Anda di halaman 1dari 7

TUTORIAL ILMU ALAMIAH DASAR

INISIASI 3: KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA

Biosfer dan Kehidupan

- Biosfer
Biosfer adalah bagian dari sistem planet bumi yang mencakup udara, tanah, dan air, tempat
kehidupan berkembang, proses kehidupan berlangsung. Biosfer berasal dari kata bio. Yang artinya
bagian luar dari planet Bumi Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem
ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk
interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara)
Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung
kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar
tahun usia Bumi.

Berbagai lapisan biosfer:


1. Atmosfer
Lapisan udara di atas bumi dari ketinggian 0 – 560 km di atas permukaan tanah. Proses
kehidupan seperti fotosisntesis yang memerlukan CO2 dan memproduksi O2 atau respirasi
yang membutuhkan O2 dan menghasilkan CO2, kuduanya terjadi di lapisan atmosfer.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (N) dan oksigen (O2), dengan sedikit argon (Ar),
karbondioksida (CO2), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi
dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrim diantara
siang dan malam

2. Hidrosfer
Lapisan bumi yang merupakan bagian terpenting dalam kehidupan organisme adalah lapisan
air atau hidrosfer. Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi.
Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan.
Hidrosfer di permukaan bumi meliputidanau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air
tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Siklus hidrologi adalah suatu proses
peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar
matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan
menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun
uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
Air juga berperan penting dalam evolusi makanan dalam kehidupan di planet kita. Selain itu,
air berperan penting dalam sistem transportasi zat makanan, seperti fosfor dan nitrogen dalam
pertumbuhan makanan.

3. Geosfer
Bagian ini disebut juga lapisan tanah. Geosfer dan biosfer dihubungkan oleh tanah yang
mengandung campuran antara udara, zat mineral, zatorganik, dan air. Tanah mengandung
semua komposisi yang ada di dalam atsmosfer, geosfer, biosfer, dan hidrosfer.

4. Antrosfer
Atmosfer merupakan tempat di mana manusia hidup. Populasi manusia bersifat mengancam
biosfer dengan cara merusaknya, misalnya merusak hutan hujan tropika selama bertahun-
tahun. Hal ini akan menyebabkan kemusnahan beberapa spesies tanaman dan binatang yang
menjadi langka keberadaannya saat ini. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi
sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di
Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar
560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai
menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan
yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk
memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam,
serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar
angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut
fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%)
dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar
0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan
menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di
antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.

Asal Mula Kehidupan

Beberapa hipotesis tentang asal mula kehidupan.


1. Hidup dari Tuhan Datangnya, paham bahwa Tuhan turun tangan menciptakan kehidupan di dunia
(special creation).

2. Teori Cozmozoa, makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta.

3. Teori Pfluger, bumi berasal dari materi yang panas sekali, kemudian pada suhu tinggi terbentuk
Cynogen (CN yang berasal dari karbon dan nitrogen, yang akhirnya terbentuk protein pembentuk
sitoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.

4. Teori Moore, hidup karena kondisi yang cocok dari bahan anorganik terjadi saat bumu
mengalami pendinginan.

5. Teori Allen, energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan
menimbulkan pengaturan atom dari nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur yang terdapat
di dalam genangan air di muka bumi, berdifusi akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.

6. Generatio Spontanea, dikenal juga sebagai teori abiogenesis dengan tokoh Aristoteles, bahwa
hidup berasal dari benda mati yang tiba-tiba menjadi jasad hidup.

7. Omne Vivum Ex Ovo, Francisco Redi membuktikan bahwa ulat pada bangkai berasal dari telur
yang dilegtakkan oleh lalat, kehidupan berasal dari telur.

8. Omne Ovum Ex Vivo, Lazzaro Spallanzani menyatakan semua makhluk hidup dari telur, telur
berasal dari jasad hidup.

9. Omne Ovum Ex Vivo, Louis Pasteur menyatakan ada kehidupan sebelumnya sebelum tumbuh
kehidupan yang baru.
10. Teori Urey, Harold Urey menyatakan bahwa energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar
kosmos memebuat gas-gas metana, amoniak, hydrogen, dan air bereaksi membentuk zat hidup
yang diduga sama dengan visrus yang kita kenal sekarang.

11. Teori Oparin Haldane, jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam laut yang disebut
protobion, kemudian berkembang menjadi lebih sempurna dan dapat memproduksi oksigen,
merayap ke pantai akhirnya ke daratan.

