Anda di halaman 1dari 38

BAB V

RENCANA JARINGAN PRASARANA

5.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi


5.1.1 Rencana Jaringan Jalan
5.1.1.1. Sistem Jaringan
Berdasarkan RTRW Kabupaten Maybrat Tahun 2012-2032
dan RTRW Provinsi Papua Barat, Ibukota Kabupaten Maybrat
direncanakan sebagai Pusat Kegiatan Lokal yang dilalui jalan Trans
Papua yang merupakan jalan arteri primer penghubung Sorong-
Manokwari. .
Jaringan jalan arteri primer tersebut saat ini belum
menunjukkan penggunaan yang berarti. Pengguna jalan antar kota
masih didominasi oleh perjalanan Sorong-Ayamaru-Kumurkek
ataupun Ayamaru-Kumurkek-Manokwari. Belum banyak pelintas
yang berjalan dari Sorong menuju Manokwari dan sebaliknya, atau
dari Teminabuan menuju Manokwari dan sebaliknya. Meski
demikian, ada kemungkinan ruas jalan arteri primer Sorong-
Manokwari ini diramaikan oleh pengguna jalan di kemudian hari,
baik setempat maupun pelintas.
Untuk mengantisipasi perkembangan kegiatan maupun
lalulintas yang terjadi di kemudian hari, jaringan jalan akan
dikembangkan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut.
1. Meminimalkan hambatan
Khusus pada ruas jalan utama yang dilalui lalulintas menerus,
jarak jauh dan mensyaratkan kecepatan tinggi harus dilakukan
pemisahan badan jalannya menjadi jalur cepat dan jalur lambat.
Lalulintas lokal yang memiliki pergerakan jarak pendek dengan
kecepatan rendah hingga sedang dilewatkan pada jalur lambat
dengan akses terbatas ke jalur cepat. Lalu lintas jarak jauh
dengan kecepatan tinggi dilewatkan pada jalur cepat. Dengan

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -1


Ibukota Kabupaten Maybrat
pemisahan tersebut, pergerakan kendaraan berkecepatan tinggi
dengan kendaraan yang lebih lambat, kerawanan konflik
pergerakan dapat dikurangi dan hambatan yang terjadi pada
jalur utama antar kota dapat diminimalkan.
2. Pengembangan jaringan jalan yang efisien
Pola jaringan jalan spinal (seperti sirip ikan) memberikan
permasalahan munculnya jalan-jalan yang bersifat ‘cul de suc’,
terputus dan buntu. Pola tersebut sedapat mungkin dihindari.
Pola jaringan jalan dikembangkan menjadi jaringan jalan yang
saling terhubung atau menyerupai pola grid, disesuaikan
dengan kondisi topografi maupun penggunaan ruang yang
direncanakan. Jaringan jalan grid ini memungkinkan
pengaturan arus lalulintas maupun pergerakan yang lebih
efisien. Disamping itu, dengan pola jaringan jalan grid, ruang
kota dapat dibagi menjadi luasan-luasan area yang hampir
sama sehingga lebih memudahkan dalam penataan ruang,
penyediaan fasilitas dan pengembangan jalur-jalur layanan
angkutan umum.
3. Menyediakan ruang jalan yang memadai
Permasalahan pengembangan jaringan jalan yang sering
dihadapi wilayah perkotaan adalah keterbatasan ruang jalan
ketika diperlukan penambahan lebar jalan. Ibukota Kabupaten
Mabrat yang pusatnya di Kumurkek saat ini kondisinya masih
belum padat kegiatan sehingga masih memungkinkan
dikembangkan jaringan jalan dengan ruang jalan yang cukup
lebar untuk mengantisipasi perkembangan di masa mendatang.
Ruang jalan yang dimaksud meliputi Ruang Manfaat Jalan
(Rumaja), Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Ruang Pengawasan
Jalan (Ruwasja). Penyediaan ruang jalan dialokasikan cukup
lebar namun dengan pembangunan lebar badan jalan yang
bertahap sesuai dengan perkembangan volume lalulintas. Lebar

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -2


Ibukota Kabupaten Maybrat
jalan yang memadai, mulai dari jalan arteri hingga jalan
lingkungan akan memudahkan pergerakan orang dan barang,
mengalokasikan ruang jalan untuk kepentingan pejalan kaki,
pengguna sepeda, dan penyediaan utilitas lingkungan
4. Tersedia terminal orang/penumpang dan barang
Sebagai wilayah yang dilewati jalur utama pergerakan lintas
kabupaten, perlu dikembangkan terminal orang/penumpang
dan barang di sekitar jalan utama tersebut yang mudah diakses.
Lokasi terminal orang dan barang tersebut diarahkan
berdekatan dengan pasar, agar dapat saling bersimbiose
mutualisma, bersinergi dalam perkembangannya.
Berbagai pertimbangan tersebut akan menjadi dasar dalam
pengembangan jaringan jalan di IKKab Maybrat. Selanjutnya,
pengembangan jaringan dilakukan dengan mengikuti pedoman
pengklasifikasian jalan.
Jalan dapat diklasifikasikan berdasarkan klas, fungsi dan
status jalan baik untuk jaringan primer maupun sekunder.
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan
untuk menerima beban lalu lintas yang dinyatakan dalam muatan
sumbu terberat (MST) dalam satuan ton dan kemampuan jalan
tersebut dalam menyalurkan kendaraan dengan dimensi
maksimum tertentu seperti yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 5.1
Klasifikasi Jalan Menurut Kelas Jalan
Kelas Fungsi Dimensi Kendaraan Muatan
Jalan Jalan Maksimum Sumbu
Panjang Lebar Terberat
(m) (m) (ton)

I 18 2,5 > 10
II Arteri 18 2,5 10
III A 18 2,5 8
III A 18 2,5 8
Kolektor
III B 12 2,5 8
III C Lokal 9 3,2 8
Sumber: RSNI-T14-2004

