Perencanaan Pengelolaan
Kebencanaan
di Kota Cilegon TA 2022
OLEH: TIM PENYUSUN ANALISIS BENCANA INDUSTRIAL DI KOTA CILEGON
CILEGON, 8 DESEMBER 2022
Agenda
Pendahuluan
Metodologi
• Sasaran:
• Membangkitkan kembali dan meningkatkan (refreshment and
awareness) kesadaran mengenai potensi bencana industrial pada
seluruh OPD terkait dan kalangan industri di Kota Cilegon.
• Menyusun dokumen dasar guna dijadikan bahan kajian risiko bencana
industrial di Kota Cilegon yang nantinya akan diintegrasikan dalam
perbaikan menyeluruh dokumen Kajian Risiko Bencana Kota Cilegon
Banten 2021-2026.
Ruang Lingkup
• Focused Group Discussion (FGD):
• Peningkatan kembali kesadaran kebencanaan untuk masing-masing
OPD terkait dan perwakilan industri.
• Pengembangan dokumentasi dan draft awal peta jalan pengelolaan
bencana di Cilegon.
• Kuesioner:
• FGD penyusunan kuesioner bencana industrial bagi seluruh industri
yang ada di kawasan Cilegon, dengan melibatkan OPD terkait dan
perwakilan Zona.
• Penyebaran kuesioner kepada seluruh industri di Cilegon yang dikelola
memperhatikan kerahasiaan informasi.
• Pengembangan perkakas elektronik untuk mengolah seluruh data
kuesioner yang masuk, dan pengolahan data.
• Analisis dan pengkajian risiko bencana industrial.
Metode (Kuesioner)
• Sebagai model awal dalam mengevaluasi tingkat risiko (hazard, vulnerabilitas
dan kapasitas) industri dalam mengelola bencana industri.
• Hazard (H): indeks hazard kimia (1-7), jumlah yang digunakan dan kapasitas
maksimum, Gudang/tanki di Pabrik, dan Gudang/tanki di Pelabuhan.
• Vulnerabilitas (V): Jumlah SDM di Pabrik sehari-hari, Luasan Pabrik, Jarak ke
lingkungan penduduk, dan Riwayat kecelakaan pada lima tahun terakhir.
• Kapasitas (C): Pencegahan (sertifikat dan izin) atau Wewenang dan
Tanggung-jawab, sistem deteksi dan peringatan, perangkat
penanggulangan, penyadaran dan pelatihan kedaruratan.
• Risiko: R = H . V / C. Dihitung per pabrik, dirata-rata per Zona dan Rata-rata
keseluruhan
• Dilakukan kuantifikasi dan pembobotan, dengan normalisasi skor antara 0-4
(skor 4 sebagai sangat tinggi) untuk H, V, C, dan R.
• Dilakukan koreksi perhitungan hazard untuk Pabrik R5 dan R6, sehingga hasil yang didapat
menjadi lebih realistis, yaitu
Hazard: Tinggi; Vulnerabilitas; Sedang; Kapasitas: Sangat Tinggi.
Sehingga, Risiko secara umum di Zona-1 adalah Sedang.
Hasil dan Pembahasan:
Zona-2 Terkoreksi
• Walaupun risiko secara keseluruhan rendah, hazard dan kapasitas terutama pada Zona-I
dan Zona-3 perlu tetap selalu diperhatikan. Koordinasi OPD dengan kedua Zona perlu
terus dilakukan dan ditingkatkan.
• Hazard pelabuhan pada beberapa titik cukup tinggi dan memerlukan perhatian khusus.
• Pemukiman yang dekat dengan Zona -1, Zona-3 dan Pelabuhan (tertentu) merupakan
daerah dengan Vulnerabilitas tertinggi. Sehingga harus mendapat prioritas utama dalam
pembinaan.
Hasil dan Pembahasan: Topik-topik dari FGD
1. Perlunya peta jalan menuju “Cilengon Tangguh Bencana”;
• Dokumentasi kebijakan jangka menengah (Rencana Strategis,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) maupun
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, dengan
target Indeks Risiko Bencana yang realistis.
• Evaluasi dan survey bersama atas pelaksanaan berbagai
dokumen dan produk hukum serta revisi jika diperlukan.
• Pelatihan lapangan skala kota, untuk berbagai sektor maupun
secara terintegrasi.
• Identifikasi dan registrasi, inspeksi, pemeriksaan, perawatan
dan revitalisasi seluruh peralatan dan perlengkapan
kebencanaan, seperti: hidran, damkar, tenda standar dan RS
lapangan yang didukung penyediaan air bersih, sanitasi, listrik,
komunikasi dsb.
• Pembaharuan dan penetapan Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) berbasis pada Kajian Risiko Bencana (KRB)
yang terkini, serta Rencana Kontijensi (Renkon) yang
menyeluruh untuk semua potensi bencana, dengan mengacu
pada Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang sudah
terkini
Hasil dan Pembahasan: FGD
2. Upaya mitigasi bencana perlu dilanjutkan dengan:
• survei guna mengkaji dan meningkatkan kapasitas setiap Perangkat Daerah
terkait dalam mitigasi dan penanggulangan semua jenis bencana.
• melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat secara tepat sasaran,
dan survei guna mengukur tingkat kesadaran masyarakat atas semua
bencana yang mungkin mereka alami.
3. Tinjauan dan revitalisasi infrastruktur peringatan kebencanaan (sirene
besar) dan evakuasi (petunjuk, jalur dan fasilitas evakuasi), dinilai sebagai
salah satu kegiatan yang penting dan darurat untuk segera
dilaksanakan. Kerjasama dengan pihak industri melalui CSR adalah salah
satu kemungkinan.
