1. NI MADE ASIH F 121 15 0 2. FIRNA F 121 17 058 3. MUH FAUZAN F 121 17 067 Tsunami Tsunami merupakan gerakan badan air yang disebabkan perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut dapat disebabkan oleh gempa yang berasal dari bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau di laut atau meteor. Gelombang tsunami mampu merambat ke segala arah. Energi yang terdapat dalam gelombang tsunami sangatlah besar. Tsunami terkadang dianggap sebagai gelombang air pasang. Hal tersebut karena saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih mirip air pasang yang tinggi daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai. Akan tetapi, sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air laut. Gelombang tsunami mampu merambat ke segala arah. Di laut yang dalam, gelombang tsunami merambat dengan kecepatan mencapai 1000 km per jam, menyamakan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut yang dalam hanya berkisar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terlalu terasa oleh kapal yang sedang berada di laut.Akan tetapi, ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun. Namun, ketinggiannya sudah meningkat sampai puluhan meter. Penyebab Terjadinya Tsunami 1. Gempa dibawah laut Gempa bumi bawah laut yang menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa bumi yang memenuhi kriteria seperti berikut : • Pusat gempa kurang dari 30 kilometer dibawah permukaan laut • Gempa bumi yang berkekuatan minimal 6,5 SR • Gempa bumi yang diakibatkan pola sesar naik atau turun 2. Meletusnya Gunung Berapi Letusan dari gunung berapi mampu menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi). Meskipun sangat jarang terjadi, tsunami yang disebabkan letusan gunung berapi berdampak sangat dahsyat. Ditambah lagi jika posisi gunung berapinya ada di bawah laut. 3. Longsor Bawah Laut Longsor bawah laut umumnya terjadi akibat hantaman antara lempeng benua dan lempeng samudera yang disebabkan gempa dan perubahan air laut. Keadaan ini membentuk paling laut secara tiba-tiba mempengaruhi pergerakan volume air yang mendadak. Pada skala tertentu bisa menyebabkan tsunami. Ciri- ciri tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut adalah gempa yang berskala kecil tapi mampu mengakibatkan tsunami yang dahsyat. Potensi Bencana Stunami Teluk Palu Parameter awal Gempa Donggala-Palu 2018 menjadi basis BMKG mengerjakan simulasi tsunami (modelling) berdasarkan sistem yang telah menjadi standar bagi lembaga-lembaga geofisika. Meski mekanisme sumber gempa ini adalah pematahan mendatar (strike slip), namun terdapat komponen kecil pematahan naik (uplift). Tsunami selalu dihasilkan dari naik atau turunnya dasar laut setempat dalam skala tertentu, dimana makin besar kenaikan/penurunannya maka kian dahsyat pula tsunaminya. Secara kasar, geometri sumber Gempa Donggala-Palu 2018 adalah persegi panjang sepanjang 100 kilometer yang berorientasi utara-selatan.Hasil simulasi BMKG memperlihatkan pesisir Teluk Palu bagian barat dan selatan, yang mencakup sebagian Kabupaten Donggala dan Kota Palu, berpotensi dilanda tsunami dengan prakiraan ketinggian 60 cm. Sementara pesisir timur Teluk Palu berpotensi dilanda tsunami yang prakiraan ketinggiannya 40 cm. Sedangkan pesisir Kabupaten Mamuju berpotensi dilimbur tsunami yang tingginya diprakirakan 30 cm (sebelah utara) dan 10 cm atau kurang (sebelah selatan). Hasil simulasi BMKG tentang potensi tsunami di kawasan Teluk Palu, yang dipublikasikan dalam 4 menit pasca awal Gempa Donggala-Palu 2018. Angka- angka dalam warna hitam menunjukkan prakiraan tinggi tsunami dalam cm dpl. Sementara angka berwarna merah adalah hasil observasi tinggi tsunami sesungguhnya dari stasiun pasangsurut Majene. Sumber: BMKG, 2018. Analisa Bencana Tsunami Terjadinya tsunami besar di kota Palu, yang bertolak belakang dengan prakiraan tinggi tsunami maksimum produk simulasi BMKG (ketinggian 60 cm) memperlihatkan ada mekanisme lain yang bekerja dalam membangkitkan tsunami ini. Karena jika hanya murni berasal dari pergerakan kerak bumi akibat gempa, tentunya tinggi tsunaminya tidak sebesar itu. Mekanisme lain tersebut kemungkinan besar adalah kejadian longsor massif di dasar laut yang dipicu oleh gempa bumi. Kemungkinan besar terdapat tebing-tebing curam di dasar laut lepas pantai barat Kabupaten Donggala bagian timur. Tebing-tebing curam itu dipahat oleh aktifnya sesar geser Palu-Koro nan legendaris, yang tepat melintas di sini. Manakala gempa mengguncang, tebing-tebing tersebut menderita getaran sangat keras hingga melampaui ambang batas getaran yang bisa ditahannya, yakni dalam skala intensitas 6 hingga 7 MMI (Modified Mercalli Intensity). Analisis USGS memperlihatkan tebing dasar laut di sebelah barat episentrum gempa mengalami getaran hingga sekeras 7 – 8 MMI. Getaran sangat keras itu membuat tebing-tebing runtuh melorot sebagai longsor dasar laut dalam volume massif. Peristiwa longsor besar itu membuat kolom air laut setempat bergolak dan sebagai upaya untuk memulihkannya maka perairan itu menjalarkan olakan tersebut ke segenap arah sebagai tsunami.Tsunami yang diproduksi oleh longsor massif di dasar laut bukanlah hal yang aneh meski tergolong jarang. Mitigasi Bencana Tsunami 1. Lakukan upaya-upaya perlindungan kepada kehidupan, infrastruktur dan lingkungan pesisir. 2. Meningkatkan pemahaman dan prasenserta masyarakat pesisir terhadap kegiatan mitigasi bencana gelombang pasang. 3. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana 4. Meningkatkan koordinasi dan kapasitas kelembagaan mitigsi bencana 5. Menyusun payung hukum yang efektif dala upaya mewujudkan upaya- upaya mitigasi bencana yaitu dengan jalan penyusun produk hukum yang mengatur pelaksanaan upaya mitigasi, pengembangan peraturan dan pedoman perencanaan dan pelaksanaan bangunan penahan bencana, serta pelaksanaan peraturan dan penegakan hukum terkait mitigasi. 6. Mendorong keberlanjutan aktivitas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui melakukan kegatan mitigasi yang mampu meningkatkan nilai ekonomi kawasan, meningkatkan keamanan dan kenyamanan kawasan pesisir untuk kegiatan perekonomian. Sekian dan terima kasih