Anda di halaman 1dari 37

UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014

PT.Pertamina Geothermal Energy

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN


UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
KEGIATAN EKSPLORASI SUMUR PANAS BUMI
WAY PANAS KABUPATEN TANGGAMUS
PROVINSI LAMPUNG

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun


2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup,
yang bertandatangan di bawah ini menyampaikan UKL dan UPL dari rencana
usaha atau kegiatan dengan benar dan akan mematuhi segala persyaratan dan
kewajiban yang telah ditentukan UKL dan UPL, serta izin yang diterbitkan oleh
pejabat dan instansi yang berwenang dapat diuraikan sebagai berikut:

I. IDENTITAS PEMRAKARSA

1.1 Nama Perusahaan


PT Pertamina Geothermal Energy
1.2 Nama Penanggung Jawab Rencana Kegiatan
Nama : Adnan
Jabatan : General Manager Area Ulubelu
1.3 Alamat Kantor
PT PGE Area Ulubelu
Jalan Raya Ulubelu, Karang Rejo, Ulubelu Tanggamus 35379 Indonesia
PO BOX 12 Pringsewu Lampung
Telp : +6272922881 Lampung
www.pge.pertamina.com
1.4 Penyusun Studi UKL-UPL
Dalam penyusunan Dokumen UKL-UPL ini, PT Pertamina Geothermal
Energy bekerjasama dengan:
a. Nama Lembaga : Lembaga Penelitian Universitas Lampung
b. Alamat Lengkap : Kampus Unila Gedung Meneng
Gedung Rektorat Lantai 5
Jalan Sumantri Brojonegoro No. 1

1
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Bandar Lampung 35145


Telpon : 0721-705173
Faximile : 0721-773798
E-mail : lemlit@unila.ac.id
c. Nomor Tanda Bukti Registrasi Kompetensi:0076/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH
d. Nama Penanggung Jawab Penyusun AMDAL: Dr. Eng. Admi Syarif
e. Alamat Lengkap Penanggung Jawab Penyusun AMDAL:
Kampus Unila Gedung Meneng
Gedung Rektorat Lantai 5
Jalan Sumantri Brojonegoro No. 1
Bandar Lampung 35145
Telpon : 0721-705173
Faximile : 0721-773798
E-mail : lemlit@unila.ac.id
f. Tim Penyusun
Ketua : Dr. Erdi Suroso, STP, MTA (Ahli Lingkungan)
Anggota : Dr.Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T. (Amdal A)
Dr.Eng.Udin Hasanudin, M.T (Amdal A& B)
Dr. Melya Riniarti, S.Hut, M.P.
Ir. Efri, M.S. (Amdal A & B)
Drs. Buchori Asyik, M.S. (Amdal A)
Wisnu Satyajaya, STP, M.M, M.Si.

2
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

II. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN

2.1. Nama Rencana Kegiatan

Eksplorasi Sumur Panas Bumi Way Panas.

2.2. Lokasi Rencana Kegiatan

Lokasi kegiatan terletak pada 10 desa/pekon, 2 kecamatan,


1 Kabupaten, dan 1 propinsi, data selengkapnya disajikan pada Tabel
2.1. dan Gambar 2.1.

Tabel 2.1. Data jumlah Desa, Kecamatan, Kabupaten yang terletak dalam
rencana kegiatan Eksplorasi Proyek Way Panas

No Kabupaten Kecamatan Nama Desa/Pekon


1 Tanggamus Wonosobo Way Panas
Sampang Turus
Sumur Tujuh
Pekon Balak
Bandar Kejadian
Sridadi
Kota Agung Barat Kanyangan
Kali Miring
Negara Batin
Belu
Sumber: PT PGE (2013)

2.3. Skala/Besaran Rencana Kegiatan

Kegiatan eksplorasi geothermal Way Panas ini seluas 377 Hektar yang terdiri
dari 12 Cluster Pemboran dengan luas @ 6 Hektar/Cluster. Jumlah sumur
eksplorasi per Cluster sebanyak maksimum 6 sumur. Logyard sebanyak 2 unit
dengan luas masing-masing 5 Hektar. Stasiun Pompa Air (WPS) sebanyak 10
unit dengan luas masing-masing 0.5 Hektar. Luas jalan yang akan digunakan
seluas 277,5 Hektar. Adapun spesifikasi rencana kegiatan disajikan pada Tabel
2.2.

3
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

GI

Gambar 2.1. Lokasi Rencana Eksplorasi Geothermal Way Panas, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung
4
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Tabel 2.2. Deskripsi Kegiatan Eksplorasi Geothermal Way Panas, Tanggamus


Sudah di
Total Luas
No Deskripsi Kegiatan HA Bangun Status-UKL UPL Keterangan
(Ha)
(Ya/Tidak)

1 Cluster A A-1 - A-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung


2 Cluster B B-1 - B-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
3 Cluster C C-1 - C-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
4 Cluster D D-1 - D-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
5 Cluster E E-1 - E-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
6 Cluster F F-1 - F-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
72
7 Cluster G G-1 - G-6 6 T Proses 2014 APL
8 Cluster H H-1 - H-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
9 Cluster I I-1 - I-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
10 Cluster J J-1 - J-6 6 T Proses 2014 APL
11 Cluster K K-1 - K-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
12 Cluster L L-1 - L-6 6 T Proses 2014 Hutan Lindung
13 Rencana WPS WPS 5,7,8 0.5 1.5 T Proses 2014 APL
14 Rencana WPS WPS 0.5 3.5 T Proses 2014 Hutan Lindung
2 km x 0.025
15 Jalan menuju WPS 5,7,8 WPS 5 T Proses 2014 APL
km
Jalan menuju WPS 3 km x 0.025
16 WPS 7.5 T Proses 2014 Hutan Lindung
1,2,3,4,6,9,10 km

Jalan (Pemasangan
21 km x APL (termasuk jalan
17 jaringan pipa uap 52.5 T Proses 2014
0.025 km mobilisasi jalur selatan)
mengikuti jalan)
Jalan (Pemasangan
90 km x Hutan Lindung (termasuk
18 jaringan pipa uap 225 T Proses 2014
0.025 km jalan mobilisasi jalur utara)
mengikuti jalan)
19 Kantor dan Logyard 5 5 T Proses 2014 APL
20 Kantor dan Logyard 5 5 T Proses 2014 Hutan Lindung
Total 377
APL 76
Hutan Lindung 301
APL : Area Penggunaan Lain

Sumber: PT. Pertamina Geothermal Energi, 2014

Kegiatan eksplorasi geothermal Way Panas yang dilakukan dalam usaha


mencari sumberdaya panas bumi, membuktikan adanya sumberdaya serta
memproduksikan dan memanfaatkan fluida yang dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Eksplorasi pendahuluan (Reconnaisance Survey)
2. Eksplorasi lanjut atau rinci (Pre-feasibility study)
3. Pemboran Eksplorasi
4. Studi kelayakan (Feasibility study)
5. Perencanaan
6. Pengembangan dan pembangunan
7. Produksi
8. Perluasan

5
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

2.3.1. Eksplorasi Pendahuluan (Reconnaisance Survey)

Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survey dilakukan untuk mencari


daerah prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda
adanya sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakan dipermukaan, serta
untuk mendapatkan gambaran mengenai geologi regional di daerah tersebut.
Secara garis besar pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari:
1. Studi Literatur
2. Survei Lapangan
3. Analisa Data
4. Menentukan Daerah Prospek
5. Spekulasi Besar Potensi Listrik
6. Menentukan Jenis Survei yang Akan Dilakukan Selanjutnya

2.3.1.1. Studi Literatur

Langkah pertama yang dilakukan dalam usaha mencari daerah prospek panas
bumi adalah mengumpulkan peta dan data dari laporan-laporan hasil survei
yang pernah dilakukan sebelumnya di daerah yang akan diselidiki, guna
mendapat gambaran mengenai geologi regional, lokasi daerah dimana terdapat
manifestasi permukaan, fenomena vulkanik, geologi dan hidrologi di daerah
yang sedang diselidiki dan kemudian menetapkan tempat-tempat yang akan
disurvei. Waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data sangat tergantung
dari kemudahan memperoleh peta dan laporan-laporan hasil survei yang telah
dilakukan sebelumnya, tetapi diperkirakan akan memerlukan waktu sekitar
1 bulan.