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -3


Ibukota Kabupaten Maybrat
Penentuan fungsi jalan pada jaringan primer didasarkan pada
karakter hirarki kota-kota yang dihubungkan oleh suatu jalan
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2
Hubungan Antara Hirarki Kota dengan Fungsi Jalan dalam Sistem
Jaringan Jalan Primer
Hierarki
PKN PKW PKL PKLing Persil
Kota

PKN Arteri Arteri Kolektor Lokal Lingkungan

PKW Arteri Kolektor Kolektor Lokal Lingkungan

PKL Kolektor Kolektor Lokal Lokal Lingkungan

PKLing Lokal Lokal Lokal Lokal Lingkungan

Persil Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan

Sumber: RSNI-T14-2004

Untuk jaringan jalan sekunder, penentuan fungsi jalan


didasarkan pada karakter kawasan-kawasan yang dihubungkan
oleh suatu jalan seperti terlihat pada tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3
Hubungan Antara Pusat Kawasan di Perkotaan dengan Fungsi
Jalan dalam Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Sekunder Sekunder Sekunder
Primer
Kawasan I II III Perumahan
F1 F21 F22 F23

Primer (F1) - Arteri - - -


Sekunder I Arteri Arteri Arteri - Lokal
(F21)
Sekunder - Arteri Kolektor Kolektor Lokal
II (F22)
Sekunder - - Kolektor Lokal Lokal
III (F23)
Perumahan - Lokal Lokal Lokal Lingkungan
Sumber: RSNI-T14-2004

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -4


Ibukota Kabupaten Maybrat
Untuk status jaringan jalan yang mengindikasikan pihak-
pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan suatu jalan
dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4
Diagram Fungsi dan Status Jaringan Jalan
Sistem
Jaringan Klasifikasi Menurut Fungsi Klasifikasi Menurut Status
Jalan

Jalan Arteri Jalan


Ditetapkan Ditetapkan
Nasional
dengan SK dengan SK
K1 (Termasuk
Menteri PU Menteri PU
Jalan Tol)
Jalan
K2 Ditetapkan
Kolektor Jalan
Sistem Primer dengan SK
K3 Propinsi
Gubernur
K4 Jalan
Ditetapkan
Ditetapkan Kabupaten
Jalan Lokal dengan SK
Dengan SK dan Jalan
Jalan Lingkungan Bupati
Gubernur Desa
Arteri
Ditetapkan
Sistem Kolektor
Jalan Kota dengan SK
Sekunder Lokal
Walikota
Lingkungan
Sumber: RSNI-T14-2004

Disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Maybrat tahun 2012-


2032, maka rencana jaringan jalan di IKKab Maybrat adalah sebagai
berikut:
a. Jalan arteri primer
Jalan arteri primer di Perkotaan IKKab Maybrat meliputi Jalan
arteri primer Trans Papua yang melintas di tengah-tengah
perkotaan dari Susumuk hingga Ayawasi, sebagai bagian dari
jalan arteri primer yang menghubungkan PKN Sorong dengan
PKN Manokwari. Dengan demikian, jalan arteri primer ini
menghubungkan IKKab Maybrat dengan Kota Manokwari, dan
IKKab Maybrat dengan Kota Sorong. Jalan arteri primer di
IKKab Maybrat merupakan jalan poros kota.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -5


Ibukota Kabupaten Maybrat
b. Jalan kolektor primer
Jalan kolektor primer di IKKab Maybrat merupakan jalan
penghubung PKL IKKab Maybrat dengan PKW Ayamaru, PKW
Bintuni dan PKW Teminabuan di luar jalan arteri primer,
meliputi:
(1) Jalan penghubung Susumuk dengan Tahsimara-Kamat-
Ayata-Aisa-Bintuni
(2) Jalan penghubung Susumuk dengan Kisor-Aitinyo-
Teminabuan
(3) Jalan penghubung atara jalan arteri primer di Emon dengan
Kokas-Suam-Mapura-Yukase-Ayamaru
(4) Jalan (baru) penghubung antara jalan arteri di simpang
Gedung Kantor Bupati (Faitmayaf) dengan Frahmafir
c. Jalan Lokal Primer
Jalan lokal primer di IKKab Maybrat merupakan jalan
penghubung IKKab Maybrat dengan Pusat Pelayanan Kawasan
dan Pusat Pelayanan Lingkungan di sekitarnya, di luar jalan
arteri primer dan kolektor primer, meliputi:
(1) Jalan (baru) penghubung antara jalan arteri primer di Emon
dengan Kocoass-Sire-Seya
(2) Jalan (baru) penghubung jalan arteri primer di Emon dengan
Bory-Ayawasi
d. Jalan Arteri Sekunder
Jalan arteri sekunder di IKKab Maybrat merupakan jalan
lingkar kota, sekaligus sebagai jalan alternatif di Sub BWP II, III,
IV saat ada hambatan perjalanan di jalan poros kota, meliputi:
(1) Jalan lingkar timur dari rencana Terminal di Sahbur - kantor
DPU ciptakarya saat ini, hingga kantor Bappeda saat ini.
(2) Jalan lingkar barat di Sub BWP II, III, IV dari terminal di
Sahbur - rencana kantor DPRD, hingga kantor Bappeda saat
ini.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -6


Ibukota Kabupaten Maybrat
(3) Jalan penghubung kantor Bupati dengan jalan lingkar timur
dan jalan lingkar barat
e. Jalan kolektor sekunder
Jalan kolektor sekunder di IKKab Maybrat merupakan jalan
penghubung jalan arteri primer dengan jalan arteri sekunder,
meliputi
(1) Jalan penghubung jalan poros dengan jalan lingkar yang
sekaligus juga menjadi pembatas Sub BWP II dengan Sub
BWP III,
(2) Jalan penghubung jalan poros dengan jalan lingkar yang
sekaligus juga menjadi pembatas Sub BWP III dengan Sub
BWP IV.
f. Jalan lokal sekunder
Jalan lokal sekunder di IKKab Maybrat meliputi jalan
penghubung jalan kolektor sekunder dengan jalan kolektor
sekunder.
g. Jalan lingkungan
Jalan lingkungan meliputi semua jalan penghubung antar persil
yang ada di dalam kampung/kelurahan yang ada di Perkotaan
IKK Maybrat.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -7