Perkembangbiakan Makhluk Hidup Bersel Banyak (Organisme Multiselular)


Yang dimaksud dari makhluk hidup bersel banyak ialah tumbuhan, hewan, dan manusia. Terdapat
dua tipe perkembangbiakan, yaitu:
a. Aseksual
Pada pembiakan secara aseksual ini, terjadi pembentukan individu baru dari satu sel induk tanpa
melalui hubungan atau penyatuan antara dua sel kelamin. Perkembangbiakan secara aseksual akan
menghasilkan individu baru yang identik dengan induknya karena berasal dari satu sel induk yang
protoplasma dengan unsur-unsur penentu keturunannya juga identik.
Yang termasuk dalam perkembangbiakan aseksual, antara lain berikut ini:
-          Pembelahan kembar
Sel membelah membentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah sitoplasma dan inti yang sama.
Hampir semua tumbuhan tingkat rendah dan hewan bersel satu berkembang biak dengan cara ini.
Induknya tidak mati tetapi membentuk dua individu baru. Contoh: amoeba.
-          Kuncupan
Cara perkembangbiakan kuncupan terdapat pada tumbuhan dan hewan. Inti membelah menjadi dua
belahan yang sama, tetapi sitoplasmanya membelah tidak sama besar. Bagian yang kecil disebut
kuncup. Contoh: hydra.
-          Pembentukan spora
Spora adalah tumbuhan yang kecil sekali, diliputi oleh dinding selulosa yang keras. Spora dibentuk
dari inti makhluk hidup bersel satu. Inti ini akan membelah menjadi banyak inti. Setiap inti berisi
sitoplasma dan dikelilingi oleh dinding sel akan membentuk spora. Dengan menembus dinding sel
dari sel induknya, spora dapat berkembang menjadi sel baru. Proses ini disebut sporulasi. Contoh:
perkembangbiakan pada jamur roti.
-          Perkembangbiakan vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif ialah perkembangbiakan melalui satu organ tubuh makhluk
hidup yang diberi fungsi untuk reproduksi. Organ tersebut dapat berupa akar, batang, daun ataupun
umbi.
Keuntungan perkembangbiakan cara vegetatif ialah mendapatkan individu baru yang identik dengan
induknya, sedangkan secara seksual dimungkinkan dapat berubah tidak sama dengan induknya.
b. Seksual
Pada pembiakan seksual terjadi pembentukan individu baru melaui peleburan atau perpaduan antara
dua sel kelamin. Hal ini berarti diperlukan dua sel induk untuk menghasilkan satu keturunan atau
lebih. Cara ini berlaku, baik untuk tumbuhan maupun hewan, dan terjadi bila ada dua sel
kelaminyang berbeda bersatu. Selama proses berlangsung, kedua inti bersatu demikian pula
sitoplasmanya. Dengan cara seksual, dapat dihasilkan banyak variasi sifat-sifat individu baru. Dua
sel kelamin yang menjadi satu disebut gamet. Hasil peleburan dari gamet disebut zygot.
Beberapa tipe dari perkembangbiakan seksual adalah sebagai berikut:
-          Konjugasi
Apabila dua sel khusus mempunyai bentuk yang sama, disebut isogamet. Proses peleburan dua
isogamet disebut konjugasi. Contoh: tumbuhan dan hewan tingkat rendah.
-          Fertilisasi
Apabila dua sel khusus mempunya bentuk yang tidak sama disebut heterogamet. Proses peleburan
dua heterogamet disebut fertilisasi, dan terbentuklah zigot. Contoh: tumbuhan dan hewan tingkat
tinggi.
Zigot kemudian membelah seperti individu bersel satu. Perbedaannya, semua sel berlekatan satu
dengan yang lainnya dan merupakan awal dari pertumbuhan dan perkembangan individu. Setiap fase
pertumbuhan mengikuti pola tertentu sampai menjadi organisme yang dewasa.
 