2.3.1.2. Survei Lapangan

Survei lapangan terdiri dari survei geologi, hidrologi dan geokomia. Luas daerah
yang disurvei pada tahap ini umumnya cukup luas, yaitu sekitar 5000-20000

6
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

km2, tetapi bisa juga hanya seluas 5-20 km2 (Baldi, 1990). Survei biasanya
dimulai dari tempat-tempat dimana terdapat manifestasi permukaan dan di
daerah sekitarnya serta di tempat-tempat lain yang telah ditetapkan
berdasarkan hasil kajian interpretasi peta topografi, citra landsat dan
penginderaan jauh serta dari laporan-laporan hasil survei yang pernah
dilakukan sebelumnya. Salah satu manifestasi permukaan ada di wilayah Pekon
Way Panas Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Survei dilakukan
dengan menggunakan peralatan-peralatan sederhana dan mudah dibawa.

Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui secara global formasi dan jenis
batuan, penyebaran batuan, struktur geologi, jenis-jenis manifestasi yang
terdapat di daerah tersebut besertas karakteristiknya, mengambil sampel fluida,
melakukan pengukuran temperatur, pH, dan kecepatan air.

Waktu yang diperlukan untuk survei lapangan sangat tergantung dari kondisi
geologi dan luas daerah yang akan diselidiki, kuantitas dan kualitas data yang
telah ada serta jumlah orang yang terlibat dalam penyelidikan. Survei lapangan
reconnaisance yang dilakukan pada satu daerah biasanya ± 2 minggu sampai
1 bulan, dilanjutkan dengan survei detail selama 3-6 bulan.

Di beberapa negara waktu yang diperlukan untuk survei lapangan ada yang
lebih lama. Menurut Baldi (1990), bila kuantitas dan kualitas data yang telah
ada cukup baik serta daerah yang akan diselidiki tidak terlalu luas, maka survei
lapangan mungkin hanya memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Akan tetapi, bila
data yang ada sangat terbatas dan daerah yang akan diselidiki cukup luas,
maka survey lapangan dan analisis data akan memakan waktu beberapa bulan
sampai satu tahun.

2.3.1.3. Analisis dan Interpretasi Data

Data dari survei sebelumnya serta dari hasil survei lapangan dianalisis untuk
mendapatkan gambaran (model) mengenai regional geologi dan hidrologi di

7
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

daerah tersebut. Dari kajian data geologi, hidrologi dan geokimia ditentukan
daerah prospek, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya
sumberdaya panas bumi. Dari hasil analisis dan interpretasi data juga dapat
diperkirakan jenis reservoir, temperatur reservoir, asal sumber air, dan jenis
batuan reservoir.

2.3.1.4. Spekulasi Besar Sumberdaya Panas bumi

Pada tahap ini data mengenai reservoir masih sangat terbatas. Meskipun
demikian, seringkali para ahli geothermal diharapkan dapat “berspekulasi”
memprediksi besarnya sumberdaya panas bumi di daerah yang diselidiki. Jenis
dan temperatur reservoir dapat diperkirakan. Luas prospek pada tahapan ini
dapat diperkirakan dari penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan
struktur geologinya secara global, tetapi selama ini hanya ditentukan dengan
cara statistik (rata-rata luas prospek).

Pada tahap ini sudah dapat ditentukan apakah prospek yang diteliti cukup baik
untuk dikembangkan, serta apakah survey rinci perlu dilakukan atau tidak.
Apabila tidak, maka daerah yang diteliti ditinggalkan.

2.3.2. Eksplorasi Lanjut Atau Rinci (Pre-Feasibility Study)

Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap ‘ pre-feasibility study’ atau
tahap survei lanjut. Survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi, geokimia
dan geofisika. Tujuan dari survei tersebut adalah :

 Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi


permukaan dan bawah permukaan
 Mengidentifikasi daerah yang “diduga” mengandung sumberdaya panas
bumi.

Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai
penyebaran batuan, struktur geologi, daerah alterasi hydrothermal, geometri

8
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

cadangan panas bumi, hidrologi, sistem panas bumi, temperatur reservoir,


potensi sumberdaya serta potensi listriknya.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, survei umumnya dilakukan di tempat-


tempat yang diusulkan dari hasil survei pendahuluan. Luas daerah yang akan
disurvei tergantung dari keadaan geologi morfologi, tetapi umumnya daerah
yang disurvei adalah sekitar 500-1000 km2, namun ada juga yang hanya seluas
10-100 km2.

Waktu yang diperlukan sangat tergantung pada luas daerah yang diselidiki,
jenis-jenis pengujian yang dilakukan serta jumlah orang yang terlibat. Bila
sumberdaya diperkirakan mempunyai temperatur tinggi dan mempunyai potensi
untuk pembangkit listrik, biasanya luas daerah yang diselidiki cukup
luas.Sehingga untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility study (survei lapangan,
interpretasi dan analisis data, pembuatan model hingga pembuatan laporan)
diperlukan waktu sekitar satu tahun.

Ada dua pendapat mengenai luas daerah yang diselidiki dan waktu yang
diperlukan untuk eksplorasi rinci di daerah yang sumberdayanya diperkirakan
mempunyai termperatur sedang. Sekelompok orang berpendapat bahwa
apabila sumberdaya mempunyai temperatur sedang, maka dengan
pertimbangan ekonomi luas daerah yang diselidiki bisa lebih kecil dan didaerah
tersebut cukup hanya dilakukan satu jenis survey geofisika saja. Dengan
demikian waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility
study menjadi lebih pendek, yaitu hanya beberapa bulan saja. Sementara
kelompok lain berpendapat bahwa untuk daerah panas bumi dengan tingkatan
prospek lebih rendah (sedang) dan akan dikembangkan justru memerlukan
survey yang lebih lengkap dan lebih teliti untuk menghindarkan terlalu
banyaknya kegagalan pemboran.

2.3.2.1. Survei Geologi Lanjut/Rinci

9
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Survei geologi umumnya yang pertama dilakukan untuk memahami struktur


geologi dan stratigrafi, maka survei geologi rinci harus dilakukan di daerah yang
cukup luas.

Lama waktu penyelidikan tergantung pada luas daerah yang diselidiki serta
jumlah orang yang terlibat dalam penyelidikan, tetapi hingga penulisan laporan
biasanya diperlukan sekitar 3-6 bulan.

Survei geologi ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran batuan secara


mendatar maupun secara vertikal, struktur geologi, tektonik dan sejarah
geologi dalam kaitannya dengan terbentuknya suatu sistem panas bumi
termasuk memperkirakan luas daerah prospek dan sumber panasnya.

2.3.2.2. Survei Geokimia Lanjut

Pekerjaan yang dilakukan pada suatu survei geokimia lanjut pada dasarnya
hampir sama dengan pada tahap survei pendahuluan, tetapi pada tahap ini
sampel harus diambil dari semua manifestasi permukaan yang ada di daerah
tersebut dan di daerah sekitarnya untuk dianalisis di tempat pengambilan
sampel dan atau di laboratorium. Analisis geokimia tidak hanya dilakukan pada
fluida atau gas dari manifestasi panas permukaan, tetapi juga pada daerah
lainnya untuk melihat kandungan gas dan unsur-unsur tertentu yang terkadang
dalam tanah terbentuk karena aktivitas hydrothermal. Selain itu juga perlu
dibuat peta manifestasi permukaan, yaitu peta yang menunjukkan lokasi serta
jenis semua manifestasi panas bumi di daerah tersebut.

