Anda di halaman 1dari 47

Asal-usul Nenek Moyang

Bangsa Indonesia

Sima Ariani S.
Perkembangan Bumi dan Munculnya
Makhluk Hidup

Menurut M.Dj. Poesponegoro dan Nugroho


Notosusanto : sejarah alam semesta jauh lebih
panjang dibandingkan sejarah umat manusia
Manusia muncul pertama kali kira-kira 3 juta
tahun yang lalu
Pada zaman yang disebut kala plestosen
3000.000 – 10.000 tahun yang lalu
1. Asal-usul Bumi dan Makhluk hidup
Bagaimanakah proses terbentuknya alam
semesta pertama kali?

 Awal mula terbentuknya alam semesta termasuk bumi adalah


terjadinya apa yang disebut dengan teori big bang
 sebuah ledakan besar yang terjadi sekitar 13,7 miliyar tahun
yang lalu.
 Ledakan big bang ini melontarkan partikel padat dalam
jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta
 Partikel-partikel ini kemudia mengisi alam semesta ini dalam
bentuk bintang, planet, debu kosmis, meteor, energi dll:
ringkasanya membentuk sistem tata surya
 Hasil dari lontaran dasyat tersebut :
 Bumi awalnya berbentuk gumpalan bola gas yang panas dan
terus menerus berputar
 Semakin lama semakin mendingin dan akhirnya berbentuk
bola padat.
 Proses tersebut berjalan cukup panjang kurang lebih 2,5
milliar tahun, hingga mencapai keadaan seperti sekarang.
 Bumi berkembang sedemikian rupa sehingga memungkinkan
munculnya makhluk hidup
 Beberapa teori tentang munculnya kehidupan di bumi:
 Teori Harold Urey : kehidupan pertama kali terjadi di udara
(atmosfer). Pada saat tertentu dalam sejarah perkembangan
terbentuknya atmosfer yang kaya akan molekul-molekul CH 4 ,
NH3, H2, H2 O . Karena adanya loncatan listrik akibat halilintar
dan sinar kosmik terjadilah asam amino yang memungkinkan
adanya kehidupan.
Ledakan Big Bang Awal dari segalanya
Perkembangan Bumi dari Masa Ke Masa
(berdasarkan teori geologi)
Proses perkembangan bumi ini dibagi menjadi empat
tahapan masa

Masa Arkaekum
Masa Paleozoikum
Masa Mesozoikum
Masa Neozoikum
Masa Arkaekum
Masa tertua diperkirakan pada 2,5 milliar tahun
yang lalu
Keadaan bumi masih labil
Masih menyerupai gumpalan bola gas
Kulit bumi juga sedang dalam proses
pembentukan
Belum ada tanda-tanda kehidupan
Temperatur bumi masih sangat tinggi
Masa Paleozoikum
 Masa ini diperkirakan sekitar 500-245 juta tahun yang lalu
 Kondisi bumi sudah lebih stabil
 Temperatur bumi mendingin dan mulai terlihat adanya
tanda-tanda kehidupan
 Makhluk ber sel satu (mikroorganisme)
 Muncul ikan tak berahang (trilobita) hewan amfibi, dan
beberapa jenis tumbuhan gangga
 Masa ini dinamakan pula dengan zaman primer (zaman
kehidupan pertama)
Masa Mesozoikum
 Zaman sekunder (zaman kehidupan kedua)
 Diperkirakan berlangsung sekitar 245-65 juta tahun yang
lalu.
 Bumi sudah semakin stabil
 Muncul hewan bertubuh besar
 Hewan reptil dinosaurus dan gajah purba atau mamut
 Menjelang berakhirnya masa ini, mulai muncul berbagai
jenis burung dan binatang menyusuhi
 Dinosaurus menjadi penguasa pada zaman ini, namun
kemudian punah secara mendadak 65 juta tahun yang lalu.
Kepunahan masal ini diperkirakan akibat tumbukan meteor
Masa Neozoikum
 Zaman Tersier

Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Hal


terpenting pada zaman ini adalah muncul jenis hewan
primata seperti kera
 Zaman Kuarter

zaman ini dibagi menjadi dua kala, yaitu kala Pleistosen


dan kala Holosen.
Pada kala Pleistosen diperkirakan manusia purba mulai
muncul dan pada kala Holosen manusia purba telah
berkembang lebih sempurna lagi yaitu jenis Homo Sapiens
dengan ciri-ciri seperti manusia sekarang.
Kala Pleistosen
 Berlangsung antara 3.000.000- 10.000 tahun yang lalu
disebut dengan zaman es atau gasial
 Karena temperatur bumi pada saat itu sangat rendah
 Galster yang berada diwilayah Kutub Utara mencair
hingga menutupi bagian benua-benua besar seperti Asia,
Eropa, dan Amerika.
 Pecahan-pecahan es tersebut menyebar kedaerah-daerah
sekeliling benua tersebut
 Meluasnya permukaan es menyebabkan turunya
permukaan air laut 100-150 meter dari permukaan hingga
muncul daratan baru
 Hal ini memudahkan makhluk hidup berpindah tempat
dalam rangka mendapatkan makanan atau
mempertahankan hidup
 Pada Kala Pleistosen, bagian barat Kepualuan Indonesia
yang sudah mulai stabil pernah terhubung dengan daratan
Asia Tenggara, sedangkan bagian Timur seperti Pulau
Papua dan sekitarnya terhubung dengan daratan Australia.
 Daratan di wilayah barat yang menghubungkan Indonesia
dengan daratan Asia Tenggara disebut dengan Paparan
Sunda
 Diwilayah timur daratan yang menghubungkan Pulau
Papua dan pulau-pulai sekitarnya dengan Australia disebut
dengan Paparan Sahul
 Dibuktikan dengan hasil kajian yang dikembangkan oleh
A.R. Wallace yang menyelidiki tentang persebaran fauna
di kepulauan Indonesia.
 Fauna yang terdapat dip daerah Paparan Sunda (Jawa,
Sumatra, dan Kalimantan) mempunyai kesamaan dengan
fauna yang terdapat di daratan Asia
 Fauna yang terdapat di Paparan Sahul yaitu daerah Papua
(Irian) dan sekitarnya mempunyai kesamaan dengan fauna
yang terdapat di Australia
 Akan tetapi dalam perkembanganya terjadi kenaikan suhu
bumi hal ini mengakibatkan mencairnya es kutub utara yang
membentuk lautan luas dan membuat sebagian daratan
rendah yang telah terbentuk tadi tenggelam kembali. Maka
daratan yang menghubungkan dengan Australia atau dengan
Asia tenggara pu turut tenggelam kembali
 Dengan demikian wilayah Indonesia bagian Barat terpisah
kembali dengan Asia tenggara dan bagian timur terpisah
kembali dengan Australia
 Terjadinya perubahan alam di dunia ini memunculkan banyak
taori tentang kemunculan manusia purba di Indonesia.
Perkembangan Bumi dari Masa Ke Masa (berdasarkan teori
geologi)
Terbentuknya Kepulauan di Indonesia
 Lempeng yang membentuk Kepulauan Indonesia :
Lempeng Indo Australia
Lempeng Eurasia
Lempeng Pasifik
 3 lempeng tersebut bertemu pada zona tumbukan yang disebut
zona subduksi
 Pergerakan lempeng tersebut mengakibatkandaratan terpecah-
pecah
 Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah antara satu
dengan yang lainnya
 Bergerak ke selatan membentuk Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, serta pulau-pulau NTB dan kepulauan Banda
 Benua Australia sebagian pecahanya bergerak ke utara membentuk
pulau-pulau Timor, NTT, dan sebaguan Maluku Tenggara
 Subduksi antara lempeng Indoe-Australia dan Lempeng Eurasia
menyebabkan deretan pegunungan Bukit Barisan di Pulau
Sumatradan deretan gunung ber api di sepanjang pulau Jawa, Bali,
Asal-usul dan Migrasi Manusia Purba ke
Indonesia
 Fenomena alam yang keras dan tidak stabil memaksa
manusia meningkatkan kemampuan fisik dan akal budinya
untuk selalu menyesuaikan diri agar bisa bertahan hidup.
Termasuk perubahan fisik yang menonjol adalah
perkembangan otak.
 Otak manusia semakin berkembang sejalan dengan
tantangan-tantangan hidup yang lebih kompleks dan upaya
bertahan hidup
Charles Darwin (1809-1882)
 On The Origin of Species (Asal-usul Spesies)
terbut pada tahun 1859
 Evolusi makhluk hidup, termasuk manusia.
 Aneka organisme termasuk manusia bukanlah
hasil penciptaan yang seketika, melainkan
terbentuk dari proses yang panjang selama
ribuan bahkan jutaan tahun, melalui sistem
seleksi alam (survival of the fittest), yang
disebut dengan proses evolusi
 Manusia sekarang adalah bentuk serupa dari
sisa-sisa kehidupan purbakala yang
berkembang dari jenis bangsa kera.
 Dari rumpun tersebut lahir simpanse, gorila,
orang utan, dan manusia. Dengan kata lain
manusia dari kera
 Perkembangan makhluk hidup tahp demi tahap
itu salah satunya dibuktikan dengan temuan
fosil manusia purba serta binatang dan
tumbuhan purba di berbagai tempat di bumi
ini.
Teori Darwin
Asal-usul Manusia Purba di Indonesia
Secara garis besar ada beberapa teori yang menjelaskan asal-
usul manusia purba di Indonesia :
Teori Out of Afrika
Teori Out of Yunnan
Teori Out of Nusantara
Teori Out of Taiwan
Teori Out Of Afrika
 Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika
 Mereka menyebar ke seluruh penjuru bumi sejak ± 200.000 tahun yang
lalu baik melalui jalur darat maupun jalur laut
 Alasan melakukan migrasi diduga karena krisis pangan, karena
kekeringan yang berkepanjangan
 Ada dua rute persebaran:
Pertama : jalur selatan yang meliputi sepanjang pesisir India, Tiongkok
hingga Nusantara dan Australia
Kedua : rute utara yang melewati lembah Nil dan Sinai lalu menyebar
kedaratan Eurasia
 Sekitar 4000 tahun yang lalu mereka masuk ke Nusantara
 Diberkuat dengan adanya bukti DNA, yang menunjukkan bahwa
sebagian besar proses evolusi berlangsung di Afrika
 Namun diragukan kebenaranya karena ditemukan fosil Homo
neanderthalensis di gua-gua spanyol pada 1942 makhluk ini
diperkirakan se zaman dengan penyebaran manusia Afrika
Teori Out of Yunnan
 Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, Cina Bagian
Selatan
 Teori ini didukung oleh beberapa sarjana seperti, Prof. Dr. H. Kern,
Robert Barron von Heine Geldern N.J. Krom dan Moh. Ali.
 Prof. Dr. H. Kern menyoroti adanya kesamaan bahasa. Menurutnya
Bahasa Melayu yang berkembang di Nusantara serumpun dengan
bahasa yang ada di Kamboja. Hal ini menunjukkan bahwa
penduduk kamboja mungkin berasal dari daratn Yunnan dengan
menyusuri sungai Mekong.
 Robert Barron von Heine Geldern menyoroti adanya kesamaan
artefak . Kapak tua yang ditemukan di wilayah Nusantara memiliki
kemiripan dengan kapak tua yang ada di Asia Tengah. Hal ini
menunjukkan adanya migrasi oenduduk dari Asia tengah (Yunnan)
ke Kepulauan Nusantara.
 Menurut Teori Yunnan, orang-orang Yunnan datang ke
Kepulauan Nusantara dalam tiga gelombang utama, yaitu
Melanosoid, Proto Melayu, Deutro Melayu
Teori Out of Yunnan
(Melanosoid )
 Masuk ke Papua pada akhir zaman es sekitar 70.000 SM
 Ciri-ciri :

