http://rosdaliarahman.


blogspot.com/. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

Setyarini, Ajeng. 2012. Biosfer dan Makhluk Hidup. https://plus.google.com.


Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

Wayan. 2011. Jurnal Keanekaragaman Makhluk Hidup.


http://agusper.blogspot .com/. Diakses pada tanggal 7 Maret 2015

Widihastuti, Rahma. 2012. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup. http://www.


kompasiana.com. Diakses pada tanggal 13 Maret 2015

Wulan, Siti Arum. 2012. Biosfer dan Makhluk Hidup. http://wulansitiarum.


blogspot.com . Diakses pada tanggal 12 Maret 2015

15

Anda mungkin juga menyukai