4. Perlunya Pemkot Cilegon untuk terus bekerjasama dan mendukung
peningkatan kapasitas perguruan tinggi yang ada di Cilegon dalam
bidang kebencanaan, serta mengayomi berbagai komunitas, termasuk
Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)-Cilegon, agar “masyarakat
dapat memberdayakan masyarakat” dalam hal kebencanaan, bukan
hanya searah “pemerintah membantu masyarakat”.
Kesimpulan dan Saran: Hasil Kuesioner
• Metode perhitungan dan alatnya (Excel) telah memberikan gambaran
tingkat hazard, vulnerabilitas, kapasitas, dan risiko di tingkat pabrik, zona
dan kota secara cukup baik dan representatif, walaupun belum
memasukkan vulnerabilitas dan kapasitas masyarakat sekitar dan OPD.
• Risiko bencana industrial di Cilegon secara keseluruhan adalah rendah.
(Namun hal ini belum memperhitungkan vulnerabilitas dan kapasitas
masyarakat sekitar dan OPD).
• Hazard dan kapasitas terutama pada Zona-I dan Zona-3 perlu tetap selalu
diperhatikan. Koordinasi OPD dengan kedua Zona perlu terus dilakukan dan
ditingkatkan.
• Hazard pelabuhan pada beberapa titik cukup tinggi dan memerlukan perhatian
khusus.
• Pemukiman yang dekat dengan Zona -1, Zona-3 dan Pelabuhan
(tertentu) merupakan daerah dengan Vulnerabilitas tertinggi. Sehingga
harus mendapat prioritas utama dalam pembinaan.
• rencana tata ruang dan wilayah dapat ditinjau Kembali.
Kesimpulan dan Saran: FGD
• Berbagai upaya komunikasi dan koordinasi perlu terus diupayakan untuk
merencanakan kebijakan “Cilegon Tangguh Bencana”, yang dilengkapi dengan
peta jalan yang jelas dan terukur.
• Berbagai dokumen kebijakan seperti Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra), regulasi
kebencanaan, serta dokumen teknis seperti Kajian Risiko Bencana (KRB),
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Kontijensi (Renkon)
perlu ditinjau ulang dan diperbaiki agar harmonis dan mampu laksana dengan
berfokus pada agenda “Cilegon Tangguh Bencana”.
• Kegiatan-kegiatan pelatihan penangulangan bencana di berbagai sektor dapat
terus dilaksanakan guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
kebencanaan.
• Kemitraan antara Pemkot Cilegon dengan Industri yang ada di Cilegon perlu
terus dijaga dan ditingkatkan dalam upaya pengelolaan kebencanaan.
• Pemkot Cilegon untuk terus mengayomi Peruguruan Tinggi yang ada guna
mengembangkan upaya ilmiah dalam pengelolaan kebencanaan, dan juga
mengayomi kelompok-kelompok masyarakat, termasuk FPRB-Cilegon,
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
DALAM SISTEM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD Kota Cilegon Tahun 2021-2026:
Misi ke-5
Mewujudkan Masyarakat Berperadaban
• Tujuan : Peningkatan kualitas pembangunan dan kualitas hidup
masyarakat
• Sasaran : Terwujudnya Stabilitas pangan, ketangguhan bencana,
kondusivitas wilayah, kerukunan umat beragama dan nilai-nilai luhur
keagamaan
• Realisasi IRB Kota Cilegon Tahun 2021 : 125,15 point (dihitung dari Indeks
Ketahanan Daerah)
KESIMPULAN AKHIR
1.
2.
3.
4.
5.
KESIMPULAN AKHIR (2)
6.
Contoh peta jalan
Saran-saran dari industri:
BAPPEDA
• DRILL & EXERCISE: Latihan skala besar agar dilakukan secara berkala; Mohon dijadwal join drill zona 1, 2 dan 3;
Simulasi tanggap darurat lebih intensif dilakukan; Mohon agar dilakukan drill gabungan industri dgn pemerintah; Agar
dapat dilakukan Drill bersama; Simulasi drill kebencanaan tingkat kawasan kerjasama dgn BPBD.
• SARANA, PRASARANA & INFORMASI: Tinjau ulang zona evakuasi, rambu2 evakuasi; Mohon diupdate
peta jalur evakuasi, assembly point; Dibentuk Pusdatin Kebencanaan; Agar disiapkan fasilitas komunikasi antara industri
dgn BPBD; Adanya jalur komunikasi yg resmi antara industri dgn BPBD terkait informasi kebencaaan yg akurat; Agar
memberikan informasi mitigasi bencana; Drill dan latihan bersama; Agar dapat dilakukan Simulasi kedaruratan tanggap
bencana.
• SOSIALISASI & PENYADARAN: Sosialisasi keseragaman alarm; FGD kebencanaan agar dischedulekan dan
materi dikirim ke email, Agar memberikan asistensi kepada industri untuk membangun prosedur tanggap darurat; Agar
dapat dilakukan FGD kebencanaan secara rutin; Agar dapat dilakukan Sosialisasi kebencanaan; Agar dapat dilakukan
Sosialisasi kebencanaan.
• KERJASAMA & KOMUNIKASI: Agar selalu bersinergi; Perlunya ditingkatkan komunikasi dan koordinasi dgn
industri; Perlunya ditingkatkan komunikasi dan koordinasi dgn industri.
• PROSEDUR: Disiapkan prosedur bersama kebencanaan tingkat kota; SOP tanggap darurat harus ada; Agar dapat
disusun Prosedur kedaruratan bencana.
Saran-saran dari industri:
DAMKAR