Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KARTO DIGITAL

“MENAMPILKAN OBJEK 3D PADA APLIKASI ARCGIS”

Dosen pengampu : Dedi Atunggal, SP., ST., M.Sc.

Oleh :
Gema Wahyu Fadhilah
17/416849/SV/14587

DIPLOMA TEKNIK GEOMATIKA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
I. MATERI
 Untuk menampilkan objek dalam ruang 3D pada aplikasi ArcGIS

II. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menampilkan objek dalam ruang 3D menggunakan aplikasi
ArcGIS

III. WAKTU DAN TEMPAT


Waktu : 12 November 2018
Tempat : Laboratorium Komputer Teknik Geomatika Sekolah Vokasi

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Hardware berupa komputer atau laptop
2. Software berupa aplikasi ArcGIS
Bahan :
1. Berupa data yang tersedia yaitu data kardig 15
2. Modul E-book karto digital mengenai kartografi 3D

V. DASAR TEORI
Perkembangan kartografi sangat kuat dipengaruhi oleh beberapa perkembangan,
khususnya dalam ilmu visualisasi dan pemahaman arti kata visualisasi.
Perkembangan tersebut berhubungan dengan cara-cara spesifik pemanfaatan
teknologi modern dengan menggunakan komputer yang dapat memfasilitasi
proses pembuatan secara nyata (making visible) dalam waktu yang jelas untuk
memperkuat ilmu pengetahuan.
 
Pada mulanya komputer digunakan untuk mengotomatisasikan tugas-tugas dalam
pemetaan, misalnya perhitungan proyeksi dan plotting garis lintang bujur atau
graticule pada peta. Hal ini memungkinkan untuk memetakan suatu daerah dengan
proyeksi yang berbeda, berdasar pada kombinasi file digital yang sama dengan
parameter transformasi yang berbeda-beda. Secara bertahap, para ahli kartografi
menyadari akan potensi untuk menganalisa data digital dengan komputer. Hal itu
menjadi jelas bahwa dengan bantuan komputer seseorang dapat melakukan
perhitungan-perhitungan pada peta yang telah didigitasi, dapat menentukan jarak,
luasan/area dan volume, jauh lebih tepat dibanding bila dilaksanakan dengan
menggunakan peta kertas/peta cetak.
 
Setelah keterkaitan antara file-file kartografi (batas wilayah) dan file-file statistik
dibuat, maka dimungkinkan untuk menyajikan data jumlah penduduk, pendapatan
penduduk rata-rata atau produksi pertanian dan mengkombinasikannya secara
digital dengan file kartografi dalam bentuk peta. Hal yang sama dapat
dilaksanakan untuk hungan antara data sosial-ekonomi tertentu, dengan fenomena
fisik dan topografi. Sistem ini telah dikembangkan ke dalam sistem informasi
kartografi, yang cara pengoperasiannya sama dengan sistem infromasi geografis,
tetapi sistem informasi kartografi lebih mengutamakan visualisasi dibanding
fungsi analitis. Sistem tersebut merupakan abstraksi kapasitas suatu peta yang
memungkinkan untuk mengamati hubungan geospasial, pola atau struktur
 
Dalam Arcgis ini terdapat 2 menu yang digunakan yaitu ArcGis dengan ArcScene.
ArcScene adalah viewer tiga dimensi /3D yang cocok untuk menghasilkan
pandangan dengan perspektif yang memungkinkan untuk melakukan menavigasi
dan berinteraksi dengan fitur 3D dan data raster tersebut. Berdasarkan OpenGL,
ArcScene mendukung kompleks simbologi garis 3D dan pemetaan tekstur serta
penciptaan permukaan dan tampilan TIN. Semua data dimuat ke memori, yang
memungkinkan untuk navigasi relatif cepat baik dengan fungsi pan/geser maupun
zoom. Sedangkan untuk ArcMap Merupakan program utama dalam ArcGIS yang
digunakan untuk proses mulai dari menampilkan data, editing, analisis dan proses
layout data spatial. ArcMap bekerja dengan dengan data spatial dengan format
vector maupun raster. Dengan tools dan extension yang ada didalamnya seperti
Image Analysis, maka ArcMap mampu melakukan proses editing dan analisis data
spatial.
VI. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Setelah itu menyiapkan bahan minggu 15 terlebih dahulu
3. Setelah siap, langkah selanjutnya adalah membuka aplikasi ArcGIS

4. Kemudian add data pada data yang dibutuhkan yaitu jalan dan taman
5. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat shapefile dari jalan dan
taman tersebut kedalam poligon. Untuk taman caranya adalah klik Arc
Catalog > Klik kanan pada file > pilih New > Shapefile > Beri nama Taman >
ubah feature tap menjadi poligon > dan ubah juga spatial referencenya
menjadi WGS 1984 49 S pada menu edit > Klik OK

6. Untuk layer jalan langkahnya sama seperti langkah no 5.


7. Kemudian langkah selanjutnya adalah mulai melakukan digitasi pada fitur
jalan dan taman berdasarkan kenampakan jalan dan taman dalam fitur
polyline. Untuk caranya adalah aktifkan mode editing terlebih dahulu, klik
editor > Start Editing > Klik Create Feature > Pilih bangungan > Pilih default
tool menjadi polygon > Klik OK > mulai taman