Ibukota Kabupaten Maybrat
Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -8
Ibukota Kabupaten Maybrat
5.1.1.2. Dimensi Ruang Jalan
Ruang jalan di Ibukota Kabupaten Maybrat direncanakan
dengan lebar yang cukup untuk mengantisipasi perkembangan
volume lalu lintas di kemudian hari. Pada pasal 13 hingga 20
disebutkan bahwa lebar badan jalan untuk jalan arteri primer dan
arteri sekunder paling sedikit 11 meter, jalan kolektor primer dan
kolektor sekunder paling sedikit 9 meter, jalan lokal primer dan
lokal sekunder paling sedikit 7,5 meter, jalan lingkungan primer
dan lingkungan sekunder paling sedikit 6,5 meter. Badan jalan
meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah dan
bahu jalan. Bahu jalan digunakan untuk kendaraan berhenti dalam
keadaan darurat agar tidak mengganggu arus lalu lintas yang
melewati perkerasan jalan. Selanjutnya dalam pasal 40 PP 34
Tahun 2006 tentang jalan disebutkan bahwa ruang milik jalan
(rumija) memiliki lebar paling sedikit untuk jalan raya adalah 25
meter, jalan sedang 15 meter dan jalan kecil 11 meter. Sementara
itu pada pasal 32 disebutkan bahwa untuk jalan raya yang
mengakomodasi lalu lintas jarak jauh, jalan dilengkapi dengan
median sebagai pemisah arah kendaraan dengan masing-masing
arah paling sedikit 2 lajur, dan lebar lajur paling sedikit 3,5 meter.
Untuk jalan sedang, paling sedikit 2 lajur untuk 2 arah, boleh tanpa
median pembatas, dan lebar jalur minimal 7 meter. Untuk jalan
kecil yang melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 lajur untuk
2 arah, tanpa median pembatas arah dengan lebar jalur paling
sedikit 5,5 meter.
Jalan di IKKab Maybrat selain sebagai ruang pergerakan, juga
direncanakan sebagai bagian dari ruang terbuka hijau dan elemen
ruang kota yang digunakan untuk menciptakan citra prestige
ibukota kabupaten yang bernuansa hijau. Dengan menggunakan
pertimbangan tersebut di atas, jalan di IKKab Maybrat
direncanakan dengan dimensi sebagai berikut:

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -9


Ibukota Kabupaten Maybrat
(1) Jalan arteri primer di IKKab Maybrat sebagai jalan poros
IKKab Maybrat direncanakan untuk mengakomodasi lalu
lintas antar kota (Sorong-Manokwari) dan lalu lintas
setempat. Lalu lintas antar kota dilayani dua jalur jalan
dengan median di bagian tengahnya untuk memisahkan arah
lalu lintas sekaligus sebagai ruang hijau sehingga median
dibuat cukup lebar untuk tempat tumbuh tanaman. Lebar
jalur lalu lintas jarak jauh antar kota direncanakan 2x8
meter, terdiri dari jalur lalu-lintas 7 meter dan bahu jalan 1
meter. Lebar median tengah 2 meter. Di kanan-kiri jalur cepat
yang melayani lalu lintas antar kota dibuat jalur lambat
untuk melayani lalu lintas setempat selebar 2x6,5 meter,
terdiri dari jalur lalu lintas 5,5 meter dan bahu jalan 1 meter.
Sebagai pembatas lalu lintas antar kota dengan lalu lintas
setempat dibuat median dengan lebar 2x1,5 meter yang juga
sekaligus sebagai ruang hijau jalur.
Di kanan-kiri jalan arteri primer yang berada di area
terbangun dibuat pedestrian di kanan kiri jalan selebar 3
meter dan cadangan lahan untuk saluran drainase selebar 2
meter.
Dengan demikian lebar rumija adalah 44 meter.

Tabel 5.5. Dimensi Jalan Arteri Primer


Drainase Pedes Jalur Pemisah Jalur Pemisah Jalur Pemisah Jalur Pedes Drainase
trian Lambat Cepat cepat lambat trian
2m 3m 6,5 m 1,5 m 8m 2m 8m 1,5 m 6,5 m 3m 2m
Sumber: Rencana 2015

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -10


Ibukota Kabupaten Maybrat
Gambar 5.1a. Dimensi Jalan Arteri Primer di Area Terbangun
Sumber: Rencana, 2015

Gambar 5.1b. Dimensi Jalan Arteri Primer di Luar Area Terbangun


Sumber: Rencana, 2015

(2) Jalan kolektor primer di IKKab Maybrat direncanakan untuk


melayani lalu lintas dari IKKab Maybrat menuju PKW di
sekitarnya dan sebaliknya, yaitu Bintuni, Ayamaru dan
Teminabuan.
Badan jalan kolektor primer direncanakan dengan lebar jalur
12 meter yang tidak terpisah oleh median, terdiri dari jalur
lalu-lintas 7 meter dan bahu jalan 2 x 2,5 meter.
Di kanan-kiri jalan kolektor primer yang berada di area
terbangun dibuat pedestrian untuk pejalan kaki selebar 3
meter dan cadangan lahan untuk saluran drainase selebar 2
meter.
Dengan demikian lebar rumija adalah 22 meter.
Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -11
Ibukota Kabupaten Maybrat
Tabel 5.6. Dimensi Jalan Kolektor Primer
Drainase Pedes Badan jalan Pedes Drainase
trian termasuk trian
bahu jalan
2m 3m 12 m 3m 2m
Sumber: Rencana, 2015

