Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL GEOREFERENSING

GEOPLANNING DAN DESAIN

Disusun Oleh:

Nama : Ayunafida Adid


NPM : 5211511103
Kelas : C

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Perencanaan Wilayah dan Kota tidak bisa terlepas dari masalahpencitraan peta. Peta
adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baikyang terletak di bawah permukaan
dan disajikan pada bidang datar pada skaladan proyeksi tertentu (secara matematis). Dalam
Perencanaan Wilayah dan Kota, mahasiswa dituntut untuk dapat mengetahui hal-hal
mengenai peta, baik itu mempelajari isi peta, membaca peta, ataupun membuat sebuah
peta.Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu aplikasi geografis yang
eratkaitannya dengan pencitraan dan lokasi. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan sumber daya alam.
Selain itu bidang yang dipelajari oleh seorang planner erat berkaitan denganpersoalan
keruangan. Planner belajar mengenai sesuatu (peta) yangberhubungan dengan data spasial,
baik mengenai peta administrasi, peta curah hujan, peta kelerengan, peta ketinggian, dll.
Untuk memudahkan dalampengidentifikasian maka planner ditunjang dengan penggunaan
software ArcGIS.
Georeferencing adalah proses pemberian referensi geografi atau lebih mudahnya
memberikan suatu sistem koordinat dari objek berupa raster atau image yang belum
mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem koordinat dan proyeksi tertentu.
Terkadang image yang kita miliki berupa hasil scan dari peta sebelumnya yang telah tersedia,
oleh karena itu image tersebut belum memiliki referensi geografi ketika kita tampilkan pada
software pemetaan seperti ArcGIS. Georeferencing adalah proses untuk menetapkan
koordinat dunia nyata untuk setiap pixel pada layer. Sering koordinat-koordinat ini
didapatkan dengan melakukan survey lapangan/mengumpulkan koordinat dengan alat GPS
untuk mengidentifikasi fitur pada sebuah gambar atau peta.
Maka dalam laporan ini saya akan menampilkan dan menyajikan bagaimana peran
SIG dalam menghitung hasil Georeferensing

2. Langkah-langkah Georeferencing

1. Buka Program Arc Map dari start menu > Program > ArcGis > ArcMap, atau buka Arc
Catalog dan klik ikon .
2. Untuk menampilkan peta yang akan diregistrasi pilih icon Add Data atau drag file peta
tersebut lewat Arc Catalog menuju layer pada ArcMap. Jika muncul peringatan Create
Pyramid, kilik Yes untuk membangun resolusi data tersebut, atau No, jika ingin langsung
memulainya
3. Aktifkan Georeferencing pada toolbars dari View > Toolbar >Georeferencing, atau klik
kanan pada tools bar, lalu ceck Georeferencing.
4. Beri kordinat pada layer dengan cara klik kanan pada layer > Properties >Coordinate
system. Pilih Predefined, lalu sesuaikan dengan kebutuhan.Untuk modul ini digunakan
Geographic Coordinate System karena koordinat peta pada latihan berupa Degree Minute
second. Jika koordinat memiliki satuan meter, pilih Projected Coordinate System > UTM >
WGS 1984 >sesuaikan dengan zona wilayah.
5. Klik Add Control Point pada Georeferencing. X (hijau) merupakansource (koordinat
gambar) dan X (merah) merupakan destination (koordinat sebenarnya).
6. Zoom pada gambar koordinat yang berpotongan untuk mempermudah pembuatan titik.
7. Klik kiri titik perpotongan > klik kanan > input DMS or Lon and Lat. Jika koordinat
berupa Desimal Degree atau UTM, langsung pilih Input X and Y. Buat titik ikat minimal 4
titik ikat
yang bersebrangan untuk mempermudah koreksi.
8. Titik ikat atau control point yang digukanan atau dibuat, minimal 4 titik pada sudut yang
berbeda. Jika terdapat Residual yang terlalu besar, bisa mendeletenya dengan mengklik icon
dan mengganti dengan control point baru yang lebih akurat. Untuk mengecek titik ikat /
control point, buka link table pada Georeferencing tools.
9. Setelah semua titik sudah diselesaikan, langkah selanjutnya adalah mengecek ulang RMS
Error yang ada pada view link tabel, minimal 0,25 - 1 maksimal adalah 15. Jika sudah sesuai
yang diinginkan, maka save data tersebut agar tidak hilang ketika sudah berganti peta yang
lainnya.
10. Selanjutnya adalah mengupdate Georeferencing untuk menyimpan data dan pembaharuan
langsung pada peta tersebut.
11. Terakhir yaitu save peta yang sudah selesai di update Georeferencing nya
BAB II
METODOLOGI
II. Hasil dan Pembahasan

a. Tanah
Untuk hasil Georeferensing tanah yaitu nilai RMS Error = 2,28294 dengan
menggunakan 4 titik ikat. Dan berikut ini adalah bukti Scrensoot table
perhitungannya

b. Lereng
Untuk hasil Georeferensing Lereng yaitu nilai RMS Error = 3,38444 dengan
menggunakan 4 titik ikat. Dan berikut ini adalah bukti Scrensoot table
perhitungannya

c. Hujan
Untuk hasil Georeferensing Hujan yaitu nilai RMS Error = 2,28275 dengan
menggunakan 4 titik ikat. Dan berikut ini adalah bukti Scrensoot table
perhitungannya
d. ADM
Untuk hasil Georeferensing ADM yaitu nilai RMS Error = 4,15769 dengan
menggunakan 4 titik ikat. Dan berikut ini adalah hasil Scrensoot table
perhitungannya
I.

BAB III
PENUTUP

III. Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu aplikasi geografis yang
eratkaitannya dengan pencitraan dan lokasi. Aplikasi SIG dapat digunakan
untukmemperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan sumber daya alam.
DalamPerencanaan Wilayah dan Kota, mahasiswa dituntut untuk dapat
mengetahuihal-hal mengenai peta, baik itu mempelajari isi peta, membaca peta,
ataupunmembuat sebuah peta. GIS hadir sebagai metode dan teknologi yang
mampumelakukan pekerjaan-pekerjaan pemetaan yang semula sangat sulit
untukdilakukan secara manual menjadi sangat mudah dan lebih cepat. Dari
hasilpraktikum yang telah dilaksanakan, mahasiswa diajar untuk fasih
dalammelakukan langkah awal didalam merencanakan suatu kawasan atau
wilayahsehingga mampu menganalisis suatu kawasan atau wilayah tersebut
denganmenggunakan Software ArcGIS dari mulai tahapan Georeferensi,
Digitasi,sampai dengan Layouting.

Anda mungkin juga menyukai