Hasil analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari seluruh manifestasi panas
permukaan dan daerah lainnya berguna untuk memperkirakan sistem dan
temperatur reservoir, asal sumber air, karakterisasi fluida dan sistem hidrologi
di bawah permukaan.

10
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Hasil analisis air dapat juga digunakan untuk memperkirakan problema-


problema yang mungkin terjadi (korosi dan scale) apabila fluida dari
sumberdaya panas bumi tersebut dimanfaatkan dikemudian hari.

2.3.2.3. Survei Geofisika

Survei geofisika dilakukan setelah survei geologi dan geokimia karena biayanya
lebih mahal. Dari sember geologi dan geokimia diusulkan daerah-daerah mana
saja yang harus disurvei geofisika. Survei geofisika dilakukan untuk mengetahui
sifat fisik batuan mulai dari permukaan hingga kedalaman beberapa kilometer
di bawah permukaan. Dengan mengetahui sifat fisik batuan maka dapat
diketahui daerah tempat terjadinya anomali yang disebabkan oleh sistem panas
buminya dan lebih lanjut geometri prospek serta lokasi dan bentuk batuan
sumber panas dapat diperkirakan.

Ada beberapa jenis survei geofisika, yaitu :

1. Survei resistivity
2. Survei gravity
3. Survei magnetic
4. Survei Macro Earth Quake (MEQ)
5. Survei aliran panas
6. Survei Self Potential

Pemilihan jenis survei tergantung dari keadaan geologi dan struktur di daerah
yang akan diselidiki, serta batasan anggaran untuk pengukuran di lapangan dan
interpretasi data.

Survei geofisika yang pertama kali dilakukan umumnya adalah survei


resistivity–Schlumberger, gravity dan magnetic karena perlatannya mudah
didapat dan biayanya murah. Dari ketiga survei geofisika ini diusulkan daerah

11
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

prospek panas bumi untuk disurvei lebih detail dengan metoda yang lebih
mahal yaitu magnetotelluric (MT) atau Control Source Audio (CSA) untuk
melihat struktur fisik batuan dengan kedalaman yang jauh lebih dalam dari
maksimum kedalaman yang dicapai oleh metode Schlumberger yang hanya
mampu untuk mendeteksi kedalaman sampai beberapa ratus meter saja.

2.3.2.4. Survei Geografi

Selain survei geologi, geokimia, dan geofisika, pada tahap ini biasanya
dilakukan survei geografi dan survei lainnya untuk mendapatkan informasi
mengenai status lahan, distribusi kemiringan lereng, prasarana jalan, fasilitas
listrik, air, komunikasi yang tersedia, serta jumlah dan kepadatan penduduk.

2.3.2.5. Analisis dan Interpretasi Data

Dari hasil kajian data diharapkan akan diperoleh gambaran atau “model awal”
mengenai sistem panas bumi di daerah yang diselidiki, yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menentukan target dan lokasi sumur eksplorasi serta
membuat program pemboran.
Model sistem panas bumi harus mengikutsertakan karakteristik litologi,
stratigrafi, hidrologi, atau pola sirkulasi fluida, perkiraan sumber panas dan
temperatur dalam reservoir serta sistem panas buminya. Model harus dibuat
mulai dari permukaan hingga kedalaman 1 – 4 km. Selain itu dari pengkajian
data dapat diperkirakan besarnya potensi sumber daya (resources), cadangan
(recoverable reserve), dan potensi listrik panas bumi di daerah yang diduga
mengandung panas bumi.

2.3.3. Pemboran Eksplorasi

Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari
hasil survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat
sumberdaya panas bumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap
selanjutnya adalah tahap pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari pemboran

12
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

sumur eksplorasi ini adalah membuktikan adanya sumberdaya panas bumi di


daerah yang diselidiki dan menguji model sistem panas bumi yang dibuat
berdasarkan data hasil survei rinci.

Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang diduga
mengandung energi panas bumi. Biasanya di dalam satu prospek dibor 3 – 7
sumur eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang
diperkirakan dari data hasil survei rinci, batasan anggaran, dan teknologi yang
ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000 – 3000
meter.

Menurut Cataldi (1982), tingkat keberhasilan atau success ratio pemboran


sumur panas bumi lebih tinggi daripada pemboran minyak. Success ratio dari
pemboran sumur panas bumi umumnya 50 – 70%. Hal ini berarti dari empat
sumur eksplorasi yang dibor, ada 2 – 3 sumur yang menghasilkan.

Setelah pemboran selesai, yaitu setelah pemboran mencapai kedalaman yang


diinginkan, dilakukan pengujian sumur. Jenis – jenis pengujian sumur yang
dilakukan di sumur panas bumi adalah:
 Uji hilang air (water loss test)
 Uji permeabilitas total (gross permeability test)
 Uji panas (heating measure ment)
 Uji produksi (discharge/output test)
 Uji transien (transient test)

Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan informasi/data


yang lebih detail mengenai :

1. Jenis dan sifat fluida produksi.


2. Kedalaman reservoir.
3. Jenis reservoir.
4. Temperatur reservoir.

13
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

5. Sifat batuan reservoir.


6. Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan
kepala sumur.
7. Kapasitas produksi sumur (dalam MW).

Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus diambil keputusan


apakah perlu dibor beberapa sumur eksplorasi lain, ataukah sumur eksplorasi
yang ada telah cukup untuk memberikan informasi mengenai potensi sumber
daya. Apabila beberapa sumur eksplorasi mempunyai potensi cukup besar maka
perlu dipelajari apakah lapangan tersebut menarik untuk dikembangkan atau
tidak.

2.3.4. Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi


menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai
apakah sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut secara
teknis dan ekonomis menarik untuk diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan adalah :

 Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika, dan data sumur.


 Memperbaiki model sistem panas bumi.
 Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan panas bumi
(recoverable reserve) serta potensi listrik yang dapat dihasilkannya.
 Mengevaluasi potensi sumur serta memperkirakan kinerjanya.
 Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensable
gas serta memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan
pembentukan scale.
 Mempelajari apakah ada permintaan energi listrik, untuk apa dan berapa
banyak.
 Mengusulkan alternatif pengembangan dan kapasitas instalasi
pembangkit listrik.

14
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

 Melakukan analisa keekonomian untuk semua alternatif yang diusulkan.

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan

2.4.1. Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang

Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009-2029, pasal 39
ayat 2 huruf b menyebutkan pengembangan pembangkit tenaga listrik
bersumber dari energi terbarukan.

Khusus untuk pengembangan pembangkit tenaga listrik yang bersumber


dari energi terbarukan disebutkan dalam pasal 42 ayat 1 dan 2 sebagai
berikut:

1) Pengembangan pembangkit tenaga listrik bersumber dari energi


terbarukan di provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2)
huruf b ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pembangkit
eksisting dan mengembangkan pembangkit baru.

2) Pengembangan pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) salah satunya adalah PLTP yang berlokasi di Kabupaten
Tanggamus.

Kegiatan Eksplorasi Geothermal Way Panas masuk dalam WKP Way


Panas, Ulubelu sesuai SK Menteri Pertambangan dan Energi No.
1521K/034/M.PE/1990 tanggal 30 Oktober 1990, dan Keputusan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor. 2067K/30/MEM/2012
tentang Penegasan Wilayah Kuasa dan Perubahan Batas-batas

15
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Koordinat Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi PT. Pertamina


Geothermal Energy dengan total lahan seluas 377 Hektar,
peruntukannya terdiri area penggunaan lain seluas 76 (20,16 %) dan
Hutan Lindung seluas 301 Hektar (79,84%).

Selanjutnya proses pinjam pakai kawasan hutan dengan berpedoman


pada Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor.
P.38/Menhut-II/2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.18 Menhut-II/2011 Tentang Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan.