8. Kemudian setelah mendigit taman, langkah selanjutnya adalah mendigitasi


jalan. Untuk mendigitasi jalan ini caranya sama dengan langkah no 5 tetapi
yang didigit bagian luar dari jalan > klik cut polygon tools > potong bagian
yang bukan jalan > maka akan didapatkan layer jalan dengan benar > setelah
selesai simpan hasil editor tersebut > klik Save Edit > kemudian Stop Editing
9. Langkah selanjutnya adalah menambahkan informasi ketinggian untuk fitur
taman. Caranya adalah Klik layer taman > Open Attribute Table > Pilih Add
Field > beri nama Tinggi > Kemudian isi ketinggian menjadi 0.5 meter untuk
semua fitur > simpan data tersebut pada Save Editing.

10. Setelah langkah diatas selesai, langkah selanjutnya adalah membuka


ArcScene.
11. Kemudian Add data pada data yang dibutuhkan yaitu bangunnan

12. Setelah menambahkan data, langkah selanjutnya adalah mengatur tampilan


elev21 dan jalan pada menu simbol. Untuk elev21 diatur warnanya caranya
adalah klik kanan pada layer elev21 > Properties > Symbologi > atur warnya.

13. Kemudian mengatur lagi elev21 agar memiliki bentuk seperti 3 dimensi atau
3D dengan cara klik kanan pada layer elev > klik properties > pilih Base
Height > atur seperti tampilan dibawah ini > atur layer offsetnya
14. Setelah itu, mengatur Taman dan bangunan agar memiliki ketinggian atau bisa
disebut kedalam bentuk 3 dimensi. Untuk caranya adalah Klik kanan pada
layer Taman > Klik properties > Klik Extrusion > Klik Expression Builder >
Isi dengan Tinggi > Klik OK > Klik OK lagi.
15. Atur juga untuk layer Bangunan, untuk langkahnya seperti pada diatas

16. Kemudian atur tampilan dengan baik dan di screen shoot


VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
 Untuk tampilan digitasi pada Taman

 Untuk tampilan digitasi pada Jalan

 Untuk tampilan bangunan


 Untuk tampilan elevasi hillshade
 Untuk tampilan seluruhnya pada ArcMap :

Pada tampilan diatas, tampilan diatas merupakan tampilan pada ArcMap. Saat
pembuatan di ArcMap langkah awal adalah add data pada data yang dibutuhkan
yaitu Taman dan Jalan. Kemudian Taman dan Jalan tersebut di digitasi dengan
menggunakan poligon bukan polyline. Langkah awal adalah klik editor >
kemudian klik start editing > dan mulai mendigitasi taman dan setelah selesai
mendigitasi taman langkah selanjutnya adalah mendigitasi jalan. Untuk
mendigitasi jalan langkahnya adalah mendigitasi bagian luar jalan dan setelah
selesai langkah selanjutnya adalah melakukan cut polygon tools pada bagian yang
bukan jalan maka hasilnya akan tampak seperti diatas.
 Tampilan seluruhnya pada ArcScene

Kemudian setelah selesai mendigitasi pada ArcMap langkah selanjutnya adalah


membuka ArcScene. Add data pada ArcScene kemudian mengatur jalan dan
elevasi pada menu symbologi. Pada elevasi diatur perubahan warnanya sehingga
terdapat perbedaan warna dikarenakan perbedaan ketinggian, pada warna biru tua
tersebut ketinggiannya mencapai 142,054 sedangkan warna merah tua itu
merupakan daerah terendah dengan ketinggian mencapai 115,629. Pada gambar
diatas untuk layer bangunan menggunakan layer offset 1 sehingga nampak 3
dimensi dan untuk layer jalan dengan hillshade 1 karena kalau diiso 0 maka layer
jalan akan bertampalan dengan elevasi dan untuk taman menggunakan layer offset
1.

VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
 Pada saat pembuatan visualisasi 3 dimensi pada ArcScene data yang
diinput atau data bangunan, taman, harus memiliki ketinggian agar pada
saat ditampilkan pada arcscene nantinya akan terlihat perbedaan
ketinggian antara data tersebut dengan elevasi atau hillshade
 Perbedaan ketinggian tersebut sudah diatur dimana pada warna biru tua
merupakan daerah tertinggi sedangkan dengan warna merah tua
merupakan daerah dengan terendah
 Pada saat dimasukkan data hillshade dengan data jalan didapatkan bahwa
data jalan dan hillshade atau elevasi tersebut bertampalan, hal tersebut
terjadi dikarenakan ketinggian dari hillshade dengan jalan memiliki
ketinggian yang sama sehingga terjadi tampalan. Oleh karena itu pada saat
mengatur layer offset dari jalan diganti dengan angka 1 sehingga jalan
tidak lagi bertampalan dengan elevasi atau hillshade.

IX. DAFTAR PUSTAKA


https://multasyamgeos.wordpress.com/2014/03/05/kartografi/

Anda mungkin juga menyukai