Gambar 5.2a. Dimensi Jalan Kolektor Primer di Area Terbangun


Sumber: Rencana, 2015

Gambar 5.2b. Dimensi Jalan Kolektor Primer di Area Terbangun


Sumber: Rencana, 2015

(3) Jalan lokal primer di IKKab Maybrat direncanakan untuk


melayani lalu lintas dari IKKab Maybrat menuju PPK dan PPL
di sekitarnya dan sebaliknya. Badan jalan lokal primer
direncanakan dengan lebar jalur 10 meter yang tidak terpisah
oleh median, terdiri dari jalur lalu-lintas 6 meter dan bahu
jalan 2x2 meter.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -12


Ibukota Kabupaten Maybrat
Di kanan-kiri jalan lokal primer yang berada di area
terbangun dibuat pedestrian untuk pejalan kaki selebar 3
meter dan cadangan lahan untuk saluran drainase selebar 2
meter.
Dengan demikian lebar rumija adalah 20 meter.

Tabel 5.7. Dimensi Jalan Lokal Primer


Drainase Pedes Badan jalan Pedes Drainase
trian termasuk trian
bahu jalan
2m 3m 10 m 3m 2m
Sumber: Rencana, 2015

Gambar 5.3. Dimensi Jalan Lokal Primer di Area Tidak Terbangun


Sumber: Rencana, 2015

(4) Jalan Arteri Sekunder


Jalan arter sekunder direncanakan untuk melayani
pergerakan antar pusat-pusat kegiatan sekunder skala kota.
Sebagai contoh adalah antara fasilitas terminal dengan
pergudangan dan perdagangan. Jalan arteri sekunder juga
digunakan sebagai jalan alternatif saat terjadi gangguan di
jalan arteri primer ruas dalam kota sehingga badan jalan
dibuat lebar.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -13


Ibukota Kabupaten Maybrat
Lalu lintas dilayani oleh dua jalur jalan dengan median di
bagian tengahnya untuk memisahkan arah lalu lintas
sekaligus sebagai ruang hijau sehingga median dibuat cukup
lebar untuk tempat tumbuh tanaman. Lebar jalur lalu lintas
direncanakan 2x8 meter, terdiri dari jalur lalu lintas 7 meter
dan bahu jalan 1 meter. Lebar median tengah 2 meter. Di
kanan-kiri jalan arteri primer dibuat pedestrian selebar 3
meter dan cadangan lahan untuk saluran drainase selebar 2
meter.
Dengan demikian lebar rumija adalah 28 meter.

Tabel 5.8. Dimensi Jalan Arteri Sekunder


Drainase Pedes Jalur lalu lintas Pemisah Jalur lalu lintas Pedes Drainase
trian dan bahu jalan dan bahu jalan trian
2m 3m 8m 2m 8m 3m 2m
Sumber: Rencana, 2015

Gambar 5.4. Dimensi Jalan Arteri Sekunder


Sumber: Rencana, 2015

(5) Jalan Kolektor sekunder direncakan sebagai jalan pengumpul


lalu lintas dari jalan lokal sekunder dan jalan lingkungan ke
jalan arteri sekunder dan arteri primer.
Badan jalan kolektor sekunder direncanakan dengan lebar
jalur 12 meter yang tidak terpisah oleh median, terdiri dari

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -14


Ibukota Kabupaten Maybrat
jalur lalu lintas 7 meter dan bahu jalan 2x2,5 meter. Dengan
ukuran tersebut dimungkinkan untuk parkir di dua sisi jalan
tanpa mengganggu arus lalu lintas yang lewat dua arah
dengan kecepatan sedang.
Di kanan-kiri jalan kolektor sekunder disediakan ruang
untuk pejalan kaki selebar 3 meter dan cadangan lahan
untuk saluran drainase selebar 2 meter.
Dengan demikian lebar rumija adalah 22 meter.

Tabel 5.9. Dimensi Jalan Kolektor Sekunder


Drainase Pedes Badan jalan Pedes Drainase
trian termasuk trian
bahu jalan
2m 3m 12 m 3m 2m
Sumber: Rencana, 2015

Gambar 5.5. Dimensi Jalan Kolektor Sekunder


Sumber: Rencana, 2015

(6) Jalan lokal sekunder direncanakan sebagai tempat lalu lintas


dari perjalanan setempat atau jarak pendek.
Badan jalan lokal sekunder direncanakan dengan lebar jalur
10 meter yang tidak terpisah oleh median, terdiri dari jalr lalu
lintas 6 meter dan bahu jalan 2x2meter. Dengan ukuran

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -15


Ibukota Kabupaten Maybrat
tersebut masih dimungkinkan untuk parkir di dua sisi jalan
tanpa mengganggu arus lalu lintas yang lewat dua arah tapi
dengan kecepatan rendah.
Di kanan-kiri jalan lokal sekunder dibuat pedestrian untuk
pejalan kaki selebar 3 meter dan cadangan lahan untuk
saluran drainase selebar 2 meter.
Dengan demikian lebar rumija adalah 20 meter.

Tabel 5.10. Dimensi Jalan Lokal Sekunder


Drainase Pedes Badan jalan Pedes Drainase
trian termasuk trian
bahu jalan
2m 3m 10 m 3m 2m
Sumber: Rencana, 2015

Gambar 5.6. Dimensi Jalan Lokal Sekunder


Sumber: Rencana, 2015

(7) Jalan lingkungan adalah jalan penghubung antar kapling


yang ada di Ibukota Kabupaten Maybrat.
Badan jalan lingkungan direncanakan cukup lebar, yaitu 7
meter agar dapat dilewati oleh papasan kendaraan lewat
dengan kendaraan pemadam kebakaran atau ambulan pada
saat ada kendaraan parkir di salah satu sisi ruas jalan
tersebut.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -16


Ibukota Kabupaten Maybrat
Di kanan-kiri jalan lingkungan dibuat pedestrian untuk
pejalan kaki yang bagian bawahnya boleh digunakan untuk
saluran drainase selebar 3 meter.