2.4.2. Persetujuan prinsip atas rencana kegiatan


Rencana Kegiatan Eksplorasi Geothermal Way Panas masuk dalam WKP
Way Panas, Ulubelu sesuai SK Menteri Pertambangan dan Energi No.
1521K/034/M.PE/1990 tanggal 30 Oktober 1990, dan Keputusan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor. 2067K/30/MEM/2012
tentang Penegasan Wilayah Kuasa dan Perubahan Batas-batas
Koordinat Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi PT. Pertamina
Geothermal Energy.

2.4.3. Uraian mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat


menimbulkan dampak lingkungan

2.4.3.1. Tahap Prakonstruksi

a. Sosialisasi Proyek

Sosialisasi ditujukan untuk menginformasikan tentang rencana Rencana


Kegiatan Eksplorasi Geothermal Way Panas masuk dalam WKP Way Panas
yang meliputi:

1) Pengertian Eksplorasi sesuai dengan Undang-Undang Republik


Indonesia No.27 Tahun 2003 tentang panas bumi.

16
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

2) Pemaparan tentang manfaat atau dampak positif dari rencana


kegiatan, maupun kemungkinan adanya dampak negatif serta cara
menanggulangi dampak negatif tersebut.
3) Sistem rekrutmen tenaga kerja dalam rangka membantu kegiatan
eksplorasi Way Panas
4) Sistem pembebasan lahan yang akan dilakukan apabila lahan warga
masyarakat terkena dampak terhadap kegiatan eksplorasi tersebut.
Sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat telah dilakukan pada
tanggal 17 Oktober 2013 bertempat di dua kecamatan yaitu
Kecamatan Wonosobo meliputi Pekon Way Panas, Pekon Sampang
Turus, Pekon Balak, dan Pekon Sumur Tujuh dan Kecamatan Kota
Agung Barat meliputi Pekon Kanyangan, Pekon Kali Miring, Pekon
Payung, Pekon Tebabunuk, Pekon Kandang Besi, Pekon Negara Batin,
Pekon Kesugihan, Pekon Belu, dan Pekon Banjar Masin sehingga
masyarakat mengetahui tentang rencana kegiatan.

Gambar 2.2. Sosialisasi kegiatan di dua lokasi kecamatan

b. Survei Lapangan

Dalam kegiatan survei Lapangan aktivitas yang akan dilakukan terdiri


dari survei geologi, geofisika, hidrologi dan geokomia. Luas daerah yang
disurvei pada tahap ini cukup luas, yaitu sekitar 377 Hektar. Survei
biasanya dimulai dari tempat-tempat dimana terdapat manifestasi

17
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

permukaan dan di daerah sekitarnya serta di tempat-tempat lain yang


telah ditetapkan berdasarkan hasil kajian interpretasi peta topografi, citra
landsat dan penginderaan jauh serta dari laporan-laporan hasil survei
yang pernah dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini survei dilakukan
dengan menggunakan peralatan-peralatan sederhana dan mudah
dibawa. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui secara global
formasi dan jenis batuan, penyebaran batuan, struktur geologi, jenis-
jenis manifestasi yang terdapat di daerah tersebut beserta
karakteristiknya, mengambil sampel fluida, melakukan pengukuran
temperatur dan pH. Waktu yang diperlukan untuk survei lapangan
sangat tergantung dari kondisi geologi dan luas daerah yang akan
diselidiki, kuantitas dan kualitas data yang telah ada serta jumlah orang
yang terlibat dalam penyelidikan. Survei lapangan reconnaisance yang
dilakukan pada satu daerah biasanya ± 2 minggu sampai 1bulan,
dilanjutkan dengan survei detail selama 3-6 bulan. Kegiatan survei
lapangan ini akan menyelidiki segmen sebanyak 12 Cluster dengan
jumlah sumur masing-masing sebanyak 6 unit yang direncanakan.
Apabila dari data geologi, geokimia, geofisika yang diperoleh dari hasil
survei rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat
sumberdayapanas bumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka
tahap selanjutnya adalah tahap pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari
pemboran sumur eksplorasi ini adalah membuktikan adanya sumberdaya
panas bumi di daerah yang diselidiki dan menguji model sistem panas
bumi yang dibuat berdasarkan data-data hasil survei secara rinci.

c. Pembebasan Lahan dan tanam tumbuh

Untuk kepentingan tahap konstruksi pemboran sumur eksplorasi akan


membebaskan lahan dan tanam tumbuh berupa area penggunaan lain
seluas 76 Hektar (20,16 %) dan Hutan Lindung seluas 301 Hektar

18
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

(79,84%), terutama pada saat pembukaan jalan akses menuju lokasi


titik pengeboran sumur eksplorasi.

Penyediaan lahan di kawasan hutan lindung direncanakan dengan


sistem pinjam pakai kawasan hutan dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor. P.38/Menhut-
II/2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.18 Menhut-II/2011 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.
Namun demikian, kawasan hutan lindung tersebut kondisi
kenyataannya berupa lahan dengan tanaman kopi dan beberapa
pohon yang dikelola warga masyarakat. Warga yang mengelola lahan
di kawasan hutan lindung tersebut akan diberikan kompensasi berupa
penggantian tanam tumbuh.

2.5.2 Tahap Konstruksi

Kegiatan pada tahapan konstruksi antara lain:

a. Mobilisasi Alat dan Personil

Kegiatan mobilisasi alat dilakukan melalui sarana jalan yang telah tersedia.
Sedangkan untuk mobilisasi personil, apabila kualifikasi yang diperlukan dapat
terpenuhi oleh tenaga lokal, maka pihak pemrakasa akan memprioritaskan
tenaga lokal dari pekon-pekon terdekat dengan tapak kegiatan. Peralatan yang
dibutuhkan untuk kegiatan operasional disajikan pada Tabel 2.3, dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.3. Jenis-Jenis Peralatan yang Dibutuhkan Masing-Masing Kegiatan

No Jenis Kegiatan Jenis Alat Banyaknya


(Unit)
1. Pembersihan dan Pematangan -Buldozer 1
Lahan -Chain sow 2
-Wales 2
-Backhoe 1
-Loader 2
-Dump truk 2

19
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

No Jenis Kegiatan Jenis Alat Banyaknya


(Unit)
-Excavator 2
2. Pembangunan Prasarana -Buldozer 1
Penghubung -Wales 2
-Backhoe 1
-Wheel Loader 1
-Dumptruck 1
3. Konstruksi Sipil, mekanik dan -Mesin Crane 3
listrik -Mesin las 2
-Mesin molen 2
4. Pembangunan Sumur Produksi -Mata bor 1
dan Injeksi -Traveling block 1
-Rotary hook 1
-Poros Putar 1
-Kelly 1
-Rotary house 1
-Stand pipe 1
-Penyangga menara 1
- Rotary table 1
- Pompa lumpur 1
- Tangki lumpur 1
-Air compresor 1
-Cement mixer and 1
pump 1
-Bulk cement storage 1
tank 1
-Wireline logging 1
-Crane 2
-Heavy duty flat bed 1
truck 2
-Trailer 1
-Water pump 2
-Blow out Preventer 2
- Christmas tree
- Four wheel drive car
- Dump Truck
Sumber data: PT. Pertamina Geothermal Energy, 2013

Tabel 2.4. Prakiraan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
pada tahap konstruksi

No. Jenis Kegiatan Kualitas Tenaga Kerja Asal

20
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Tenaga Pengawas Tenaga Tenaga


Ahli Lapangan Buruh Kerja
1. Pembersihan dan 3 5 30 Lokal
pematangan
lahan
2. Pembuatan jalan 4 10 100 Lokal
penghubung dan
prasarana
penunjang
3. Konstruksi sipil, 8 20 50 Lokal/luar
mekanik dan
listrik
4. Pemboran sumur 10 8 30 Lokal/luar
Eksplorasi
5. Uji produksi 2 5 10 Lokal/luar
sumur eksplorasi
Sumber data: PT Pertamina Geothermal Energy, 2013

