Anda di halaman 1dari 15

BAHAYA KEBAKARAN

Pokok masalah
Semakin meluasnya permukiman padat dan kumuh dapat
mengakibatkan permukiman yang rawan bencana kebakaran

Dasar Teori
Teori kebakaran
Teori penggunaan tanah
Teori struktur permukiman

Konsep Dasar
Wilayah rawan kebakaran
Penanggulangan bencana
kebakaran
Kebijakan mitigasi kebakaran

Kerangka Penelitian (Gambar 2)

ASESMEN WILAYAH RAWAN KEBAKARAN


PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI
JAKARTA BARAT
Ratna Saraswati & M.H. Dewi Susilowati
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas
Indonesia
Departemen Geografi
Buku : Bunga Rampai Mitigasi Bencana
Achmad Syafiq, ed,

Kajian kepustakaan
Kajian peraturan kebakaran
-UU RI No 28/2002
-Keputusan Menteri Negara PU No.11/KPTS/2000
-Master Plan DKI Jakarta
-Perda No.3/1992
-Perda No. 170/2007

Wilayah Rawan Kebakaran

Kepadatan penduduk
Kualitas bangunan
Jaringan jalan
Frekuensi kebakaran
Jaringan sungai
Sarana dan prasarana kebakaran

Tabel. 2. Kejadian Kebakaran Tahun


2008
Sumber: Pengolahan data

Penggunaan Tanah

Kebakaran
Kejadian

Permukiman
Perdagangan
Industri
Pertanian
Lain-lain
Jumlah

Jumlah
86
49
14
8
29

%
46,23
26,34
7,53
4,30
15,60

186

100,00

Tabel 7. Kriteria Wilayah Rawan Kebakaran


Sumber: Pengolahan Data

No. Variabel Penentu


1
2

Wilayah
Rawan Keb I
Kepadatan Bangunan
Tinggi
Persentase Bangunan Tinggi
Semi Permanen

Rawan
Rawan Keb II
Rendah/ Tinggi
Tinggi/Rendah

Kebakaran
Rawan Keb III
Rendah
Rendah

Kesimpulan
Kejadian kebakaran di Jakarta Barat, sebagian terjadi pada
daerah bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten
Tangerang dan yang tidak terjadi kebakaran tersebar di
bagian tengah. Terdapat hubungan antara besarnya
persentase bangunan semi permanen dengan kejadian
kebakaran, yaitu semakin besar persentase bangunan semi
permanen, semakin banyak kejadian kebakaran. Namun
kejadian kebakaran tidak berhubungan dengan kepadatan
penduduk, kerapatan bangunan maupun kerapatan jaringan
jalan.
2) Wilayah Rawan Kebakaran I terdapat di bagian barat dan
utara, yang mempunyai
kriteria kepadatan bangunan tinggi dan persentase semi
permanen tinggi.
3) Apabila dikaitkan dengan pelayanan pemerintah yang
telah menyediakan hidran, maka terdapat beberapa lokasi
bagian barat yang masih kekurangan hidran.

Saran
Perlu peninjauan kembali penempatan
lokasi hidran, sehingga posisi hidran
sesuai dengan kebutuhan untuk pemadam
kebakaran.
Perlu penambahan lokasi hidran pada
daerah bagian barat, yang banyak
mengalami kejadian kebakaran.
Perlu perbaikan hidran pada daerah
bagian timur, terutama Kecamatan Grogol
Petamburan, Taman sari dan Kebun Jeruk

Anda mungkin juga menyukai