Anda di halaman 1dari 10

RESUME PERTEMUAN 4 INTERPRETASI RUANG

Teknik Penggambaran Peta Dasar dan Tematik

Oleh,
Nama : Erlita Dyah Camelia
NIM : 21040122130107
No Absen : 17
Mata Kuliah : Interpretasi Ruang

KELAS C
PROGRAM STUDI S1
DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
Teknik Penggambaran Peta Dasar dan Peta Tematik

A. Fungsi
- Pengenalan hubungan keruangan.
- Alat komunikasi.
- Informasi cepat - tepat.
- Untuk rekonstruksi.
- Menyamai kenampakan di lapangan.
- Kenampakan rinci dan hubungan keruangan

B. Pemetaan Manual dan Digital


- Efektif dan Efisien (waktu)
- Pahami fungsi setiap fitur pada software (GIS)
- Tidak perlu hitung manual, namun pahami rumus dasar
- Extract data otomatis (tidak membuat data, namun mengumpulkan data utk diolah)
- Visualisasi lebih akurat
- Proses analisis lebih presisi (prediksi tidak 100% benar, tetapi logika yg disampaikan punya dasar
yang kuat)
- Validasi data wajib
- Pemetaan dalam kerja tim (jarak jauh), tetap bisa.

C. Pengertian Peta
- Peta adalah penyajian informasi spasial (keruangan) dari unsurunsur di muka bumi atau di ba-
wah muka bumi (geoinformation).
- Peta dasar adalah dasar bagi penyajian informasi tematik.
- Peta rupabumi adalah menggambarkan wajah muka bumi, baik
kenyataan fisik/alami (gunung, bukit, lembah, sungai)
maupun kenampakan kultural (permukiman, jalan,
persawahan dsb)

D.

Peta - peta tematik yang berada dalam sistem peta dasar baku merupakan lapisan-lapisan
informasi dalam satu sistem yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG).
Bagian tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit mengalami distorsi
(penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami distorsi yaitu menjadi lebih besar.
Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar khatulistiwa.

E. Modelling
Teknologi: Tiruan – idealisasi/penyesuaian-representasi
- Visualisasi atau peragaan dengan menggunakan citra/peta
- Peta/citra model ikonik
- Simulasi potensi banjir
- Brainstorming pengenalan lokasi
- Mengetahui data spatial dan non spatial

F. Peta Tematik
- Menggambarkan informasi kualitatif dan/atau kuantitatif tentang kenampakan atau konsep yang
spesifik, ada hubungannya dengan detil topografi tertentu.

Kategori Peta tematik:


- Aspek fisik: peta geologi, bahan galian, geomorfologi, iklim, vegetasi, hidrologi, pedologi
(tanah), sumber-daya lahan, oceanografi dll.
- Aspek non fisik: peta penduduk, ekonomi, pertanian, penggunaan lahan, kebudayaan, sejarah
(historical map),politik, pariwisata, pendidikan dsb.

G. Syarat Umum Penggambaran Peta Digital


- Tidak boleh membingungkan & mudah
- Dimengerti
- Memberikan gambaran yang
- Sesungguhnya
- Ada unsur seni (indah dan menarik)
- High-Res
- Komposisi ITP dan Peta yang disajikan

Tujuan:
- Menunjukkan posisi atau lokasi
- Memperlihatkan ukuran
- Menggambarkan bentuk-bentuk
- permukaan bumi
- Menyajikan data dengan tema tertentu
- Modelling
H. Komponen Peta
- Judul Peta
- Skala Peta
- Petunjuk Arah
- Simbol dan Warna
- Legenda dan Keterangan
- Sumber data
- Inset

I. Teknik Gambar Simbol Peta Via GIS


- Pahami kebutuhan anda. Anda ingin membuat peta apa?
- Crosscek standar symbol pada skalanya masing –masing
- Visualkan dengan menggunakan software GIS (Layer Properties > Symbology > Categories)

J. Skala Peta
- Skala peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenar-nya yang dinyatakan
dengan angka atau garis atau gabungan keduanya
- Fungsi kerincian data dan informasi: Semakin kecil skala suatu peta/citra, maka semakin banyak
generalisasi yg perlu di lakukan terhadap peta ter-sebut dan sebaliknya semakin besar skalanya,
maka semakin rinci informa si yang bisa diperoleh.