Tabel 5.11. Dimensi Jalan Lingkungan


Pedestrian dan Badan jalan Pedestrian dan
Drainase termasuk Drainase
bahu jalan
3m 7m 3m
Sumber: Rencana, 2015

Gambar 5.7. Dimensi Jalan Lingkungan


Sumber: Rencana, 2015

5.1.2 Rencana Prasarana Transportasi Umum


Rencana prasarana transportasi umum di IKKab Maybrat
adalah terminal, halte, pergudangan dan Bandara.
Terminal merupakan prasarana transportasi darat untuk
keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan
intra dan/atau antar moda transportasi, mengatur kedatangan dan
pemberangkatan serta pengawasan pengoperasian kendaraan
umum.
Halte merupakan prasarana transportasi darat untuk
keperluan pemberhentian sementara bagi angkutan umum yang
akan menurunkan dan menaikan penumpang.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -17


Ibukota Kabupaten Maybrat
Pergudangan adalah zona tempat berdirinya banyak gudang.
Gudang pada dasarnya adalah bangunan tempat penyimpanan
barang, yang mana di dalamnya terdapat proses pergudangan
berupa storage dan material handling. Gudang dibutuhkan di dalam
proses koordinasi penyaluran barang, yang muncul sebagai akibat
kurang seimbangnya proses supply (penawaran) dan demand
(permintaan) sehingga mendorong munculnya persediaan.
Persediaan membutuhkan ruang sebagai tempat penyimpanan
sementara yang disebut sebagai gudang. Gudang mempunyai peran
di dalam menekan biaya transportasi. Pembelian barang dengan
jumlah dibawah kapasitas muatan alat angkut akan menyebabkan
tingginya biaya angkut yang harus ditanggung oleh nilai barang
dalam setiap unitnya. Untuk menekan biaya per unit angkutan
tersebut minimal harus dibeli sebanyak volume kapasitas muatan
alat angkutan, sehingga akan diperoleh biaya per unit yang relatif
rendah namun disisi lain terdapat konsekuensi timbulnya
persediaan barang akibat pembelian yang berlebih harus disimpan
di suatu tempat. Gudang juga berfungsi sebagai unsur koordinasi
antara penawaran dan permintaan. Permintaan pasar dapat terjadi
secara berfluktuasi sedangkan penawaran, dalam hal ini proses
produksi, akan menghasilkan volume relatif konstan, sehingga
diperlukan gudang sebagai tempat penyimpanan pada saat volume
produksi meningkat, dan permintaan pasar menurun. Selain itu,
barang dengan tipe, klasifikasi dan karakteristik tertentu menuntut
harus siap tersedia di pasar, agar pasokan barang tersebut dipasar
tidak terhenti. Untuk itu diperlukan gudang yang relatif dekat
dengan pasar sebagai media untuk mempercepat proses
pendistribusian guna memenuhi kebutuhan pasar. Selanjutnya,
gudang yang akan dikembangkan di IKKab Maybrat adalah gudang
umum, yaitu gudang yang diperoleh dari menyewa atau mengontrak

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -18


Ibukota Kabupaten Maybrat
dari pihak lain untuk dipergunakan menyimpan barang. Tipe
gudang yang akan dikembangkan adalah sbb:
 General merchandise, Gudang jenis ini adalah yang paling
umum. Gudang ini dirancang untuk digunakan oleh pabrik,
distributor dan pelanggan untuk menyimpan beragam jenis
barang dagangan. Barang dagangan tersebut biasanya tidak
memerlukan penanganan khusus.
 Cold Storage warehouse. Gudang tipe ini pada umumnya
dipergunakan untuk menyimpan barang tidak tahan lama
(perishable goods) atau produk yang membutuhkan suhu
tertentu untuk ketahanannya, terdiri dari hasil alam, misal
buah, sayur ataupun hasil laut atau hasil pabrik, misal
bahan kimia kertas photo, photographics film.
 Bulk Storage warehouse. Gudang jenis ini biasanya
dipergunakan untuk produk-produk cairan dan kering dalam
ukuran besar, untuk kemudian dipecah atau dibagi dalam
ukuran yang lebih kecil. Contoh beras, bahan kimia, dll.
Terminal yang akan dikembangkan di IKKab Maybrat adalah
terminal tipe C yang digunakan sebagai terminal penumpang dan
terminal barang. Barang yang akan dilayani terutama adalah hasil
bumi dari wilayah hinterland sehingga lokasinya direncanakan
berdekatan dengan Pasar.
Pergudangan direncanakan di dekat terminal dan pasar
(Kampung Sahbur) di sebelah timur jalan arteri primer.
Perrgudangan ini diarahkan untuk menjadi gudang logistik bagi
Kabupaten Maybrat. Berbagai barang komoditas dari daerah lain
yang akan dijual di Kabupaten Maybrat dibawa menggunakan truk
dari ke subzona Pergudangan ini, selanjutnya dibawa ke zona
perdagangan di IKKab Maybrat atau keluar kota (penjuru
Kabupaten Maybrat).

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -19


Ibukota Kabupaten Maybrat
Sementara itu, meski tidak digunakan untuk pergerakan di
dalam kota, di wilayah perencanaan ada lapangan terbang di
Ayawasi yang keberadaannya tetap dipertahankan, namun tidak
dikembangkan menjadi lebih besar, karena Kabupaten Maybrat
berencana mengembangkan bandara umum di Kambuaya.