Untuk tenaga kerja ahli meliputi teknis dan manajemen diharapkan tenaga
kerja yang berpengalaman.Jumlah tenaga kerja yang digunakan disesuaikan
dengan tahapan dan beban pekerjaan pada saat puncak.

b.Pembersihan dan Pematangan Lahan

Untuk kegiatan eksplorasi Geothermal Way Panas, sarana dan prasarana yang
akan dibangun untuk mendukung kegiatan pembangunan konstruksi sumur
eksplorasi adalah base camp, jalan akses menuju tapak sumur pemboran
eksplorasi. Jalan akses berupa jalan tanah yang diperkeras dengan
menggunakan batu kali (makadam). Jalur pipa air dibangun mengikuti jalur
jalan akses yang telah tersedia sehingga dapat menghemat penggunaan lahan.

c. Teknik Pemboran

Ada dua metoda untuk mengeluarkan serbuk bor (cutting) pemboran sumur
eksplorasi yang dapat diterapkan yaitu mud/water drilling dan air drilling. Air
drilling adalah alternatif metoda pemboran apabila mud/water drilling tidak
memungkinkan karena alasan operasional. Istilah Air Drilling meliputi sejumlah
proses pemboran mulai dari proses kering atau disebut dust drilling, mist,stiff

21
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

foam atau aerated mud drilling.Perbedaan dengan pemboran konvensional


yang menggunakan lumpur/air, ’air drilling’ menggunakan udara bertekanan.
Besarnya tekanan udara berkisar antara 15 sampai 25 bar. Untuk pengeringan
dan pembersihan lubang sumur, tekanan dapat mencapai 70 bar. Jika pada
sumur ditemukan air, diinjeksikan bahan kimia : foaming agents dan corrosion
inhibator misalnya kapur atau senyawa amin.
Pemilihan prosedur pemboran tergantung kepada ketersediaan air, ukuran
lubang, keadaan lost circulation zone dan kemungkinan banyaknya air yang
dihasilkan dari sumur selama pemboran. Kedua teknik pemboran dimungkinkan
untuk digunakan dalam pekerjaan pemboran panas bumi di Way Panas.

Jenis Sumur

Ada dua jenis sumur yang dibor yaitu sumur standard dan sumur big hole.
Sumur standard mempunyai casing produksi berdiameter 9 5/8 Inchi
sedangkan sumur big hole mempunyai casing produksi berdiameter 10 ¼ Inchi.
Dari ke dua jenis tersebut teknis pemboran dapat dilakukan dengan sumur
tegak atau sumur berarah (directional well).

Struktur Sumur

Sumur standard dan sumur big hole mempunyai struktur sumur yang spesifik
untuk menjaga agar tidak ada hubungan antara lubang bor dengan lapisan
tanah ataupun air tanah dangkal. Mekanisme pemboran sumur standard dapat
diterangkan sebagai berikut :
a. Dilakukan pemboran dengan menggunakan pahat 36’’ sampai kedalaman
+ 25 m, kemudian dimasukkan casing 30’’ dan disemen,
b. Dilakukan pemboran dengan menggunakan pahat 26’’ sampai kedalaman
+ 100 m, kemudian dimasukkan casing 20’’ dan disemen
c. Dilakukan pemboran dengan menggunakan pahat 17 1/2 ’’ sampai
kedalaman + 450 m, kemudian dimasukkan casing 13 3/8 ’’ dan disemen
d. Dilakukan pemboran dengan menggunakan pahat 12 1/4 ’’sampai
kedalaman +1200 m, kemudian dimasukkan casing 9 5/8 ’’ dan disemen

22
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

e. Dilakukan pemboran dengan menggunakan pahat 8 5/8 ’’ sampai


kedalaman +2500 m, kemudian dimasukkan slotted liner 7 Inchi yaitu
casing yang dilubangi untuk jalannya uap atau air panas sehingga
dengan demikian sumur tersebut berfungsi menyalurkan uap hanya dari
kedalaman 1200-2500m.
Catatan: struktur sumur dapat berubah tergantung dari ditembusnya puncak
reservoar pada saat pelaksanaan pemborannya.

Jenis dan Jumlah Rig

Direncanakan akan digunakan 1 atau 2 rig jenis mud rotary yang sekaligus
memiliki kemampuan pemboran dengan bantuan udara (air drilling) maupun
dengan bantuan air (water drilling). Tambahan rig mungkin diperlukan
tergantung kepada kondisi pemboran, keluaran dari sumur dan injektivitasnya.
Air drilling menggunakan rig yang sama dengan mud/water drilling.

Pemakaian Peralatan Utama

Peralatan utama pengeboran berukuran besar yang digunakan adalah rotary


drilling rig yang terdiri dari beberapa komponen yang berkaitan satu sama lain
yaitu:
 Menara Bor (Drilling Mast)
Menara bor diperlukan untuk instalasi rangkaian pipa dan casing.
 Penyangga Menara (Sub-Structure)
Penyangga menara diperlukan untuk menahan pergerakan turun naik
badan pipa pengeboran (drilling string). Penyangga menara beralaskan
pondasi yang kuat, biasanya terbuat dari papan-papan tebal atau plat
baja.
 Draw Works
Roller yang diberi tenaga agar kabel baja pengangkat travelling block
bisa digulung atau diulur. Operator dari draw works (driller)
mengendalikan operasi pengeboran.

23
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

 Travelling Block
Peralatan ini digunakan untuk menahan beban berat dari pipa bor dan
dapat naik turun menurut kebutuhan penyambungan atau pembukaan
pipa bor. Block mempunyai bagian yang berputar dan bersambung
dengan pipa bor.
 Mesin Penggerak/Engines
Diperlukan tiga sampai empat mesin penggerak yang mempunyai
kapasitas 300 tenaga kuda yang diperlukan untuk menggerakan draw
works dan pompa-pompa lumpur.
 Rotary Hook
Digunakan untuk mengaitkan pipa bor agar bisa berputar.
 Poros Putar (Swivel)
Poros putar merupakan alat yang memungkinkan pipa dan mata bor
berputar sementara lumpur dipompakan kedalam sumur.
 Rotary Hose
Selang yang dipakai untuk menghubungkan pipa lumpur tegak (stand
pipe) dengan blok yang naik turun agar lumpur dapat dialirkan kedalam
sumur.
 Pipa Lumpur (Mud Pipe)
Pipa lumpur menyambungkan pipa ke blok melalui selang agar lumpur
bisa dipompakan kedalam lubang sumur.
 Pipa Bor (Drill Pipe)
Lumpur yang dipompakan melalui pipa bor akan keluar dari mata bor
untuk membawa serpihan pengeboran dari dasar lubang ke permukaan
melalui pipa sumur. Lumpur dibagi menjadi drill cuttings and mud drilling
untuk dipakai kembali.
 Rotary Table
Alat ini berfungsi mengubah gerak mekanis pipa bor dan mata bor.
 Blow Out Preventer (BOP)
Alat ini berfungsi untuk menutup lubang annulus apabila ada semburan
liar dan fluida formasi, dikendalikan melalui choke manifold. Untuk

24
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

melawan tekanan formasi, dipompakan lumpur pengeboran melalui drill


pipe. BOP terdiri dari peralatan:
a) Ram BOP
Alat ini berfungsi untuk menutup secara keseluruhan (blind ram)
sistem aliran baik dari formasi maupun aliran lumpur pengeboran dan
fluida formasi, dikendalikan melalui choke manifold.
b) Accumulator Unit
Alat ini berfungsi untuk menutup alat pencegah semburan liar (BOP)
dari bawah Derrick Floor.
c) Driller’s Console
Alat ini berfungsi untuk menutup alat pencegah semburan liar (BOP)
dari Derrick Floor, tempat operator bekerja.
d) Choke Manifold
Alat ini berfungsi untuk mengendalikan fluida formasi ke separator
dan beeding line.
 Pompa Lumpur (Mud Pump)
Pompa lumpur digunakan untuk mengalirkan lumpur kedalam lubang sumur.
Lumpur pengeboran ini berfungsi sebagai:
a) Pendingin dan pelumas pipa dan mata bor
b) Pembawa serpihan pengeboran ke permukaan
c) Pengimbang tekanan formasi
d) Pelumas formasi supaya lebih mudah ditembus mata bor.
Lumpur ini dibuat dari bubuk tanah lempung (bentonite) serta beberapa
bahan kimia lainnya sebagai bahan tambahan agar lumpur memiliki sifat-
sifat yang diinginkan seperti viskositas, berat, pH, serta sifat kimia
lainnya.
 Penyaring Lumpur (Shale-Shaker)
Alat ini berfungsi untuk memisahkan serpihan pengeboran yang
merupakan karatan sumur dari lumpur bor. Lumpur bor yang sudah
bebas karatan sumur ini digunakan kembali untuk pengeboran.