Tahapan Pembelahan Sel
Reproduksi (perkembangbiakan) sel, meliputi amitosis (proses pembelahan sel tanpa melalui tahapan
atau fase tertentu) dan mitosis (pembelahan sel melalui tahapan atau fase tertentu).
a. Amitosis
Pembelahan sel tipe amitosis disebut juga pembelahan sel secara langsung karena memang tidak
melalui fase tertentu. Cara pembelahan sel tersebut hanya terjadi pada makhluk hidup atau organisme
tingkat rendah, misalnya bakteri.
Proses pembelahan amitosis adalah:
- Pada mulanya terbentuk dinding baru pada sel dewasa dan inti sel mendekati dinding.
- Inti membelah dua dan bergerak saing menjauhi.
- Gerakan saling menjauhi diikuti oleh dinding sel.
- Terbentuk dua sel “anak”. Anakan berkembang menjadi dewasa, membelah lagi, dan seterusnya.
b. Mitosis pada sel hewan
Pembelahan mitosis lebih kompleks daripada amitosis, sering disebut juga dengan pembelahan tak
langsung.
Sel timbul hanya dari sel sebelumnya. Pembelahan sel meiputi pembelahan nukleus dan sitoplasma.
Gamet betina yang telah dibuahi bersifat diploid disebut zigot. Zigot akan membelah diri berulang
kali dengan proses yang disebut mitosis dan menghasilkan 2 sel anak yang masing-masing
mempunyai jumlah kromosom diploid. Sebelum 2 sel anak terbentuk, terlebih dahulu terjadi
perubahan dalam inti sel melalui beberapa fase atau tahapan.
Beberapa tahapan atau fase adalah sebagai berikut:
- Interfase
Suatu fase sel dalam keadaan dewasa. Pada fase ini, di dalam sel terdapat semua kegiatan hidup,
kecuali pembelahan sel. Kromatin tampak sebagai butiran-butiran yang terbesar dalam inti sel.
Sentrosom tampak di luar inti.
- Profase
Sentrosom membelah jadi dua dan bergerak berlawanan arah. Pasangan ini disebut sentriol.
Kromatin berubah menjadi benang-benang yang tampak dengan jelas, disebut kromosom. Pada akhir
profase, kromosom membelah diri menjadi sepasang benang kromosom yang identik, disebut
kromatid, sedangkan pada sentriol terbentuk benang-benang protoplasma yang disebut aster.
- Prometafase
Membran nukleus lenyap dan gelendong meluas dari satu kutub ke kutub yang lain. Kromosom
bergerak ke ekuator gelendong.
- Metafase
Pada fase ini butir nukleolus yang masih tampak dalam fase profase tidak terlihat lagi. Pasangan
kromososm menjadi pendek dan menempatkan diri dalam bidang ekuator dengan sentriol sebagai
kutub-kutubnya.
- Anafase
Pasangan kromatid mulai memisahkan diri masing-masing ke arah kutub yang berlawanan.
- Telofase
Pada fase ini masing-masing kromatid sudah terpisah dari pasangannya dan sel mulai membelah diri
menjadi dua buah sel yang identik. Sementara itu, kromatid yang sebenarnya adalah suatu kromosom
“anak”, yang kemudian mengerut menjadi butir-butir kromatin. Nukleolus dan membran inti
terbentuk akan kembali.
 Selanjutnya, sel kembali seperti pada tahapan interase.
c. Mitosis pada sel tumbuhan
Proses mitosis pada sel tumbuhan pada hakikatnya sama, perbedaannya terletak pada:
- Tumbuhan tidak mempunyai sentrosom.
- Tahap telofase sel tumbuhan memperlihatkan terbentuknya dinding sel, sedangkan sel hewan
memperlihatkan pembentukan membran plasma.
 
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Sejarah Perkembangan Manusia
- Beberapa Penemuan Manusia Purba atau Pra Purba
Manusia adalah makhluk hidup yang berbudi dan berakal, namun ada ciri-ciri fisik manusia yang
juga dimiliki hewan, seperti adanya rambut, menyusui anaknya, mempunyai kelenjar keringat, dll.
Untuk mengetahui asal mula manusia adalah dengan mempelajari fosil.
Penemuan fosil manusia purba antara lain:
1. Australopithecus africanus merupakan fosil manusia purba yang ditemukan di Afrika Selatan
pada tahun 1924 oleh Raymond Dart seorang ahli anatomi.
2. Australopithecinae merupakan fosil manusia purba yang juga ditemukan di Afrika Selatan.
Tingginya diperkirakan 1, 5 m, volume otaknya kira-kira 600 cc, sedikit lebih besar dari pada
gorila, hidup tidak lagi di pohon-pohon.

3. Pithecantropus erectus atau Homo erectus merupakan fosil manusia purba yang ditemukan di
daerah Trinil di tepi Bengawan Solo pada tahun 1887 oleh Eugene Dubois seorang dokter
Belanda. Hidup antara 500.000 – 300.000 tahun yang lalu pada zaman Plaestosin Tengah,
volume otaknya 770 – 1000 cc, dianggap sudah mampu membuat alat berburu, menggunakan
api, dan diduga sudah dapat berbicara.

4. Sinanthropus pekinensis merupakan fosil manusia purba yang ditemukan di Peking pada tahun
1929 oleh Davidson Black dan W.C. Hidup kira-kira 500.000 tahun yang lalu, volume otaknya
antara 900 – 1.200 cc, telah menggunakan senjata yang terbuat dari tulang dan batu, juga telah
menggunakan api, struktur tubuh serupa Pithecantropus , hidup sekitar 500.000 tahu yang
lalu.