5.2 Rencana Sistem Jaringan Energi


Rencana pengembangan jaringan energi atau listrik
dilakukan melalui peningkatan dan pembangunan jaringan baru.
Rencana peningkatan dilakukan pada bagian wilayah perkotaan
yang saat ini sudah berkembang sebagai permukiman dan akan
ditingkatkan fungsi dan intensitas ruangnya sebagai pusat layanan.
Sementara itu, pembangunan jaringan listrik dilakukan ada bagian
wilayah perkotaan yang direncanakan sebagai lokasi pusat
pelayanan, tetapi kondisinya saat ini masih berupa lahan tidak
terbangun.
Energi listrik didistribusikan dari gardu yang dalam RTRW
Kabupaten Maybrat dialokasikan di Kumurkek dengan sumber
energi listrik dari PLT Mikro Hidro Sungai Mosmon dan PLT Diesel.
Perencanaan pengembangan jaringan listrik dilakukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan di masa yang akan datang
yaitu tahun 2036. Proyeksi kebutuhan energi listrik untuk rumah
tangga (domestik) dihitung berdasarkan standar pemenuhan
kebutuhan listrik masyarakat sebagaimana tertuang dalam SNI 03-
1733-2004, yaitu setiap unit rumah tangga harus dilayani daya
listrik minimum 450 Watt.
Dengan menggunakan proyeksi jumlah penduduk pada
Tahun 2036 sebesar 15.000 jiwa dan mengasumsikan bahwa pada
setiap rumah tangga terdiri dari 4 jiwa maka pada tahun 2036
diproyeksikan ada 3.750 rumah. Kebutuhan listrik total untuk

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -20


Ibukota Kabupaten Maybrat
sektor domestik atau perumahan di IKKab Maybrat adalah 3.750 x
450 Watt = 1.687.500atau 1,69 MW.
Sementara itu, untuk energy bahan bakar, perlu disediakan
minimal 3 (tiga) SPBU yang ditempatkan di Susumuk yang
merupakan simpang jalan, di Kumurkek yang merupakan pusat
kota dan di Ayawasi yang ada lapangan terbangnya.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -21


Ibukota Kabupaten Maybrat
Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -22
Ibukota Kabupaten Maybrat
5.3 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
5.3.1 Sistem Jaringan Kabel
Salah satu modal daerah untuk menarik investasi dan
sekaligus meningkatkan perekonomian wilayah adalah tersedianya
infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Hingga sekarang PT.
Telkom sebagai penyedia sarana telekomunikasi jaringan kabel
belum melayani IKKab Maybrat. Pengembangan jaringan kabel
telekomunkasi antara lain:
1. Pengembangan Sentral Telepon Otomat (STO) di Fategomi atau
di Kumurkek
2. Pengembangan jaringan kabel telekomunikasi primer dari STO
ke Rumah Kabel dan kabel telekomunkasi sekunder dari rumah
kabel ke Kotak Pembagi, serta jaringan dari kotak pembagi ke
konsumen.

5.3.2 Sistem Jaringan Selular


Teknologi telepon seluler lebih praktis dibanding telepon
kabel karena tidak harus menggelar kabel sepanjang jalan
perkotaan dan desa untuk menjangkau para pelanggan. Melihat
kepraktisan tersebut, maka rencana pengembangan telekomunikasi
seluler menjadi prioritas dalam mengatasi kendala komunikasi.
Dengan semakin banyaknya penyelenggara telekomunikasi, maka
kebutuhan masyarakat akan kecepatan dan kemudahan informasi
semakin terpenuhi. Pengembangan teknologi seluler mampu
menumbuhkan peningkatan jumlah satuan sambungan, mengingat
teknologi ini lebih murah dibandingkan dengan teknologi kabel.
Terlebih jaringan telepon selular saat sudah ada dan sudah
menjangkau sebagaian kawasan perkotaan IKKab Maybrat,
terutama di Kumurkek. Dengan berlakunya Undang-Undang No.
3/1999 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi di Indonesia,
dimana penyelenggaraan telekomunikasi tidak lagi menjadi

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -23


Ibukota Kabupaten Maybrat
monopoli PT. Telkom Indonesia, sehingga kebutuhan masyarakat
akan telekokomunikasi akan semakin terlayani dengan semakin
banyaknya penyelenggara telekomunikasi. Beberapa BTS perlu
ditambahkan di IKKab dengan jarak antar BTS sekitar 2 hingga 5
km.

5.3.3 Sistem Telekomunikasi Lain


Sistem Telekomunikasi lain yang direncanakan di IKKab
Maybrat adalah kantor pos. Kantor pos yang direncanakan adalah
kantor pos kecil. Kantor pos ini melayani dan menyelenggarakan
pengiriman barang, surat, uang, dan sebagainya. Lokasi yang
direncanakan untuk kantor pos kecil ini adalah di Sub BWP IV.
Berikut merupakan peta rencana sistem jaringan telekomunikasi
IKKab Maybrat.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -24


Ibukota Kabupaten Maybrat
Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -25
Ibukota Kabupaten Maybrat
5.4. Rencana Sistem Jaringan Air Bersih
Pelayanan air bersih untuk air minum merupakan
komponen yang strategis dalam pembangunan. Kebutuhan air
bersih di IKKab Maybrat akan meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk dan perkembangan kegiatan yang ada.
Dengan asumsi kebutuhan air domestik per orang setiap harinya
adalah 150 liter (0,15 m3), diproyeksikan kebutuhan air bersih yang
harus disediakan di Perkotaaan IKKab Maybrat untuk melayani
15.000 jiwa adalah 2.250 m3 perhari atau 26,04 liter/detik. Air
baku untuk penyediaan air minum bagi penduduk Ayawasi diambil
dari mata air Patah hati, untuk penduduk Kumurkek dsk diambil
dari mata air Sikoh, Esiam dan Ainot, untuk penduduk Susumuk
diambil dari mata air Susumuk. Selain itu juga ada mata air Ahmae
untuk melayani penduduk di Ibukota Kabupaten Maybrat.

