1 - 1)
Bumi Sebagai
Suatu Sistem
POKOK BAHASAN :
Bab 01 ini akan mengantarkan kita kepada beberapa pengertian tentang
bagian-bagian bumi dan komponennya, di samping aspek dan metoda
keilmuan yang digunakan untuk mencoba memahami kejadian alam serta
bagaimana energi didistribusikan dan digunakan di bawah dan di
permukaan bumi.
Dengan demikian saudara diharapkan memahami tentang hal-hal berikut:
Apa yang disebut dengan Sistem Bumi?
Apa saja komponen dasar pembentuk bumi?
Bagaimana cara mempelajari ilmu kebumian secara ilmiah?
Apakah perbedaan antara hipotesis dan teori?
Apa hubungan antara asteroid dengan kepunahan sebagian dari
kehidupan di bumi (dinosaurus?)
Apa perbedaan antara paham katatropisme dan uniformitarianisme?
Dari mana sumber-sumber energi yang utama pada sistem bumi?
Bagaimana memanfaatkan ilmu kebumian (geologi) bagi kemaslahatan
ummat?
1.1. Pendahuluan
Secara lengkap definisi dan batasan ilmu Geologi adalah ilmu alam yang
mempelajari tentang interaksi antara batuan di bawah dan di permukaan
termasuk di dalamnya air yang mengisi bagian hidrosfer (sungai, danau dan
lautan), serta proses-proses yang terjadi di atmosfer bumi.
Mengapa demikian?
Karena komponen tersebut di atas secara bersama-sama telah
mempengaruhi sistem bumi dan membentuk lingkungan bagi kehidupan
pada dan di dekat pemukaan bumi (biosphere). Seluruh komponen tidak
bisa berdiri sendiri.
Dr. Ir. Yunus Ashari, MT. (Hal. 1 - 2)
Sebagai contoh, hujan yang jatuh di darat lebih banyak dihasilkan dari
penguapan air laut oleh sinar matahari. Tanpa hujan dan sinar matahari,
batuan tidak akan lapuk membentuk tanah, tanpa tanah tetumbuhan akan
sulit tumbuh dan berkembang, dan tidak ada komponen yang menyerap ga
beracun CO2 yang kita hembuskan dan oksigen yang perlu kita hirup, dst.
Contoh di atas merupakan sebagian kecil dari peristiwa maha-kompleks
yang terjadi di bumi, yang di dalamnya menyimpan misteri. Sebagian misteri
tersebut telah terkuak secara perlahan-lahan. Bumi, sebuah planet bagian
dari sistem tata surya matahari, di samping menyimpan keindahan juga
menyimpan potensi malapetaka (Gambar 1.1 dan 1.2).
Berikut ini akan dibahas suatu kasus penemuan ilmiah, yang diawali
dengan pengamatan dalam satu penelitian yang dilanjutkan oleh peneliti
lain atau penemuan lain sehingga kaitan dan hubungan dengan ide dasar
hipotesis saling terkait dan saling memperkuat.
Kepunahan Dinosaurus
Sebuah tim ahli yang diketuai oleh pasangan anak – bapak, yaitu Luis dan
Walter Alvarez, mengajukan hipotesis bahwa punahnya dinosaurus adalah
akibat tumbukan antara bumi dengan benda langit (asteroid). Peristiwa
tersebut diduga terjadi pada 65 juta tahun yang lalu.
Hipotesis tersebut dibangun atas dasar pengamatan, sebagai berikut:
Dinosaurus hilang dari muka bumi relatif tiba-tiba, yang diduga terjadi
pada 65 juta tahun yang lalu.
Kejadian tersebut berlaku di seluruh bagian bumi, pada saat yang
bersamaan.
Dijumpainya unsur iridium, yang termasuk ke dalam jenis unsur jarang.
Berdasarkan penanggalan isotop (dating) diketahui ada di dalam lapisan
batuan di permukaan bumi berumur 65 juta tahun.
Unsur Iridium diketahui dapat dijumpai di dalam jumlah banyak pada
batuan yang berasal dari luar angkasa seperti meteorit, asteroid, dan
komet.
Gambar 1.3.
Asteroid Gaspra
diamati dari
pesawat ruang
angkasa Galileo,
pada bulan Oktober
1991. Panjang
asteroid ini
diperkirakan 18 mil
(27 km). (Sumber
Foto: NASA).
Gambar 1.4.
Ilustrasi artistik yang memperlihatkan sebagian jenis dinosaurus yang diperkirakan hidup
Awal Cretaceous. Dari kiri ke kanan: Leaellynasaura, Allosaurus, Muttaburrasaurus,
Pterosaurus (terbang), ankylosarus, atlascopcosaurus dan ornithomisaurus. (Sumber:
Original artwork by Peter Trusler; USGS reproduced with permission of the Australia Post.)
Yunus Ashari, Ir, MT. (Hal. 1 - 2)
Sebagai contoh rekahan pada batuan lempung (lumpur sawah) yang kering
(Gambar 1.5.), ternyata terjadi juga pada masa lampau di sebuah dinding
batu penambangan Baker (Baker quarry) West Virginia – USA (Gambar
1.6), usia batuan tersebut diketahui lebih dari 400 juta tahun. Ini berati
rekahan lumpur tersebut terbentuk pada 400 juta tahun yang lalu.
Gambar 1.7.
Foto matahari yang diabadikan oleh NASA
Goddard Space Flight Center.
Yunus Ashari, Ir, MT. (Hal. 1 - 4)
Gambar 1.8.
Perpindahan panas sebagai akibat dari
arus konveksi (sumber: USGS Dynamic
Earth).
Aliran panas di permukaan bumi menunjukkan bahwa panas keluar dari
dalam interior bumi secara konduksi melalui tubuh batuan yang padat.
Desakan lelehan pijar batuan vulkanik pada gunungapi adalah contoh lain
adanya arus konveksi dari dalam bumi. Arus konveksi ini terjadi pula di
bagian atas interior bumi (mantle) dan memicu pergerakan kerak bumi yang
dikenal sebagai pergerakan tektonik lempeng. Hal ini selanjutnya digunakan
untuk menjelaskan bagaimana gunungapi terdistribusi atau di mana pusat-
pusat gempa tersebar di belahan bumi (Gambar 1.9).
Yunus Ashari, Ir, MT. (Hal. 1 - 5)
Gambar 1.9.
Distribusi gempa di belahan bumi (noktah hitam)