K. Teknik Menggambar Skala Peta


1. Skala angka Misal : 1 : 50.000 → 1 cm pada peta = 50.000 cm di lapangan
2. Skala grafik/garis Misal : 0 1 2 3 4 5 cm 0 250 km → 1 cm pada peta = 50 km dilapangan
(250 : 5 = 50)
3. Skala verbal : dalam bentuk kalimat Misal : 1 cm ke 1 km, artinya 1 cm berbanding 1 km

L. Teknik Mnggambar Ketinggian (Topografi dan Kontur)


- Pada peta topografi atau rupa bumi yang telah diterangkan pada sesi sebelumnya terdapat
informasi mengenai garis kontur.
- Peta topografi menggunakan garis kontur untuk menunjukan ketinggian dan bentuk daratan
(dalam peta rupa bumi Indonesia biasanya berwarna cokelat atau oranye)

M. Pemetaan Digital
Pemetaan digital adalah pembuatan peta dalam format digital. Dikenal ada 2 macam format
gambar, yaitu:
1. Raster, format data dengan satuan pixel (resolusi/ kerapatan ditentukan dalam satuan ppi
(pixel per inch). Tipe format ini tidak bagus digunakan untuk pembuatan peta digital,
karena akan terjadi korupsi data ketika dilakukan pembesaran atau pengecilan. Contoh
format data raster: bitmap (seperti tiff, targa, bmp), jpeg, dan gif dan terbaru PNG.
2. Vektor, format data yang dinyatakan oleh satuan koordinat (titik dan garis termasuk
poligon). Format ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau sketsa. Contoh
format ini: dxf (AutoCAD), fig (xfig), tgif (tgif), dan ps/eps (postscript). Pada peta
digital, unsur-unsur peta dan posisinya ditentukan dalam format vector (titik, garis dan
poligon).Keunggulan dari peta ini terletak pada up- dating, perbesaran/perkecilan, dan
kompilasi.

N. Kontur
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang
sama
- Nama lain garis kontur yaitu garis tranches, garis tinggi atau garis lengkung horisontal.
- Garis kontur dapat digambar manual dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta.
- Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan
mengalami pengecilan sesuai skala peta.
- Kontur digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang selalu saling terhubung.

Interval dan Indeks Kontur


- Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan
skalanya
- Jarak interval kontur (antara satu garis kontur dengan lainnya) selalu konsisten
- Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur
tertentu
- Pada peta rupa bumi, interval konturnya adalah 1/2000 dari penyebut skala

Ciri Kontur
1) Garis kontur selalu saling menutup kecuali pada tepi peta. Maka: (1) kontur tidak mungkin
saling berpotongan. (2) Kontur tidak mungkin bercabang
2) Garis Kontur pada bukit dan lembah hampir sama, yang membedakan adalah nilai garis
konturnya

Daerah Curam dan Landai

Terjal/Tebing
Garis kontur seakan segaris, padahal saling berimpitan
Kontur pada jalan yang tidak datar, cembung ke arah menurunnya jalan. Sedangkan kontur pada
aliran air cembung ke arah datangnya air

Manfaat Garis Kontur


- Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
- Menentukan route / trace dengan kelandaian tertentu
- Menentukan kemungkinan dua titik di lapangan sama tinggi dan saling terlihat

O. Note
1. Besaran nilai skala suatu peta topografi ini hanya berlaku untuk memperhitungkan ukuran
panjang suatu satuan jarak antar tempat atau lokasi dalam tatacara teknik penggambaran pada
selembar kertas.
2. Besaran nilai skala, tidak berlaku dalam melukiskan tebal suatu garis dan sejenisnya. Misal
tebal garis untuk jalan, lebar rel kereta api, lebar sungai tidak mungkin dilukiskan pada selembar
kertas dengan mengikuti kaidah pengertian dan makna dari skala.

Teknik penggambaran jalan, lebar rel kereta api, lebar sungai dan sejenisnya tersebut lebih
ditekankan pada estetika atau kerapian dalam teknik penampilan sebuah peta.

Contour Interval
1) Beda tinggi antara 2 kontur yang berdekatan disebut selang kontur atau interval kontur, yang
berbanding terbalik dengan skala petanya.
2) Interval kontur dinyatakan dengan besaran tertentu dalam satuan meter.
3) Rumus CI = 1/2000 x Skala Contoh: Diketahui skala peta topografi adalah 1:10.000. Berapa
beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut?
Jawab: CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 10.000
= 5 meter
Jadi, beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut adalah 5 meter.