25
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Penyaring lumpur terbuat dari anyaman kawat (screen) yang mempunyai


ukuran tertentu dan digerakkan dengan motor listrik.
 Mud Pit/Tangki Lumpur
Tempat persediaan lumpur pengeboran berfungsi untuk menampung
lumpur sirkulasi yang telah bebas dari serpihan pengeboran. Sistem
terdiri dari komponen untuk rotary drilling rig serta komponen untuk
sirkulasi fluida dan pengelolaan pada rotary rig.

Uji Produksi Sumur Eksplorasi

Uji produksi datar dilakukan setelah selesai pemboran dan pemasangan pipa
dari kepala sumur sampai separator. Didalam separator, uap dan air panas
dipisahkan, debit air panas diukur dan kemudian disalurkan ke kolam
penampungan sementara untuk dipompakan ke sumur reinjeksi, sedangkan
uapnya diukur dan kemudian dialirkan melalui pipa vent structure sementara ke
bangunan peredam suara atau rock muffler . Dalam metoda ini, fluida dari
sumur disemburkan mendatar ke silencer (atmospheric separator) seperti
terlihat pada gambar Gambar 2.3. Tekanan diukur pada bagian paling ujung
pipa. Laju aliran air dari separator diukur dengan menggunakan weir box.
Dengan menggunakan data yang diperoleh, besarnya flowing enthalpy dan laju
aliran masa dapat dihitung dengan menggunakan formula tertentu. Skema uji
produksi datar dapat dilihat pada Gambar 2.3.

26
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Gambar 2.3. Skema uji produksi datar Metode Separator

Penutupan sumur

Penutupan sumur akan dilakukan sebelum meninggalkan lokasi pengeboran,


baik untuk sementara maupun untuk selamanya berdasarkan hasil kegiatan
output testing.

- Penutupan Sumur Sementara (Suspended Well)

Penutupan sumur dilakukan apabila hasil sumur uji membuktikan bahwa sumur
eksplorasi yang dibor berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumur produksi
atau sumur injeksi. Prosedur penutupan sumur sementara adalah sebagai
berikut :
- ‘Master valve’ yang terdapat di kepala sumur akan ditutup dan dirantai
atau pegangannya dilepaskan. Untuk memonitor tekanan kepala sumur
akan dipasang alat ukur tekanan (pressure gauge).
- Seluruh penutupan sumur akan mengikuti program kontrol sumberdaya
energi yang berbahaya (lockout/tagout). Standard yang dipakai mengacu
kepada peraturan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 1990 tentang Standar
Pemantapan Sumur metode separator, seperti disajikan pada Gambar
2.4.

27
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Gambar 2.4. Skema Penutupan Sementara Sumur Eksplorasi.

- Penutupan Sumur Selamanya (Abandoned Well) dan Dry Hole


Penutupan sumur selamanya akan dilakukan apabila hasil uji sumur
membuktikan bahwa sumur eksplorasi panas bumi tidak dapat
dikembangkan sebagai sumur produksi atau sumur injeksi. Penutupan
dengan metode permanen sehingga tidak terjadi kebocoran, seperti
disajikan pada Gambar 2.5.

28
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Gambar 2.5. Skema Penutupan Permanen Sumur Eksplorasi.

29
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Dampak lingkungan yang ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan


Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) kegiatan
Eksplorasi Geothermal Way Panas di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung
disajikan pada Tabel 3.1.

30
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Tabel 3.1. Matrik Dampak lingkungan yang ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) kegiatan Eksplorasi Geothermal Way Panas di Pekon Way Panas Kecamatan
Wonosobo Kabupaten Tanggamus
Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Hidup
Lokasi
Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pengelola-
Sumber Jenis Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Instansi Instansi Instansi Penerima
Besaran Dampak Pengelolaan an Ling-
Dampak Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Pelaksana Pengawas Laporan
Lingkungan Hidup kungan
Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup

TAHAP PRA-KONSTRUKSI

Survei lapangan Persepsi Adanya protes, Sosialisasi tentang Pekon-pekon Selama tahap Pengamatan Pekon-Pekon di Minimal satu kali PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
terdiri dari survei Negatif pengaduan dari rencana kegiatan dan di kecamatan prakonstruksi. langsung dan Kecamatan pada tahap pra- Geothermal menangani Terbarukan dan
geologi, hidrologi masyarakat kepada penerimaan tenaga Wonosobo wawancara Wonosobo dan konstruksi Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
dan geokomia PT. Pertamina kerja -masyarakat di dan Kota dengan Kota Agung (setelah Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
Geothermal Energy. sekitar lokasi kegiatan Agung Barat. masyarakat Barat. dilaksanakannya Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
atau kepada aparat sebelum survey) Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
terkait, adanya dilaksanakannya suatu Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
tulisan di media tahap kegiatan. dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
massa, atau unjuk (BPLHK) yaitu Badan Pengelolaan
rasa. Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (BPLHK)
Pembebasan Persepsi Adanya protes, Sosialisasi tentang Pekon-pekon Selama tahap Pengamatan Pekon-pekon di Minimal satu kali PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
lahan dan tanam Negatif pengaduan dari rencana kegiatan di kecamatan pembebasan langsung dan kecamatan pada tahap pra- Geothermal menangani Terbarukan dan
tumbuh masyarakat ke- terutama bagi Wonosobo lahan dan tanam wawancara Wonosobo dan konstruksi Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
pada PT. Pertamina masyarakat yang dan Kota tumbuh dengan Kota Agung (setelah Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
Geothermal Energy. tanahnya dibebaskan Agung Barat berlangsung masyarakat Barat yang dilaksanakannya Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
atau kepada aparat yang tanahnya survey) Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
terkait, adanya Proses penentuan nilai tanahnya terkena kegiatan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
tulisan di media kompensasi tanah terkena eksplorasi dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
massa, atau unjuk yang dibebaskan kegiatan geothermal Way (BPLHK) yaitu Badan Pengelolaan
rasa. melalui musyawarah eksplorasi Panas. Lingkungan Hidup dan
antara PGE dgn geothermal Kebersihan (BPLHK)
masyarakat yang Way Panas
tanahnya dibebaskan.