Memiliki warna kulit hitam


Memiliki postur tubuh yang kekar
Memiliki rambut yang keriting atau ikal
Memiliki bibir yang mancung dan bibir tebal
Teori Out of Yunnan
(Proto-Melayu)
Masuk ke Indonesia pada tahun 1500 SM baik
melalui jalur darat ataupun jalur laut
Mewarisi kebudayaan paleolitikum
Keturunan proto-melayu yaitu suku dayak dan
suku toraja
 ciri-ciri
Kulit berwarna kuning kecoklatan
Berambut lurus Bermata sipit
Teori Out of Yunnan
(Deutro-Melayu)
Masuk ke Nusantara tahun 300-400 SM
Masuk ke Nusantara dengan kebudayaan barat dengan
tingkat kebudayaan lebih maju lagi
Mewarisi kebudayaan perunggu yang disebut dengan
kebudayaan Dong Son
Keturunanya Melayu dan Bugis
Ciri-ciri
Rambut lurus berwarna hitam, Bola mata berwarna coklat,
Mata sipit, Kulit putih cenderung kuning dan sawo matang,
Tulang rahang lebih kecil dari Proto Melayu Tubuh yang
cenderung kecil
Teori Nusantara
 Asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Indonesia itu sendiri
 Pendukung teori ini mengajukan dua alasan:
 bangsa melayu telah memiliki peradaban tinggi sehingga tidak
memerlukan migrasi atau kedatangan bangsa asing ke wilayah
Nusantara
 banyak fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia

 Manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah


Meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus erectus, dan jenis
manusia homo (homo wajakensis, homo floresiensis)
 Menurut Teori Nusantara Indonesia merupakan keturunan Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis yang sebelumnya berevolusi
secara berturut-turut dari Meganthropus dan Pithecanthropus
 Ketika Nusantara dimasuki oleh ras-ras pendatang baru dari
luar Nusantara Homo Soloensis dan Homo Wajakensis tidak
punah melainkan melebur melalui proses kawin-mawin
dengan ras pendatang baru.
 Dari proses tersebut lahirlah manusia Indonesia seperti
sekarang
 Pandangan tersebut berlawanan dengan pandangan umum
atau populer bahwa manusia purba jenis Homo tersebut telah
punah atau dalam proses kepunahan ketika ras-ras pendatang
baru tiba.
 Faktor kepunahhanya adalah keterbatasan otak untuk
membuat strategi-strategi baru untuk menyesuaikan diri
dengan alam termasuk keterbatasan menggunakan otak
untuk mengatasi berbagai penyakit yang timbul.
Teori Out Of Taiwan
 Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Taiwan
 Persamaan rumpun bahasa Austronesia
 Penutur bahasa Austronesia merupakan bangsa maritim
yang menghabiskan banyak waktu untuk berkelana dari
satu pulau ke pulau lainya
 Migrasi bangsa Austronesia dari Taiwan terjadi sekitar
5000 tahun lalu
 Tiba di Filipina sekitar tahun 4.500 hingga 3000 SM
 Dari Filipina sekitar tahun 3000 hingga 2000 SM mereka
berimigrasi ke Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Jawa,
Sumatra, Nusa Tenggara, Papua bagian Barat.
 Budaya lain yang dibawa adalah bercocok tanam,
berternak, pembauatn gerabah dan perhiasan
Proses Migrasi Manusia Purba ke Indonesia
 Prof Kern menyebutkan bahwa keberadaan manusia purba
di Indonesia adalah melalui proses migrasi dari Yunnan itu
 Keinginan untuk mencari atau mengejar binatang buruan
atau untuk mencari makanan
 Menghindari fenomena alam yang belum stabil pada saat
itu.
 Terdapat dua macam proses migrasi
 Migrasi yang berjalan lambat dan berlangsung dengan
sendirinya
 Migrasi yang berlangsung cepat dan mendadak
Migrasi yang berjalan lambat dan
berlangsung dengan sendirinya
 Proses migrasi berjalan lambat adalah proses migrasi yang
didasarkan pada proses perkembangan manusia itu sendiri
 Seperti kebutuhan untuk mencari daerah yang lebih aman,
subur, dan lebih mudah untuk memperoleh makanan untuk
mempertahankan hidup yang dilakukan oleh manusia
purba
Migrasi yang berlangsung cepat dan
mendadak
 Migrasi yang berlangsung cepat dan mendadak seringnya
terjadi pada masyarakat modern
 Seperti keharusan mencari tempat tinggal baru karena yang
lama telah hancur akibat bencana alam, kelaparan, perang,
penyakit menular, dsb
 Proses migrasi rumpun bangsa melayu yang terdiri dari
rumpun Melayu Tua dan Rumpun Melayu Muda ke
Indonesia
Migrasi bangsa Melayu Tua (Proti-Melayu)
 Bangsa melayu tua masuk ke Indonesia melalui dua
jalurdari sebelah barat melalaui Semenanjung Melayu
menuju Sumatra, lalu menyebar ke seluruh Indonesia
 Dari sebelah timur melalui Filipina menuju Sulawesi dan
menyebar ke seluruh Indonesia
 Bangsa Malayu Tua ini kemudain terdesak ke arah timur
Indonesia setelah masuknya bangsa Melayu Muda
 Suku dayak, Tiraja, Batak, dan Papua
Migrasi bangsa Melayu Muda (deutro-
melayu)
 Mereka masuk ke Indonesia hanya melalui jalur barat
 Dari semenanjung Melayu menuju Sumatra dan kemudan
menyebar ke Indonesia
 Jawa, Bugis, Minang
Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia
 Tidak satupun dari keempat Teori yang paling benar dari
yang lainnya.
 Disebabkan karena ilmuan memiliki data yang terbatas,
termasuk catatan tertulis
 Bukti-bukti yang ada hanya berupa fosil-fosil dan benda-
benda peninggalan manusia praaksara yang penafsiran
atasnya berbeda-beda anatara satu ilmuan dan ilmuan
lainnya
 Penelitian tentang sejarah kehidupan di bumi, zaman lampau
yang telah menjadi fosil di Indonesia pertama kali dilakukan
oleh Eugene Dubois
 Menurut dugaanya bahwa manusia purba pasti lebih suka
hidup di daerah tropis pada tahun 1887 ia berangkat ke
Indonesia (Hindia-Belanda)
 Eugene Dubois mula-mula menyelidiki gua-gua di Sumatra
Barat
 Mendengar adanya penemuan tengkorak manusia di Wajak
pada tahun 1889 ia memindahkan kegiatan penelitianya ke
Pulau Jawa. Menemukan sisa manusia purba di
Kedungbrubus dan Trinil
 Temuan pertama kali yang diumumkan adalah fisil atap
tengkorak Phitecanthropus erctus dari Trinil yang ditemukan
pada tahun 1891
 Jenis manusia purba yang ada di Indonesia
 Meganthropus
 Pithecanthropus
 Homo
Meganthropus