Tabel 5.12. Rencana Distribusi Air


No Kampung Proyeksi Penyediaan Debit
Penduduk (150 ltr/jw/hari)
(Jiwa)
1 Susumuk 2.000 300 m3 3,47 ltr/dt
2 Kumurkek 8.500 1275 m3 14,76 ltr/dt
3 Ayawasi 4.500 675 m3 7,81 ltr/dt
Total 15.000 2250 m3 26,04 ltr/dt
Sumber: Rencana, 2015

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -26


Ibukota Kabupaten Maybrat
Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -27
Ibukota Kabupaten Maybrat
5.5. Rencana Sistem Jaringan Air Limbah
Air limbah merupakan salah satu komponen penting dari
sistem sanitasi. Sistem pengolahan air limbah sangat berpengaruh
terhadap kesehatan masyarakat. Masyarakat yang tinggal pada
permukiman dengan pengelolaan air limbah yang buruk beresiko
terkena penyakit seperti diare, typus, dan penyakit kulit. Limbah
rumah tangga secara umum dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok,
yaitu limbah air kotor (grey water) dan pembuangan tinja manusia
(black water). Limbah air kotor dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga meliputi air bekas memasak, air bekas mencuci ataupun air
bekas mandi, sedangkan pembuangan tinja dihasilkan dari limbah
manusia.
Hasil survey lapangan menunjukkan bahwa jaringan air
limbah di IKKab Maybrat masih menggunakan sistem setempat
atau on site, yaitu tiap rumah membuang limbah di halaman
rumahnya. Belum ada sistem pembuangan limbah terpusat atau off
site. Di Ayawasi dan Kumurkek ada MCK umum yang digunakan
oleh beberapa keluarga..
Sistem jaringan air limbah dapat berupa sistem setempat dan
sistem terpusat. Selain itu, saluran air limbah dapat menjadi satu
dengan saluran drainase atau terpisah dari saluran drainase.
Apabila saluran air limbah dibuat terpisah dari saluran drainase,
maka biaya yang dibutuhkan relative lebih tinggi dibanding jika
saluran dibuat jadi satu. Akan tetapi, jika intensitas aliran air di
saluran drainase rendah, maka air limbah di saluran drainase akan
mengganggu kesehatan dan estetika kota.
Sistem jaringan air limbah dii IKKab Maybrat pada masa
mendatang direncanakan berupa saluran air limbah yang terpisah
dari saluran drainase dengan unit pengolahan limbah berupa IPAL
(Instalasi Pengolah Air Limbah). IPAL yang direncanakan di IKKab
Maybrat bukan IPAL dalam skala besar, melainkan beberapa IPAL

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -28


Ibukota Kabupaten Maybrat
yang melayani kebutuhan skala kecil. Dengan memanfaatkan gaya
grafitasi yang ada, air limbah masyarakat di salurkan menuju IPAL
terdekat . Didalam unit IPAL tersebut, air limbah masyarakat akan
melalui beberapa proses seperti pengendapan, penyaringan,
penguraian, sampai pada akhirnya akan disalurkan ke badan air
secara langsung..
Sebelum dialirkan ke saluran pembuangan limbah, masing-
masing rumah-tangga diharuskan membuat septic tank agar air
yang mengalir ke saluran sudah dalam kondisi lebih bersih.
Penyedotan lumpur tinja sekali dalam lima tahun untuk tiap
septictank perlu dilakukan agar kualitas air yang dibuang ke
saluran dapat terjaga. Untuk memudahkan penyedotan, posisi
septic tank ada di dekat jalan yang bias dilalui mobil penyedot tinja.
Air kotor sedotan tinja dari septic tank akan diolah dalam IPLT
(Instalasi Pengolah Lumpur Tinja) yang lokasnya diletakkan di dekat
IPAL, relative jauh dari lokasi permukiman penduduk.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -29


Ibukota Kabupaten Maybrat
Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -30
Ibukota Kabupaten Maybrat
5.6. Rencana Sistem Jaringan Persampahan
Rencana sistem pengelolaan sampah di IKKab Maybrat
adalah pengelolaan sampah terpadu dan terpusat. Pengelolaan
sampah terpadu yaitu dengan menerapkan konsep 3R (Reuse,
Reduce, dan Recycle). Reuse berarti menggunakan kembali, yaitu
kegiatan penggunaan kembali sampah yang masih dapat
digunakan. Reduce berarti mengurangi, yaitu mengurangi segala
sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. Recycle berarti
mendaur ulang yaitu mengolah sampah menjadi produk baru.
Konsep ini bertujuan untuk meminimalisasi sampah dalam rangka
memelihara lingkungan yang bersih dan meningkatkan nilai
tambah produk daur ulang sampah. Keuntungan yang diperoleh
melalui sistem pengelolaan sampah terpadu yaitu reduksi sampah,
mengurangi biaya pengangkutan, memperpanjang umur peralatan
dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengurangi pencemaran air,
tanah, dan udara, dan dapat menghasilkan keuntungan ekonomi.
Pengelolaan sampah secara terpusat di IKKab Maybrat diarahkan
dengan sistem pengelolaan berikut:
a. Penduduk menyediakan bak sampah di setiap rumah dengan
ukuran maksimal 1 m3,
b. Penduduk memisahkan sampah plastik dan sampah kertas
(sampah organik dan non organik) dan membuang sampahnya
ke bak sampah,
c. Sampah dari bak sampah rumah tangga diangkut oleh gerobak
sampah dan ditampung dalam Tempat Pembuangan Sementara
(TPS) berkapasitas 8 m3,
d. Dari tempat pembuangan sampah sementara, sampah diangkut
menggunakan truk menuju Tempat Pengolahan Sampah Akhir
(TPA) atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST),
e. Volume sampah yang dihasilkan per orang setiap harinya
diasumsikan sebanyak 2 liter atau 0,002 m3. Dengan

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -31


Ibukota Kabupaten Maybrat
demikan dapat diproyeksikan sampah yang akan dihasilkan
penduduk Perkotaan IKKab Maybrat yang berjumlah 15.000
jiwa adalah 30 m3 perhari. Dibutuhkan 2 truk berkapasitas
8 m3 yang akan mengangkut sampah 2 kali sehari.
Sebenarnya cukup 1 truk berkapasitas 8 m3 dengan 4 kali
angkut, tapi apabila terjadi kerusakan truk yang hanya ada
satu-satunya di Ibukota Maybrat, maka pengangkutan
sampah menjadi terhenti.