Pemberian uang
penggantian langsung
disampaikan kepada
yang berhak

TAHAP KONSTRUKSI

Mobilisasi alat Peningkatan PP No. 41 tahun 1. Pengaturan Lokasi Tiga bulan Pengambilan Pemukiman Tiga bulan sekali PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
dan material kadar debu 1999 (debu) kecepatan kegiatan yang sekaliselama sampel dan sekitar lokasi selama masa Geothermal menangani Terbarukan dan
oleh kendaraan kendaraan. berdekatan kegiatan analisis konstruksi konstruksi Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
berat 2. Melakukan dengan mobilisasi alat laboratorium pemboran sumur Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
penyiraman jalan penduduk dan material eksplorasi Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
yang akan dilalui oleh kendaraan Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
kendaraan, (Tahap Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
terutama di sekitar konstruksi). dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus

31
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Hidup
Lokasi
Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pengelola-
Sumber Jenis Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Instansi Instansi Instansi Penerima
Besaran Dampak Pengelolaan an Ling-
Dampak Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Pelaksana Pengawas Laporan
Lingkungan Hidup kungan
Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup
permukiman di (BPLHK) yaitu Badan Pengelolaan
sekitar lokasi. Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (BPLHK)
Mobilisasi alat Peningkatan KepMen LH No. 48 Penggunaan Lokasi Tiga bulan Pengukuran Pemukiman Tiga bulan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
dan material kebisingan Tahun 1996. kendaraan yang layak kegiatan sekaliselama dengan sound lokasi konstruksi sekali selama Geothermal menangani Terbarukan dan
oleh kendaraan pakai yang kegiatan level meter pemboran sumur masa Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
berat berdekat-an mobilisasi alat eksplorasi konstruksi Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
dengan dan material Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
penduduk. oleh kendaraan Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
(Tahap Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
konstruksi) dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
(BPLHK) yaitu Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (BPLHK)
Mobilisasi alat Gangguan lalu Kemacetan lalu- 1. Memilih lokasi Rute Tiga bulan Pengamatan Rute yang Tiga bulan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
dan material lintas. lintas penyimpanan alat pengang- sekali selama langsung di dilalui sekali selama Geothermal menangani Terbarukan dan
dan material di kutan alat- tahap lokasi . pengangkut-an masa Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
tempat yang tepat alat dan konstruksi. alat dan konstruksi. Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
sehingga tidak material. material Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
mengganggu. Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
kelancaran lalu Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
lintas. dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
2. Menyiapkan (BPLHK) yaitu Badan Pengelolaan
rambu-rambu lalu Lingkungan Hidup dan
lintas di tempat- Kebersihan (BPLHK), dan
tempat yang DLLAJR Kabupaten
dianggap penting, Tanggamus
seperti digudang
penyimpanan.
3. Berkoordinasi
dengan DLLAJ dan
pemerintah
setempat.
4. Penyusunan Job
safety analysis
5. Pengangkutan
dilakukan dan
disesuaikan
khusus nya pada
jam- sibuk.
6. Transportasi/
pengangkutan alat
dan material
dilakukan sesuai
dengan SOP.

32
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Hidup
Lokasi
Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pengelola-
Sumber Jenis Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Instansi Instansi Instansi Penerima
Besaran Dampak Pengelolaan an Ling-
Dampak Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Pelaksana Pengawas Laporan
Lingkungan Hidup kungan
Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup
Pemboran Sumur Peningkatan PP No. 41 tahun Menampung tanah Lokasi Tiga bulan Pengambilan Lokasi konstruksi Tiga bulan sekali PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
Eksplorasi kadar debu 1999 danKepmen hasil pemboran ke pemboran sekaliselama sampel dan pemboran sumur selama masa Geothermal menangani Terbarukan dan
dan LH No. 48 Tahun dalam penampungan sumur kegiatan Tahap analisis eksplorasi konstruksi Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
kebisingan di 1996 tanah, jika tanah eksplorasi yang konstruksi laboratorium Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
udara. tersebut kering berdekatan Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
dilakukan penyiraman dengan Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
sehingga tanah permukim-an Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
menjadi lembab dan penduduk. dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
sebaran debu dapat (BPLHK), dan Dinas yaitu Badan Pengelolaan
dicegah Pertambangan dan Lingkungan Hidup dan
Melakukan revegetasi Energi Kabupaten Kebersihan (BPLHK)
di lokasi hasil Tanggamus
pemboran sumur
eksplorasi
Pemboran Sumur Penurunan PP No. 82 tahun Menampung air lumpur Lokasi Tiga bulan Pengambi-lan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
Sungai Way Tiga bulan
Eksplorasi kualitas air 2001 hasil pemboran sumur pemboran sekaliselama sampel dan Geothermal menangani Terbarukan dan
Belu, Way sekali selama
permukaan eksplorasi pada Instalasi sumur kegiatan analisis Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
Ngarip, Way masa
Permen LH no 19 Pengolahan Air Limbah. eksplorasi yang pemboran sumur laboratori-um Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
Panas, Way konstruksi.
tahun 2010 berdekatan eksplorasi Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
Awi
dengan berlangsung Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
permukiman Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
penduduk dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
(BPLHK), dan Dinas yaitu Badan Pengelolaan
Pertambangan dan Lingkungan Hidup dan
Energi Kabupaten Kebersihan (BPLHK)
Tanggamus
Pemboran Sumur Penurunan SK. MENKES Mengelola air lumpur Lokasi Tiga bulan Pengambi-lan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
Sumur Tiga bulan
Eksplorasi kualitas air No.416/PERMENKE hasil pemboran sumur pemboran sekaliselama sampel dan Geothermal menangani Terbarukan dan
penduduk di sekali selama
bersih S/IX/1990 eksplorasi pada Instalasi sumur kegiatan analisis Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
Pekon Way masa
penduduk Pengolahan Air Limbah. eksplorasi yang pemboran sumur laboratori-um Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
Panas, Pekon konstruksi.
berdekatan eksplorasi Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
Kanyangan,
dengan berlangsung Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
Pekon Kali
permukiman Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
Miring, Pekon
penduduk dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
Sumur Tujuh,
(BPLHK), dan Dinas yaitu Badan Pengelolaan
Pekon
Pertambangan dan Lingkungan Hidup dan
Sampang
Energi Kabupaten Kebersihan (BPLHK)
Turus, Pekon
Tanggamus
Negara batin,
Pekon Belu,
Pekon Balak
Pemboran Sumur Menghasilkan Permen LH No.18 Mengelola limbah B3 Lokasi Tiga bulan sekali Pengambilan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
Sumur Tiga bulan
Eksplorasi Limbah B3 tahun 2009 hasil pemboran sumur pemboran selama kegiatan sampel dan Geothermal menangani Terbarukan dan
penduduk di sekali selama
eksplorasi dengan sumur pemboran sumur analisis Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
Pekon Way masa
menampungnya eksplorasi yang eksplorasi laboratorium Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
Panas, Pekon konstruksi/
dalamTPS Limbah B3 berdekatan berlangsung / Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
Kanyangan, limbah B3 yang
dengan limbah B3 yang Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
Pekon Kali di hasilkan
permukiman di hasilkan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
Miring, Pekon
penduduk dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
Sumur Tujuh,

