Anda di halaman 1dari 32

Stratigrafi

Evan Sugiarto Afil


Tim Olimpiade Ilmu Kebumian
Indonesia
Stratigraphy (The Science of Rock Strata)

• Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah,


komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan tanah dan interpretasi
lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan
sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau
korelasi antarlapisan yang berbeda dapat
dikembangkan lebih lanjut studi
mengenai litologi (litostratigrafi),
kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif
maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi
kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran
lapisan batuan (wikipedia.com)
Stratigraphic Law / Hukum Stratigrafi
• 1. Hukum Uniformtarianism (James Hutton, 1927-1979)
• 2. Hukum Initial / Original Horizontality (Nicolaus Steno,
1669)*
• 3. Hukum Superposisi (Nicolaus Steno, 1669)
• 4. Hukum Lateral Continuity (Nicolaus Steno, 1669)
• 5. Hukum Lateral Accretion (Johannes Walther, 1894)
• 6. Hukum Cross Cutting Relationship (Nicolaus Steno, 1669)
• 7. Hukum Inklusi
• 8. Hukum Strata Identified by Fossil (William Smith)
• 9. Hukum Biotic Succession (Abbe Giroud-de Soulavie)
1. Hukum Uniformtarianism
• Hukum ini berbunyi bahwa proses geologi yang berlangsung
pada masa ini juga bekerja pada masa lalu. Intensitas masing
masing proses geologi tersebut bisa sama, lebih kecil atau
lebih besar
• Contoh :
• Jika pada masa kini dijumpai letusan gunung api yang
menghasilkan endapan piroklastik, maka pada masa lalu juga
dapat dijumpai letusan gunung api yang menghasilkan batuan
piroklastik
• Jika pada masa kini dijumpai koral penyusun reef (terumbu
karang) hidup di laut dangkal. Apabila dijumpai batuan yang
tersusun oleh batugamping koral di puncak bukit, maka dapat
kita interpretasikan bahwa pada saat pembentukan batuan
tersebut lingkungan pengendapannya berupa laut dangkal
2. Hukum Initial / Original Horizontality
• Pada waktu baru terjadi, endapan akan teronggok oleh
pengaruh gravitasi, mengikuti permukaan alas
pengendapan dan mempunyai permukaan endapan yang
horizontal, menerus, dan membaji di tepian cekungan.
• Sebagai implikasinya apabila lapisan telah mempunyai
kemiringan, maka dapat dikatakan lapisan tersebut sudah
mengalami gaya tektonik aktif yang menyebabkan batuan
tidak lagi horizontal. Pada kenyatannya banyak lapisan
batuan yang sejak awal pembentukannya sudah
mempunyai kemiringan, contohnya endapan endapan atau
batuan yang terbentuk di sekitar tubuh gunung api strato
pada suatu lereng bawah laut
2. Hukum Initial / Original Horizontality
• Dapat dikatakan bahwa sebagian besar pada
daerah tektonik aktif, semua lapisan sudah
dalam keadaan miring.
3. Hukum Superposisi
• Hukum superposisi menyatakan bahwa dalam kondisi
normal (tidak mengalami gangguan), batuan yang lebih
dulu terbentuk akan ditutup oleh batuan batuan yang
terbentuk sebelumnya. Dalam suatu kolom litologi atau
stratigrafi batuan yang berada dibawah adalah batuan yang
tertua sedangkan batuan yang teratas merupakan batuan
termuda.
• Apabila urutan batuan tersebut telah mengalami gangguan
tektonik sehingga mengalami pemiringan dan perlipatan
maka belum tentu batuan yang terbawah merupakan yang
tertua atau yang teratas merupakan batuan termuda
• Perlu metode facing. Facing dapat dilakukan dengan
melihat gradasi tekstur batuan dan struktur sedimen
batuan seperti sole-top mark, crossbedding, serta fosil jejak
4. Hukum Lateral Continuity
• Pada suatu urutan batuan dalam kondisi
normal lapisan batuan akan melampar ke
semua arah secara lateral. Makin jauh dari
sumber material sedimen pembentuk batuan
maka makin tipis lapisan batuan yang
dijumpai atau bahkan lapisan batuan tersebut
tidak dijumpai lagi. Pembajian dapat dijumpai
pada tepi cekungan
5. Hukum Lateral Accretion
• Koreksi dari Original Horizontality. Dalam pengendapan
normal, maka perlapisan batuan akan mengalamu
pertumbuhan ke arah lateral daripada ke arah vertikal.
Pembajian tidak hanya dijumpai pada tepian cekungan
tetapi juga dijumpai pada dasar cekungan.
• Dampak dari hukum ini adalah lapisan batuan yang
lebih tua tidaklah selalu dijumpai di bawah lapisan
yang lebih muda. Batuan yang lebih tua dapat dijumpai
lebih bawah, sejajar, bahkan berada di posisi yang lebih
atas dari batuan yang lebih muda
6. Hukum CrossCutting Relationship
• “Sesuatu” yang dipotong akan mempunyai
umur lebih tua dibanding dengan yang
memotong. Sesuatu disini dapat berupa
batuan beku / intrusi, atau struktur geologi
seperti sesar dan lipatan.
7. Hukum Inklusi
• Batuan yang menginklusi selalu lebih tua
daripada yang diinklusi. Contoh : Apabila ada
fragmen batupasir pada tubuh batuan beku
granit. Maka pasir-> inklusi. Granit ->
diinklusi. Dapat disimpulkan bahwa batupasir
akan lebih tua daripada Granite
8. Hukum Strata Identified by Fossil
• Lapisan batuan / Strata yang memiliki
kandungan fossil yang sama akan memiliki
umur yang sama pula
9. Hukum Biotic Succession
• Pada batuan yang berurutan akan dijumpai
kandungan fossil yang secara vertikal bersifat
sistematis dan tidak dapat berulang kembali.
Umumnya fossil yang lebih tua lebih
sederhana daripada fossil yang lebih muda
(lebih kompleks)
Ketidakselarasan (Unconformity)
• Unconformity adalah kontak antara 2 litologi
batuan yang berbeda umur yang
mengindikasikan bahwa sedimentasi tidak
menerus antara 2 litologi itu.
• Gampangnya adalah litologi yang lebih tua
terekspos dan tererosi sebelum atasnya
diendapi oleh batuan yang lebih muda.
• Terdiri dari Disconformity, Nonconformity,
Paraconformity, Angular Unconformity
Disconformity
Nonconformity
Paraconformity
Angular Unconformity
Kolom Stratigrafi
Fasies Pengendapan
• Suatu tubuh batuan sedimen yang terbentuk
sebagai hasil satu periode pengendapan,
mempunyai ciri geometri, litologi, struktur
sedimen, dan fosil yang khas.
Hubungan Vertikal Antar Fasies
Sedimenter
Latihan Soal
Latihan Soal
Latihan Soal
Daftar Pustaka
• Slide Moch. Indra Novian, S.T, M.T, Teknik
Geologi Universitas Gadjah Mada
• Naskah TO OSN 2014 Tim Olimpiade
Kebumian Jawa Timur
• Google
• Wikipedia

Anda mungkin juga menyukai