Tabel 5.13.
Produksi Sampah dan Kebutuhan TPS serta Alat angkut
No Kampung Proyeksi Volume TPS Truk Sampah
Penduduk Produksi Kapasitas kapasitas
(Jiwa) Sampah 8 m3 8 m3
1 Susumuk 2.000 4 m3 1
2 Kumurkek 8.500 17 m3 3
3 Ayawasi 4.500 9 m3 2
Total 15.000 30 m3 6 2 buah (angkut
2x sehari)
Sumber: Rencana, 2015

Untuk TPS yang menggunakan container angkat, truk


pengangkut dari pool mengangkut container angkat berisi sampah
untuk dibawa ke TPST. Selanjutnya, container angkat yang kosong
dari TPST dibawa ke TPS kedua. Container angkat yang berisi
sampah di TPS kedua dibawa ke TPST untuk selanjutnya container
angkat yang kosong dibawa ke TPS ketiga dan seterusnya hingga
hari itu semua sampah di semua TPS terangkut ke TPST.
Untuk TPS yang menggunakan container tetap prinsipnya
sama dengan TPS yang menggunakan bak sampah. Untuk
pengangkutan sampah dari TPS ke TPST, dapat menggunakan truk
khusus untuk container atau menggunakan truk sampah dengan
bak di bagian belakang truk. Jika menggunakan truk sampah
dengan bak sampah di bagian belakangnya, maka digunakan
tenaga manusia untuk mengangkat sampah dari container tetap ke
truk sampah. Container tetap dalam hal ini berfungsi sama dengan

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -32


Ibukota Kabupaten Maybrat
bak sampah, hanya bentuknya yang berbeda. Tempat Pembuangan
Akhir di luar perkotaan IKKab Maybrat, dilakukan proses
pengolahan sampah agar sampah tidak mencemari lingkungan.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -33


Ibukota Kabupaten Maybrat
Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -34
Ibukota Kabupaten Maybrat
5.7. Rencana Sistem Jaringan Drainase
Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air
permukaan ke badan air atau bangunan resapan buatan.
Berdasarkan fungsi layanannya, jaringan drainase dibedakan
menjadi:
a. Jaringan drainase lokal berupa saluran awal yang melayani
bagian kota tertentu seperti kompleks permukiman,
perkantoran, perdagangan dengan cakupan layanan seluas
kurang lebih 10 hektar dan tanggungjawab pengelolaannya ada
pada masyarakat, pengembang, atau instansi tertentu. Saluran
drainase yang dikembangkan adalah saluran tersier dan
sekunder.
b. Jaringan drainase utama berupa saluran drainase primer yang
menyalurkan air dari drainase lokal (tersier dan sekunder) ke
badan air atau bangunan resapan buatan. Tanggungjawab
pengelolaannya ada di pemerintah kabupaten, yaitu SKPD yang
bertugas mengurusi drainase perkotaan.
Rencana pengembangan jaringan drainase meliputi
pengembangan jaringan drainase yang sudah ada dan
pembangunan jaringan drainase baru pada bagian wilayah
perkotaan yang belum ada jaringan drainasenya. Sistem drainase
yang digunakan adalah sistem drainase terpadu, menyalurkan air
hujan yang jatuh di dawasja dan kawasan di sekitarnya ke sungai
atau kolam detensi (kolam tampungan air).
Saluran primer direncanakan di ruang jalan arteri primer dan
jalan lingkar yang seterusnya menuju sungai atau tempat yang
elevasinya lebih rendah dari kota sebagai kolam detensi. Saluran
sekunder di rencanakan di ruang jalan kolektor primer dan lokal
primer, sedangkan saluran tersier direncanakan di ruang jalan
lingkungan.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -35


Ibukota Kabupaten Maybrat
Saluran drainase yang akan dikembangkan di IKKab Maybrat
direncanakan berupa saluran terbuka dengan ukuran yang cukup
besar, berkontruksi batu kali di bagian dinding dan konstruksi
tanah di bagian lantai saluran untuk memberi kesempatan air
meresap ke dalam tanah. Di beberapa lokasi, saluran diijinkan
untuk diberi tutup guna keperluan tertentu, antara lain untuk
akses ke kapling.

Gambar 5.8. Tipikal Drainase Terbuka


Sumber:SNI 03-6967-2003 tentang Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan
Geometrik Jalan Perumahan

Keterangan:
a perkerasan jalan
b bahu jalan
c saluran drainase

Gambar 5.9. Tipikal Drainase Tertutup


Sumber: SNI 03-6967-2003 tentang Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan
Geometrik Jalan Perumahan

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -36


Ibukota Kabupaten Maybrat
Area yang menjadi prioritas pertama pengembangan drainase
adalah kawasan pusat perkantoran dan pusat perdagangan. Hal ini
dikarenakan pada 20 tahun kedepan diperkirakan kecenderungan
pada kawasan ini akan semakin padat dan semakin sedikit pula
area terbuka yang menjadi resapan air, sehingga saluran drainase
dapat mengurangi resiko terjadinya banjir.
Area yang menjadi prioritas kedua pengembangan jaringan
adalah area hunian yang saat ini belum memiliki jaringan drainase.
Area ini meliputi Kampung Susumuk dan Ayawasi.

Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -37


Ibukota Kabupaten Maybrat
Laporan Akhir| Rencana Detail Tata Ruang 5 -38
Ibukota Kabupaten Maybrat

Anda mungkin juga menyukai