5. Homo heidelbergensis merupakan fosil manusia purba yang ditemukan di Jerman. Diduga dari
zaman Pleistosin. Setingkat dengan Pithecantropus dan Sinanthropus

6. Homo sapiens diluvialis atau manusia Cro Magnon merupakan fosil manusia purba yang
ditemukan di Perancis. Hidup sekitar 30.000 tahun yang lalu. Tinggi tegak, volume otak sama
dengan otak manusia sekarang , pandai membuat alat-alat dan ahli seni, selain batu juga
menggunakan tulang, gading dan tanduk kijang.

Persebaran Makhluk Hidup


Persebaran Makhluk hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup : Faktor
lingkungan, sejarah, dan hambatan penyebaran. Selain persebaran makhluk hidup juga berdasarkan
wilayah persebaran makhluk hidup, serta geografi tumbuhan dan hewan.

Geografi kehidupan atau biogeografi adalah pembagian wilayah berdasarkan kondisi geografis
yang berkaitan dengan dengan kehidupan yang terdapat didalamnya.

- Geografi Tumbuhan
Tumbuhan memegang peran penting dalam menentukan geografi makhluk hidup karena
tumbuhan merupakan titik awal dari rantai kehidupan. Tumbuhan sangat peka terhadap
lingkungan fisik, maka tumbuhan pada iklim yang sama mempunyai ciri yang sama.
1. Daerah tropis, matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu kecil, curah hujan tinggi
sepanjang tahun, memiliki hutan hujan torpis dan gurun.

2. Daerah Subtropis, memiliki empat musim, curah hujan sepanjang tahun, hutannya luruh
sedikit tumbuhan tinggi, jarak antar pohon tidak rapat praktis tidak ada perdu di bawahnya,
terdapat juga padang rumput.

3. Daerah beriklim dingin, pada musim panas matahari bersinar lebih dari 12 jam, pada musim
dingin malam lebih lama, terdapat padang taiga dan tundra. Padang taiga biasanya homogen
satu spesies misalnya cemara atau pinus atau pakis. Tundra adalah padang perdu dan paku.
4. Daerah kutub, perbedaan siang dan malam pada musim panas dan musim dingin sangat
besar,terdapat tundra, lumut, rumput, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil.

- Geografi Hewan
Berdasarkan kondisi geografis yang berkaitan dengan dengan kehidupan hewan yang terdapat
didalamnya, maka geografi hewan (fauna regions) di muka bumi dikelompokkan dalam 6
wilayah, yaitu:
1. Palaeartic (Eropa dan Asia Utara)
Hewan yang khas daerah ini antara lain rusa Kutub (Rangifer tarandus), anjing laut (Phoca
Vitulina), kijang (Muntiacus muntjak), bison Amerika (Bison bison), kambing (Capra
aegagrus), dan lain-lain.
2. Ethiopian (Afrika dan Semenanjung Arab)
Hewan yang khas daerah ini antara lain gajah Afrika (Loxodonta africana), gorila (Pongo
pygmeus), jerapah (Giraffa camelopardalis), zebra (Equus zebra), dan mamalia pemakan
serangga yaitu trengiling (Manis javanica).
3. Oriental (Asia Selatan dan Indonesia)
Hewan yang khas wilayah ini antara lain harimau (Panthera tigris), gajah (Elephas maximus
sumatranus), beruang madu (Helarctos malayanus), gibbon (Hylobates muelleri), tapir asia
(Tapirus indicus), dan lain-lain.
4. Australian (Australia dan sekitarnya)
Beberapa hewan khas wilayah ini antara lain kanguru (Dendrolagus pulcherrinus),
koala (Phascolarctos cinereus), dan burung kasuari (Casuarius casuarius), dan lain-lain.
5. Nearctic (Amerika Utara dan Greenland)
Hewan khas daerah ini antara lain bison Amerika (Bison bison), rusa kutub (Rangifer
tarandus), dan lain-lain.
6. Neotropical (Amerika Selatan dan Tengah)
Hewan yang terdapat di daerah ini antara lain musang (Paguma larvata), tikus (Rattus
norvegicus), Tapir gunung (Tapirus pinchaque), dan lain-lain.

Sumber:

Dewiki, S., Yuniati, S.P.K.H. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Edisi Ke-1. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aly, A; Rahma, E. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Edisi Ke-1. Bumi Aksara. Jakarta. 18-30.

Anda mungkin juga menyukai