33
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Hidup
Lokasi
Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pengelola-
Sumber Jenis Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Instansi Instansi Instansi Penerima
Besaran Dampak Pengelolaan an Ling-
Dampak Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Pelaksana Pengawas Laporan
Lingkungan Hidup kungan
Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup
Pekon (BPLHK), dan Dinas yaitu Badan Pengelolaan
Sampang Pertambangan dan Lingkungan Hidup dan
Turus, Pekon Energi Kabupaten Kebersihan (BPLHK)
Negara batin, Tanggamus
Pekon Belu,
Pekon Balak
Pemboran Sumur Penurunan Indeks keanekaan Menampung air lumpur Lokasi Tiga bulan Pengambilan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
Sungai Way Tiga bulan
Eksplorasi Biota Perairan jenis plankton dan hasil pemboran sumur pemboran sekaliselama sampel dan Geothermal menangani Terbarukan dan
Belu, Way sekali selama
(Plankton, benthos serta eksplorasi pada Instalasi sumur kegiatan analisis Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
Ngarip, Way masa
Benthos dan keterdapatan ikan Pengolahan Air Limbah. eksplorasi pemboran sumur laboratorium Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
Panas, Way konstruksi.
Ikan) yang ber- eksplorasi Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
Awi
dekatan berlangsung Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
dengan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
permukiman dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
penduduk (BPLHK), dan Dinas yaitu Badan Pengelolaan
Pertambangan dan Lingkungan Hidup dan
Energi Kabupaten Kebersihan (BPLHK)
Tanggamus
Pemboran Sumur Penurunan Keanekaragaman Lokasi Tiga bulan sekali Pengambilan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
Menjaga agar kegiatan Sungai Way Tiga bulan
Eksplorasi Flora Fauna flora fauna pemboran selama kegiatan sampel dan Geothermal menangani Terbarukan dan
tidak menyebabkan Belu, Way sekali selama
sumur pemboran sumur analisis Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
terjadinya kerusakan Ngarip, Way masa
eksplorasi eksplorasi laboratorium Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
pada tanaman produksi Panas, Way konstruksi.
yang ber- berlangsung Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
dengan menebang Awi
dekatan Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
pohon hanya jika sangat
dengan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
diperlukan
permukiman dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
penduduk (BPLHK), dan Dinas yaitu Badan Pengelolaan
Pertambangan dan Lingkungan Hidup dan
Energi Kabupaten Kebersihan (BPLHK)
Tanggamus
Uji Produksi Penurunan PPRINo.41/1999 1. Menjaga kualitas Lokasi uji Selama Pengambi-lan Lokasi Tiga bulan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
kualitas udara dan keputusan udara ambient produksi, kegiatan uji sampel dan ujiproduksi, sekali pada Geothermal menangani Terbarukan dan
ambient dan 2. Mengurangi tingkat pemukiman produksi analisis pemukiman saat uji Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
kebisingan kebisingan di lokasi penduduk laboratorium penduduk dan produksi Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
kerja dan daerah dan fasilitas fasilitas umum. Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
pemukiman dengan umum. Badan Pengelolaan instansi yang Menangani
cara uji produksi Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
secara horizontal dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
(BPLHK), dan Dinas yaitu Badan Pengelolaan
Pertambangan dan Lingkungan Hidup dan
Energi Kabupaten Kebersihan (BPLHK)
Tanggamus
Limbah domestik Meningkat- PP RI No.81 tahun Sampah dikumpulkan Tempat Selama tahap Pengama-tan Rute yang Tiga bulan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
dari para pekerja nya limbah 2012. dan dibuang di tempat penampungan konstruksi. langsung di dilalui sekali selama Geothermal menangani Terbarukan dan
konstruksi domestik penampungan pekerja. lokasi terkait pemboran masa Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
sementara (TPS) dengan tingkat sumur konstruksi Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
terdekat. pH, BOD, TSS, eksplorasi. Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
Pengelolaan instansi yang Menangani
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di

34
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Hidup
Lokasi
Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pengelola-
Sumber Jenis Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Instansi Instansi Instansi Penerima
Besaran Dampak Pengelolaan an Ling-
Dampak Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Pelaksana Pengawas Laporan
Lingkungan Hidup kungan
Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup
dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
(BPLHK) yaitu Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (BPLHK)
Rekruitmen Persepsi Adanya keluhan 1. Mengutamakan Pekon-pekon Selama tahap Pengamatan Pekon-Pekon Sebulan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
tenaga kerja, Negatif dari masyarakat. penyerapan tenaga yang terkena konstruksi. langsung dan yang terkena sebelum Geothermal menangani Terbarukan dan
mobilisasi alat kerja lokal sesuai dampak wawancara dampak perekrutan Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
dan material dengan kualifikasi kegiatan dengan kegiatan tenaga kerja Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
dan kebutuhan. eksplorasi masyarakat eksplorasi konstruksi dan Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
2. Melakukan gepthermal Geothermal tiga bulan Pengelolaan instansi yang Menangani
sosialisasi tentang Way Panas. Way Panas sekali selama Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
rencana pemboran masa dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
sumur eksplorasi. konstruksi (BPLHK), dan Dinas yaitu Pengelolaan
3. Mengembangkan Sosial Tenaga Kerja Lingkungan Hidup dan
persepsi positif Kabupaten Kebersihan (BPLHK)
dalam mansyarakat Tanggamus
melalui penyuluhan
dan pelaksanaan
pengelolaan
lingkungan sesuai
rencana.

TAHAP OPERASI

Operasional Peningkatan Adanya keluhan Pengecekan berkala Lokasi sumur Selama tahap monitor gas Pekon-pekon Tiga bulan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
pemboran sumur konsentrasi dan pengaduan tekanan sumur dan produksi, operasi. H2S yang terkena sekali selama Geothermal menangani Terbarukan dan
Eksplorasi Way gas H2S) dari masyarakat. konsetrasi H2S pemukiman dampak masa operasi. Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
Panas warga, dan kegiatan Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
disekitar eksplorasi Way Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
failitas umum. Panas Pengelolaan instansi yang Menangani
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
(BPLHK) yaitu Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (BPLHK)
Operasional Penurunan Adanya keluhan Mencegah agar Pekon-pekon selama tahap Pengama-tan Pekon-pekon Minimal sekali PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
pemboran sumur Kesehatan dan pengaduan kegiatan eksplorasi disekitar operasional langsung di yang terkena pada tahap Geothermal menangani Terbarukan dan
Eksplorasi Way Masyarakat dari masyarakat tidak berdampak tapak proyek Pengeboran Puskemas, dampak operasi Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
Panas akibat adanya negatif terhadap dan pekon sumur pustu dan kegiatan Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
gas H2S kesehatan yang Eksplorasi. wawancara eksplorasi Way Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
masyarakat baik diperkirakan dengan tenaga Panas Pengelolaan instansi yang Menangani
secara langsung terkena kesehatan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
maupun tidak dampak setempat dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
langsung. proyek (BPLHK) yaitu Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (BPLHK)

35
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Hidup
Lokasi
Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pengelola-
Sumber Jenis Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Instansi Instansi Instansi Penerima
Besaran Dampak Pengelolaan an Ling-
Dampak Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Pelaksana Pengawas Laporan
Lingkungan Hidup kungan
Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup

TAHAP PASCA OPERASI

Rehabilitasi Perubahan Terjadinya lahan Mengembalikan fungsi Lahan bekas Setelah selesai Pengamat-an Lahan bekas Tiga bulan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
lahan Pasca penggunaan kritis dan lahan sesuai dengan tapak dilaksanakannya langsung dan tapak setelah Geothermal menangani Terbarukan dan
pemboran sumur lahan peningkatan laju fungsi semula dengan pemboran pemboran sumur pengambilan pemboran pemboran Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
Eksplorasi Way erosi tanah melakukan rehabilitasi sumur eksplorasi sampel tanah sumur sumur Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
Panas lahan eksplorasi eksplorasi eksplorasi. Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
Pengelolaan instansi yang Menangani
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
(BPLHK) yaitu Dinas Kebersihan
dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (BPLHK)
Rehabilitasi flora Perubahan Peningkatan daya Mengembalikan Lahan bekas Setelah selesai Pengamat-an Lahan bekas Tiga bulan PT. Pertamina Instansi yang Direktorat Energy Baru
fauna pasca keanekaragam dukung keanekaragaman tapak dilaksana-kannya langsung dan tapak setelah Geothermal menangani Terbarukan dan
pemboran sumur an flora fauna keanekaragaman flora dan habitat pemboran pemboran sumur wawancara pemboran pemboran Energy. lingkungan hidup di Konservasi Energy
Eksplorasi Way flora dan fauna fauna dengan sumur eksplorasi dengan sumur sumur Kabupaten (EBTKE) dan BPLHD
Panas revegetasi tanaman eksplorasi masyarakat eksplorasi eksplorasi. Tanggamus yaitu Provinsi Lampung serta
dan pelestarian hewan Pengelolaan instansi yang Menangani
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup di
dan Kebersihan Kabupaten Tanggamus
(BPLHK) yaitu Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan
Kebersihan (BPLHK)

36
UKL-UPL Eksplorasi Sumur Panas Bumi 2014
PT.Pertamina Geothermal Energy

37

Anda mungkin juga menyukai