Cara Membuat Peta Kontur


1. Sign up di portal http://tides.big.go.id/DEMNAS/
2. Sign in > Download > DEMNAS
3. Sign in > Download > DEMNAS > Klik DEMNAS 1409-22
4. Add data DEM ke QGIS
5. Setting kriteria garis konturnya
Hasil

- Data tersebut berisi informasi ketinggian di setiap piksel. Pada gambar ditampilkan dalam
singleband abu-abu. Demi kenyamanan visual perlu merubah stylenya. Klik Simbology > Render
type.
- Untuk melakukan ini, buka properti lapisan DEM. Dalam Opsi Gaya, ubah jenis Render menjadi
Singleband pseudocolor. Kemudian pilih color ramp.
- Klik Configure button. Akan muncul jendela konfigurasi seperti pada gambar. Atur Elevation ke
data DEM, dan ubah skala Vertikal menjadi beberapa angka

Teknik Gambar Potongan QGIS


1. Install Plugin “Terrain profile”
2. Install “Surfer”

Menghitung Luas Area Via Google Earth


- Pilih lokasi studi anda
- Klik logo ruler
- Pilih polygon
- Lalu mulai mendigitasi secara manual. Kemudian akan muncul luasan area yang anda digit
Peta Dasar
Alat dan Bahan:
1. Peta Rupa Bumi atau Peta Topografi
2. Penggaris
3. Pensil warna
4. Kertas Kalkir

Generalisai Peta
Generalisasi adalah suatu bentuk pemilihan dan penyederhanaan dalam penyajian dari unsur-unsur yang
terlihat pada peta. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah membaca peta tersebut. Pada peta tematik,
seperti juga pada peta topografi, generalisasi adalah hal yang penting. Dalam pelaksanaan, pemilihan
dan penyederhanaan itu biasanya dihugungkan dengan Skala dan maksud/tujuan peta tersebut.

Digeneralisasi adalah unsur-unsur yang tertentu dan diangap perlu sesuai dengan maksud/tujuan peta
tersebut. Berbeda dengan peta topografi dimana biasanya generalisasi dilakukan pada semua unsur
dengan cara yang seimbang dan sesuai karakter unsur-unsur tersebut. Jadi dalam proses generalisasi ini
yang pertama-tama harus ditetapkan adalah unsur-unsur apa yang akan diperlihatkan dan barulah
kemudian ditentukan tingkat penyederhanaan yang akan dilakukan (sumber: Rachman dan Aziz; 1977).

Hal-hal Yang Mempengaruhi Generalisasi;


1. Skala: Dengan berubahnya atau mengecilnya skala, maka terjadinya penyederhanaan akan terlihat
dengan jelas.
2. Maksud/Tujuan Peta: Sesuai dengan maksud/tujuan peta, unsur-unsur utama yang berhubungan
akan lebih ditonjolkan dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. Pada peta tematik skala
1:20.000 yang berhubungan dengan keperluan tata guna tanah, diperlihatkan pola pertanian
dengan data yang cukup, berupa jenis. tanaman dan sebagainya. Sedangkan padabpeta topografi
skala 1:20.000 informasi yang diperoleh dari daerah pertanian berupa jenis tanaman dan
sebagainya akan sedikit.
Bagian yang perlu diperhatikan dalam generalisasi adalah:
- Memilih unsur-unsuryang penting sesuai dengan maksud/tujuan dari peta, jadi jangan sampai
terlalu berlebihan atau terlalu sedikit melakukan penyederhanaan dalam penyajian unsur-unsur.
- Sifat-sifat/bentuk-bentuk yang penting dari suatu daerah harus dijaga meskipun penyederhanaan
akan bertambah karena skala dikecilkan.
- Menghindari tingkat generalisasi yang berhubungan dengan gejala umum dimana biasanya kalau
daerah tersebut kita kenal, maka (tingkat) generalisasinya akan terlalu sedikit: begitu pula
sebaliknya, kalau daerah tersebut tidak dikenal maka (tingkat) generalisasinya akan berlebihan.
- Pada peta tematik sesuai dengan tujuan/maksudnya lebih ditekankan bahwa data-data yang
diperoleh atau suatu hal yang mempengaruhi generalisasi

Macam-macam Generalisasi
- Pemilihan
Unsur-unsur yang dipilih harus mempunyai hubungan dengan maksud/tujuan peta itu, karena harus
disesuaikan dengan isi dari peta.
- Penyederhanaan
Unsur-unsur yang harus disajikan dalam peta haruslah jelas terang dan terbaca. Jadi kalau ada unsur
unsur yang terlalu kecil serta sulit untuk disajikan dengan detail yang cukup, maka unsur-unsur tersebut
perl disederhanakan.
- Menghilangkan/Merighapuskan(Omittance)
Untuk memudahkan pembacaan peta, mungkin saja ada unsur-unsur yang dihilangkan/dihapuskan.
Dalam hal ini yang sangat menentukan adalah skala dan keadaan asli dari unsur-unsur permukaan bumi.
Dalam pengertian praktis, ketiga macam generalisasi ini tidak dapat dipisahkan dalam proses generalisasi.
- Eksagerasi:
Suatu teknik pembesaran dalam penyajian unsur-unsur peta, yangdihubungkan dengan ukuran sebenarnya
unsur-unsur tadi dalam skala tertentu dari peta.