 Von Koenigswald menemukan fosil tersebut di Desa Sangiran, lembah Bengawan


Solo. Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan (dengan
kedua geraham muka dan geraham bawah), rahang atas sebelah kiri (dengan geraham
kedua dan ketiga), dan gigi lepas.
 Oleh karena fosil tersebut berukuran sangat besar dan menyerupai raksasa, maka
von Koenigswald menyebutnya Meganthropus Paleojavanicus.
 Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata mega yang berarti besar, anthropus
yang bermakna manusia, paleo berarti tertua, dan javanicus artinya Jawa.
 Ciri-ciri,:
 Tulang pipi tebal Kening menonjol
 Tidak memiliki dagu
 Gerahamnya besar-besar
 Berbadan tegap
 Bentuk muka diduga masif
 Memakan tumbuh-tumbuhan dan umbi-umbian
 Otot kunyah sangat kuat
 Kepala bagian belakang sangat menonjol
Phitecanthropus
 Eugene Dubois mengawali temuan fosil Pithecanthropus erectus di Desa
Kedungbrubus
 Temuannya berupa fragmen rahang yang pendek dan sangat kekar, dengan sebagian
prageraham yang masih tersisa.
 Penggalian yang dipimpin oleh Eugene Dubois di Trinil dilakukan pada endapan
alluvial Bengawan Solo
 Ciri-ciri
 Tinggi badan antara 165-180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap tetapi
tidak setegap Homo erectus
 Alat-alat pengunyah tidak sekuat homo erectus
 Geraham besar, rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi dari
pelipis ke pelipis
 Dagu belum ada
 Hidung besar
 Perkembangan otak belum menyamai homo
 Perkembangan kulit otak masih kurang, terutama pada bagian-bagian yang
berhubungan dengan fungsi otak yang tinggi dan koordinasi otot yang cermat. Oleh
karena itu, muka terlihat menonjol ke depan, dahi miring ke belakang, bagian
terlebar pada tengkorak masih terdapat di dekat dasar tengkorak dan belakang
kepalanya masih membulat
 Volume otak berkisar antara 750-1.300 cc
Homo
 Fosil manusia dari jenis Homo adalah Homo Wajakensis dan
Homo Floresiensis
 Temuan jenis Homo Sapiens merupakan kelanjutan dari tahap
evolusi
 Temuan fosil awal yang paling tua Homo Wajakensis
 Fosil manusia wajak pertama ditemukan oleh Van
Rietschoten di Campur darat Jawa Timur tahun 1889
 Dubois menemukan fosil kedua dari manusia wajak antara
lain berupa tengkorak dengan gigi manusia wajak
diperkirakan hidup sekitar 11.000 tahun lalu
 Ciri-ciri:
 Tinggi badan 170 cm
 Volume otak sekitar 1.550-1650 cc
 Bermuka lebar dan berhidung lebar tetapi rata
 Rahang bawah dan gigi berukuran besar
Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara

Masa Berburu (Food gathering)

Masa Bercocok Tanam (Food Producing)

Masa Perundagian
Masa Berburu (Food Gathering)

Mata pencaharian berburu dan

Ciri
mengumpulkan makanan

Nomaden

Pada perkembangannya ada yang


hidup di gua atau tepi pantai

Senjatanya masih dari bahan kasar


( tulang, batu)
Masa Bercocok Tanam (Food Producing)
 Mulai menetap pada suatu tempat
dan memproduksi makanan sendiri
 Mulai mengenal sistem
pertumbuhan pohon dan membuka
lahan
 Jika tanah tidak subur, mereka
akan berpindah lagi (semi
nomaden)
 Membuat alat-alat bercocok tanam,
seperti : mata panah, beliung
persegi, gerabah, kapak lonjong,
dan perhiasan.
Perundagian
 Mulai tinggal di sebuah
perkampungan dalam
waktu yang lama
 Memiliki kemampuan
mengolah alat logam,
seperti cincin
 Ada sistem barter untuk
mendapatkan logam
Megalitikum (batu besar)
 Megalitikum berasal dari kata mega dan lithos.
Kata mega berarti besar dan lithos berarti batu, jadi
megalitikum berarti zaman batu besar. Pada zaman
megalitikum manusia telah mengenal kepercayaan
walaupun masih pada fase awal yaitu kepercayaan
terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan ini muncul
karena pengetahuan manusia pada saat itu kian meningkat.
 Masa Megalitikum berbeda dengan masa batu lainnya
karena tidak bisa dimasukkan dalam kelompok periodesasi
praaksara Indonesia
 Ciri khas pada masa ini adalah adanya benda kebudayaan
berbentuk batu besar yang dibangun dengan tujuan tertentu
Periodisasi Zaman Megalithikum

Menurut von Heine Geldern, kebudayaan megalitikum yang


menyebar hingga ke Indonesia mengalami 2 gelombang,
diantaranya :

 Megalith Tua yaitu menyebar ke Indonesia pada masa


neolitikum (2500 – 1500 SM) yang dibawa oleh
pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu).
Contoh bangunan megalith tua adalah punden berundak
dan arca statis. 

 Megalith Muda yaitu menyebar ke Indonesia pada zaman


perunggu (1000-100 SM) yang dibawa oleh kebudayaan
Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunannya adalah
peti kubur batu, dolmen, waruga sarkofagus dan arca
dinamis.
Hasil Kebudayaan pada Masyarakat
Praaksara Tingkat Lanjut: Tradisi Lisan
Jalur Rempah di Indonesia pada Masa
Praaksara
 Nenek moyang bangsa Indonesia sejak 4.500 tahun lalu
meninggalkan warisan tak ternilai, yaitu jalur rempah
 Nusantara menjadi titik nol dari semua tata niaga rempah dunia
 Cengkih, pala, cendana dibagian timur Nusantara
 Lada, mrica, kemenyan, dan kapur barus di belahan barat Nusantara
 Karena rempah-rempah Nusantara dunia mengalami kemajuan
teknologi pelayaran dan maritim dunia, yang melahirkan era
penjajahan samudra
 Disetiap simpul jalur rempah terjadi perjumpaan lintas suku bangsa
yang menghasilkan pertukaran budaya, politik, agama, dan kesenian.
Dengan demikian jalur rempah mengubah peradaban dunia
 Namun warisan berharga tersebut hampir hilang karena dunia
termasuk kita lebih mengenal dengan jalur sutra yang dirintis orang
Tiongkok
Jalur Rempah di Indonesia pada Masa
Praaksara
 Pada masa praaksara wilayah yang dilintasi jalur remoah
membentang sampai Sri Langka, India, Afrika, dan
Madegaskar
 Nenek moyang kita juga membawa rempah ke Asia
Tenggara termasuk ke Campa (Vietnam dan Kamboja
sekarang)
 Terbukti dengan penemuan benda-benda logam dari Dong
Son (Vietnam) di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan
Papua
Jalur Rempah di Indonesia pada Masa
Praaksara

Anda mungkin juga menyukai