Tiga Cara Generalisasi


- Langsung, dimana generalisasi dilakukan langsung pada peta dengan skala kecil, maksudnya,
peta dasar yang ada langsung dikecilkan dan dari peta inilah dilakukan generalisasi,
- Dilakukan generalisasi pada peta asli yang dianggap sebagai peta dasar, jadi digunakan garis
tebal.
- Dilakukan generalisasi pada skala perantara (intermediate scale)

Peta Tematik
Alat dan Bahan:
1. Peta Rupa Bumi atau Peta Topografi
2. Data-data untuk dipetakan seperti data penggunaan lahan, jumlah penduduk
3. Penggaris
4. Pensil warns
5. Kertas Kalkir

Konsep Dasar Pemetaan Tematik


Ada dua cara yang digunakan dalam pemetaan pada peta tematik, yaitu (Sumber: Rachman dan Aziz;
1977):
- Cara kualitatif
Pemetaan dengan cara kualitatif adalah suatu penyajian gambar dari data kualitatif ke atas peta, berupa
bentuk dari simbol yang menyatakan identitas serta melukiskan keadaan dari unsur-unsur yang ada
tersebut.
- Cara kuantitatif
Pemetaan cara kuantitatif adalah suatu penyajian gambar dari data kuantitatif ke atas peta, berupa bentuk
dari simbol yang menyatakan identitas dan menunjukkan besar/jumlah/banyaknya unsur yang
diwakilinya.

Pengertian Tentang Ukuran-ukuran: Nominal, Ordinal, Interval dan Ratio


1) Ukuran Nominal
Ukuran nominal adalah suatu ukuran dari unsur dengan aturan tertentu, yang tidak mempunyai tingkatan
(ranking).
2) Ukuran Ordinal
Ukuran ordinal adalah suatu ukuran dari unsur dengan aturan-aturan tertentu, yang mempunyai tingkatan.

Penggambaran Cara Absolut


Penggambaran cara absolut, merupakan suatu penggambaran dengan pernyataan yang menunjukkan
jumlah harga dari suatu data tertentu secara mutlak.

Penggambaran Cara Relatif


Penggambaran cara relatif adalah suatu penggambaran dengan pernyataan yang menunjukkan
perbandingan antara dua macam harga dari satuan data tertentu.

Metode Menggambar Peta Tematik


Metode dalam penggambaran peta tematik dapat dilakukan dengan generalisasi dari peta dasar/topografi
atau dengan memasukkan data-data baik kualitatif maupun kuantitatif yang di gabungkan dengan unsur
dasar peta tematik seperti dijelaskan pada bagian diatas. Berbagai media dapat dilkukan untuk
menggambarkan peta ini seperti computer, digambarkan manual pada kerta kalkir atau media lainnya.
Pewarnaan dan simbolisasi yang digunakan adalah disesuaikan dengan kebutuhan akan informasi yang
akan disampaikan. Selanjutnya mahasiswa mampu menjelaskan unsur-unsur yang terdapat pada peta
tematik dan fungi dari masing-masing unsur yang dijelaskan pada lembaran penjelasan yang lain.

Menghitung dan Menggambar Peta Kontur serta Peta Lereng


Alat dan Bahan:
1. Peta Titik tinggi
2. Penggaris
3. Pensil warna
4. Kertas Kalkir
5. Kerta Milimeterblock
6. Kalkulator

Metode pembuatan garis Kontur


Pembuatan garis kontur dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan metode interpolasi
linear dan Grafis.
- Metode Interpolasi
Metode ini digunakan dengan menghitung titik tinggi yang akan mewakili garis kontur dengan cara
membandingkan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. Setelah titik-titik tinggi yang akan
mewakili garis kontur tersebut diperoleh, maka selanjutnya adalah menghubungkan titik-titik tersebut
menjadi sebuah garis.
- Grafis
1. Hubungkan dengan garis bantu antara titik 17m dengan 39m (AB)
2. Buatlah garis bantu sembarang yang kedua dengan menarik dari titik 39m
3. Hubungkan antara garis AB dengan garis bantu sembarang (BD) tersebut, sehingga menjadi
bentuk segitiga
4. Bagilah garis bantu sembarang tadi menjadi bagian sama besar dan tarik garis yang sejajar
dengan garis BD sejumlah interval kontur.
5. Metode ini dilakukan lebih bai setelah metode interpolasi dilakukan, sehingga akan diketahui
letak titik 20m dan 35m yang kemudian di hubungkan.

Anda mungkin juga menyukai